Banyak yang bertanya kepada saya, Bagaimana contoh bekerja dengan orientasi akhirat?

dokumen-dokumen yang mirip
Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Tips dalam Memahami Ilmu

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Syarah Istighfar dan Taubat

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Adab-adab Yang Wajib di Dalam Puasa. Oleh : Abu Ukasyah

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

MUZARA'AH dan MUSAQAH

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

"Barangsiapa yang menjadikan semua tujuan menjadi satu, yaitu tujuan hari kembali, niscaya Allah I mencukupkan kepadanya semua tujuannya"

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

PUASA DI BULAN RAJAB

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Jagalah Lisan ك ب ع ا ي س ئ ىل

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Tips dalam Memahami Ilmu

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid الشيخ مد صالح ملنجد. Penterjemah: Pengaturan:

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Faidah Seputar Aqidah Dari Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Catatan Subuh: Demi Masa Depan Kita

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

OBAT PENAWAR HATI. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, - 1 -

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

IKHLAS BERIBADAH. B e r i l m u S e b e l u m B e r k a t a & B e r a m a l. Booklet Da wah

TEMA KAJIAN. 7. Penduduk surga dan neraka akan mendapatkan balasannya masing-masing

Mensyukuri Nikmat Al Quran

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

KEUTAMAAN MENGANDUNG

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

1. Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Mengutamakan Akhirat

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

APAKAH ORANG YANG MENDENGARKAN AL- QUR AN TANPA MEMAHAMI (ARTINYA) DIBERI PAHALA? هل يثاب من ستمع ىل القرآن دون أن يفهمه

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

TAKWA DAN KEUTAMAANNYA

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

Prof. Dr. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Keutamaan Bulan Ramadhan

BALASAN MEMENUHI JANJI DAN BAHAYA MELANGGARNYA جزاء الوفاء بالعهد وخطورة نقضه

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Konsisten dalam kebaikan

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Iman Kepada KITAB-KITAB

Awas! Jangan Dekati Zina

Makna Islam dan iman

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Tata Cara Sujud Tilawah

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahmaan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م

Bukti Cinta Kepada Nabi

Transkripsi:

Sukses Dunia Dan Akhirat Dalam sebuah seminar, seperti biasa, saya sharing tentang konsep bisnis berorientasi akhirat, dengan menjadikan akhirat sebagai tujuan utama saat kita berusaha. Yaitu, bukan mengejar cita-cita duniawi yang pendek, seperti punya mobil, punya rumah, perusahaan besar, dan seterusnya. Ini citacita yang terlalu pendek. Kita naikkan cita-cita kita ke akhirat. Jika selama ini, kita diajarkan sejak kecil untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit, maka sekalian saja naikkan cita-cita kita ke akhirat. Kenapa tidak? Toh dengan bercita-cita akhirat, maka Allah Ta ala akan membantu memudahkan urusan kita, akhirat dapat dan dunia pasti dapat. Sedangkan kalau cita-cita hanya dunia, maka khawatirnya kita hanya mendapat dunia, dan di akhirat kita menjadi orang yang rugi besar. Allah Ta ala berfirman, ن ص يب م ن الا خ ر ة ف ي ل ه و م ا م ن ه ا ن و ت ه الد ن ي ا ح ر ث ي ر يد ك ان و م ن ح ر ث ه ف ي ل ه ن ز د الا خ ر ة ح ر ث ي ر يد ك ان م ن Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat maka akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia maka akan Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada baginya suatu bagian pun di akhirat. (Qs. Asy-Syura: 20) و ا ب ق ى خ ي ر و الا خ ر ة.الد ن ي ا ال ح ي اة ت و ث ر ون ل Akan tetapi, kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (Qs. Al-A laa: 16 17) Banyak yang bertanya kepada saya, Bagaimana contoh bekerja dengan orientasi akhirat? Jawabannya banyak sekali: bekerja karena ingin menikah, karena ingin menafkahi keluarga, ingin membantu keluarga yang tidak mampu, ingin berhaji, ingin banyak bersedekah seperti si fulan, ingin membangun 100 rumah sakit Islam, ingin menyantuni satu juta anak yatim, dan seterusnya. Ada kisah menarik di zaman tabiut tabi in. Seorang ulama besar bernama Abdullah bin al-mubarak, seorang ulama ahli hadits sekaligus seorang pedagang yang berhasil. Beliau rahimahullah ditanya

oleh Fudhail bin Iyadh, Engkau selalu mengajari kami untuk zuhud terhadap dunia, tetapi aku lihat engkau sibuk berdagang di pasar-pasar. Abdullah bin al-mubarak menjawab bahwa dia bersemangat berdagang karena ingin menanggung nafkah ulama-ulama ahli hadits, agar para ulama tersebut tetap fokus mengajar ilmu hadits dan tidak sibuk bekerja. Alasannya, kalau mereka sibuk bekerja, mereka tidak lagi memiliki waktu yang cukup untuk mengajarkan hadits. (Kisah itu disebutkan oleh Imam adz-dzahabi dalam kitab Siyar A alam an-nubala, pada biografi Abdullah bin al-mubarak) Lihatlah betapa indahnya cita-cita ini, dan betapa Allah Ta ala membuktikan janjinya. Beliau rahimahullah justru sukses dalam berdagang, menjadi pengusaha kaya, namun tetap zuhud terhadap dunia, yaitu tidak meletakkan dunia di hatinya. Dunia hanya sarana, bukan tujuan. Beliau mengerti hakikat kehidupan dunia yang fana, dunia hanya wasilah untuk kebahagiaan akhirat. Contoh motivasi lain adalah seperti yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (yang artinya), Wajib atas setiap muslim untuk bersedekah. Dikatakan kepada beliau, Bagaimana bila ia tidak mampu? Beliau menjawab, Ia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia menghasilkan kemanfaatan untuk dirinya sendiri dan (dengannya ia dapat) bersedekah. (Muttafaqun alaih) Lihatlah, betapa motivasi untuk bekerja hanya karena ingin bersedekah, karena sedekah itu wajib. Sehingga, setelah para sahabat mendengar hadits ini, mereka langsung pergi ke pasar-pasar mencari kerja, meskipun sekadar menjadi kuli angkat barang di punggungnya, hanya untuk mendapatkan upah dan dengan upah itu mereka dapat bersedekah. Banyak dalil yang menerangkan janji-janji Allah Ta ala kepada orang-orang yang berorientasi akhirat, bahwa orang yang berorientasi akhirat akan sukses dunia dan akhiratnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), Sesungguhnya Allah Ta ala berfirman, Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepada-ku, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dadamu dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan, dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia).' (Hr. Ahmad, at-tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-hakim) Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), Barangsiapa yang menjadikan kegelisahan, kegundahan, cita-cita, dan tujuannya hanya satu, yaitu akhirat, maka Allah akan mencukupi semua keinginannya. Barangsiapa yang keinginan dan cita-citanya bercerai-berai kepada keadaan-keadaan dunia, materi duniawi, yang dipikirkan hanya itu saja, maka Allah tidak akan peduli di lembah mana dia binasa. (Hr. Ibnu Majah; sanadnya hasan)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), Barangsiapa yang obsesinya adalah akhirat, tujuannya akhirat, niatnya akhirat, cita-citanya akhirat, maka dia mendapatkan tiga perkara: Allah menjadikan kecukupan di hatinya, Allah mengumpulkan urusannya, dan dunia datang kepada dia dalam keadaan dunia itu hina. Barangsiapa yang obsesinya adalah dunia, tujuannya dunia, niatnya dunia, cita-citanya dunia, maka dia mendapatkan tiga perkara: Allah menjadikan kemelaratan ada di depan matanya, Allah mencerai-beraikan urusannya, dan dunia tidak datang kecuali yang ditakdirkan untuk dia saja. (Hr. At-Tirmidzi dan lain-lain; hadits shahih) Nah, masihkah kita ragu dengan janji-janji Allah Ta ala di atas? Apakah itu cuma dongeng di siang bolong? Siapakah yang paling mampu menepati janjinya? Sungguh sayang, banyak dari kita yang masih ragu dengan janji-janji Allah Ta ala, dan ikut yakin dengan pameo ini, Zaman ini zaman edan, kalau tidak ikut arus, bagaimana kita bisa dapat rezeki?, atau Yang haram saja susah, apalagi yang halal. Maka, jadilah suap-menyuap menjadi keseharian kita, tanpa ada lagi beban, tanpa merasa berdosa, berdusta saat jual-beli menjadi hal yang wajar, dan seterusnya. Bagaimana mungkin karunia Allah Ta ala, berupa rezeki, dapat diraih dengan maksiat? Mungkin rezeki itu akan didapat, tetapi rezeki itu tidak akan memiliki berkah. Justru, rezeki tersebut akan membawa petaka, istri dibawa lari orang, anak berzina, kita sendiri terkena penyakit strok dan merana seorang diri di rumah sakit jiwa. Akhir yang buruk, yang tidak satu pun dari kita menginginkannya. Perhatikan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berikut ini, Janganlah kamu merasa bahwa rezekimu datangnya terlambat, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan meninggal, hingga telah datang kepadanya rezeki terakhir (yang telah ditentukan) untuknya. Maka, tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram. (Hr. Abdur Razaq, Ibnu Hibban, dan al-hakim) Sesungguhnya, Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu, hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencarianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah, karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-nya. (Hr. Abu Dzar dan al-hakim) Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan carilah nafkah dengan cara yang baik, karena sesungguhnya seseorang sekali-kali tidak akan meninggal dunia sebelum rezekinya disempurnakan, sekalipun rezekinya terlambat (datang) kepadanya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik, ambillah yang halal dan tinggalkanlah yang haram. (Hadits shahih, Shahih Ibnu Majah no. 1743 dan Ibnu Majah II: 725 no. 214)

Hendaklah kita perhatikan hadits-hadits di atas. Kita diperintahkan untuk berusaha, bersungguhsungguh, bekerja, memperbaiki mata pencarian, meninggalkan yang haram, dan kita diperintahkan untuk bertakwa. Rezeki yang ada di langit (dari Allah) bukan dicari dengan cara maksiat kepada-nya. Namun, kita diperintahkan untuk bersungguh-sungguh bekerja, memperbaiki cara mencari rezeki, dan bertakwa. Ada satu pengalaman pribadi yang menarik, sebagai pembuktian hadits-hadits di atas, yaitu bahwa seseorang tidak akan mati hingga seluruh rezekinya diterima. Kejadiannya terjadi pada ayah saya, yaitu setelah operasi jantung beliau mengalami komplikasi, dan sempat dirawat di ruang ICU selama 30 hari. Beliau sempat berada dalam kondisi koma selama 2 minggu, setelah itu sadar dan meminta es krim. Dokter mengizinkan saya untuk memberikan es krim tersebut. Setelah habis dimakannya, beliau koma lagi selama dua hari, dan akhirnya meninggal dunia. Kalau diilustrasikan secara sederhana dari kejadian ini, seolah-olah para malaikat menginventaris kembali rezeki yang harus diterima ayah saya, ternyata ada satu yang tertinggal, yaitu es krim. Maka, ayah saya dibangunkan, diberi es krim, kemudian nyawanya dicabut setelah seluruh rezekinya diterima. Benar sekali, seseorang tidak akan mati sebelum rezekinya dia terima dengan sempurna. Kejadian ini membuat saya bertambah yakin dengan firman Allah Ta ala dan sabda Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam di atas. Masih ada lagi yang bertanya, Untuk apa kita berusaha kalau rezeki sudah ditentukan? Jangankan kita, para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun bertanya hal yang sama. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu menceritakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, Setiap kalian telah ditulis tempat duduknya di surga atau di neraka. Maka ada seseorang dari suatu kaum yang berkata, Kalau begitu, kami bersandar saja (tidak beramal, pent), wahai Rasulullah? Maka, beliau pun menjawab, Jangan demikian. Beramallah kalian, karena setiap orang akan dimudahkan. Kemudian, beliau membaca firman Allah, Adapun orang-orang yang mau berderma dan bertakwa, serta membenarkan al-husna (surga), maka kami siapkan baginya jalan yang mudah. (Qs. al-lail: 5-7). (Hr. Bukhari dan Muslim) Inilah nasihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada kita, untuk tidak bertopang dagu, serta supaya senantiasa bersemangat dalam beramal dan tidak menjadikan takdir sebagai dalih untuk

bermaksiat dan bermalas-malasan. Kita pasti akan dimudahkan menuju takdir kita, selama kita mengikuti firman Allah Ta ala dalam surat al-lail ayat 5 hingga 7 tersebut. Terakhir, marilah kita renungkan firman Allah Ta ala berikut ini, ي ع م ل ون ك ان وا م ا ب ا ح س ن ا ج ر ه م و ل ن ج ز ي ن ه م ط ي ب ة ح ي اة ف ل ن ح ي ي ن ه م و م ن و ه و ا نث ى ا و ذ ك ر م ن ص ال حا ع م ل م ن Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Qs. An-Nahl: 97) Lihatlah, bahwa jika kita ingin hidup bahagia dengan mendapatkan semua kebaikan (karena ayat tersebut tidak membatasi kebaikan apa, maka ulama menerangkan bahwa yang dimaksud adalah semua kebaikan, baik rezeki, kebahagiaan, ketenangan jiwa, dan lain-lain), maka caranya adalah dengan beramal shalih, dalam keadaan beriman. Bagaimana kita bisa beriman dan beramal shalih? Mari kita pelajari al-quran dan mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan pemahaman yang benar. Insya Allah kita akan selamat. Wallahu a alam. *** Penulis: Fadil Basymeleh - owner Zahir Accounting Sumber: http://pengusahamuslim.com/sukses-dunia-dan-akhirat/