BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran pada siswa dapat terarah dengan baik (Mulyasa, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. diperoleh melalui kegiatan ilmiah yang disebut metode ilmiah (Depdiknas,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM COOPERATIF LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran biologi adalah adanya miskonsepsi. Miskonsepsi muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembelajaran di mana peserta didik (siswa)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fatia Indrianti,2014

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan sikap atau nilai (Toharudin, dkk., 2011:179). pemecahan masalah belajar dan kesulitan dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan karena dianggap sebagai alat pengubah taraf hidup manusia dari

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. siswa Indonesia mampu hidup menapak di buminya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan pesatnya. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan itu terjadi

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan gambaran majunya. peradaban suatu bangsa. Perkembangan IPTEK sekarang ini merambah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

PENERAPAN METODE PEER INSTRUCTION

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip sains yang hanya terdapat dalam buku pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan pada semua sektor kehidupan. Perbaikan dibidang pendidikan dianggap

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan

BAB I PENDAHULUAN. sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, et al dalam Warsita, 2008:62). Belajar dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pembelajaran yang berlangsung. Peranan guru dalam bidang pendidikan. mendapatkan perhatian dari penanggung jawab pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang di miliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia, dengan kata

ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

I. PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. (Tood & Murphy (2003) menyatakan bahwa Bioteknologi merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dampak semakin kompleksnya problematika yang dihadapi oleh manusia.

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan alam yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi sekolah, Jumlah seluruh kelas VII di SMP Negeri 20

BAB I PENDAHULUAN. hasil yang optimal dalam menciptakan lulusan-lulusan. menempatkan siswa sebagai pusat pelaksanaan pembelajaran di kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendapatkan perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet, dan topik-topik

I. PENDAHULUAN. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Hasil Belajar Hasil Belajar IPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar LAKSANA NIM : A

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. siswa untuk berfikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lidia Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkaitan dengan pendidikan, pemerintah merintis KTSP (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menghadapi perkembangan zaman dan informasi diperlukan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

27. peristiwa mutasi; 28. evolusi dan asal-usul kehidupan; 29. usaha manusia dalam meningkatkan produksi pangan; 30. bioteknologi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan dan proses, agar sejalan dengan perkembangan

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. siswa ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang dan berlangsung seumur hidup. Belajar tidak dapat berlangsung dengan sendirinya tanpa adanya faktor luar yang dapat menunjang agar proses belajar dapat terjadi. Oleh sebab itu, perlu disusun suatu sarana terstruktur agar pembelajaran pada siswa dapat terarah dengan baik (Mulyasa, 2007). Pembelajaran yang menarik merupakan idaman bagi setiap guru dan siswa. Salah satu hal yang perlu disiapkan agar pembelajaran menjadi hal yang menarik/menyenangkan adalah adanya kegiatan di kelas yang dilengkapi dengan fasilitas belajar mengajar yang memadai. Sarana belajar siswa pun harus dipersiapkan salah satunya yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran agar mempermudah terhadap pemahaman materi pelajaran yang didapat. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Depdiknas, 2004). Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu peserta didik juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan (Prastowo, 2011). Menurut Jasmito et al (2013) yang telah melakukan analisis LKS tingkat SMP mengatakan LKS yang ditemukannya tidak memiliki tujuan pembelajaran

yang jelas sehingga dapat berpengaruh terhadap kualitas dari materi, tugas, dan evaluasi sedangkan menurut Widjajanti (2008) LKS itu harus memberikan stimulus terhadap tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kenyataan di lapangan, LKS yang dimiliki siswa yang dibeli dari penerbit juga memiliki kekurangan yaitu hanya berisi uraian materi secara ringkas dan soal-soal yang belum menuntut siswa untuk berpikir sistematis, hal ini juga sejalan dengan wawancara yang saya lakukan dengan guru Biologi di SMP Muhammadiyah 1, guru tersebut mengatakan bahwa LKS sangat jarang digunakan dalam pembelajaran karena isinya yang tidak memadai untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan hanya digunakan untuk remedi ketika hasil belajar siswa tidak tuntas pada suatu materi. Dari observasi saya di lapangan juga banyak beredar LKS yang umumnya berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap topik. Bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan. Hal itu sebenarnya bukan LKS, tetapi merupakan lembar penilaian. LKS semacam itu tidak melatih siswa melakukan proses penyelidikan sebaliknya hanya berupa latihan soal. LKS tersebut berbeda jauh dengan lembar kerja siswa sesungguhnya yang berisi panduan kegiatan eksplorasi. Dengan LKS yang berkualitas yang berisi kegiatan eksplorasi, siswa dapat menemukan suasana dan sumber belajar yang baru, menurut Setiawan dkk (2013) LKS yang berkualitas juga dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa serta dapat menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Menurut Gani (2008) kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar siswa.

Pemahaman konsep dan prinsip sangat penting dalam pembelajaran Biologi. Menerapkan konsep yang merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi merupakan tujuan pendidikan sains yang penting. Dengan konsep-konsep yang dimilikinya siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dalam memecahkan masalah, mengambil suatu keputusan dan menghargai alam namun dalam kegiatan pembelajaran, seringkali siswa sulit menangkap materi yang disampaikan oleh guru sehingga sering terjadi miskonsepsi. Oleh karena itu sumber belajar yang digunakan harus dapat memberikan konsep yang dapat diterima siswa sehingga melibatkan siswa dalam pembelajaran bermakna sesuai menurut penelitian Aryulina (2009) bahwa pemahaman konsep siswa lebih tertanam kuat jika siswa aktif dalam belajarnya termasuk menemukan konsep. Menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada materi kelas IX semester 2 yaitu pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi siswa mengalami miskonsepsi yaitu pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah. Menurut Riandari (2013) bahwa prestasi belajar siswa pada materi Kelangsungan Hidup Organisme sebelum ada perlakuan yaitu sebesar 21,4%. Contoh miskonsepsi pada materi kelangsungan hidup organisme adalah siswa sering salah konsep dalam hal perkembangbiakan vegetatif buatan dan perkembangbiakan generatif. Menurut Macin (2012) bahwa siswa mengalami kesulitan sebesar 100% pada materi bioteknologi dan presentase siswa sebesar 84% mengatakan penyebab

kesulitannya yaitu faktor materi yang terlalu tinggi dan factor miskonsepsi yang terjadi pada siswa pada materi bioteknologi sebesar 59,64%, miskonsepsinya terletak pada konsep-konsep abstrak seperti teknik kultur jaringan, bayi tabung serta rekayasa genetika. Berdasarkan penelitian Purwianingsih dkk (2009) menunjukkan secara umum guru belum memahami secara mendalam dasar-dasar pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjelaskan materi bioteknologi sekaligus menemukan cara pembelajaran yang tepat, kesulitan memperoleh sumber bahan ajar yang memadai, terutama bahan ajar bersifat up to date, sebagai bekal mempelajari sumber-sumber bahan ajar bioteknologi. Sedangkan pada materi pewarisan sifat menurut Novitasari dkk (2013) bahwa materi pewarisan sifat terdapat beberapa konsep yang mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena kompleks dan rumit. Disamping itu, dengan kesulitan materi pewarisan sifat yang cukup tinggi dari penelitian Hidayat dkk (2009) bahwa pembelajaran genetika masih didominasi dengan metode ceramah sehingga hanya terjadi transfer pengetahuan, pembelajaran belum banyak menggunakan multi metode, multi media, multi sumber belajar maupun multi modul pembelajaran sebagai bagian dari pemberian layanan yang memperhatikan proses belaja siswa. Akibatnya, respon, inisiatif maupun interaksi antara guru dengan siswa dalam pembelajaran masih sangat rendah. Menurut Soeleman dkk (2009) bahwa pembelajaan materi pewarisan sifat dengan cara bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Untuk itu diperlukan LKS yang dapat mengatasi masalah tersebut terutama membantu siswa memahami materi pewarisan sifat. Hal ini dapat

berakibat pada pemahaman yang salah tentang konsep genetika atau terjadi miskonsepsi pada materi genetika (Nusantari, 2011). Jenis-jenis miskonsepsi yang ditemukan yaitu kesalahan pada definisi, salah memahami soal bergambar, dan salah dalam membedakan antar konsep. Faktor penyebab miskonsepsi siswa lebih besar terjadi disebabkan oleh siswa itu sendiri (Maulidi, 2014). Menurut Nusantari (2011) miskonsepsi juga dapat disebabkan dari bahan ajar yang digunakan siswa. Konsep yang mengalami miskonsepsi ditemukan peneliti pada konsep arti dan ruang lingkup genetika; meteri genetik: gen, DNA, dan kromosom; dan mekanisme pewarisan sifat. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, Silvia dkk (2013) telah membuktikan bahwa ketuntasan belajar pada siswa dapat tercapai dengan baik dikarenakan peserta didik telah menguasai konsep yang telah ditemukan secara mandiri dalam pembelajaran menggunakan LKS. Hasil penelitiannya diperoleh bahwa ketuntasan belajar peserta didik sebesar 83%. Jika miskonsepsi telah dialami oleh siswa maka miskonsepsi tersebut akan terus berlanjut dan akan berpengaruh terhadap pembentukan konsep baru. Jika dibiarkan begitu saja maka konsep-konsep itu akan tertanam di dalam diri siswa dan akan berpengaruh pada perolehan konsep pada tingkat yang lebih tinggi (Suri, 2013). Oleh karena itu, hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan baik jika diberikan penanganan lebih dini, sehingga dirasa sangat perlu dalam memberikan solusi terhadap permasalahan ini pada tingkat SMP sehingga siswa dapat memahami konsep awal yang akan menjadi bekalnya untuk pembelajaran selanjutnya.

1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut: (1) LKS tingkat SMP masih belum mencukupi dan jauh dari kondisi LKS sesungguhnya (2) LKS sangat jarang digunakan dalam pembelajaran karena isinya yang tidak memadai untuk digunakan dalam proses pembelajaran (3) Siswa sulit menangkap materi sehingga sering terjadi miskonsepsi yang bersumber dari bahan ajar yang digunakan oleh siswa dan (4) guru kesulitan memperoleh sumber bahan ajar yang memadai. 1.3. Batasan Masalah Penelitian pengembangan ini dibatasi pada beberapa masalah yaitu: 1. Pengembangan LKS berbasis pendekatan konsep sebagai sumber belajar Biologi pada materi kelas IX semester II. 2. Penelitian ini dilakukan sampai uji coba kelompok terbatas. 3. Uji coba produk penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS berbasis pendekatan konsep sebagai sumber belajar siswa. 4. Uji coba produk penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap LKS berbasis pendekatan konsep. 1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II layak diterapkan dalam pembelajaran biologi di SMP pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi? 2. Bagaimanakah penilaian guru terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi? 3. Bagaimanakah penilaian siswa terhadap LKS Berbasis Pendekatan Konsep pada Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Untuk memperoleh LKS berbasis pendekatan konsep yang layak untuk Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi. 2. Untuk mengetahui penilaian guru terhadap LKS berbasis pendekatan konsep Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi. 3. Untuk mengetahui penilaian siswa terhadap LKS berbasis pendekatan konsep Kelas IX Semester II pada pokok bahasan kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat dan bioteknologi

1.6. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis penelitian ini antara lain: (1) Bagi pembaca, menambah dan mengembangkan wawasan keilmuan yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran berupa LKS (2) Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran biologi di sekolah yang bersangkutan dan (3) Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, menjadi tambahan pustaka terhadap wacana pendidikan di Indonesia. Manfaat Praktik dari penelitian ini adalah (1) Bagi guru, dapat menjadi alternatif sebagai media pembelajaran biologi untuk meningkatkan motivasi siswa (2) Bagi siswa, dapat memiliki sumber belajar yang baik dalam memahami dan (3) peneliti lain, sebagai acuan untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan LKS Kelas IX Semester II. 1.7. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah LKS Kelas IX Semester 2 berbasis pendekatan konsep yang sudah valid dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi Kelas IX Semester II.