BAB I PENDAHULUAN. perceraian. Selanjutnya persoalan yang terjadi di Indonesia telah diatur bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. semua mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seperti firman Allah

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memang diciptakan Allah SWT. untuk berpasang-pasangan antara

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan yang tertuang dalam Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam bahwasannya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. menambah istri yang lebih muda yakni 9 dan 7 tahun, bocah ingusan yang masih duduk di sekolah dasar itu.

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah tertuang dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974 jo. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang Perkawinan.

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PUTUSAN PA SURABAYA OLEH PTA SURABAYA

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

PENETAPAN NOMOR XXXX/Pdt.P/2016/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

H}AD}A>NAH ANAK BELUM MUMAYYIZ KEPADA AYAH

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. ini, tentu memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap segala aspek. bioskop, entah itu film anak, remaja atau dewasa.

Hadits-hadits Shohih Tentang

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB III PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM PUTUSAN NOMOR: 0151/Pdt.G/2014/PA.Mlg

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ب س م الل ه ال رح م ن ال رح ي م

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Hutang Piutang Dalam Konsep Hadis Rasulullah saw

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB III DATA PENELITIAN TENTANG PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA NOMOR 340/PDT.G/2010. A. Keberadaan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN NAFKAH ANAK ATAS DASAR EX AEQUO ET BONO DALAM STUDI PUTUSAN No.1735/Pdt.G/2013/PA.

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

JUAL-BELI SISTEM DROPSHIPPING

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah


Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENOLAKAN HAK ASUH ANAK DI PA.MOJOKERTO DALAM PUTUSAN NOMOR 1298/PDT.G/2014/PA.Mr

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia.

SALINAN PENETAPAN Nomor : XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan salah satu ibadah yang dapat mencakup hablu min Allâh dan

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

ب س م الله ال رح م ن ال رح ی م

BAB I PENDAHULUAN. Daya Dan Lingkungan Pereira. (Kanisius: Yogyakarta. 2003), Hal 5. 1 Hefni Effendi, Telaah Kualitas Air 8agi Pengelolaan Sumber

ب س م ال رح م ن ال رح ی م

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mengajarkan betapa pentingnya arti suatu keluarga yang diawali dengan perkawinan. Perkawinan merupakan pondasi awal membentuk suatu keluarga yang harmonis namun jika pondasi itu rusak dan tidak bisa dipertahankan, Islam juga memberikan solusi terakhir dan terbaik yang harus ditempuh yakni dengan jalan talak. Talak merupakan perkara yang halal namun dibenci oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW., sebagai berikut: ح د ث ن ا ك ث ير ب ن ع ب ي د ح د ث ن ا م ح م د ب ن خ ال د ع ن م ع ر ف ب ن و اص ل ع ن م ح ار ب ب ن د ث ار ع ن اب ن ع م ر ع ن الن ب ي ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م ق ال أ ب غ ض ال ح ل ل إ ل ى الل ه ت ع ال ى الط ل ق Artinya: Telah menceritakan kepada kami Katsir bin 'Ubaid, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid dari Mu'arrif bin Washil dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Perkara halal yang paling Allah benci adalah perceraian." (HR. Abu Daud). 1 Dari hadis di atas, talak dalam Islam diperinci lagi dengan adanya rukun dan syarat yang harus dipenuhi bagi setiap pasangan yang melakukan perceraian. Selanjutnya persoalan yang terjadi di Indonesia telah diatur bahwa setiap pasangan suami istri yang ingin melakukan perceraian atau talak dapat mengajukan permohonan atau gugatannya ke Pengadilan Agama. Dalam 1 HR. Abu Daud. Lihat Hafizh Al Munzdiry, Tarjamah Sunan Abi Daud, alih bahasa H. Bey Arifin dan A. Syinqithy Djamaluddin, Semarang: Asy-Syifa, 1992, h. 87-88. 1

2 Undang-undang No. 7 Tahun 1989 j.o. No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama Pasal 49 bahwa dalam praktiknya Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf dan sedekah. Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, menyatakan bahwa perkawinan hanya dapat putus karena kematian, perceraian, dan atas Keputusan Pengadilan. 2 Akan tetapi, peraturan perundang-undangan tersebut sepertinya bertentangan dengan aturan Islam bahwa talak bisa dilakukan kapan dan dimana saja, baik ada saksi atau tidak, baik ada alasan atau tidak, talak yang dijatuhkan hukumnya sah. 3 Selanjutnya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa talak di luar pengadilan hukumnya sah dengan syarat ada alasan syar i yang kebenarannya dapat dibuktikan di Pengadilan. 4 Dari gambaran normatif di atas dihubungkan dengan realita sebagian masyarakat terkait dengan maraknya fenomena talak di bawah tangan oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah di Kota Palangka Raya, dalam hal ini pasangan suami istri masih ada yang melakukan perceraian tanpa melalui 2 Lihat Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 38 dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 113. 3 Lihat M. Anshary, Hukum Perkawinan di Indonesia: Masalah-masalah Krusial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 77. 4 Lihat Desastian, Keputusan Ijtima Ulama: Talak Di Luar Pengadilan Sah Hukumnya, Http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2012/07/04/19756/keputusanijtima-ulama-talak-di-luar-pengadilan-sah-hukumnya/#sthash.wS1wLB0W.dpbs, diakses pada tanggal 07 Juni 2014 pukul 10.10 WIB.

3 Pengadilan Agama, fenomena tersebut penulis ungkapkan berdasarkan data yang ditemukan di lapangan terhadap dua orang berinisial AI dan HI. Kasus pertama, AI (Umur 15 tahun) merupakan warga Kota Palangka Raya yang menikah disebabkan hutang ayahnya terhadap seorang laki-laki yang sekarang menjadi suaminya, dalam prosesnya nikah berlangsung melalui Kantor Urusan Agama. Namun mengingat perkawinan yang terjadi disebabkan oleh utang piutang sebagaimana diuraikan di atas, maka usia pernikahan tidak berlangsung lama, dimana kronologisnya istri (AI) melarikan diri dari tempat tinggal orang tuanya tanpa melakukan cerai dengan suaminya melalui proses persidangan di Pengadilan Agama karena traumatik berat melihat orang tuanya sendiri juga melakukan perkawinan dan talak di bawah tangan yang berulang-ulang hingga 9 (sembilan) kali, akhirnya psikologi anaknya pun (AI) juga cenderung mengikuti jejak ayahnya. AI setelah melakukan perceraian dengan suaminya yang pertama juga melakukan nikah dan talak di bawah tangan hingga 4 (empat) kali dan ketika istri (AI) menikah di bawah tangan dengan suaminya yang keempat mereka tetap mendapatkan buku nikah sehingga tidak menimbulkan kecurigaan oleh warga sekitar. Dan terakhir AI menikah dengan salah satu oknum polisi yang juga statusnya masih dipertanyakan karena mereka menikah di bawah tangan hingga sekarang pihak AI masih tinggal bersama dengan suami yang kelima di Sulawesi. 5 5 Wawancara dengan MA di Palangka Raya, 15 Juli 2014.

4 Kasus kedua, HI merupakan seorang wanita yang lulus dari salah satu SMP di Kota Palangka Raya, HI melangsungkan pernikahan di bawah tangan dengan seorang jejaka tua karena faktor ekonomi dan melakukan perceraian di bawah tangan karena jejaka tersebut impoten. Setelah cerai dengan suami pertama, HI melangsungkan pernikahan kembali di Kantor Urusan Agama dengan suaminya yang kedua. HI mengaku bahwa dirinya masih perawan dan belum pernah melakukan perkawinan sebelumnya, hal ini tidak menimbulkan kecurigaan dari pengurus Kantor Urusan Agama karena didukung oleh perawakan yang memang masih muda dan belum pernah melahirkan. Namun karena suaminya yang kedua merasa ditipu oleh istrinya (HI) yang mengaku bahwa dirinya masih perawan, suaminya selingkuh dengan wanita lain dan hal ini menyebabkan perceraian di luar Pengadilan Agama kembali terjadi walaupun istrinya (HI) telah memiliki 1 (satu) anak yang dihasilkan dari pernikahan dengan suaminya yang kedua. 6 Dari gambaran dua kasus di atas, peneliti jadikan sebagai contoh konkret yang dikembangkan dalam penelitian terhadap pasangan suami istri yang telah melakukan talak di bawah tangan di kota Palangka Raya. Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, tidak ada satu pun yang menyebutkan fungsi dan tugas hakim khususnya di lingkungan perdata untuk menangani kasus talak di bawah tangan ini. Namun, peneliti menghubungkan dengan peran hakim Pengadilan Agama Palangka Raya terhadap talak di bawah tangan yang terjadi di masyarakat dengan cara melakukan wawancara 6 Wawancara dengan NS di Palangka Raya, 15 Juli 2014.

5 terkait dengan upaya yang telah dilakukan oleh lembaga tersebut dalam mencegah talak di bawah tangan di kota Palangka Raya. Berdasarkan latar belakang fenomena di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang dirumuskan dengan judul PERAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MENCEGAH TALAK DI BAWAH TANGAN DI KOTA PALANGKA RAYA. B. Penelitian Terdahulu Ada beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian mengenai kasus talak, namun yang penulis cantumkan dalam penelitian terdahulu ini hanya 3 (tiga) dari beberapa penelitian lain yang menurut penulis ada kaitannya dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis. Penelitian terdahulu dari penelitian ini pernah dilakukan oleh Mahasiswa S-1 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 2009 bernama Defrianto dengan judul Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Talak di Luar Pengadilan Agama (Studi di Jorong Sitiung Kenagarian Sitiung Kec. Sitiung Kab. Dharmasyara). 7 Peneliti ini memfokuskan pada faktor utama yang menyebabkan terjadinya perceraian di luar Pengadilan Agama di Jorong Sitiung Kenagarian Sitiung Kec. Sitiung Kab. Dharmasraya dan pandangan tokoh masyarakat Jorong Sitiung terhadap talak di luar Pengadilan Agama. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor penyebab 7 Lihat Defrianto, Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Talak di Luar Pengadilan Agama (Studi di Jorong Sitiung Kenagarian Sitiung Kec. Sitiung Kab. Dharmasyara), Skripsi, Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009, Http://digilib.uin-suka.ac.id/3096/1/BAB%20I,V.pdf, diakses pada tanggal 04 Juni 2014 pukul 10.02 WIB.

6 terjadinya talak di luar Pengadilan Agama di Jorong Sitiung adalah kurangnya informasi yang didapat oleh masyarakat tentang perlunya melakukan perceraian di depan sidang Pengadilan Agama, perceraian hanya dilakukan oleh para tokoh adat dan tokoh agama sekaligus mereka memvalid-asi akan terjadinya peceraian, dikarenakan jauhnya Pengadilan Agama dari kampung mereka, sehingga mempersulit mereka untuk datang ke Pengadilan Agama. Untuk melakukan perceraian di Pengadilan membutuhkan biaya sedangkan masyarakat Jorong Sitiung tidak mempunyai biaya untuk melakukan perceraian di Pengadilan Agama. Pengaturan dalam hukum positif bahwa talak harus dilakukan di Pengadilan Agama oleh tokoh masyarakat Jorong Sitiung dipandang hanya untuk melegalkan perceraian menurut hukum negara saja dengan mendapatkan akta perceraian. Namun ada juga tokoh masyarakat terutama para cendikiawan yang menganggap perlunya perceraian dilakukan di Pengadilan Agama namun mereka tetap menganggap sah perceraian tersebut walaupun tidak dilakukan di Pengadilan Agama. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mahasiswa S-1 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga angkatan 2012 bernama Mazid Rahman dengan judul Persepsi Masyarakat Atas Peran Pengadilan Agama dalam Perkara Perceraian (Studi Kasus Atas Talak Siri Oleh Masyarakat Ledok, Argomulyo, Salatiga). 8 Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui sampai mana 8 Lihat Mazid Rahman, Persepsi Masyarakat Atas Peran Pengadilan Agama dalam Perkara Perceraian (Studi Kasus Atas Talak Siri Oleh Masyarakat Ledok, Argomulyo, Salatiga), Skripsi, Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2012,

7 pemahaman masyarakat tentang peran Pengadilan Agama dalam perkara perceraian. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas konsep talak masyarakat Ledok adalah mengikuti hukum Islam, dan mayoritas masyarakat Ledok mengatakan Pengadilan Agama berfungsi sebagai pelegalan perceraian yang dilakukan menurut cara mereka sendiri. Hukum talak siri yang dilakukan masyarakat Ledok pada fikih adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum, begitu pula pada hukum adat, sedangkan pada hukum positif hukum talak siri adalah tidak sah, tidak diakui dan tidak memiliki kekuatan hukum. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah dalam jurnalnya dengan judul Kewenangan Pengadilan Agama Dalam Penjatuhan Talak Di Bawah Tangan Berdasarkan Hukum Islam Dikaitkan Dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. 9 Penelitian ini merupakan upaya untuk memperoleh kepastian mengenai status dan kedudukan talak di bawah tangan berdasarkan Hukum Islam dikaitkan dengan Undang-undang Perkawinan dan Undang-undang Peradilan Agama serta menganalisis dan menentukan Http://eprints.stainsalatiga.ac.id/486/1/PERSEPSI%20MASYARAKAT%20ATAS%20PER AN%20PENGADILAN%20AGAMA%20DALAM%20PERKARA%20PERCERAIAN%20 %20STAN%20SALATIGA.pdf, diakses pada tanggal 04 Juni 2014 pukul 10.02 WIB. 9 Lihat Fatimah, Kewenangan Pengadilan Agama Dalam Penjatuhan Talak Di Bawah Tangan Berdasarkan Hukum Islam Dikaitkan Dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Jurnal, Bandung: Universitas Padjadjaran, 2013, Http://fh.unpad.ac.id/repo/2013/03/kewenanganpengadilan-agama-dalam penjatuhan-talak-di-bawah-tangan-berdasarkan-hukum-islamdikaitkan-dengan-undang-undang-nomor-1-tahun-1974-tentang-perkawinan-dan-undangundang-no/, diakses pada tanggal 04 Juni 2014 pukul 10.02 WIB.

8 kewenangan Pengadilan Agama dalam memutus persengketaan pada talak di bawah tangan berdasarkan Undang-undang Perkawinan dan Undang-undang Peradilan Agama. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan pertama yaitu status dan kedudukan talak di bawah tangan berdasarkan Hukum Islam adalah sah, sedangkan di dalam hukum positif talak di bawah tangan hukumnya tidak sah. Pengaturan talak dalam hukum Islam tidak dapat diterapkan apabila terdapat perbedaan dengan hukum positif, dan oleh karenanya agar terdapat kepastian hukum, maka masyarakat harus mengikuti hukum positif. Kesimpulan kedua yaitu kewenangan Pengadilan Agama ketika terjadi talak di bawah tangan yang kemudian diajukan ke Pengadilan yaitu untuk memeriksa perkara tersebut dari awal, bukan mengesahkan perceraian tersebut secara hukum. Berikut tabel yang menjelaskan mengenai hal tersebut: Tabel 1 Perbedaan dan Persamaan Serta Kedudukan Penelitian Penulis NO. Nama, Judul, Tahun dan Jenis Penelitian 1. Defrianto, Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Talak di Luar Pengadilan Agama (Studi di Jorong Sitiung Kenagarian Sitiung Kec. Sitiung Kab. Dharmasyara), 2009, penelitian lapangan (field research)/ penelitian kualitatif. Persamaan Talak di Bawah Tangan/ Talak di Luar Pengadilan Agama Perbedaan dan Kedudukan Penulis Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Talak di Luar Pengadilan Agama (Studi di Jorong Sitiung Kenagarian Sitiung Kec. Sitiung Kab. Dharmasyara) sedangkan penulis mengenai peran hakim Pengadilan

9 2. Mazid Rahman, Persepsi Masyarakat Atas Peran Pengadilan Agama dalam Perkara Perceraian (Studi Kasus Atas Talak Siri Oleh Masyarakat Ledok, Argomulyo, Salatiga), 2012, penelitian lapangan (field research)/ penelitian kualitatif. 3. Fatimah, Kewenangan Pengadilan Agama Dalam Penjatuhan Talak Di Bawah Tangan Berdasarkan Hukum Islam Dikaitkan Dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, 2013, penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan metode pendekatan yuridis normatif dan dengan metode analisis data yuridis kualitatif. Talak di Bawah Tangan/ Talak di Luar Pengadilan Agama Talak di Bawah Tangan/ Talak di Luar Pengadilan Agama Agama mencegah talak di bawah tangan di kota Palangka Raya. Persepsi Masyarakat Atas Peran Pengadilan Agama dalam Perkara Perceraian (Studi Kasus Atas Talak Siri Oleh Masyarakat Ledok, Argomulyo, Salatiga) sedangkan penulis mengenai peran hakim Pengadilan Agama mencegah talak di bawah tangan di kota Palangka Raya. Kewenangan Pengadilan Agama Dalam Penjatuhan Talak Di Bawah Tangan Berdasarkan Hukum Islam Dikaitkan Dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sedangkan penulis mengenai peran hakim Pengadilan Agama mencegah talak di bawah tangan di kota Palangka Raya.

10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi hakim Pengadilan Agama tentang talak di bawah tangan di Kota Palangka Raya? 2. Bagaimana peran hakim Pengadilan Agama mencegah talak di bawah tangan di Kota Palangka Raya? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Persepsi hakim Pengadilan Agama tentang talak di bawah tangan di Kota Palangka Raya. 2. Peran hakim Pengadilan Agama mencegah talak di bawah tangan di Kota Palangka Raya. E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa talak di bawah tangan bertentangan dengan hukum perkawinan di Indonesia dan ilegal. 2. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada masyarakat tentang peran Pengadilan Agama mencegah talak di bawah tangan di Kota Palangka Raya. 3. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada masyarakat yang akan melakukan perceraian melalui Pengadilan Agama.

11 4. Sebagai bahan bacaan dan memperkaya khazanah perpustakaan STAIN Palangka Raya. 5. Sebagai bahan studi ilmiah dan perbandingan untuk penelitian lebih lanjut dan mendalam. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab, dengan urutan rangkaian penyajian sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, penelitian terdahulu, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka, meliputi deskripsi teoritis, kerangka pikir dan pertanyaan penelitian. BAB III : Metode Penelitian, meliputi waktu dan lokasi penelitian, jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, objek dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, pengabsahan data dan analisis data. BAB IV : Pemaparan Data, meliputi gambaran umum Pengadilan Agama, gambaran subjek penelitian, langkah-langkah observasi penelitian, wawancara bersama hakim Pengadilan Agama Palangka Raya dan wawancara dengan para informan. BAB V : Pembahasan, meliputi fenomena talak di bawah tangan di

12 kota Palangka Raya, persepsi hakim Pengadilan Agama tentang talak di bawah tangan di kota Palangka Raya dan peran hakim Pengadilan Agama mencegah talak di bawah tangan di kota Palangka Raya. BAB VI : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.