PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

RANCANG BANGUN MESIN PENCAMPUR PAKAN TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLLER

PERANCANGAN TIMBANGAN DIGITAL DENGAN PC SEBAGAI MEDIA DATABASE INFORMASI INVENTORI BUAH

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK

IMPLEMENTASI SENSOR ACCELEROMETER MMA 7361 SEBAGAI PENGAMAN PADA SEPEDA MOTOR MATIC UNTUK MEMINIMALISIR DAMPAK KECELAKAAN PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

RANCANG BANGUN ACRYLIC BENDING MACHINE DENGAN SUDUT YANG DAPAT DITENTUKAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

PERANCANGAN TIMBANGAN DAN PENGUKUR DIAMETER KAWAT TEMBAGA PADA MESIN GULUNG KAWAT TEMBAGA DENGAN MIKROKONTROLER ATmega328 ABSTRAK

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM OTOMATISASI PEMOTONGAN GETHUK DENGAN PANJANG YANG BERVARIASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. otomatis masih belum menggunakan filter. Dari hasil penelitian yang dilakukan,

MESIN PENYAJI BERAS SECARA DIGITAL

Tri Santoso ( )

Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

IMPLEMENTASI RFID SEBAGAI PENGAMAN PADA SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI TINDAK PENCURIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT.

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGUKUR MASSA MENGGUNAKAN LOADCELL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

IMPLEMENTASI BLUETOOTH HC-05 UNTUK MENGURANGI TINGKAT KECELAKAAN PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

OTOMATISASI PENGISI GULA PADA KANTONG PLASTIK BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II KONSEP DASAR ALAT PENGERING CENGKEH BERBASIS MIKROKONTROLER

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara

DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KECEPATAN PENGADUAN

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 1-7. Jurnal Einstein. Available online

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR BERAT BADAN IDEAL TERINTEGRASI DENGAN WEBSITE BERBASIS MIKROKONTROLER BS2P40 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Alat Penggulung Dinamo Menggunakan Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

INSTRUMENTASI PENGUKURAN BERAT BADAN DAN LINGKAR KEPALA BAYI BERBASIS ATMEGA16 KARYA ILMIAH

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PENGAMBIL DAN PENYUSUN KOTAK OTOMATIS BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 32

PENGEMBANGAN TIMBANGAN BUAH DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

Sistem Kontrol Produk Gas Metana pada Digester Tipe Fixed Dome

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

RANCANG BANGUN PENGURAS DAN PENGISI TEMPAT MINUM TERNAK PADA PETERNAKAN BEBEK

RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

RANCANG BANGUN PEMANTAU BATERAI PADA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) MELALUI FASILITAS SMS PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI. Disusun Oleh:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

NASKAH PUBLIKKASI ALAT PENGUKUR GETARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 MENGGUNAKAN SENSOR MICROPHONE

Kata Kunci : Gizi Buruk, SRF04, Load Cell, Mikrokontroller, Serial PHP 1. PENDAHULUAN

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

PENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

RANCANG BANGUN ALAT UKUR REGANGAN MENGGUNAKAN SENSOR STRAIN GAUGE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DENGAN TAMPILAN LCD

Alat Ukur Massa Menggunakan Flexiforce Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535

Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

ALAT PENDETEKSI BENTUK TUBUH SESEORANG BERDASARKAN TINGGI DAN BERAT BADAN

SISTEM MONITORING SORTIR BUAH JERUK BERDASARKAN BERAT BERBASIS MIKROKONTROLER AT-MEGA 32. Diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Skripsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perusahaan yang membuat aki baru masih melakukan

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

Transkripsi:

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA NAMA : RAHMAT ALVIAN NIM : 125060309111001-63 PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRONIKA JUDUL SKRIPSI : PROTOTIPE PENIMBANG GULA OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR BERAT BERBASIS ATMEGA16 TELAH DI-REVIEW DAN DISETUJUI ISINYA OLEH: Pembimbing I Pembimbing II Ir. Nanang Sulistiyanto, MT. NIP. 19700113 199403 1 002 Akhmad Zainuri, ST., MT. NIP. 19840120 201212 1 003

PROTOTIPE PENIMBANG GULA OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR BERAT BERBASIS ATMEGA16 PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: RAHMAT ALVIAN NIM. 125060309111001-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014

PROTOTIPE PENIMBANG GULA OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR BERAT BERBASIS ATMEGA16 Rahmat Alvian. 1,Nanang Sulistyanto, ST., MT. 2, Akhmad Zainuri, ST., MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya, 2 Dosen Teknik Elektro Univ. Brawijaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: alvie.v19@gmail.com Abstrak Gula sebagai bahan pokok merupakan bahan yang sangat diperlukan masyarakat Indonesia. Setiap satu keluarga rata-rata mengkonsumsi minimal ¼ kg gula setiap harinya. Proses konversi berat gula umumnya menggunakan cara manual, yaitu gula ditimbang menggunakan timbangan konvensional. Kenyataannya proses ini membutuhkan waktu cukup lama karena penjual harus mengurangi atau menambahkan gula jika beratnya belum sesuai. Proses ini seringkali membuat berat gula tidak presisi dan menimbulkan kerugian bagi penjual. Salah satu solusi untuk memecahkan masalah ini yaitu dengan menerapkan teknologi pada alat penimbang. Penelitian ini menggunakan sensor Load cell untuk mengukur beban yang ditimbang. Keluaran sensor berupa tegangan dalam orde milivolt yang akan dikuatkan oleh rangkaian penguat instrumentasi INA125. Setelah dikuatkan, keluaran sensor akan dimasukkan menuju ADC pada mikrokontroller ATmega16. Beban yang sedang terukur akan ditampilkan pada LCD dan pengaturan terhadap gula yang keluar pada pipa saluran diatur oleh aktuator yang berupa motor DC. Pengujian akhir pada keseluruhan sistem menunjukkan bahwa alat mampu memproses penimbangan gula lebih cepat. Pengujian pada keseluruhan sistem juga menunjukkan bahwa ketika alat menimbang gula dengan berat 250gr, 500gr, 1000gr dan 3000gr, alat menghasilkan error rata-rata sebesar 2,59%. Kata Kunci : Gula, Load cell, INA 125, ATmega16 I. PENDAHULUAN Gula sebagai bahan pangan pokok merupakan bahan yang sangat diperlukan masyarakat Indonesia. Setiap satu keluarga rata-rata mengkonsumsi minimal ¼ kg gula setiap harinya. Selain sebagai bahan konsumsi, gula juga digunakan sebagai bahan dasar dalam industri pembuatan kue. Data dari kementrian BUMN menunjukkan total konsumsi gula di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 2,4 juta ton, jumlah ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya karena populasi penduduk yang terus bertambah [1]. Pada pendistribusiannya, gula yang dibeli distributor dari produsen gula sudah berbentuk satu karung dengan berat 50 kg. Gula dengan ukuran ini tidak bisa langsung dijual kepada konsumen. Karena itu berat gula harus disesuaikan kedalam ukuran ¼ kg, ½ kg, 1 kg dan 3 kg sehingga gula dapat dijual kepada konsumen baik secara grosir maupun eceran. Proses konversi berat gula umumnya menggunakan cara manual, yaitu gula ditimbang menggunakan timbangan konvensional. Proses ini membutuhkan waktu cukup lama karena penjual harus melakukan penimbangan gula dalam jumlah yang cukup banyak. Proses ini seringkali membuat berat gula tidak presisi karena proses penyesuaian ukuran dilakukan dengan tergesa-gesa. Berdasarkan permasalahan inilah prototipe penimbang gula otomatis dibuat untuk mempercepat proses penimbangan agar sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Salah satu komponen utama yang digunakan pada alat ini yaitu sensor berat. Sensor ini digunakan karena mampu mengkonversi berat yang terukur kedalam bentuk sinyal-sinyal elektrik. Sensor yang digunakan dalam penelitian ini harus mempunyai tingkat ketelitian tinggi agar hasil yang terukur benar-benar tepat. Pemilihan sensor juga memperhitungkan kapasitas beban yang diukur agar dalam penggunaannya tidak sampai kelebihan beban. Komponen utama yang juga digunakan adalah mikrokontroler ATmega16. Mikrokontroler ini memiliki fitur cukup lengkap sehingga dapat diimplementasikan kedalam peralatan. Mikrokontroler mampu memproses sinyal keluaran dari rangkaian pengkondisi sinyal dan mengolah datanya. Keuntungan lainnya yaitu mikrokontroler lebih mudah digunakan karena sangat kompatibel dengan berbagai macam program aplikasi pengembang. Tujuan akhir yang diharapkan dalam penelitian ini adalah merencanakan dan merealisasikan alat yang mampu melakukan proses penimbangan gula dengan cepat dan presisi. Sehingga dengan adanya alat ini, proses penimbangan gula menjadi lebih cepat dan berat gula yang didapat lebih presisi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sensor Load cell Sensor Load cell adalah transduser yang mampu mengkonversikan berat atau gaya menjadi sinyal elektrik melalui perubahan resistansi yang terjadi pada strain gauge. Load cell biasanya terdiri dari empat susun strain gauge dalam konfigurasi jembatan wheatstone. Sensor ini bersifat resistif dan nilai konduktansinya berbanding lurus dengan gaya/beban yang diterima. Dalam keadaan tanpa beban, besar resistansi pada tiap sisi jembatan wheatstone bernilai sama, tetapi ketika sensor diberi beban maka resistansi pada tiap sisi 1

jembatan wheatstone menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan inilah yang dimanfaatkan untuk mengukur berat pada suatu benda. Keluaran sinyal listrik sensor ini hanya beberapa millivolt sehingga membutuhkan penguatan dengan penguat instrumentasi sebelum dapat digunakan. Dalam penelitian ini digunakan sensor berat Load cell bertipe LAB-B-B dengan kapasitas beban maksimal sebesar 10 kg. Sensitivitas sensor sebesar 2 mv/v dengan toleransi sebesar 10%. Sensor mampu bekerja pada suhu -20 o C sampai dengan 80 o C dan kapasitas overload yang dapat ditolerir sebesar 150% dari beban maksimalnya. Spesifikasi lengkap dari sensor Load cell LAB-B-B dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Spesifikasi Sensor Load cell LAB-B-B[4] Spesifikasi Keterangan Range 0-10 kg Creep 0,03 % Supply Voltage 5-10V Sensitivity 2 mv/v Zero Output <2% Operating Temperature -20 to 80 o C Overload 150% Insulation Resistance 2000MΩ B. Penguat Instrumentasi Penguat instrumentasi adalah penguat yang disusun dari tiga buah op-amp yang terdiri dari dua buah buffer dan satu buah penguat differential yang dirangkai menjadi satu. Penguat ini mampu memproses dan menguatkan sinyal keluaran dari sensor sehingga dapat diproses dan diolah oleh mikrokontroller. Penguat instrumentasi yang bagus mempunyai karakteristik: Impedansi masukan sangat tinggi CMRR tinggi Penguatan sangat besar dan presisi Pada penelitian ini penguat instrumentasi yang digunakan yaitu penguat INA125 yang mampu menguatkan sinyal masukan sampai dengan 10.000 kali penguatan. Selain itu penguat juga menyediakan tegangan referensi yang dapat digunakan sebagai tegangan masukan sensor. Pada pengoperasiannya penguat dapat menggunakan tegangan masukan tunggal (+2,7V s.d. +36V) maupun tegangan masukan ganda (±1,35V s.d. ±18V). Gambar 1 menunjukkan rangkaian internal pada INA125. Gain berbanding terbalik terhadap R G sehingga semakin besar nilai R G maka penguatan yang dihasilkan semakin kecil dan sebaliknya. Resistor yang dapat dipasang pada R G berkisar antara 6Ω sampai dengan 60kΩ. Persamaan yang digunakan untuk menentukan besarnya gain yaitu: Gain = 4 +... (1) III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT A. Penentuan Spesifikasi Alat Penentuan spesifikasi alat bertujuan agar alat penimbang gula otomatis dapat dibuat sesuai dengan yang direncanakan. Alat yang dirancang memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Alat bekerja untuk menimbang gula dengan berat sebesar 0,25 kg, 0,5 kg, 1 kg, dan 3 kg. 2. Sensor yang digunakan adalah sensor load cell bertipe LAB-B-B dengan kapasitas beban maksimal 10 kg. 3. Dimensi alat berukuran 25,5 cm x 25,5 cm x 50,5 cm 4. Diameter pipa yang digunakan sebagai saluran gula sebesar 1 inchi. 5. Alat menggunakan 1 buah Motor DC yang digunakan untuk mengatur keluarnya gula dari tempat penampungan. 6. Penguat instrumentasi yang digunakan yaitu penguat INA125. 7. Mikrokontroller yang digunakan adalah ATmega16. 8. LCD digunakan sebagai penampil berat gula yang ditimbang. 9. Buzzer digunakan sebagai penanda bahwa alat telah selesai bekerja. 10. Driver yang digunakan adalah driver MOSFET. 11. Rangkaian penguat instrumentasi, Mikrokontroller, rangkaian driver MOSFET, LCD dan motor DC menggunakan supply tegangan 5V, 9V dan ±15V DC. B. Perancangan Diagram Blok Sistem Perancangan alat diawali dengan pembuatan diagram blok sistem secara keseluruhan. Diagram blok sistem ditunjukkan dalam Gambar 2. Gambar 2. Diagram Blok Sistem Gambar 1. Rangkaian internal INA 125 [3] C. Perancangan Mekanik Alat Perancangan mekanik ditujukan agar dalam realisasinya dapat diperkirakan dimensi dan ukuran dari mekanik yang akan dibuat. Dimensi mekanik yang akan dibuat mempunyai ukuran panjang = 25,5 cm, lebar = 2

25,5 cm dan tinggi = 50,5 cm. Sedangkan diameter pipa menggunakan ukuran ½ inchi. Gambar 3 menunjukkan desain mekanik alat. E. Perancangan Minimum Sistem Mikrokontroler ATmega16 Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATmega16 ditunjukkan dalam Gambar 6. Gambar 3. Desain mekanik pada alat D. Perancangan Rangkaian Penguat Instrumentasi INA125 Rangkaian penguat instrumentasi INA125 berfungsi sebagai penguat sinyal keluaran dari sensor berat. Besarnya penguatan diatur melalui R G yang ada dalam rangkaian. Gambar 4 menunjukkan diagram proses perancangan penguat instrumentasi hingga data sensor dapat diolah oleh blok pengolah data. Gambar 6. Rangkaian Mikrokontroller ATmega16 F. Perancangan Rangkaian Antarmuka LCD Rangkaian antarmuka LCD dengan mikrokontroler ATmega16 ditunjukkan dalam Gambar 7. Gambar 7. Rangkaian Antarmuka LCD Gambar 4. Diagram proses perancangan penguat instrumentasi INA125 Pada diagram proses dapat dilihat bahwa keluaran dari sensor load cell berkisar antara 0mV 10mV, sedangkan tegangan masukan ADC harus berkisar antara 0V 5V agar keluaran sensor dapat diproses dan diolah datanya. Berdasarkan hal inilah keluaran sensor harus dikuatkan oleh blok penguat instrumentasi dengan gain sebesar 604 kali agar ADC mampu mengkonversi datanya. Gambar 5 menunjukkan rangkaian penguat instrumentasi INA125. G. Perancangan Rangkaian Driver MOSFET Rangkaian driver MOSFET digunakan sebagai pengendali putaran Motor DC dan sebagai saklar otomatis untuk menghidupkan dan mematikan buzzer. Rangkaian driver ini menggunakan MOSFET bertipe IRF9540 dan IRF540 sebagai saklar elektris utama yang mampu berfungsi sebagai saklar yang sangat cepat. Rangkaian driver MOSFET ditunjukkan dalam Gambar 8. Gambar 5. Rangkaian Penguat Instrumentasi INA125 Persamaan 1 digunakan untuk menentukan besarnya penguatan, sehingga jika gain yang diinginkan sebesar 604 kali, maka: R G = = 100 Ω Gambar 8. Rangkaian driver MOSFET H. Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak pada mikrokontroler berupa diagram alir atau flowchart. Flowchart berfungsi sebagai alur kerja dari rangkaian hardware yang telah dirancang. Bahasa yang digunakan dalam membuat program adalah bahasa C. sedangkan compiler yang digunakan yaitu codevision AVR. Flowchart program utama mikrokontroler ditunjukkan dalam Gambar 9. 3

Tabel 2. Hasil pengujian penggunaan pipa pada alat Bentuk Pipa Diameter Kecepatan Gula pipa 1/2 kg (detik) 1 kg (detik) 1/2 inch ± 154 ± 295 5/8 inch Macet Macet 1inch ± 13 ± 26 1 inch ± 6 ± 11 Dari data hasil pengujian yang diperoleh, dapat diketahui bahwa bentuk dan diameter pipa yang paling efektif yaitu bentuk pipa lurus dengan diameter 1 inchi. Pada diameter pipa 5/8 inchi data dikatakan macet karena pipa penyok pada saat pembengkokan sehingga gula tidak dapat mengalir pada pipa. Gambar 9. Flowchart program utama Ketika salah satu tombol pemilih ditekan, maka akan masuk kedalam sub program dari masing-masing tombol tersebut. Flowchart dari sub program ditunjukkan dalam Gambar 10. Gambar 10. Flowchart sub program pada tombol 1 IV. Pengujian dan Analisis Pengujian dan analisis dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat bekerja sesuai dengan perancangan. A. Pengujian Mekanik Pada Alat Pengujian pada mekanik dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif desain mekanik untuk menyalurkan gula dari tempat penampungan menuju tempat penimbangan. Pengujian ini dilakukan pada bentuk dan besarnya diameter pipa yang akan dipasang. Hasil pengujian terdapat dalam Tabel 2. B. Pengujian Linieritas Sensor Load Cell Pengujian linieritas sensor dilakukan untuk mengetahui apakah keluaran sensor benar benar linier terhadap berat yang terukur. Pengujian dilakukan dengan menempatkan gula pada tempat penimbangan yang telah terhubung dengan sensor, dengan mengubah ubah ukuran berat pada gula, nantinya diamati keluaran sensor terhadap pembacaan berat yang telah terukur. Hasil pengujian dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengujian Linieritas Sensor Beban Terukur Rata-Rata Teori (mv) (mv) % Error 0 0,24 0 0 % 250 0,62 0,5 24 % 500 1,25 1 24,7 % 750 1,62 1,5 8,07 % 1000 2,12 2 6,25 % 1250 2,59 2,5 3,72 % 1500 3,09 3 3,13 % 1750 3,49 3,5 0,17 % 2000 3,7 4 7,37 % 2250 3,96 4,5 11,97 % 2500 4,22 5 15,46 % 2750 4,42 5,5 19,65 % 3000 4,7 6 21,72 % Error Rata-rata 11,25 % Dari data hasil pengujian yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa error rata-rata yang terjadi pada sensor sebesar 11,25%. C. Pengujian Rangkaian Penguat Instrumentasi Pengujian rangkaian penguat instrumentasi dilakukan untuk mengetahui besarnya penguatan pada rangkaian. Realisasi pada rangkaian penguat ini diatur untuk menguatkan sinyal masukan dari sensor sebesar 604 kali. Hasil pengujian rangkaian penguat instrumentasi terdapat dalam Tabel 4. Tabel 4. Hasil pengujian rangkaian penguat instrumentasi 4

Beban Terukur Keluaran Sensor (mv) Besar Penguatan (volt) Error Teori Pengukuran 0 0,24 0,145 0,18 22,64 % 250 0,62 0,374 0,38 1,47 % 500 1,25 0,753 0,63 16,36 % 750 1,62 0,98 0,77 21,36 % 1000 2,12 1,28 0,99 22,87 % 1250 2,59 1,566 1,17 25,30 % 1500 3,09 1,87 1,3 30,44 % 1750 3,49 2,11 1,52 27,97 % 2000 3,7 2,24 1,81 19,12 % 2250 3,96 2,39 1,93 19,33 % 2500 4,23 2,55 2,01 21,27 % 2750 4,42 2,67 2,16 19,07 % 3000 4,7 2,84 2,25 20,69 % Error Rata-rata 20,61 % Dari data hasil pengujian yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa error rata-rata yang terjadi pada rangkaian penguat sebesar 20,61%. D. Pengujian Sensor Katup Pengujian sensor katup yang berupa potensiometer linier dilakukan untuk mengetahui berapa besar tegangan dan nilai ADC yang dihasilkan ketika katup pipa bekerja. Pengujian juga bertujuan agar pengontrolan motor DC menjadi lebih mudah karena posisi katup dapat diketahui ketika alat sedang bekerja. Hasil pengujian sensor katup terdapat dalam Tabel 5. Tabel 5. Hasil pengujian sensor katup Posisi katup Tegangan ADC Error terukur (V) Terukur Teori Tertutup 0,16 29 32,7 11,4 % 1/4 terbuka 1,18 274 241,3 13,5 % 1/2 terbuka 1,85 405 378,5 6,9 % 3/4 terbuka 2,64 572 540,1 5,9 % Terbuka Penuh 3,45 713 705,9 1,01 % Error Rata-rata 7,74 % Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, data ADC yang didapat dijadikan acuan pada program utama untuk mengendalikan putaran motor DC. E. Pengujian Sistem Keseluruhan Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan dengan menghubungkan semua blok rangkaian perangkat keras terhadap bagian mekanik dan perangkat lunak, kemudian sistem dioperasikan dan dianalisis apakah alat mampu bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Pengujian keseluruhan terdiri dari pengujian terhadap kecepatan aliran gula, pengujian terhadap kepresisian timbangan, pengujian terhadap lamanya proses penimbangan dan pengujian terhadap keoptimalan alat. Pengujian Terhadap Kecepatan Aliran Gula Pengujian terhadap kecepatan aliran gula pada pipa dilakukan agar ketika alat dikembangkan dan ditambahkan konveyor, kecepatan langkah per langkah pada konveyor sudah dapat diperkirakan. Hasil pengujian pada kecepatan aliran gula ditunjukkan dalam Tabel 6. Tabel 6. Hasil pengujian kecepatan aliran gula Posisi katup Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa saat katup terbuka penuh, gula mampu mengalir hingga 106 gram per detik, sedangkan ketika posisi katup berada 1/4 terbuka, kecepatan gula yang mengalir per detik menjadi 9 gram per detik. Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa kecepatan gula yang mengalir linier terhadap terbukanya katup saluran. Pengujian Terhadap Kepresisian Hasil Timbangan Pengujian pada kepresisian hasil timbangan dilakukan untuk mengetahui performa alat dalam melakukan penimbangan. Pada pengujian ini, hasil timbangan yang didapat pada alat akan ditimbang lagi menggunakan timbangan konvensional, sehingga dari berat yang terukur dapat diketahui kepresisian hasil timbangan dan error yang terjadi pada alat. Hasil pengujian pada kecepatan aliran gula ditunjukkan dalam Tabel 7. Tabel 7. Hasil Pengujian Kepresisian Timbangan Beban Terukur Gula Mengalir dalam 10 detik Rata-Rata Error 250 256 2,36% 500 504,5 0,9% 1000 999,3 0,07% 3000 3210 7% Error Rata-rata 2,59% Kecepatan aliran per detik Tertutup 0 gr 0 gr/s 1/4 terbuka ± 90 gr ± 9 gr/s 1/2 terbuka ± 350 gr ± 35 gr/s 3/4 terbuka ± 750 gr ± 75 gr/s Terbuka penuh ± 1060 gr ± 106 gr/s Dari data hasil pengujian yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa error rata-rata yang terjadi pada rangkaian penguat sebesar 2,59%. Pengujian Terhadap Lamanya Proses Penimbangan Pengujian pada lamanya proses penimbangan dilakukan untuk mengetahui kecepatan performa alat dalam melakukan satu kali proses penimbangan. Hasil pengujian pada kecepatan aliran gula ditunjukkan dalam Tabel 8. Tabel 8. Hasil Pengujian Lamanya Proses Penimbangan 5

Dari data hasil pengujian yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa waktu rata-rata untuk menimbang gula dengan berat sebesar 250 gr, 500 gr, 1000 gr dan 3000 gr adalah selama 6,8 detik, 7,3 detik, 12,9 detik dan 36,3 detik. Pengujian Terhadap Keoptimalan Penimbangan Pengujian dilakukan dengan membandingkan performa alat saat melakukan penimbangan pada gula, tepung terigu dan beras. Proses pengujian dilakukan dalam 10 kali percobaan agar dapat diketahui error rata-rata pada saat menimbang tepung dan beras. Hasil pengujian terhadap kepresisian dan lamanya proses penimbangan ditunjukkan dalam Tabel 8 dan Tabel 9. Beban Teruku r Beban Terukur Waktu Rata-Rata (detik) 250 6,8 500 7,3 1000 12,9 3000 36,3 Tabel 9. Hasil Pengujian Terhadap Kepresisian Penimbangan Tepung dan Gula Rata-Rata Tepung Rata-Rata Beras Error pada Tepung Tabel 10. Hasil Pengujian Terhadap Lamanya Proses Penimbangan Tepung dan Gula Dari data hasil pengujian yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa alat benar-benar optimal hanya untuk melakukan penimbangan pada gula saja. V. Kesimpulan dan Saran Error pada Beras 250-252,7-1,08% 500-491 - 1,8% 1000-966 - 3,4% 3000-3400 - 13,34% Error Rata rata - 4,9% Beban Terukur Rata-Rata Tepung (Detik) Rata-Rata Beras (detik) 250-16,4 500-16,4 1000-20,7 3000-61,1 A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sistem pada prototipe penimbang gula otomatis terbukti mampu memproses penimbangan gula lebih cepat ketika melakukan penimbangan dengan berat 250gr hanya dalam waktu 6,8 detik, berat 500gr hanya dalam waktu 7,3 detik, berat 1000gr hanya dalam waktu 12,9 detik dan berat 3000gr hanya dalam kurun waktu 36,3 detik. 2) Performa alat pada tingkat kepresisian penimbangan menunjukkan bahwa ketika menimbang gula dengan berat 250gr alat menghasilkan error sebesar 2,36%, ketika menimbang gula dengan berat 500gr alat menghasilkan error sebesar 0,9%, ketika menimbang gula dengan berat 1000gr alat menghasilkan error sebesar 0,07% dan ketika menimbang gula dengan berat 3000gr alat menghasilkan error sebesar 7%. 3) Sistem mekanik dengan menggunakan desain pipa berbentuk lurus dan berdiameter 1 inchi sangat efektif digunakan pada alat karena mampu mengalirkan gula sebanyak 1 kg dengan waktu kurang dari 20 detik. 4) Dari pengujian pada kecepatan aliran gula dapat diketahui ketika katup terbuka penuh gula mampu mengalir dengan kecepatan 106gr/s, sehingga jika diperkirakan jarak susunan tempat gula pada konveyor sejauh 15cm maka kecepatan konveyor sebesar 0,54 km/h. B. Saran Beberapa saran yang diberikan untuk menyempurnakan skripsi ini antara lain: 1) Besarnya dimensi tempat penimbangan gula sebaiknya lebih diperhatikan karena faktor ini cukup mempengaruhi pengukuran beban gula yang terukur. 2) Penggunaan sensor katup pada saluran gula kedepannya sebaiknya diganti menggunakan rotary encoder. Hal ini dikarenakan potensiometer linier cepat aus karena gesekan dan putaran motor dc yang terlalu cepat. DAFTAR PUSTAKA [1] BUMN. 2013. Proyeksi Gula Nasional 2013 Akan Surplus,(Online), (http://www.bumn.go.id/ptpn10/berita/367/proyek si.gula.nasional.2013.akan.surplus., diakses 2 Maret 2014) [2] Texas Instrument. 1999. LM 2596, (Online), (http://www.ti.com/lit/ds/symlink/lm2596.pdf, diakses 27 Februari 2014) [3] Texas Instrument. 1997. INA 125, (Online), (http://www.ti.com/lit/ds/symlink/ina125.pdf, diakses 12 Maret 2014) [4] Made-in-china.com. 2014. Load Cell LAB-B-B, (Online),(http://www.made-in-china.com/showroo m/lctxm16/product-detailvsweukcvauhk/chin a-counting-scale-load-cell-lab-b-b-.html, diakses 24 maret 2014) [5] Albara. 2012. Penguat Amplifier, (Online), (http://www.sharemyeyes.com/2013/06/penguat-a mplifier.html) 6