ÉÄx{ Joeni Arianto Kurniawan

dokumen-dokumen yang mirip
KEKUA U SAAN N KEHAKIMAN

Mengenal Sistem Peradilan di Indonesia

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

Pengantar. Hukum PERDATA. ÉÄx{M. Joeni Arianto Kurniawan, S. H. Joeni Arianto K - Pengantar Hukum Perdata

Joeni Arianto Kurniawan, S. H. 11/07/2008 Joeni Arianto Kurniawan, S. H. - Hk Acara Pidana

Susunan Hakim Konstitusi Dalam Psl 24C ayat (3) UUD 1945, MK memiliki 9 orang hakim konstitusi yang ditetapkan o/ Presiden.

Pengantar Hukum Pidana Joeni Arianto Kurniawan,S.H.

HUKUM ACARA PIDANA. DOSEN PENGASUH MATA KULIAH: DRS. ZAINUL AKHYAR M. ELMY, S.Pd

STRATEGI MENGIKUTI PERSIDANGAN : Kiat Bersaksi Di Pengadilan. Oleh : Abdul Fickar Hadjar

Struktur Pemerintahan. Kedudukan, fungsi, dan kewenagan lembaga-lembaga negara. UUD 1945 dan amandemennya

ÉÄx{M. Joeni Arianto Kurniawan, S. H.

Pada prinsipnya asas pada Hukum Acara Perdata juga berlaku di PA Asas Wajib Mendamaikan Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum, kec.

PARADIGMA BARU PERADILAN AGAMA. Oleh: Ahsan Dawi Mansur. Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah

Joeni Arianto Kurniawan. Departemen Dasar Ilmu Hukum FH Unair 1

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB II KEDUDUKAN PERADILAN AGAMA

KOMPETENSI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA (PTUN)

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA MUHAMMAD MUSLIH, SH, MH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Joeni Arianto Kurniawan, S. H. PENGANTAR HUKUM ADMINISTRASI. Pengantar Hukum Administrasi -- Joeni Arianto K, S. H.

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

KOMPETENSI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM MENYELESAIKAN PERKARA EKONOMI SYARI AH (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dinamika Pembangunan dan Pengembangan Hukum di Indonesia sejak masa kolonial hingga era kemerdekaan

Diskusi Mata Kuliah Perkumpulan Gemar Belajar (GEMBEL) HUKUM ACARA TATA USAHA NEGARA

Kuliah PLKH Oleh Fauzul A. Fakultas Hukum UPN Jatim 7 Maret /04/2013 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAL-HAL YANG PERLU PENGATURAN DALAM RUU PERADILAN MILITER

Pajak Kontemporer Peradilan Pajak

9/6/2013 suwarnatha.webs.com

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VI/2008

BAB III KEWENANGAN HAKIM TATA USAHA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2004

KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA BERDASAR UU PERADILAN TATA USAHA NEGARA DAN UU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

BERACARA DI PENGADILAN AGAMA DAN PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH Oleh: Agus S. Primasta, SH 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan yakni sebagai berikut :

Prinsip-Prinsip Hukum Acara Pidana. 2. Prinsip penggabungan pidana dg tuntutan ganti rugi.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGUJIAN UU TERHADAP UUD. Riana Susmayanti, SH. MH

PERADILAN ADMINISTRASI NEGARA (PTUN)

Hukum Acara Pidana disebut hukum pidana formal, untuk membedakan dgn hukum pidana materiil.

PENGADILAN AGAMA POLEWALI

NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER

11/16/2015 F A K U L T A S HUKUM ADMINISTRASI NEGARA INSTRUMEN PEMERINTAH. By. Fauzul H U K U M FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS DATA. 1. profil pengadilan agama malang. No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, dengan

PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG PENGADILAN AGAMA. peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota

UU & Lembaga Pengurus Tipikor L/O/G/O

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

BAB II KEWENANGAN JAKSA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA. diatur secara eksplisit atau implisit dalam Undang-undang Dasar 1945, yang pasti

HUKUM. wtätå Hukum Adat. Subyek Hukum dlm Hukum Adat. Joeni Arianto Kurniawan

CHOICE OF LAW DALAM HUKUM KEWARISAN. Oleh: Agus S. Primasta, SH* 1. Abstraksi. Secara umum Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perbedaan Sistem Hukum

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa kekuasaan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

*14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

R. Soegijatno Tjakranegara, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, 95. (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), h. 18

Pengadilan Umum. Perangkat atau Alat Kelengkapan Lembaga Peradilan

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 84, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3713)

PENGADILAN PAJAK UU. NOMOR 14 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan

SMA. Produk Hukum dapat dikenal melalui ciri-cirinya.

KOMPETENSI PERADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA H. Ujang Abdullah, SH., M.Si *

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan KPK Karena Ditetapkan Sebagai Tersangka

Persekutuan Unsur Status kelengkapan. ada. Famili di Minangkabau. Merupakan persekutuan hukum. Pengurus. Bernama Penghulu Andiko. Harta benda sendiri

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

MENTERI TIDAK BERWENANG UNTUK MEMBERHENTIKAN PEJABAT FUNGSIONAL WIDYAISWARA UTAMA GOLONGAN IV/e DARI DAN DALAM JABATANNYA

Kewenangan Memutus Sengketa Hasil Pemilukada

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

BAB III PUTUSAN MAHKMAH AGUNG NO. 184 K/AG/1995 TENTANG KEDUDUKAN AHLI WARIS ANAK PEREMPUAN BERSAMA SAUDARA PEWARIS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI v. HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN. ii KATA PENGANTAR. iii ABSTRAK... iv

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

Mengenal Mahkamah Agung Lebih Dalam

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

Instrumen Perdata untuk Mengembalikan Kerugian Negara dalam Korupsi

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SENGKETA TATA USAHA NEGARA & PENYELESAIANNYA

Transkripsi:

Sistem & Badan- Badan PERADILAN di Indonesia ÉÄx{ Joeni Arianto Kurniawan

Sistem Peradilan Kelembagaan peradilan Sarana dan prasarana peradilan Sumber daya manusia lembaga peradilan Tata cara / mekanisme melaksanakan peradilan

Dasar Hukum 1. UUD 45 2. UU Kekuasaan Kehakiman (UU 4/04) 3. UU MA (UU 14/85 jo UU 5/04) 4. UU MK (UU 24/03) 5. UU PU (UU 2/86 jo UU 8/04) 6. UU PA (UU 7/89 jo UU 3/06) 7. UU PTUN (UU 5/86 jo UU 9/04) 8. UU PM (UU 31/97)

UUD 45 Pra Amandemen Pasal 24 Hanya dijalankan oleh 1 lembaga (MA) Tidak diatur ttg independensi Pasca Amandemen Pasal 24, 24A, 24B, 24C Dijalankan oleh 2 lembaga (MA&MK) Ditegaskan memiliki sifat independen

Problematika Independensi Pra amandemen Administrasi Kelembagaan EKSEKUTIF presiden menkeh Dep.Keh? YUDISIIL MA fungsi BADAN PERADILAN Kontradiksi dlm UU 14 Th 70 (Psl 1 dan Psl 11) Diamandemen dg UU No 35 Th 99 psl 1 Masalah lainnya?

Pasca amandemen One Roof System (fungsi dan kelembagaan menyatu) MA MK PU PTUN PA PM Pasal 24 (2) UUD 45 Amandemen jo Psl 10 UU 4/04 jo Pasal 4 (3) UU 4/04 jo Pasal 13 UU 4/04 Apakah dg demikian sdh benar-benar independen?

Kelembagaan peradilan Susunan horizontal dan vertikal Susunan horizontal, menyangkut berbagai lingkungan badan peradilan (PU, PA, PM, PTUN), peradilan khusus di lingkungan PU dan MK Susunan vertikal, tingkat 1, banding & kasasi

Kekuasaan Kehakiman Definisi : Pasal 24 (1) UUD 45 Amandemen jo Pasal 1 UU 4/04 Pelaksana: Pasal 24 (2) UUD 45 Amandemen jo Pasal 2 & Pasal 10 UU 4/04 Asas peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan: Pasal 4(2) UU 4/04 Independensi & larangan intervensi: Pasal 4(3) UU 4 /04 Struktur Kelembagaan Pelaksana K.Keh: Pasal 13 UU 4/04 kesatuan organisasi, administrasi, finansial, dan fungsional badan peradilan

Eksistensi peradilan khusus: Pasal 15(1) UU 4/04 berada dlm lingkungan salah satu lingkungan peradilan (PU/PM/PTUN/PA) Eksistensi Peradilan Syariah Islam di NAD: Pasal 15(2) UU 4/04 bersifat dualistis Peradilan koneksitas : Pasal 24 UU 4/04 Kewenangan siapa? keadaan tertentu Penjelasan psl 24

Mahkamah Konstitusi Dasar hukum: UUD 45 Amandemen dan UU No 24 Th 2003 Kewenangan: - Pasal 24C (1) dan (2) UUD 45 Amandemen - Pasal 10 UU 24/03 Susunan: - Pasal 24C (3) UUD Amandemen - Pasal 4 UU 24/03

Pasal 6 (2): Hakim konstitusi hny dpt dikenakan tindakan kepolisian atas perintah Jaksa Agung stl mdp persetujuan tertulis Presiden, kecuali dalam hal: a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana; atau b. berdasarkan bukti permulaan yg cukup disangka tlh melakukan tindak pidana kejahatan yg diancam dg pidana mati

Mahkamah Agung Dasar Hukum: Kewenangan: UUD 45 Amandemen dan UU No.14 Th 85 jo UU No.5 Th 2004 Pasal 24 A (1) UUD Amandemen dan Pasal 28-39 UU 14/85 jo UU 5/04 Pengad. Kasasi (bukan pengad tk III. Mengapa?) Menyelesaikan sengketa kewenangan mengadili

Memeriksa & memutus permohonan P.K Uji materiil Memberikan pertimbangan hukum kpd presiden atas permohonan grasi dan rehabilitasi dll.

Pengadilan Umum Dasar hk : UU No. 2/1986 jo UU No 8/2004 Pasal 2 UU No. 8/2004 : Peradilan Umum adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pd umumnya Pasal 3 (1) Kekuasaan kehakiman di lingkungan PU dilaksanakan oleh : a.pengadilan Negeri b.pengadilan Tinggi

Kewenangan PN: Pasal 50 UU 2/86 Kewenangan PT: Pasal 51 UU 2/86 Kompetensi: Kompetensi absolut Kompetensi relatif Sengketa yuridiksi: - Positif: sama-sama merasa berwenang - Negatif: tdk ada yg merasa berwenang

Pengadilan Agama Dasar hukum: - UU No. 7 Th 89 jo UU No. 3 Th 06 Pasal 2 UU No. 7 / 89 jo UU No. 3/06: Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam UU ini.

Kewenangan PA: Psl 49 UU No. 7/89 jo UU No. 3/06 Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang : a. perkawinan; b. waris; c. wasiat; d. hibah; e. wakaf; f. Zakat; g. infag; h. shadaqah; dan i. Ekonomi syariah.

Pasal 49 UU 7/89: Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: a. perkawinan; b. kewarisan, wasiat dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum Islam c. wakaf dan shadaqah - Apa perbedaannya dan apa konsekuensi dari perbedaan tsb?

Kompetensi Absolut PA Pra dan Pasca UU 7 / 89 Sebelum th 1989 Memeriksa, memutus menyelesaikan perkara orang2 yg beragama Islam thd persoalan NCR (Nikah, Cerai, Rujuk) Perkara Perdata Tertentu Setelah th 1989 Memeriksa, memutus menyelesaikan perkara2 di tk I orang2 yg beragama Islam dibid. Perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam wakaf dan shadaqah

Putusan PA Pra dan Pasca UU 7 / 89 Sebelum th 1989 Tidak memiliki kekuatan eksekusi/eksekutorial Dpt dilaksanakan jika telah mendapatkan Fiat eksekusi /dikukuhkan PN keberadaan PA dibawah PN Setelah th 1989 Memiliki kekuatan eksekusi/eksekutorial tanpa harus dimintakan Fiat eksekusi ke PN lebih dahulu -- PA sejajar dg peradilan yg lain

Peradilan Militer UU 31 Th 1997 Kompetensi Absolut --- Pasal 9 Pengadilan dalam lingkungan peradilan Militer berwenang : 1. Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak pidana adalah : a. Prajurit (Definisi prajurit Pasal 1 angka 42) b. Yang berdasarkan UU dipersamakan dg prajurit c. Anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau dianggap sebagai prajurit berdasarkan UU d. Seseorang yang tidak masuk gol. Pada huruf a,b,c. tetapi atas keputusan Panglima dengan persetujuan Menkeh harus diadili oleh suatu pengadilan di Lingkungan Peradilan Militer 2....

2. Memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata Pasal 1.35 3. Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi

Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer Pasal 12 tdr dr: 1. Pengadilan Militer 2. Pengadilan Militer Tinggi 3. Pengadilan Militer Utama 4. Pengadilan Militer Pertempuran

1. PENGADILAN MILITER Psl 40 Pengadilan tk I perkara pidana Terdakwa berpangkat Kapten kebawah 2. PENGADILAN MILITER TINGGI (PMT) Psl 41 Pengadilan tk II Banding dari PM Pengadilan tk I untuk : Perkara pidana yang terdakwanya/salah satu terdakwa berpangkat mayor ke atas Gugatan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata Pengadilan I dan terakhir utk sengketa mengadili di antara PM

3. PENGADILAN MILITER UTAMA Psl 42 : Pengadilan tingkat banding untuk perkara pidana dan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata yang diputus pada tk I oleh PMT Psl 43: Pengad tk I dan terakhir utk memutus sengketa kewenangan antara: a. Antar PM di bhw daerah PMT yg berbeda b. Antar PMT c. Antara PM dan PMT 4. PENGADILAN MILITER PERTEMPURAN Psl 45

Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) Dasar Hk : UU No. 5 / 1986 UU No. 9/2004 Kompetensi Absolut PTUN Pasal 47: Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaiakan SENGKETA TUN

Pasal 4 UU 5 / 86 jo UU 9 / 04: Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara. Apakah yg dimaksud dg SENGKETA TUN? Psl 1 angka 4 UU 5 /86: SENGKETA TUN adalah sengketa yang timbul dalam bidang TUN antara Orang/Badan Hukum Perdata dengan Badan/Pejabat TUN baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya KeputusanTata Usaha Negara (KTUN), termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan per- UU an yg berlaku.

Apakah yg dimaksud dg KTUN? Psl 1 angka 3 UU No. 5 / 86: KTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan/pejabattun yang berisi tindakan hukum TUN yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang/badan Hukum Perdata.

Elemen-elemen KTUN: 1. Penetapan Tertulis 2. Oleh Badan / Pejabat TUN 3. Tindakan Hukum TUN 4. Konkrit 5. Individual 6. Final 7. Akibat Hukum bagi seseorang / badan Hukum perdata

1. Penetapan Tertulis Penjelasan Psl 1 angka 3: - Menunjuk kepada isi dan bukan kepada bentuk keputusan - Memo / Nota dapat memenuhi syarat

2. Badan / Pejabat TUN Badan / Pejabat TUN yang melaksanakan urusan pemerintahan Kegiatan yang bersifat eksekutif (semua urusan negara dikurangi Regelgeving dan Rechtsprak) Penjelasan Pasal 1 angka 1

Pasal 3 (2): Jika suatu Badan / Pejabat TUN tdk mengeluarkan putusan dlm jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan telah lewat dianggap menolak. Dihitung sejak permohonan dimasukkan dengan diterimanya tanda terima dari petugas

3. Tindakan Hukum TUN Penjelasan Pasal 1 angka 3: Suatu perbuatan hk badan/pejabat TUN yang bersumber pada suatu ketentuan hk TUN/Hk Administrasi/Hk Publik.

4. Kongkrit Penjelasan Psl 1 angka 3: Obyek yang diputuskan dalam KTUN tidak abstrak tetapi berwujud tertentu (langsung menimbulkan akibat hukum).

5. Individual KTUN tidak ditujukan untuk umum tapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju Jika yang dituju lebih dari seorang harus disebutkan nama-nama tersebut. Misal, keputusan tentang pembuatan/pelebaran jalan dengan lampiran nama-nama orang yang terkena keputusan tersebut.

6. Final Langsung menimbulkan akibat hukum

7. Akibat Hukum Membawa konsekuensi bahwa penggugat haruslah seseorang/badan Hukum Perdata

Pasal 3 (1) Apabila Badan/Pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan sedangkan hal itu menjadi kewajibannya maka hal tersebut disamakan dengan KTUN Kapan keputusan yang tidak dikeluarkan itu menjadi KTUN? Psl 3 (3):

Pasal 3 (2) Jika Badan / Pejabat TUN tdk mengeluarkan putusan melewati jangka waktu yg ada (baik yg ditentukan oleh perat. Per-UU-an ataupun yg tdk ditentukan oleh perat.per-uu-an), maka ia dianggap menolak mengeluarkan putusan tsb.

Pasal 3 (3) Dalam hal peraturan perundang-undangan tidak menentukan jangka waktu, setelah lewat 4 bulan sejak diterimanya permohonan itu dan pejabat belum mengeluarkan keputusan maka pejabat tersebut dianggap melakukan penolakan

Karakteristik dan Prinsip -Prinsip PTUN a. Asas praduga Rechtmatig / Praesumptio iustae causa: Setiap tindakan penguasa selalu harus dianggap rechtmatig sampai ada pembatalannya. b. Asas pembuktian bebas: Hakim yang menetapkan beban pembuktian Pasal 107 UU No. 5 /1986

c. Asas keaktifan hakim (Dominus Litis). Untuk mengimbangi kedudukan para pihak karena Tergugat adalah pejabat TUN, Penggugat adalah orang atau badan hk perdata. d. Asas putusan Pengadilan mempunyai kekuatan mengikat ERGA OMNES SengketaTUN adalah sengketa hk publik, shg putusan PTUN berlaku bagi siapa saja).

? Apakah Sistem Peradilan Indonesia Telah Menjamin Keadilan bagi Rakyat?

Sekian & Terima Kasih Â`xÇâ}â exäéäâá [â~âå \ÇwÉÇxá t `xçâ}â exäéäâá UtÇzát \ÇwÉÇxá tê