PERADILAN: PROSES PEMBERIAN KEADILAN DI SUATU LEMBAGA YANG DISEBUT PENGADILAN:

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan Asas Hukum Pidana dan Perbandingan dengan Islam

PENEMUAN HUKUM OLEH HAKIM INDONESIA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm ), hlm.94.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakadilan yang dilakukan oleh hakim kepada pencari keadilan. Disparitas. hakim dalam menjatuhkan suatu putusan.

SOAL DAN JAWABAN TENTIR UTS ASAS-ASAS HUKUM PIDANA 2016 BY PERSEKUTUAN OIKUMENE (PO)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. pembatalan perjanjian distribusi makanan melalui pengadilan, sebagaimana

MEMPERTANYAKAN KEMBALI KEPASTIAN HUKUM DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA DAN SISTEM HUKUM NASIONAL. Oleh : Mustafa Abdullah ABSTRAK

HUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA

Kapita Selekta Ilmu Sosial

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mereka harus

PERBUATAN MELANGGAR HUKUM OLEH PENGUASA

TENTIR UJIAN TENGAH SEMESTER PENGANTAR HUKUM INDONESIA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS HUKUM 2012

BAB III SUMBER HUKUM

Catatan Koalisi Perempuan Indonesia terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 46/PUU-XIV/2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan tindak pidana, Moeljatno merumuskan istilah perbuatan pidana, yaitu

BAB II PERBUATAN MELAWAN HUKUM. Romawi, yaitu teori tentang culpa dari Lex Aquilla, kemudian terjadi proses

AZAS HUKUM. LIZA ERWINA, SH.M.HUM Fakultas Hukum Jurusan Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara

Pengantar Hukum Indonesia Materi Hukum Pidana. Disampaikan oleh : Fully Handayani R.

Civil Law adalah sistem hukum yang banyak dianut oleh negara-negara Eropa

RANCANGAN. : Ruang Rapat Komisi III DPR RI : Pembahasan DIM RUU tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). KESIMPULAN/KEPUTUSAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dipidana jika tidak ada kesalahan ( Green Straf Zonder Schuld) merupakan dasar

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

PENDAHULUAN HUKUM & KODE ETIK KOMUNIKASI

kekosongan hukum (rechtsvacuum)

FENOMENA DALAM KEKOSONGAN HUKUM Oleh : Hario Mahar Mitendra Diterima 19 April 2018; disetujui 26 April 2018

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembentuk undang-undang dalam berbagai perundang-undangan menggunakan

PHI 6 ASAS HUKUM PIDANA

equiping in applying ofhim. In applying ofprinciple oflegality, judge remain to pay attention rule oflaw,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUMBER-SUMBER HUKUM dalam TATA HUKUM INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

POKOK-POKOK HUKUM PERDATA

HUKUM PERBANKAN INDONESIA

BAB II PERBUATAN NOTARIS YANG DAPAT DIKELOMPOKKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PENIPUAN

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa


BAB V P E N U T U P. forum penyelesaian sengketa yang pada awalnya diharapkan dapat menjadi solusi

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

KONSINYASI DI PENGADILAN AGAMA. Oleh: Drs. H. Masrum M Noor, MH. (Hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten)

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

HABIB ADJIE - MAGISTER ILMU HUKUM - UNIV. NAROTAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

Doktrin Precedent dan Plea Bargaining System. Oleh : Supriyanta, SH.MHum Fak. Hukum UNISRI Abstrak

Sistem Hukum. Nur Rois, S.H.,M.H.

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan metode yang digunakan, dan dari uraian di atas bahwa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

PUTUSAN. No K/Pid.Sus/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Pendapat Umum, yang dimaksud dengan Hukum adalah:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

HAKIKAT DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA RINGAN 1 Oleh: Alvian Solar 2

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

C. HUKUM MENURUT TEMPAT BERLAKUNYA

BAB. V PENEMUAN, PENAFSIRAN DAN PEMBENTUKAN HUKUM

ASAS LEGALITAS DALAM DOKTRIN HUKUM INDONESIA: PRINSIP DAN PENERAPAN. Oleh: Dwi Afrimeti Timoera* ABSTRACT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENGANTAR 1.1 Pengertian Hukum Pidana Hukum Pidana Endah Lestari D.,SH,MH. Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya

"Itu Kejahatan": Perampasan kemerdekaan secara tidak sah

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

HUKUM PEMBUKTIAN KEJAHATAN TI

MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 21 PENEMUAN HUKUM (BAGIAN 3)

UANG PENGGANTI. (Sumber Gambar : tokolarismanis.files.wordpress.com)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK JAKSA MENGAJUKAN PK DAN BATASANNYA. OLEH: Paustinus Siburian, SH., MH. ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tugas dan Wewenang Hakim dalam Proses Peradilan Pidana. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk

DALAM PRESPEKTIF HUKUM ACARA PERDATA INDONESIA. Efa Laela Fakhriah. Hukum sebagai sarana pembaruan masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh

a. Hukum pembuktian bagian hukum acara perdata, diatur dalam:

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai

I. PENDAHULUAN. Hakim memiliki peranan penting dalam suatu proses persidangan yaitu. mengambil suatu keputusan hukum dalam suatu perkara dengan

TINJAUAN YURIDIS PEMBUKTIAN TURUT SERTA DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Kasus Putusan No. 51/Pid.B/2009 /PN.PL) MOH. HARYONO / D

Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK, PERLINDUNGAN KONSUMEN, DAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

itu asas-asas dan dasar-dasar tata hukum MEMBANGUN SISTEM HUKUM PIDANA YANG pidana dan hukum pidana colonial MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI KEADILAN

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

Lex Crimen Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2014

BAB IV WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF. dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB V PENUTUP. Pembahasan dari penelitian yang penulis lakukan dapat diambil. kesimpulan permasalahan terjadi dalam Perjanjian Jaminan Fidusia dalam

Kekuatan Pembuktian Akta Notaris yang Mengandung Kesalahan dalam Penulisan Komparisi Abstract: Abstrak: Al-Qānūn, Vol. 20, No.

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 061/PUU-II/2004

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

MANA YANG LEBIH TINGGI PUTUSAN MA-RI (TENTANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN) DAN UNDANG-UNDANG (TENTANG HAK TANGGUNGAN)? TAUFIQURROHMAN SYAHURI

BAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA

Prosedur Bantuan Hukum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

HUKUM YANG DICIPTAKAN MELALUI PUTUSAN PENGADILAN

PERADILAN dan PENGADILAN PERADILAN: PROSES PEMBERIAN KEADILAN DI SUATU LEMBAGA YANG DISEBUT PENGADILAN PENGADILAN: LEMBAGA ATAU BADAN YANG BERTUGAS MENERIMA, MEMERIKSA, MENGADILI DAN MENYELESAIKAN SETIAP PERKARA YANG DIAJUKAN KEPADANYA

(I).PUTUSAN HAKIM / PENGADILAN Putusan hakim/pengadilan meliputi: Putusan pengadilan (vonis): terjadi sengketa, baik perkara perdata atau pidana. Perkara perdata: yang bersengketa adalah penggugat dan tergugat. Contoh: wanprestasi dalam transaksi utang. Perkara pidana: yang bersengketa adalah penuntut umum dan terdakwa. Contoh: pembunuhan, pencurian Penetapan pengadilan: tidak terjadi sengketa Contoh: penetapan pengangkatan anak

Putusan pengadilan hanya mengikat para pihak, tidak berlaku umum Pasal 21 AB (Algemane Bepalingen van Wetgeving): Hakim tidak dapat memberi putusan yang akan berlaku sebagai peraturan umum 1917 Kitab Undang-undang Hukum Perdata: Kekuatan suatu putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan mutlak tidaklah lebih luas daripada sekedar mengenai soalnya perkara

Kesimpulan: perbedaan antara putusan hakim dengan jenis hukum lain (peraturan perundangan dan kebiasaan) : Putusan pengadilan: hanya mengikat pihak yang berperkara Peraturan perundangan dan kebiasaan: mengikat umum

Kansil: YURISPRUDENSI Yurisprudensi adalah putusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar putusan oleh hakim kemudian mengenai masalah yang sama atau sejenis. Jadi putusan hakim yang tidak diikuti atau dicontoh oleh hakim yang kemudian, bukan yurisprudensi Yurisprudensi dibagi 2: Yurisprudensi tetap: putusan hakim yang terjadi terjadi karena rangkaian putusan serupa dan menjadi dasar bagi pengadilan untuk mengambil putusan Yurisprudensi tidak tetap: tidak diikuti oleh hakim berikutnya untuk masalah yang sama

E. Utrecht: Yurisprudensi adalah keputusan-keputusan hakim. Yurisprudensi dibagi 2: Yurisprudensi tetap: terjadi karena adanya suatu rangkaian atau rentetan keputusan yang tetap. Atau beberapa keputusan yang menjadi keputusan yang baku, yaitu keputusan yang menjadi dasar bagi peradilan (standart arresten) Yurisprudensi tidak tetap: putusan pengadilan yang tidak diikuti hakim lainnya Perbedaan Kansil dengan Utrecht: Kansil: putusan hakim yang diikuti hakim kemudian Utrecht: Yurisprudensi adalah keputusankeputusan hakim.

(2) PUTUSAN HAKIM/PENGADILAN Putusan hakim/pengadilan: 1. Putusan yang diikuti oleh hakim yang lain dalam masalah yang sejenis 2. Putusan hakim yang tidak diikuti oleh hakim yang lain AZAS THE BINDING OF PRECEDENT Putusan hakim/pengadilan yang harus diikuti oleh hakim yang lain dalam masalah yang sejenis

AZAS THE BINDING OF PRECEDENT: Diikuti negara Common Law Amerika, Inggria, Australia AZAS KODIFIKASI: Diikuti negara continental Perancis, Belanda, Indonesia

Utrecht: Putusan hakim (PT, MA) pada umumnya diikuti oleh hakim berikutnya (walau bukan negara yang menganut azas precedent), karena: 1. Faktor Psikologis: Keputusan hakim memiliki kekuasaan. Khususnya apabila dibuat oleh pengadilan yang lebih tinggi (PT atau MA), karena lebih berpengalaman, lebih dihormati. 2. Faktor Praktis: apabila berbeda dengan putusan sebelumnya, cenderung akan dibawa kepada hakim yang lebih tinggi 3. Kesesuaian pendapat.hakim menyetujui isi putusan hakim terdahulu

ASPEK POSITIF Menghindari putusan pengadilan yang saling bertentangan Menciptakan kepastian hukum KANSIL: Sumber hukum formal adalah: 1. UU (statue) 2. KEBIASAAN (castum) 3. KEPUTUSAN HAKIM (yurisprudensi) 4. TRAKTAT (treaty) 5. PENDAPAT SARJANA HUKUM (doktrin)

HAKIM BERSIFAT PASIF & HAKIM DILARANG MENOLAK PERKARA

Pengadilan / hakim Bersifat pasif: Apabila tidak ada tuntutan hak yang diajukan kepada pengadilan, hakim akan bersifat pasif (menunggu sampai perkara itu oleh yang berkepentingan diajukan ke pengadilan) Hakim tidak mencari-cari perkara yang akan diperiksa

Hakim dilarang menolak memeriksa perkara: Pasal 22 AB: bilamana seorang hakim menolak memeriksa suatu perkara dengan alasan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menyebutkan, tidak jelas atau tidak lengkap, maka ia dapat dituntut karena menolak mengadili Pasal 14 ayat (1) UU no. 14 Tahun 1970. Pasal 16 (1) UU 4 Tahun 2004: Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya. Hakim dapat menciptakan hukum/ Judge made law

JUDGE MADE LAW Menggali dari doktrin: ajaran para ahli hukum yang merupakan wadah atau tempat hakim menemukan ilmu Menciptakan hukum sendiri berdasar nilai-nilai keadilan Menciptakan hukum sendiri berdasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat (Pasal 28 (1) UU 4/2004: Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat)

Contoh: Operasi transeksual yang diikuti dengan permohonan kepada hakim untuk merubah status hukum Penetapan hakim atas permohonan perubahan status: penciptaan hukum Apabila diikuti oleh hakim yang lain: penerapan hukum

(3). PUTUSAN HAKIM/PENGADILAN Putusan hakim/pengadilan 1. Putusan hakim yang mencipta hukum, yaitu putusan hakim terhadap hal-hal yang tidak diatur oleh hukum baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis 2. Putusan hakim yang menerapkan hukum, yaitu putusan hakim terhadap hal-hal yang diatur oleh hukum

Putusan hakim dalam penerapan hukum berdasar hukum tertulis dan kebiasaan Putusan hakim dalam penciptaan hukum

BATASAN MATERI PENCIPTAAN HUKUM Terbatas pada lingkup hukum perdata Bagaimana dengan Hukum Pidana? AZAS LEGALITAS Azas Hukum Pidana: nullum delictum nulla poena sine preavia lege poenali (Hakim dilarang mencipta hukum apapila ketentuan pidana dalam UU tidak mengaturnya) Pasal 1 ayat 1 KUHPidana: Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali ada ketentuan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan dilakukan Hukum pidana tidak berlaku surut/mundur Hukum pidana tidak dapat ditafsir secara analogi

Analogi: menyamakan perbuatan-perbuatan yang secara tidak tegas diatur dalam UU dengan perbuatan yang diatur oleh UU karena kedua perbuatan itu mempunyai hakikat yang sama Contoh: Pasal 1576 KUHPerdata: Jual beli tidak memutuskan hubungan sewa menyewa Qias (hukum Islam): Sebagai salah satu sumber hukum Islam Tidak terbatas pada hukum perdata

Hukum pidana dapat ditafsir secara ekstensif: Adalah memperluas tafsir suku kata dalam UU sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi Contoh: Tahun 1921 Hoge Raad memperluas pengertian barang pada aliran listrik. Sebelum 1921 barang hanya terbatas pada yang berwujud, sehingga pencurian listrik tidak dapat dipidana.

PENAFSIRAN BERDASAR NILAI-NILAI YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT 1. Perbuatan melawan hukum (1365 KUHPerdata): Tiap perbuatan pelanggar hukum, yang membawa kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Pada awalnya, terbatas pada perbuatan melanggar UU saja (aliran legisme: hukum dipandang terbatas pada UU, dan di luar UU tidak ada hukum). Pada 31 Januari 1919 Hoge Raad menambahkan perbuatan yang melawan kepatutan dan hak orang lain

2. Pada 26 mei 1939 Raad van Justitie Jakarta: menetapkan janda bukan ahli waris dari suaminya. Perkembangan: Putusan MahkamahAgung no. 110/K/Sip/1960 menetapkan janda sebagai ahli waris suami yang meninggal dunia. 3. Jumlah utang yang harus dibayar oleh debitur sama dengan jumlah uang yang dipinjam. Walaupun terjadi inflasi. MA dalam putusan sekitar tahun 1955 membebankan risiko kemerosotan nilai uang dengan ratio 50% : 50%, ditanggung kedua belah pihak dengan berpedoman pada nilai emas atau beras

KESIMPULAN: YURISPRUDENSI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN DALAM SISTEM HUKUM ADALAH PUTUSAN HAKIM/PENGADILAN YANG BERSIFAT PENCIPTAAN HUKUM DAN TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN TETAP