BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 68 TAHUN : 2006 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN, SARANA UMUM DAN RUPABUMI

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN DAN FASILITAS UMUM

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN DAN FASILITAS UMUM TERTENTU

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENAMAAN JALAN DAN GEDUNG PEMERINTAH DAERAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENAMAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MEHA ESA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN NAMA NAMA JALAN DI WILAYAH KOTA SERANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 11 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENQAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1"2- TAHUN2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERIAN NAMA JALAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM DI KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM DAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM DAN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PENAMAAN FASILITAS UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR : 04 TAHUN 2005 TENTANG PENAMAAN JALAN DAN PENOMORAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 9 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 4

Dengan Persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR dan BUPATI LUWU TIMUR MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PENERANGAN JALAN UMUM

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 4

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENAMAAN FASILITAS UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN NAMA JALAN / GANG DALAM KABUPATEN SERUYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBAKUAN NAMA RUPABUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN KOLAKA UTARA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 Tahun 1985 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PANITIA PEMBAKUAN NAMA RUPABUMI. BAB I KETENTUAN UMUM

KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

IZIN PEMBANGUNAN JALAN KHUSUS PERUSAHAAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PELABUHAN SUNGAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG KELAS JALAN DAN PENGAMANAN PERLENGKAPAN JALAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN KERJASAMA DESA BUPATI TANAH BUMBU,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN UTILITAS TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN JALAN KABUPATEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS, RAMBU LALU LINTAS DAN MARKA JALAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 10 TAHUN TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 03/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN FUNGSI JALAN DAN STATUS JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN DAN SARANA UMUM DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai kewenangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. bahwa perkembangan pembangunan jalan dan sarana umum di Kabupaten Tanah Bumbu mengalami perkembangan yang cukup signifikan; c. bahwa pengaturan mengenai pedoman pemberian nama jalan dan sarana umum, dilakukan untuk memberi kepastian hukum dan kejelasan kepada masyarakat dalam memberikan nama jalan dan sarana umum; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pedoman Pemberian Nama Jalan dan Sarana Umum Kabupaten Tanah Bumbu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4265); 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupa Bumi; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2007 Nomor 40) sebagiamana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2011 Nomor 21); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 20).

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU dan BUPATI TANAH BUMBU, MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN DAN SARANA UMUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tanah Bumbu. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Tanah Bumbu. 4. Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalulintas umum. 5. Jalan Khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri; 6. Jalan Desa adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar pemukiman di dalam desa serta jalan lingkungan; 7. Jalan Kabupaten adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten; 8. Jalan Kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antara pusat pelayanan dan kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil serta menghubungkan antar permukiman yang berada dalam kota; 9. Jalan Provinsi adalah jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi; 10. Jalan Nasional adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol; 11. Nama Jalan adalah identitas yang membedakan antara jalan yang satu dengan jalan yang lain;

12. Sarana umum adalah sarana yang dibangun dan dimiliki atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang dipergunakan untuk kepentingan masyarakat; 13. Gang adalah lorong sempit dengan lebar maksimal 3 meter, tempat/jalan kecil di kampung-kampung perkotaan yang diperuntukkan bagi lalu lintas pemukiman setempat; 14. Pembakuan adalah proses penetapan nama rupabumi yang baku oleh lembaga yang berwenang baik secara nasional maupun internasional. 15. Rupabumi adalah bagian dari permukaan bumi yang dapat dikenal identitasnya sebagai unsur alam dan unsur buatan manusia, misalnya sungai, danau, gunung, tanjung, desa, dan bendungan. 16. Nama rupabumi adalah nama yang diberikan pada unsur rupabumi. 17. Prinsip adalah asas yang menjadi pokok dasar berpikir dan bertindak untuk penamaanunsur rupabumi. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud pemberian nama jalan dan sarana umum milik Pemerintah Daerah adalah untuk memberikan identitas terhadap jalan dan sarana umum milik Pemerintah Daerah guna mencerminkan semangat dan filosofi masyarakat Bersujud. (2) Tujuan pemberian nama jalan dan sarana umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah : a. Untuk menertibkan penamaan jalan dan sarana umum; b. Untuk memudahkan memperoleh informasi dan transportasi; c. Untuk mengiventarisir nama-nama jalan dan sarana umum di daerah; d. Untuk mengenang nama-nama pahlawan, flora, fauna dan bendabenda lain yang memiliki nilai sejarah atau keistimewaan dan keunikan tertentu. BAB III KEWENANGAN PEMBERIAN NAMA JALAN DAN SARANA UMUM Pasal 3 (1) Setiap jalan dan sarana umum harus mempunyai nama; (2) Jalan dan sarana umum yang diberi nama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah jalan umum dan khusus serta sarana umum yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Daerah, serta jalan umum dan khusus yang dimiliki oleh swasta.

Pasal 4 (1) Jalan dan sarana umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, antara lain: a. Jalan Nasional; b. Jalan Provinsi; c. Jalan Kabupaten; d. Jalan lingkungan/ desa; e. Taman, stadion, lapangan terbuka dan/atau tertutup; f. Gang, jembatan dan sungai; g. Gedung, Kantor, balai dan perusahaan daerah; h. Sarana dan Prasarana. (2) Jalan dan sarana umum tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat terletak pada suatu lokasi maupun kawasan tertentu yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah maupun badan usaha swasta. BAB IV KETENTUAN PEMBERIAN NAMA JALAN DAN SARANA UMUM Pasal 5 (1) Pemberian nama jalan dan sarana umum dapat diusulkan oleh : a. Pemerintah Daerah; b. Tokoh masyarakat, pemuka agama dan pemangku adat; c. Keluarga/ahli waris dari tokoh pejuang dan atau tokoh masyarakat yang berjasa kepada bangsa dan negara serta daerah; d. Kelompok masyarakat dan/atau Lembaga Swadaya Masyarakat; e. Perusahaan pengembang perumahan bagi jalan-jalan di kawasan pemukiman yang dibangunnya; f. Badan usaha swasta sejenisnya. g. Nama jalan dan sarana yang diusulkan dapat diambil dari : 1. Nama pahlawan kemerdekaan baik tingkat nasional, regional maupun lokal; 2. Nama tokoh masyarakat yang telah meninggal dunia dan dianggap berjasa bagi daerah; 3. Peristiwa bersejarah; 4. nama flora dan fauna;

5. nama geografis; 6. Nama-nama lain sepanjang mencerminkan semangat dan kebudayaan daerah, serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, agama, kesusilaan, dan kepentingan umum. (2) Nama jalan dan sarana umum yang sudah ada sebelum disahkannya peraturan daerah ini, harus dilakukan penyesuaian dan penetapan. Pasal 6 Pemberian nama jalan yang diambil dari nama pahlawan kemerdekaan dan/atau tokoh masyarakat harus disesuaikan dengan klasifikasi jalan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah; Pasal 7 Pemberian nama jalan dan sarana umum ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 8 (1) Apabila dipandang perlu, nama jalan dan sarana umum yang telah ada dapat diubah dan diganti; (2) Perubahan nama jalan dan sarana umum harus mendapat persetujuan dari masyarakat yang tinggal di sepanjang jalan tersebut; (3) Sebelum perubahan nama jalan dan sarana umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan, maka harus disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat. (4) Perubahan nama jalan dan sarana umum ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB V TATA CARA PEMBERIAN NAMA JALAN DAN SARANA UMUM Pasal 9 (1) Nama jalan dan atau sarana umum yang diusulkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 diajukan secara tertulis kepada bupati dengan mengajukan minimal 2 (dua) alternatif nama beserta alasan dan latar belakang usulan dimaksud; (2) Nama jalan dan sarana umum yang diusulkan untuk dirubah sebagaimana dimaksud pada Pasal 8, dapat mempedomani ketentuan dalam ayat (1); (3) Prosedur dan persyaratan tata cara pengajuan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 10 (1) bupati membentuk Panitia Pembakuan Nama Rupabumi; (2) Panitia Pembakuan Nama Rupabumi ditetapkan berdasar Keputusan Bupati;

(3) Panitia Pembakuan Nama Rupabumi bersifat ad hoc. BAB VI TIANG, PAPAN NAMA DAN TULISAN Pasal 11 (1) Setiap jalan dan sarana umum yang telah diberi nama wajib dipasangkan tiang papan nama; (2) Tulisan nama jalan dan sarana umum menggunakan huruf latin; (3) Selain menggunakan huruf latin, nama jalan dan sarana umum dapat ditambahkan dengan menggunakan huruf daerah/suku; (4) Ketentuan tentang bahan, ukuran, warna, tata cara penulisan, penempatan tiang dan papan/plat nama diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 12 (1) Pembuatan dan pemasangan serta pemeliharaan papan/plat nama yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dibiayai oleh Pemerintah Daerah; (2) Setiap nama jalan harus diberi tiang dan papan/plat nama yang sama pada masing-masing ujung jalan tersebut; (3) Pembuatan dan pemasangan serta pemeliharaan papan/plat nama yang berada di lingkungan komplek perumahan dibiayai oleh pengembang selama fasilitas jalan itu belum diserahkan kepada pemerintah daerah. BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 13 (1) Barang siapa dengan sengaja atau karena kelalaiannya merusak, mengambil atau mengganggu tiang serta papan nama jalan dan sarana umum sebagaimana dimaksud pada pasal 11 dipidana kurungan paling lama 5 (lima) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta Rupiah.); (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 (1) Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, nama-nama jalan dan saranan umum di Kabupaten Tanah Bumbu yang telah ada tetap berlaku sepanjang belum diubah dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini. (2) Nama-nama jalan dan sarana umum yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu yang belum ditetapkan dengan Keputusan Bupati harus menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Segala sesuatu yang belum diatur tentang pemberian nama jalan dan sarana umum diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini di tempatkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu. Ditetapkan di Batulicin pada tanggal 21 Mei 2015 BUPATI TANAH BUMBU, ttd MARDANI H.MAMING Diundangkan di Batulicin pada tanggal 21 Mei 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU, ttd SAID AKHMAD LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2015 NOMOR 11 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN :(31/2015)

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN DAN SARANA UMUM I. PENJELASAN UMUM Jalan adalah salah satu prasarana transportasi penting yang menghubungkan satu tempat ke tempat lainnya. Untuk memudahkan identifikasi masing-masing jalan diberi nama sebagai identitas. Nama jalan seringkali memiliki maksud tertentu yang diberikan oleh pemerintah setempat baik sebagai pengingat suatu peristiwa, sebagai penghargaan bagi tokoh yang berjasa maupun sebagai penanda ciri khas daerah tersebut. Kabupaten Tanah Bumbu sebagai sebuah kabupaten termuda di Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan melaksanakan pembangunan-pembangunan sarana dan prasarana yang bertujuan untuk mencapai Visi Kabupaten Tanah Bumbu yakni TERWUJUDNYA KABUPATEN TANAH BUMBU SEBAGAI PUSAT PELABUHAN, PERDAGANGAN DAN PARIWISATA TERDEPAN DI KALIMANTAN BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN MENUJU TANAH BUMBU YANG MAJU, UNGGUL, MANDIRI, SEJAHTERA, AMAN, RELIGIUS DAN BERAKHLAK MULIA SERTA BERINTELEKTUAL TINGGI. Salah satu misi yang dijalankan adalah menyelenggarakan penataan ruang wilayah yang mendorong pembangunan berkelanjutan dengan peningkatan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas. Penataan ruang tersebut berkorelasi dengan keteraturan dan ketertiban sarana dan prasarana yang dibangun. Di Kabupaten Tanah Bumbu, penamaan jalan dan sarana umum belum diatur dalam sebuah peraturan yang memadai, akibatnya pemberian nama jalan dan sarana umum dilakukan dengan kurang tertib sehingga acap kali terjadi penamaan jalan yang tidak sesuai dengan semangat dan filosofi hidup masyarakat Tanah Bumbu dan tidak mencerminkan budaya setempat. Selain itu ada pula gejala seringnya perubahan nama jalan tanpa adanya pertimbangan yang memadai. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dipandang perlu untuk membentuk sebuah peraturan daerah yang memberikan pedoman dalam hal pemberian nama jalan dan sarana umum di Kabupaten Tanah Bumbu. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 (1)

(2) Jalan dan sarana umum yang dimaksud pada ayat ini adalah jalan, baik umum dan/atau khusus serta sarana umum yang berada di Kabupaten Tanah Bumbu, termasuk jalan umum yang berada di kawasan komplek perumahan. Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pemberian nama jalan dengan menggunakan nama pahlawan dan atau tokoh masyarakat harus mempertimbangkan klasifikasi jalan dan tingkat ketokohan pahlawan atau tokoh masyarakat dimaksud. Misalnya nama pahlawan nasional tidak pantas untuk dijadikan nama jalan di komplek perumahan. Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 (1) Panitia Pembakuan Nama Rupabumi terdiri dari SKPD yang ditunjuk oleh bupati dan tokoh masyarakat dan atau kelompok masyarakat yang berkepentingan. (2) (3) Panitia Pembakuan Nama Rupabumi bersifat sementara jika diperlukan terkait pemberian nama jalan dan sarana umum tersebut dipandang berpotensi konflik. Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 69 TAHUN 2015