BAB IV MATERI MUATAN PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DALAM KOTA BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
Muchamad Ali Safa at

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam hal tuntutan pemberian otonomi yang luas kepada daerah kabupaten dan kota,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DISIPLIN ITU INDAH

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum 1. Negara hukum adalah negara. yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.

TINJAUAN YURIDIS TENTANG LEGALITAS EXECUTIVE REVIEW TERHADAP PERATURAN DAERAH (PERDA) Oleh : Deni Daryatno* ABSTRAK

BAB IV KEABSAHAN PENGANGKATAN PEJABAT DAERAH OLEH PEJABAT KEPALA DAERAH. tindakan hukum publik yang diberikan oleh peraturan perundang-undang yang

BAB III TINJAUAN UMUM. diprogramkan. Sedangkan menurut M. Efendi efektifitas adalah indikator dalam tercapainya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Oleh : A. Zarkasi, S.H., M.H. 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum artinya meniscayakan

BAB II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Istilah perundang-undangan (legislation, wetgeving) dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Negara Republik Indonesia. sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2010 NOMOR 16

NOTULA KEGIATAN IMPLEMENTASI PERANGKATPEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh : Widiarso NIM: S BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG


BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV AKIBAT HUKUM TERHADAP HASIL PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA YANG TELAH MELALUI PROSES EXECUTIVE REVIEW

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

DAFTAR PUSTAKA. Ash-shofa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, cetakan keempat, PT Rineka Cipta, Jakarta.

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

2/1/2008 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif ( normative legal reserch) yaitu

PENGAWASAN PERATURAN DAERAH BERDASARKAN PERUNDANG- UNDANGAN (KAJIAN POLITIK HUKUM)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 48/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

EKSISTENSI PERATURAN DESA PASCA BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 SAIFUL / D

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus

BAB V PENUTUP. 1. Kewenangan Pengawasan Produk Hukum Daerah oleh Pemerintah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Achwan, Rochman, 2000, Good Governance: Manifesto Politik Abad ke 21,

PROSEDUR REVISI UNDANG-UNDANG. Revisi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG SISTEM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR. PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEITrI'SUITAIT PERATURAN DI DESA

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pemetaan Kedudukan dan Materi Muatan Peraturan Mahkamah Konstitusi. Rudy, dan Reisa Malida

BAB I PENDAHULUAN. Produk hukum, terutama undang-undang, keberadaannya dituntut. untuk dinamis terhadap kebutuhan hukum yang diperlukan oleh

DAFTAR PUSTAKA. Bagir manan, Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia, Jakarta: Indo Hill, 1992

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG

KEKUATAN HUKUM PERDA

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DAFTAR PUSTAKA , 2001, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Pusat Studi Hukum (PSH) Fakultas Hukum UII, Yogyakarta

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dalam negara didasarkan kepada hukum. 1 Maka dari itu semua aspek kehidupan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH YANG ASPIRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan negara (pemerintah) serta memberi perlindungan hukum bagi rakyat. Salah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Batu Bacan merupakan batu hidup yang akan berubah warnanya

PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 TAHUN 2004 TENTANG P3 WICIPTO SETIADI

BUPATI PASURUAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR PUSTAKA. Pemilihan Presiden Secara Langsung. Jakarta: Sekertariat Jenderal MK RI. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN ANTARA NORMA HUKUM DENGAN ASAS HUKUM

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah TEORI DAN METODE PERANCANGAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

61 BAB IV MATERI MUATAN PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DALAM KOTA BENGKULU A. Materi Muatan Peraturan Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Sesuai isi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dalam hal Menimbang, huruf a, bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 1 angka 5 tentang Pemerintah Daerah menjelaskan: Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada prinsipnya, kebijakan otonomi daerah dilakukan dengan mendesentralisasikan kewenangan-kewenangan yang selama ini tersentralisasi di

62 tangan pusat. Dalam proses desentralisasi itu, kekuasaan pemerintah pusat dialihkan dari tingkat pusat ke Pemerintah Daerah sebagaimana mestinya. 54 salah satu kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yakni pembentukan Peraturan Daerah (Perda). Dalam rangka membuat peraturan perundang-undangan maupun peraturan daerah ada 3 (tiga) dasar atau landasan sebagai berikut: 55 1) Landasan Filosofis; perundang-undangan dihasilkan mempunyai landasan filosofis (filisofisch groundslag) apabila rumusannya atau norma-normanya mendapatkan pembenaran (rechtvaardiging) dikaji secara filosofis. Jadi undang-undang tersebut mempunyai alasan yang dapat dibenarkan apabila dipikirkan secara mendalam. 2) Landasan Sosiologis; suatu perundang-undangan dikatakan mempunyai landasan sosiologis (sociologische groundslog) apabila ketentuan-ketentuannya sesuai dengan keyakinan umum atau kesadaran hukum masyarakat. 3) Landasan Yuridis; landasan yuridisn (rechtground) atau disebut juga dengan landasan hukum adalah dasar yang terdapat dalam ketentuanketentuan hukum yang lebih tinggi derajatnya. Landasan yuridis dibedakan pula menjadi dua macam, yaitu: a) Segi Formal yaitu ketentuan hukum yang memberikan wewenang kepada badan pembentuknya. b) Segi material adalah ketentuan-ketentuan hukum tentang masalah atau persoalan apa yang harus diatur. Berkaitan dengan tujuan dan fungsi pembentukan Perda, Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Pasal 137 tentang Pemerintah Daerah memberikan beberapa asas dalam pembentukan perda antara lain; 1) Keterbukaan; 2) Kejelasan tujuan; 54 Ibid, hlm. 62. 55 Amancik, Op.Cit, hlm. 38.

63 3) Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; 4) Kesesuaian antara jenis dan materi muatan; 5) Dapat dilaksanakan; 6) Kedayagunaan dam kehasilgunaan; 7) Kejelasan rumusan Materi muatan Perda menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 138 tentang pemerintah daerah mengandung asas yakni: 1) Pengayoman; 2) Kemanusian; 3) Kebangsaan; 4) Kekeluargaan; 5) Kenusantaraan; 6) Bhineka tunggal ika; 7) Keadilan; 8) Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan; Ketertiban dan kepastian hukum; dan atau Keseimbangan, keserasian dan keselarasan. Sementara itu dalam pembentukan suatu Peraturan Perundang-Undangan isi dari materi muatan Peraturan Perundang-Undangan tersebut harus sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 6 Ayat (1) tentang Pembentukan peraturan Perundang-Udangan yaitu: 1) Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan asas: a. pengayoman; b. kemanusiaan; c. kebangsaan; d. kekeluargaan; e. kenusantaraan; f. bhinneka tunggal ika; g. keadilan; h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan; i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan. Materi muatan peraturan Walikota berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan bertentangan

64 dengan asas pembentukan peraturan perundang-undangan yaitu azas kejelasan tujuan dan asas dapat dilaksanakan. Salah satu bentuk desentralisasi tersebut di jelaskan dalam Pasal 115 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yaitu: Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya. B. Materi Muatan Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Dalam Kota Bengkulu Walikota Bengkulu mencoba mengaplikasikan penetapan kawasan tanpa rokok tersebut dalam bentuk Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Dalam Kota Bengkulu. Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 38 Tahun 2011 Pasal 7 Ayat (1) tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Dalam Kota Bengkulu, kawasan tanpa rokok dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a) Perkantoran Pemerintah Daerah. b) Tempat Pelayanan Kesehatan. c) Tempat Proses Belajar Mengajar. d) Tempat Bermain dan Atau Berkumpulnya Anak-anak. e) Tempat Ibadah. f) Tempat Kerja. g) Tempat atau Gedung tertutup. h) Tempat Umum, dan i) Kendaraan Angkutan Umum Dari penjelasan Pasal di atas seharusnya dalam menentukan tempat hendaknya dalam lingkup pemerintahan Kota Bengkulu karena apabila diluar lingkup pemerintah daerah kota Bengkulu kawasan yang ditetapkan tidak berlaku.

65 Jelas sekali dapat dipahami bahwa materi muatan dalam Perwal ini tidak sesuai dengan asas kejelasan tujuan. Pada penjelasan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 115 ayat (2) Tentang Kesehatan bahwa, Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya. Seharusnya pada Peraturan Walikota Bengkulu ini kawasan tanpa rokok dibuat lebih terperinci tidak seperti yang tercantum pada Pasal 7 UU No. 38 Tahun 2011 Tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Dalam kota bengkulu, misalnya pada kantor Walikota Bengkulu dan tempat pelayanan kesehatan di Kota Bengkulu. Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Dalam Kota Bengkulu dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 115 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, diketahui bahwa Undang-Undang mengemanatkan adanya suatu Perda namun yg terjadi di Kota Bengkulu tidak ditemukan tentang Perda itu tetapi langsung adanya Perwal tanpa adanya Perda. Jelas sekali bahwa dalam pembentukan Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Dalam Kota Bengkulu materi muatannya tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 sedangkan asas pembentukan Peraturan Perundang-Undangan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 5 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, yang meliputi: a. kejelasan tujuan;

66 b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat; c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan; d. dapat dilaksanakan; e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; f. kejelasan rumusan; dan g. keterbukaan. Hendaknya Walikota Bengkulu dalam pembentukan suatu peraturan Walikota Bengkulu Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok dalam Kota Bengkulu sesuai dengan asas pembentukan peraturan perundang-undangan agar Perwal ini mempunyai kekuatan hukum mengikat. Selain itu juga terhadap pemerintah Kota Bengkulu untuk segera ditingkatkan dari Perwal menjadi Peraturan Daerah Kota Bengkulu agar nantinya peraturan tersebut mempunyai kekuatan mengikat. Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Dalam Kota Bengkulu dicantumkan sanksi, yaitu pada Pasal 11 disebutkan bahwa: Pimpinan lembaga dan/atau badan yang melanggar ketentuan Pasal 6 Peraturan Walikota ini dapat dikenakan sanksi administrasi berupa: a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara kegiatan; dan atau c. pencabutan izin. Sanksi ini diberikan kepada lembaga dan/atau badan pada kawasan tanpa rokok yang tidak melarang orang mrokok di kawasan tanpa rokok. Sanksi juga diberikan kepada pimpinan lembaga dan/atau badan pada kawasan tanpa rokok yang tidak memasang tanda-tanda dilarang merokok.

67 Muatan sanksi pada materi muatan Peraturan Walikota ini tidaklah tepat, penerapan sanksi pada Peraturan Walikota ini tidak sesuai dengan asas dapat dilaksanakan, karena sanksi diberikan pada pimpinan lembaga dan atau badan yang melanggar Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2011 Pasal 6 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Dalam Kota Bengkulu. Diketahui bahwa, kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan tanpa rokok merupakan tempat-tempat pelayanan publik, apabila sanksi tersebut diterapkan berupa penghentian sementara kegiatan; dan atau pencabutan izin, maka akan mengganggu pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Setiap pembetukan peraturan perundang-undangan harus diperhitungkan efektivitas peraturan perundangan-undangan tersebut dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis.

68 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Ada pun kesimpulan yang diperoleh dari uraian-uraian yang telah dikemukakan untuk menjawab permasalahan adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengaturan Pasal 7 ayat (1) jo. Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan peundang- Undangan, maka Peraturan Daerah Kota dan Peraturan Walikota berkedudukan di bawah Undang-Undang dalam hierarki peraturan perundang-undangan. Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok dalam Kota Bengkulu kedudukannya sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan Daerah, namun dalam hal ini belum ada Perda yang mengatur tentang penetapan kawasan tanpa rokok sehingga peraturan Walikota ini dibuat untuk mengisi kekosongan hukum tentang kawasan tanpa rokok di dalam kota Bengkulu. 2. Sanksi pada materi muatan Peraturan Walikota ini tidaklah tepat, penerapan sanksi pada Peraturan Walikota ini tidak sesuai dengan asas dapat dilaksanakan, karena sanksi diberikan pada pimpinan lembaga dan atau badan yang melanggar Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok dalam Kota Bengkulu Pasal 6. Diketahui bahwa, kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan tanpa rokok merupakan

69 tempat-tempat pelayanan publik, apabila sanksi tersebut diterapkan berupa penghentian sementara kegiatan; dan atau pencabutan izin, maka akan mengganggu pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Setiap pembetukan peraturan perundang-undangan harus diperhitungkan efektivitas peraturan perundangan-undangan tersebut dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis. B. Saran 1. Hendaknya Kepala Daerah Kota Bengkulu dalam menetapkan Peraturan Walikakota memperhatikan asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan. 2. Hendaknya Pemerintah Bengkulu membentuk peraturan daerah (PERDA) tentang kawasan tanpa rokok.

70 DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Agussalim, 2007, Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia. Amancik, 2003, Bahan Ajar Ilmu Perundang-Undangan, Bengkulu: Fakultas Hukum Universitas Bengkulu. Astim Riyanto, 2000, Teori Konstitusi, Bandung: Yapemdo. Bagir Manan, 2001, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pusat Studi Hukum UII. Bayu surianingrat, 1987, Mengenai Ilmu Pemerintahan, Jakarta: Aksara Baru. Faried Ali, 2012, Hukum Tata Pemerintahan Heteronom dan Otonom, Bandung: Refika Aditama. Ilhami Bisri, 2012, Sistem Hukum Indonesia, Jakarta: PT. Rajagrafindo Prersada. Jimly Asshiddiqie, 2006, Perihal Undang-Undang, Jakarta: Rajawali Pers. Jimly Asshiddqie, 2010, Model-Model Pengujian Konstitusional Di Berbagai Negara, Jakarta: Sinar Grafika. Koesoemahatmadja, 1979, Pengantar Kearah Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia, Bandung: Binacipta. Laica Marzuki, 1987, Otonomi Daerah Dalam Perspektif Negara Kesatuan, Makasar: Tanpa tahun. Maria Farida Indrati Soeprato, 1998, Dasar-Dasar dan Pembentukanya Yogyakarta: Kanisius. Maria Farida Indrati Soeprato, 2007, Ilmu Perundang-Undangan, Yogyakarta: Kanisius. Moh. Mahfud MD, 2011, Politik Hukum Di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers. Sadjijono, 2008, Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum Adminsitrasi, Yogyakarta: LaksBang Pressindo.

71 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 2003, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali Pers. Soerjono Soekanto dan Abdurrahman, 2005, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, Jakarta: Renika Cipta. Soewarno Handayaningrat, 1983, Administrasi pemerintahan dalam Pembangunan Nasional, Jakarta: Gunung Agung. Syaukani, Affan Gaffar dan M.Ryass Rasyid, 2002, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kedasama dengan PUSKAP. Yuliandri, 2011, Asas-Asas Pembentukaan Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik, Jakarta: Rajawali Pers. 2. Jurnal Amalia Puswitasari, 2012, faktor kepatuhan mahasiswa dan karyawan terhadap peraturan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus fakultas kedokteran Universitas Diponegoro, (Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang) Jurnal Kosntitusi volume III Nomor 1 Juni 2010, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum Bengkoelen Justice Volume 2 Nomor 1 April 2012, Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Bengkulu, Bengkulu. Rizkia Amalia Solicha, 2012, tingkat pengetahuan dan sikap pengunjung di lingkungan rsup dr. kariadi tentang kawasan tanpa rokok, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Satjipto Rahardjo, 2000, Peranan dan Kedudukan Asas-Asas Hukum dalam Kerangka Hukum Nasional, (Makalah) FH, Universitas Indonesia. 3. Perturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

72 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang- Undangan. Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materil. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 38 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Tanpa Rokok Dalam Kota Bengkulu di Kota Bengkulu. 4. Media Internet http://hukum.kompasiana.com/2010/10/14/kawasan-tanpa-rokok-289446.html. http://priscaarsani.blogspot.com/2012/01/delegasi-wewenang.html. http://otonomidaerah.com/pengertian-otonomi-daerah-menurut-para-ahli.html. http://simpleelaw.blogspot.com/2013/10/ketetapan-dan-peraturan-pemerintah.html http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt519308777eeb0/masalah-dualismekewenangan-pengujian-perda-kabupaten_kota.