PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN dan SERTIFIKAT KEAHLIAN PBJ

dokumen-dokumen yang mirip
1. Keterbatasan Jumlah Petugas.

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN SOSIAL

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221

2 Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembara

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: P.35/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

ANTARA PPK, PPTK, dan PPK-SKPD Abu Sopian, Balai Diklat Keuangan Palembang

BUPATI ACEH BARAT SURAT EDARAN. 2. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui : a. Swakelola; dan / atau b. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.13/Menhut-II/2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5655); 2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA VA MINERAL PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 09 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BEKASI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PENGADAAN LANGSUNG BOLEH DILAKSANAKAN OLEH PENYEDIA YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang

Definisi Unit Layanan Pengadaan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01

Laporan Pengiriman sertifikat Penyelenggaraan Ujian Bulan Januari Jumlah Sertifikat

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1893/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengadaan Barang/Jasa. Prosedur. Pedoman.

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Matriks Perbedaan Antara Rancangan Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 (Bagian 1)

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Walikota Tasikmalaya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

POLISI NUNUKAN TETAPKAN LIMA TERSANGKA BARU KASUS KORUPSI BUKU

Mekanisme Pengadaan Langsung

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

PERUBAHAN JADWAL DIKLAT DJKN TAHUN 2016 Per 19 Januari 2016

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

-2- MEMUTUSKAN : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KOMISI PEMILIHAN UMUM.

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PROSEDUR MUTU PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI PENYEDIA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

LAMPIRAN. SURAT EDARAN Nomor : SE - 237/MK.1/2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

KEMENDAGRI. ULP. Pengadaan. Barang/Jasa. Pemerintah. Provinsi. Kabupaten/Kota. Tata Cara.

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 6 TAHUN TAHUN 2007 TENTANG

Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa MUDJISANTOSA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BANJAR

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

Transkripsi:

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN dan SERTIFIKAT KEAHLIAN PBJ Pasal 127 Perpres 54 tahun 2010 di atas mewajibkan PPK untuk memiliki sertifikat keahlian PBJ paling lambat mulai 1 Januari 2012. Sementara sampai saat ini masih banyak PPK yang belum memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa pemerintah. Upaya untuk memenuhi ketentuan tersebut melalui pelatihan pengadaan barang dan jasa diikuti dengan ujian sertifikasi telah sering dilakukan namun tetap saja belum sesuai dengan harapan. Salah satu sebabnya adalah rendahnya tingkat kelulusan dalam ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa tersebut. Bagaimana dampaknya terhadap posisi para PPK saat ini dan upaya apa yang seharusnya dilakukan. Selengkapnya baca tulisan berikut... PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN dan SERTIFIKAT KEAHLIAN PBJ A. Latar Belakang. Dalam pasal 127 Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ditetapkan bahwa, ketentuan tentang masa transisi pemberlakuan Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diatur sebagai berikut: a. Pejabat Pembuat Komitmen pada Kementerian/Lembaga/Instansi lain wajib memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa sejak Peraturan Presiden nomor 54/2010 berlaku (6 Agustus 2010); b. Pejabat Pembuat Komitmen pada Kementerian/Lembaga/Instansi lain yang ditugaskan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat/Kabupaten/Kota, wajib memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa paling lambat tanggal 1 Januari 2012; dan c. Pejabat Pembuat Komitmen pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota wajib memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa paling lambat tanggal 1 Januari 2012. Pasal 127 Perpres 54 tahun 2010 di atas mewajibkan PPK untuk memiliki sertifikat keahlian PBJ. Berdasarkan ketentuan tersebut seseorang yang tidak memiliki sertifikat keahlian PBJ tidak boleh menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Kenyataan yang ada saat ini jumlah pegawai yang memiliki sertifikat keahlian masih sangat kurang. Setiap instansi pemerintah memerlukan satu orang PPK sebagai pejabat yang akan melaksanakan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan oleh instansi tersebut. Kewajiban untuk memiliki sertifikat bagi seluruh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada kementerian dan lembaga secara tegas telah ditetapkan berlaku sejak berlakunya Perpres nomor 54 tahun 2010 yaitu sejak tanggal 6 Agustus 2010. Namun dalam pelaksanaannya diberikan toleransi, setidaknya sampai dengan akhir tahun 2011 kedudukan para PPK yang belum memiliki sertifikat keahlian ternyata aman-aman saja terbebas dari kritikan yang terkait dengan kepemilikan sertifikat keahlian PBJ. Memasuki tahun anggaran 2012 setiap kementerian dan lembaga sudah mulai menunjukkan adanya keinginan yang serius untuk menerapkan ketentuan pasal 127 Perpres nomor 54 tahun 2010. Di Kementerian Keuangan keseriusan untuk menaati amanat pasal 127 Perpres nomor 54 tersebut telah dilaksanakan melalui kegiatan crass program berupa pelatihan PBJ secara serentak oleh Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan di beberapa Balai Diklat Keuangan pada tanggal 16 sampai 19

Februari 2012 dan dilanjutkan dengan pelaksanaan ujian sertifikasi pada tanggal 20 Februari 2012 yang lalu. Hasil pelaksanaan kegiatan crass program tersebut telah diumumkan sebagai berikut: No. Tempat Pelaksanaan Jumlah peserta Jumlah Lulus Tingkat Kelulusan 1. Pusdiklat AP 49 25 51,02% 2. BDK Medan 74 30 40,54% 3. BDK Pekanbaru 35 20 57,14% 4. BDK Palembang 43 29 67,44% 5. BDK Cimahi 21 15 71,43% 6. Ciawi 66 37 56,06% 7. BDK Denpasar 30 12 40% 8. BDK Malang 43 26 60,47% 9. BDK Makassar 64 27 42,19% 10. BDK Pontianak 36 23 63,89% 11. BDK Yogyakarta 34 25 73,53% 12. BDK Balik Papan 49 25 51,02% 13. BDK Manado 41 12 29,27% Jumlah 585 306 52,31% Sumber: Pengumuman Hasil Ujian Sertifikasi PBJ Kegiatan crass program tersebut diiukuti oleh para pejabat eselon IV dan eselon III karena tujuannya agar seluruh PPK yang ada saat ini dapat memiliki sertifikat keahlian PBJ. Hasil pelaksanaan ujian sertifikasi tersebut ternyata baru menghasilkan 306 orang lulusan yang akan memperoleh sertifikat keahlian PBJ. Karena itu dengan masih banyaknya peserta yang tidak lulus dalam ujian sertifikasi tersebut berarti masih banyak lagi PPK di lingkungan Kementerian Keuangan yang belum memiliki sertifikat keahlian. Jika dibandingkan dengan pelaksanaan ujian sertifikasi di tempat lain tingkat kelulusan 52,31% pada crass program tersebut di atas sudah tergolong tinggi. Di tempat lain tingkat kelulusan tersebut jauh lebih rendah bahkan ada yang sampai kurang dari 5%. Hasil penelusuran penulis terhadap pengumuman hasil ujian sertifikasi PBJ dalam bulan Januari 2010 diluar Kementerian Keuangan sebagai berikut: No. Pelaksana Waktu Ujian Jumlah Jumlah Peserta LULUS % Lulus 1. Badan Penelitian, pengembangan dan Informasi 13-1-2012 44 20 45,45 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2. IAIN Ambon 16-1-2012 93 7 7,53 3. Ditjen Pendidikan Dasar Kementrian Diknas 17-1-2012 30 9 30 4. Lembaga Pengembangan dan Konsultasi Nasional 19-1-2012 140 62 44,29 5. Balai Diklat Pekerjaan Umum Wilayah VII Palembang 19-1-2012 107 34 31,78 6. Sekretariat Daerah Pemda Depok 19-1-2012 97 44 45,36 7. Badan Kepegawaian Negara Jakarta 20-1-2012 60 17 28,33 8. Badan Koordinasi Penanaman Modal 20-1-2012 49 23 46,93 9. Bappeda Provinsi Jawa Tengah 20-1-2012 22 13 59,09 10. Insitut Teknologi Bandung 20-1-2012 49 24 48,98 11. Universitas Airlangga 20-1-2012 209 99 47,37 12. TVRI Palembang 20-1-2012 68 15 22,06 13. Sekretariat Daerah Pemda Kab Belu 20-1-2012 88 28 31,81 14. Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat 21-1-2012 95 26 27,37 15. Balai Pemberdayaan dan Pengawasan Jasa Konstruksi 21-1-2012 46 8 17,39 Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang Pemda Jateng 16. Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur 27-1-2012 187 118 63,10

17. Kanwil Kementrian Agama Provinsi Sumsel 27-1-2012 83 3 3,61 Jumlah 1.467 550 37,49 Sumber: Pengumuman Hasil Ujian Sertifikasi PBJ B. Tugas pokok PPK. Tugas pokok Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah mewakili instansi/satker dalam membuat perikatan atau perjanjian dengan pihak lain. Tanpa PPK berarti instansi/satker tidak dapat melakukan perjanjian dengan pihak lain. Menurut pasal 55 Perpres nomor 54 tahun 2010 setiap pengadaan barang/jasa yang dengan nilai lebih dari Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) harus dilaksanakan dengan menggunakan Surat Perintah Kerja atau Surat Perjanjian (kontrak). Karena itu pengadaan barang/jasa dengan nilai di atas Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) tidak dapat dilakukan jika tidak ada PPK. Kalaupun telah ditunjuk PPK yang tidak memiliki sertifikat keahlian PBJ maka banyak pihak yang mempertanyakan keabsahan SPK dan kontrak yang ditandatanganinya. Secara rinci tugas pokok PPK telah diatur dalam pasal 11 Perpres nomor 54 tahun 2010 yaitu: a. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang meliputi: 1) Spesifikasi teknis barang/jasa 2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS) 3) Rancangan kontrak b. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/jasa; c. Menandatangani kontrak; d. Melaksanakan kotrak dengan penyedia barang/jasa: e. Mengendalikan pelaksanaan kontrak; f. Melaporkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA; g. Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA dengan bertia acara penyerahan; h. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan i. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Pelaksanaan tugas pokok PPK seperti menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/jasa, menandatangani kontrak, melaksanakan kotrak dengan penyedia barang/jasa, dan mengendalikan pelaksanaan kontrak, merupakan paktor yang sangat penting bagi terlaksananya kegiatan instansi/satker. Tanpa PPK berarti instansi bersangkutan tidak dapat membuat suatu perikatan atau perjanjian dengan pihak penyedia barang/jasa. Padahal banyak sekali kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang hanya dapat dilaksanakan oleh PPK karena nilainya lebih dari Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). C. Permasalahan Tugas pokok PPK berkaitan erat dengan penggunaan anggaran belanja negara/daerah, karena itu dalam pelaksanaannya menuntut suatu keahlian dan ketelitian serta tanggung jawab yang berbeda dengan tugas pokok pegawai administratif lainnya. Kesalahan dalam pelaksanaan tugas pokok PPK dapat berakibat timbulnya kerugian negara yang berujung pada tuntutan ganti rugi atau tuntutan pidana. Hal inilah yang ditengarai menjadi salah satu penyebab mengapa banyak pegawai negeri yang berupaya menghindari jabatan sebagai PPK. Cara yang yang paling mudah untuk menghindari dari jabatan tersebut adalah dengan tidak memiliki sertifikat keahlian PBJ. Sampai berakhirnya tahun anggaran 2011, ternyata ketiadaan sertifikat keahlian bagi PPK belum menyebabkan masalah berarti bagi instansi pemerintah. Hal ini dikarenakan berbagai pihak masih memberi toleransi untuk tidak mempermasalahkan kewajiban bersertifikat tersebut. Tetapi mulai

tahun 2012 toleransi demikian sudah seharusnya dikurangi karena jika terus diberikan berarti pasal 127 Perpres nomor 54 tahun 2010 tidak memiliki kekuatan apa-apa selain sebagai aturan tertulis di atas kertas saja. Dan ini berarti meruntuhkan martabat pemerintah sendiri sebagai pihak yang wajib melaksanakan peraturan tersebut. Semasa berlakunya Keppres 80 tuntutan untuk memiliki sertifikat keahlian PBJ telah diatur dalam pasal 52 ayat (1) Keppres nomor 80 tahun 2003 bahwa mulai tanggal 3 November 2003 Kepala Kantor/satker/Pemimpin Proyek/ Pemimpin Bagian Proyek/Pengguna Anggaran Daerah/Pejabat yang disamakan harus memiliki sertifikat keahlian. Kenyataannya sampai akhir tahun 2005 pegawai yang memiliki sertifikat keahlian masih sangat sedikit dibanding dengan yang dibutuhkan oleh pemerintah. Karena itu Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) selaku pihak yang berwenang menerbitkan sertifikat keahlian membuat kebijakan bahwa tanda ikut serta dalam pelatihan PBJ diberlakukan sebagai penganti sertifikat keahlian, sehingga walaupun peserta diklat PBJ tidak lulus dalam ujian sertifikasi tetap boleh menjadi PPK. Agaknya kebijakan seperti itu tidak sepatutnya diulangi lagi oleh LKPP setelah berlakunya Perpres nomor 54 tahun 2010. Masalahnya adalah bagaimana jika sampai dengan awal tahun 2012 jumlah pegawai yang memiliki sertifikat keahlian dimaksud masih tetap kurang, tindakan apa yang seharusnya segera diambil oleh pemerintah. Jika dilihat bahwa isi Perpres nomor 54 tahun 2010 sebenarnya merupakan perbaikan dari Keppres nomor 80 tahun 2003, dan sebagian besar aturan yang ada dalam Keppres nomor 80 tahun 2003 masih tetap diadopsi oleh Perpres nomor 54/2010 maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya untuk memahami Perpres tersebut tidak terlalu sulit asalkan ada keinginan yang sungguh sungguh. Salah satu penyebab rendahnya tingkat kelulusan dalam ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa selama ini adalah karena kurangnya minat dan motivasi para pegawai. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya apresiasi pemerintah terhadap para pemegang sertifikat tersebut. Sebagai contoh jika ditunjuk sebagai panitia lelang, maka kegiatan yang dilaksanakan oleh panitia lelang tersebut hanya diakui sebagai kegiatan tambahan. Pegawai yang ditunjuk menjadi panitia lelang tetap harus menyelesaikan tugas pokoknya. Bagi pegawai fungsional yang sehari-hari berupaya mengumpulkan angka kredit dari setiap kali melaksanakan kegiatan, kegiatan sebagai panitia lelang tersebut tidak diakui sebagai kegiatan yang dapat dinilai angka kreditnya. Honorarium sebagai panitia pengadaan barang dan jasa juga masih dinilai terlalu kecil. D. Penyelesaian masalah Keberadaan setiap satker/instansi pemerintah tentu sudah diperhitungkan dalam upaya melaksanakan tugas pokok pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Setiap satker memiliki tugas pokok yang dirancang untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Karena itu adalah tidak mungkin bagi pemerintah untuk mengurangi jumlah satker hanya karena kekurangan jumlah pegawai yang bersertifikat keahlian PBJ. Dan tidak mungkin pula menghentikan kegiatan instansi/satker. Jika kegiatan instansi/satker terhenti (karena tidak ada pegawai yang dapat ditunjuk menjadi PPK) tugas pemerintah akan terganggu. Contohnya di lingkungan Kementerian Agama masih banyak sekali satker seperti Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang belum ada PPK. Jika MTsN dan MAN tersebut dihentikan kegiatannya akan banyak sekali pelajar yang terpaksa berhenti sekolah atau mencari sekolah lain. Jalan yang mungkin dapat ditempuh adalah:

1. Mengulangi kebijakan yang pernah dilakukan oleh LKPP yaitu untuk sementara memberlakukan surat keterangan tanda mengikuti dalam Diklat PBJ sebagai pengganti sertifikat keahlian. Kebijakan ini jelas bertentangan dengan pasal 127 Perpres 54 tahun 2010. Karena itu secara tidak langsung akan merendahkan martabat pemerintah sendiri sebagai pembuat peraturan. 2. Mengurangi jumlah pekerjaan yang seharusnya ditangani oleh PPK melalui SPK dan Kontrak. Pengurangan tersebut dilakukan agar lebih banyak pekerjaan pengadaan yang dapat dilakukan tanpa melalui PPK. Cara ini dilakukan dengan menaikkan batas pengadaan yang harus melalui PPK. Saat ini pekerjaan pengadaan barang/jasa yang harus dilaksanakan dengan SPK dan kontrak oleh PPK berdasarkan pasal 55 Perpres nomor 54 tahun 2010 adalah sebagai berikut: a. Dilakukan dengan SPK, untuk pekerjaan: o pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai di atas Rp10.000.000,- sampai dengan Rp100.000.000,- o pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas Rp10.000.000,- sampai dengan Rp50.000.000,- b. Dilakukan dengan Kontrak untuk pekerjaan: o pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai di atas Rp100.000.000,- o pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas Rp50.000.000,- 3. Mendorong upaya untuk memperbanyak pegawai yang bersertifikat keahlian PBJ sehingga tidak ada lagi kesulitan dalam pengangkatan PPK. Upaya ini dapat ditempuh dengan memperbanyak pelaksanaan diklat. Serta memberikan motivasi kepada setiap peserta diklat, baik dengan memberikan reward kepada peserta yang lulus misalnya dengan meningkatkan honoraium panitia lelang, maupun dengan funishment bagi peserta yang tidak sungguhsungguh dalam mengikuti diklat.