BAB VI PEMBANGUNAN AGAMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PEMBANGUNAN BIDANG AGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 30 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 30 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

BAB III TINJAUAN UMUM. 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 30 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIMAS ISL STRATEGI DAN IMPLEMENTASI BIMAS ISLAM DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN URUSAN AGAMA ISLAM DAN PEMBERDAYAAN ZAKAT DAN WAKAF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. Kantor Kementerian. Provinsi Sumatera Utara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. Kantor Kementerian. Provinsi Sulawesi Tenggara.

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN KAMPUNG BINAAN KELUARGA SAKINAH DI KABUPATEN SIAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan Kantor Kementerian. Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RKA SKPD )

Draf Buku Pedoman PAI Non PNS A. MATERI / KURIKULUM PENYULUHAN

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BAGIAN TATA USAHA Bagian Tata Usaha Membawahi 5 (lima) sub. bagian, antara lain:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Visi. Misi. Tujuan. Tujuan

BUKU PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN DEPARTEMEN AGAMA TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES. A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes

mm] BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON T E N T A N G GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI Dl KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

URUSAN WAJIB 1. URUSAN SOSIAL

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATABASE UPDATE DATA KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN DI UNIT PUSAT ESELON I KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM/ KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BADAN LITBANG DAN DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

PRORAM KEGIATAN BIRO BINA SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2016

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TABEL 3.1 MATRIK VISI, MISI, SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN VISI MISI SASARAN ARAH KEBIJAKAN

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO JUSUF KALLA KEMENTERIAN AGAMA. Ringkasan 17 Oktober 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY DAFTAR ISI PRAKATA PENULIS

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Nomor : /Kw.19.1/2/OT.01/01/2017

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

Pontianak, 28 Juli 2008

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PERENCANAAN DEPARTEMEN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB II PROFIL INSTANSI. satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur.

PROFIL KANTOR URUSAN AGAMAKECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lampiran : Nomor : Tentang : Nama Jabatan Kepala Kankemenag

RINCIAN KEGIATAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA. Banyaknya / Jumlah Peraturan Perundangundangan.

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Transkripsi:

BAB VI PEMBANGUNAN AGAMA A. UMUM Pembangunan agama sebagai bagian integral dari pembangunan nasional merupakan pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian, agama menjadi landasan moral dan etika dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemahaman dan pengamalan agama secara benar diharapkan dapat mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang religius, demokratis, mandiri, berkualitas sehat jasmani-rohani, serta tercukupi kebutuhan material-spiritiual. Sesuai dengan GBHN 1999-2004 pembangunan agama diarahkan untuk: (1) Memantapkan fungsi, peran, dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika dalam penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar segala perundangundangan tidak bertentangan dengan moral agama-agama; (2) Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama sehingga terpadu dan integral dengan sistem pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai; (3) Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antarumat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antarumat beragama dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk tingkat perguruan tinggi; (4) Meningkatkan kemudahan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya, termasuk penyempurnaan kualitas pelaksanaan ibadah haji dan pengelolaan zakat, dengan memberikan kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraannya; dan (5) Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk memperkukuh jati diri dan kepribadian bangsa serta memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sampai tahun 2002 pembangunan agama telah memberikan kontribusi dalam berbagai aspek pembangunan. Pembangunan bidang agama melalui pembinaan kerukunan hidup umat beragama telah berhasil ikut serta meredakan konflik sosial yang terjadi dibeberapa wilayah tanah air dalam beberapa tahun terakhir. Disamping itu, dalam aspek pelayanan terus dilakukan melalui upaya pembangunan dan rehabilitasi tempat ibadah, asrama haji, gedung Balai Nikah/Kantor Urusan Agama (KUA); dan pengadaan kitab suci. Untuk meningkatkan pemahaman ajaran agama telah dilakukan pula bimbingan dan penyuluhan dan penerangan agama serta pengadaan paket dakwah, dan pembinaan keluarga harmonis (sakinah/sukinah/hita sukaya/bahagia). Kegiatan pembangunan dalam rangka meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi siswa dan mahasiswa untuk memantapkan keimanan dan ketaqwaan serta pembinaan akhlak mulia dan budi pekerti luhur dilaksanakan melalui program peningkatan kualitas pendidikan agama. Bentuk kegiatan yang telah VI 1

dilaksanakan antara lain bantuan sarana ibadah, penataran dan pelatihan bagi guru agama, penyempurnaan bahan ajar, pengadaan buku pelajaran, penyetaraan D-II dan D-III bagi guru agama, penyelenggaraan pesantren kilat, serta penambahan jumlah literatur baik buku teks maupun buku bacaan. Untuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitas serta kualitas lembaga sosial keagamaan dan lembaga tradisional keagamaan bagi masyarakat khususnya di perdesaan yang miskin telah dilakukan berbagai kegiatan pembinaan lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan tradisional keagamaan. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi pertama, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan tenaga pembina: pondok pesantren, madrasah diniyah, sekolah minggu, seminari, biara trapis, pasraman, novisiat, sekolah yayasan pendidikan Hindu dan sekolah yayasan pendidikan Budha, pustakawan, pengelola ma had aly, tenaga hisab rukyat, khotib dan calon da i; dan kedua, penguatan kelembagaan melalui bantuan rehabilitasi gedung pondok pesantren, madrasah diniyah, sekolah minggu, seminari, biara trapis, pasraman, novisiat, sekolah yayasan pendidikan Hindu dan sekolah yayasan pendidikan Budha, pengadaan buku pelajaran dan perpustakaan yang dilengkapi dengan bantuan peralatan. Berbagai upaya pembangunan agama dilanjutkan dalam tahun 2003 yang secara garis besar meliputi: (a) peningkatan dan bimbingan dan penyuluhan agama; (b) menciptakan kerukunan antar dan intern umat beragama yang lebih dinamis dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun masyarakat; (c) peningkatan peran serta umat beragama dan lembaga sosial keagamaan; (d) peningkatan kualitas dan pelaksanaan pendidikan agama; dan (e) peningkatan pelayanan keagamaan dan ibadah haji. Permasalahan utama yang dihadapi dalam pembangunan agama dalam tahun 2004 meliputi: kerukunan antar dan intern umat beragama yang masih memprihatinkan, belum terwujudnya perlindungan secara optimal bagi umat beragama dalam menjalankan kewajiban agamanya, serta belum sempurnanya sarana dan prasarana pelayanan dalam menjalankan ibadah. Disamping itu, permasalahan lainnya adalah belum dihayati dan diamalkannya ajaran agama untuk siswa dan mahasiswa, serta belum sepenuhnya lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan tradisional keagamaan mampu menjawab tantangan yang berkembang di masyarakat. Konflik yang bernuasa SARA dibeberapa wilayah di Indonesia sampai saat ini belum dapat diselesaikan secara baik. Konflik-konflik yang bermula dari permasalahan sosial, ekonomi dan politik dapat berkembang menjadi konflik agama karena munculnya solidaritas antar kelompok yang berbeda pandangan keagamaan. Agama yang diharapkan menjadi pemersatu dalam masyarakat dikhawatirkan dapat menjadi pemicu perpecahan antar kelompok masyarakat. Hal ini antara lain juga disebabkan kurangnya pemahaman tentang esensi ajaran agama. Pemerintah bersama-sama masyarakat secara terus menerus berupaya untuk meningkatkan kemudahan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya. Pembangunan fasilitas peribadatan terus dilakukan baik yang mendapat bantuan dari pemerintah maupun yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Namun demikian terdapat beberapa fasilitas yang dirasakan masih belum memadai seperti VI 2

Kantor Urusan Agama (KUA) ditinjau dari jumlah, kualitas dan efektifitas pelaksanaan fungsi dan peranannya. KUA sesuai dengan peranannya melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota di bidang Uruan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan. KUA berfungsi pula melaksanakan pencatatan nikah dan rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat, wakaf, baitul mal dan ibadah sosial, dan pengembangan keluarga harmonis (sakinah/sukinah/hita sukaya/ bahagia). Sampai saat ini belum seluruh kecamatan memiliki KUA sehingga masyarakat khususnya yang tinggal didaerah terpencil belum dapat terlayani secara baik. Kondisi tersebut diperburuk dengan belum tercukupinya tenaga baik jumlah maupun kualitasnya sehingga pelayanan pada KUA yang sudah ada juga belum optimal. Selain itu terjadinya kerusuhan dan bencana alam telah menyebabkan terjadinya kerusakan rumah-rumah ibadah dan Kantor-kantor Urusan Agama. Permasalahan lain adalah berhubungan dengan pelaksanaan ibadah haji. Meskipun masyarakat yang menunaikan ibadah haji telah dibatasi dengan kuota nasional namun dari waktu ke waktu cenderung meningkat. Dalam pelaksanaannya para calon jemaah sering dihadapkan pada permasalahan baik dalam proses pemberangkatan sampai pelaksanaan ibadah di tanah suci yang mempersulit ibadah yang mereka lakukan. Permasalahan tersebut terutama disebabkan oleh profil jemaah haji yang sangat heterogen, pemahaman tentang ibadah yang masih kurang, profesionalisme petugas haji dan sarana asrama haji yang belum memadai. Pada saat ini, masyarakat Indonesia khususnya pemeluk agama Islam masih menghadapi permasalahan mengenai jaminan produk halal. Sertifikasi dan labelisasi yang selama ini dilakukan baru menjangkau sebagian kecil produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik dan produk lain yang beredar di masyarakat. Hal tersebut disebabkan belum tersedianya sumber daya manusia yang memadai, dan kurangnya informasi dan pedoman tentang labelisasi dan sertifikasi produk halal. Disamping itu terdapat pula permasalahan mengenai pelaksanaan zakat dan wakaf, yang secara potensial akan dapat membantu penggalangan sumber daya untuk ikut mengentaskan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat secara umum. Berbagai landasan hukum telah disempurnakan dan banyak didirikan lembaga pengelola zakat dan wakaf, namun dalam pelaksanaannya belum dapat berjalan secara efektif. Terkait dengan kualitas pendidikan agama, sampai saat ini pendidikan agama dinilai masih belum berjalan secara maksimal. Pendidikan agama yang seharusnya merupakan upaya dan proses mendidik siswa untuk memahami atau mengetahui nilai-nilai agama yang sekaligus untuk dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari pada kenyataannya masih banyak yang diberikan dalam bentuk hafalan. Hal tersebut antara lain menyebabkan siswa belum sepenuhnya mampu memahami dan menjalankan ibadah agamanya serta mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Mutu pendidikan agama yang dilakukan di sekolah tidak hanya ditentukan oleh kesempurnaan struktur program pembelajaran, akan tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan sarana pembelajaran seperti buku pelajaran agama yang tidak hanya menekankan ritual keagamaan tetapi juga hubungan sosial, mutu dan jumlah guru mata pelajaran agama yang sampai saat ini masih belum memadai. VI 3

Upaya peningkatan peran dan fungsi lembaga-lembaga sosial keagamaan dalam ikut serta mengatasi dampak negatif perubahan yang terjadi di semua aspek kehidupan belum sepenuhnya berhasil dilaksanakan. Meskipun jumlah lembaga - lembaga sosial keagamaan terus meningkat, namun belum sepenuhnya mampu memerankan fungsi sebagai agen perubahan sosial dalam masyarakat. Lembagalembaga sosial keagamaan juga dinilai belum mampu berperan dalam mengurangi dampak negatif ekstrimisme yang dapat memicu terjadinya perselisihan antar kelompok baik dalam satu agama maupun dengan agama lain. Kebijaksanaan pembangunan agama pada tahun 2004 diarahkan pada (1) memberikan kemudahan dan perlindungan kepada umat beragama dalam menjalankan ibadah keagamaan melalui antara lain optimalisasi fungsi tempat peribadatan, optimalisasi fungsi dan peran Kantor Urusan Agama, penyempurnaan pengelolaan haji, zakat, wakaf dan ibadah sosial lainnya, sertifikasi dan labelisasi produk halal, serta pembinaan keluarga harmonis (sakinah/sukinah/hita sukaya/ bahagia); (2) meningkatkan kerukunan intern dan antar umat beragama melalui kerjasama dalam berbagai aktifitas pembangunan dan internalisasi nilai-nilai keagamaan; (3) meningkatkan kualitas pendidikan agama (dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi) dan lembaga pendidikan keagamaan antara lain melalui penyempurnaan bahan dan metode pembelajaran dan peningkatan kualitas tenaga kependidikannya, sehingga siswa dapat memahami pengetahuan yang diajarkan dan menjalankannya dalam kehidupannya sehari-hari; dan (4) memberdayakan lembalembaga sosial keagamaan dan tempat ibadah untuk lebih berperan dalam pembangunan masyarakat (community development). Sesuai dengan permasalahan yang masih dihadapi dalam tahun 2004, maka sasaran-sasaran pembangunan agama adalah (a) meningkatnya pelayanan kepada masyarakat melalui pembangunan dan rehabilitasi gedung KUA, pemenuhan kebutuhan tenaga KUA, peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga KUA sesuai dengan tugas dan fungsinya, peningkatan pembinaan keluarga harmonis (sakinah/sukinah/hita sukaya/bahagia); peningkatan Penasehatan Perkawinan; (b) meningkatnya perlindungan produk halal bagi masyarakat melalui peningkatan pembinaan jaminan produk halal, peningkatan sertifikasi dan penerapan tanda halal sebagai jaminan produksi halal, penetapan standard produksi halal, penetapan standard fatwa halal, peningkatan pembinaan ibadah sosial, peningkatan sosialisasi produk halal, penanggulangan penyalahgunaan narkoba, peningkatan pembinaan zakat dan penyusunan RUU wakaf, meningkatkan pengelolaan pelayanan ibadah haji; (c) melakukan pembinaan kerukunan kehidupan beragama dengan berbagai pihak untuk terciptanya suasana kehidupan yang harmonis intern dan antarumat beragama dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama secara berkesinambungan; (d) mempercepat penyelesaian draf RUU tentang kerukunan hidup beragama; (e) meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi siswa dan mahasiwa; dan (f) meningkatkan kualitas dan kapasitas lembaga sosial keagamaan, dan lembaga pendidikan tradisional keagamaan. VI 4

B. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN 1. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama Program ini bertujuan untuk (1) meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam melaksanakan ibadah; dan (2) mendorong serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kehidupan beragama. Kegiatan pokok program ini meliputi: (1) Memberikan bantuan untuk rehabilitasi tempat ibadah dan pengembangan perpustakaan tempat peribadatan; (2) Meningkatkan pelayanan nikah melalui pembangunan dan rehabilitasi balai nikah dan penasehatan perkawinan/kua; (3) Meningkatkan kemampuan dan jangkauan petugas pencatat nikah/perkawinan; (4) Meningkatkan pelayanan pengelolaan dan pengembangan zakat dan wakaf serta pembinaan ibadah sosial; (5) Memberikan bantuan sertifikasi: tanah wakaf, tanah gereja, pelaba pura dan wihara serta hibah;(6) Menyusun naskah RUU tentang wakaf; (7) Meningkatkan sosialisasi jaminan produk halal dan pelatihan bagi pelaku usaha, auditor, serta sektor terkait di bidang produk halal; (8) Melakukan pengkajian ulang sertifikat halal yang dikeluarkan/diterbitkan lembaga sertifikasi halal luar negeri; (9) Meningkatkan mutu pelayanan, efisiensi, peran serta dunia usaha, masyarakat dan transparansi pengelolaan dan pembinaan haji; (10) Melanjutkan upaya peningkatan pelayanan untuk membina keluarga harmonis (sakinah/sukinah/hita sukaya/bahagia) melalui peningkatan pendidikan agama dalam keluarga, pembinaan keluarga muda, penyediaan bahan bacaaan dan panduan mengasuh anak bagi orang tua; (11) Optimalisasi fungsi dan peran tempat ibadah sebagai pusat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat melalui bantuan bahan bacaan, pemberantasan buta aksara Al-Qur an, pembinaan remaja dan pendidikan agama pada masyarakat; (12) Memberikan bantuan kitab suci dan lektur keagamaan; (13) Meningkatkan sarana dan tenaga teknis hisab rukyat; (14) Melanjutkan pengembangan sistem informasi keagamaan; serta (15) Melakukan kajian dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kehidupan beragama. 2. Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan Agama, dan Kerukunan Hidup Umat Beragama Program ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi setiap individu, keluarga, masyarakat, dan penyelenggara negara; (2) memperkuat dasar-dasar kerukunan hidup intern dan antar umat beragama; dan (3) membangun harmoni sosial dan persatuan nasional. Kegiatan pokok program ini meliputi: (1) Melakukan penyuluhan dan bimbingan keagamaan bagi masyarakat dan aparatur negara; (2) Menyediakan sarana dan prasarana penerangan agama; (3) Melaksanakan pelatihan bagi penyuluh, pembimbing, dai dan orientasi bagi pemuka agama; (4) Melanjutkan pengembangan materi, metodologi, manajemen penyuluhan dan bimbingan keagamaan; (5) Memberikan bantuan paket dakwah untuk daerah tertinggal dan terpencil; (6) Melakukan rehabilitasi mental korban pasca kerusuhan dan konflik social; (7) VI 5

Melakukan temu ilmiah, dialog dan silaturrahmi antara pemuda, cendikiawan, dan tokoh umat beragama; (8) Melanjutkan kajian dan pemetaan terhadap konflik sosial keagamaan; (9) Melanjutkan pemetaan paham-paham keagamaan yang berkembang di masyarakat; (10) Melanjutkan pembentukan jaringan dan kerja sama intern dan antarumat bergama di tingkat pemuka agama dan umat beragama; (11) Menyusun RUU tentang kerukunan hidup umat beragama; (12) Memberikan bantuan penyelenggaraan musabaqah tilawatil qur an (MTQ), Pesparawi, Utsawa Dharma Gita, Festival Seni Baca Kitab Suci Agama Budha dan kegiatan sejenis; serta (13) Membentuk jaringan dan kerjasama lintas sektor serta masyarakat untuk memberantas pornografi, perjudian, penyalahgunaan narkoba, pelacuran dan praktekpraktek asusila lainnya. 3. Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi siswa guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta pembinaan akhlak mulia dan budi pekerti yang luhur. Kegiatan pokok program ini meliputi: (1) Melanjutkan penyempurnaan materi/kurikulum pendidikan agama, termasuk pengembangan konsep etika sosial yang berbasis keagamaan, metodologi pengajaran dan sistem evaluasi; (2) Melanjutkan penataran guru dan penyetaraan D-II dan D-III bagi guru agama; (3) Memberikan bantuan sarana peribadatan; (4) Melanjutkan upaya pengembangan wawasan dan pendalaman materi bagi guru agama melalui berbagai pelatihan, lokakarya dan seminar; (5) Melaksanakan lomba praktek ibadah agama, perkemahan pelajar, lomba karya ilmiah agama dan apresiasi seni keagamaan; (6) Membina dan mengembangkan bakat kepemimpinan keagamaan bagi peserta didik dan guru/dosen agama; (7) Menyelenggarakan pesantren kilat, pasraman kilat, bhabaja samanera/samaneri; (8) Menambah jumlah literatur baik buku teks maupun buku bacaan di sekolah dan PT umum; serta (9) Melaksanakan pendidikan S-2 dan S-3 bagi guru dan dosen agama. 4. Program Pembinaan Lembaga-lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pendidikan Tradisional Keagamaan Program ini bertujuan untuk (1) memberdayakan dan meningkatkan kapasitas serta kualitas lembaga sosial keagamaan, dan (2) memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat khususnya di pedesaan yang berlatar sosial ekonomi lemah. Kegiatan pokok program ini meliputi: (1) Memberdayakan lembaga-lembaga sosial keagamaan seperti kelompok jamaah keagamaan, majlis taklim, organisasi keagamaan dan pemuda masjid, Baitul Mal wat-tamwil, Badan Amil Zakat, dan Nazir Wakaf; (2) Memberikan bantuan (block grant) untuk penyelenggaraan lembaga pendidikan tradisional keagamaan: pondok pesantren, madrasah diniyah, sekolah minggu, seminari, biara trapis, pasraman, novisiat, sekolah yayasan pendidikan Hindu dan sekolah yayasan pendidikan Budha; (3) Memberikan bantuan subsidi dan VI 6

imbal-swadaya kepada lembaga pendidikan tradisional keagamaan: pondok pesantren, madrasah diniyah, sekolah minggu, seminari, biara trapis, pasraman, novisiat, sekolah yayasan pendidikan Hindu dan sekolah yayasan pendidikan Budha; (4) Meningkatkan kemampuan pengelola bagi lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan tradisional keagamaan: pondok pesantren, madrasah diniyah, sekolah minggu, seminari, biara trapis, pasraman, novisiat, sekolah yayasan pendidikan Hindu dan sekolah yayasan pendidikan Budha; (5) Menyediakan sarana peralatan dan buku pelajaran serta buku bacaan lainnya bagi lembaga pendidikan tradisional keagamaan; (6) Mengembangkan sistem informasi pondok pesantren dan lembaga sosial keagamaan; serta (7) Melanjutkan upaya untuk melakukan kajian dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu pembinaan lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan tradisional keagamaan. VI 7