Pasal 21. Pasal 22 BAB VI UPT PUSAT BAHASA. Bagian Kesatu Tugas dan Fungsi. Pasal 23

dokumen-dokumen yang mirip
Pasal 69. Bagian Kesembilan Bagian Tata Usaha dan Sub Bagian. Pasal 70

Pasal 28 BAB VII LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN. Bagian Kesatu Tugas dan Fungsi. Pasal 29

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN TENTANG

2017, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan P

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

Menimbang : a. bahwa untuk membantu kelancaran tugas dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 54 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-X TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 56 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-Z TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 137 TAHUN 2016 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 32500/UN4.1/OT.10/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 136 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 99 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH KOTA MADIUN

PERATURAN REKTOR INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG NOMOR : 0135/IT7/KP/2015 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

Transkripsi:

Pasal 21 (1) Sub Unit Praktikum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan akademik dan administratif terkait praktikum. Unit Praktikum mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan jadwal pembelajaran praktikum; b. pelaksanaan kegiatan praktikum; c. pelaksanaan monitoring praktikum; d. pelaksanaan evaluasi muatan kurikulum praktikum; e. pelaporan basil pelaksanaan dan evaluasi program; dan f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Mata Kuliah Umum. Pasal 22 (1) Sub Unit Pengembangan Mata Kuliah Umum mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pembelajaran dan pelayanan akademik dan administratif mata kuliah umum. Unit Pengembangan Mata Kuliah Umum mempunyai fungsi: a. penjrusunan program dan jadwal pengembangan metode pembelajaran dan pelayanan akademik dan administratif; b. pelaksanaan kegiatan pengembangan pembelajaran pelayanan akademik dan administratif mata kuliah umum; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Mata Kuliah Umum. BAB VI UPT PUSAT BAHASA Bagian Kesatu Tugas dan Fungsi Pasal 23 (1) UPT Pusat Bahasa mempunyai tugas memberikan layanan pembelajaran bahasa untuk menunjang kegiatan tridharma. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), UPT Pusat Bahasa memiliki fungsi: a. pemberian layanan pembelajaran bahasa dan jasa lain terkait kebahasaan; b. pelaksanaan dan pengembangan metode pembelajaran bahasa; c. pelaksanaan layanan masyarakat di bidang kebahasaan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Rektor Bidang Inovasi dan Kemitraan.

Bagian Kedua Pimpinan Pasal 24 (1) UPT Pusat Bahasa dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh seorang Sekretaris. (2) Kepala UPT Pusat Bahasa bertanggungjawab kepada Rektor. (3) Sekretaris UPT Pusat Bahasa bertanggungjawab kepada Kepala UPT Pusat Bahasa. Pasal 25 (1) Kepala UPT Pusat Bahasa mempunyai tugas dan wewenang: a. memimpin penyelenggaraan layanan pembelajaran bahasa untuk menunjang kegiatan tridharma; b. memimpin penyelenggaraan kegiatan penunjang akademik di lingkungan UPT; c. melakukan koordinasi dengan Direktorat Kemitraan Internasional dan Kantor Urusan Internasional terkait pelaksanaan tugas; d. melakukan koordinasi dengan pihak eksternal terkait pengembangan pusat bahasa; e. mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian calon Sekretaris dan Ketua Sub Unit UPT kepada Rektor; f. melaporkan penyelenggaran kegiatan UPT kepada Rektor setiap tahun dan pada akhir masajabatan; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Rektor. (2) Sekretaris UPT Pusat Bahasa mempunyai tugas dan fungsi: a. membantu pelaksanaan tugas Kepala UPT Pusat Bahasa dalam merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan di UPT Pusat Bahasa; b. membantu pelaksanaan fungsi dan tugas administrasi di UPT Pusat Bahasa; dan c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Pusat Bahasa. Bagian Ketiga Sub Unit Pasal 26 (1) Pimpinan UPT Pusat Bahasa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh: a. Sub Unit Layanan Kursus; b. Sub Unit Layanan Tes; dan c. Sub Unit Layanan Editing dan Terjemahan.

(2) Sub Unit dipimpin oleh seorang Ketua yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala UPT. Pasal 27 (1) Sub Unit Layanan Kursus mempunyai tugas memberikan layanan kursus bahasa untuk menunjang kegiatan tridharma. Unit Layanan Kursus mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan jadwal layanan kursus; b. pelaksanaan dan pengembangan metode pembelajaran; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Pusat Bahasa. Pasal 28 (1) Sub Unit Layanan Tes mempunyai tugas memberikan layanan tes bahasa untuk menunjang kegiatan tridharma. Unit Layanan Tes mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan jadwal layanan tes; b. pelaksanaan dan pengembangan jenis dan metode tes; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Pusat Bahasa. Pasal 29 (1) Sub Unit Layanan Editing dan Terjemahan mempunyai tugas memberikan layanan diting dan terjemahan untuk menunjang kegiatan tridharma. Unit Layanan Editing dan Terjemahan mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan jadwal layanan editing dan terjemahan; b. pelaksanaan dan pengembangan metode editing dan terjemahan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Pusat Bahasa. BAB VII UPT UNHAS PRESS Bagian Kesatu Tugas dan Fungsi Pasal 30 (1) UPT Unhas Press mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pencetakan dan penerbitan. /^12

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), UPT Unhas Press mempunyai fungsi: a. penyelenggaraan kegiatan produksi, reproduksi, pencetakan, dan penerbitan; b. penyelenggaraan kegiatan penerbitan karya-karya Sivitas Akademika Unhas dan pihak lainnya; c. pengembangan kerja sama penerbitan dan/atau pemasaran dengan lembaga penerbit dan/atau pemasaran lain di dalam dan luar negeri; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Rektor Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya. Bagian Kedua Pimpinan Pasal 31 (1) UPT Unhas Press dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh seorang Sekretaris. (2) Kepala UPT Unhas Press bertanggungjawab kepada Rektor. (3) Sekretaris UPT Unhas Press bertanggungjawab kepada Kepala UPT Unhas Press. Pasal 32 (1) Kepala UPT Unhas Press mempunyai tugas dan wewenang: a. memimpin penyelenggaraan layanan pencetakan dan penerbitan; b. memimpin penyelenggaraan kegiatan penunjang akademik di lingkungan UPT; c. melakukan koordinasi dengan Direktorat Aset terkait pelaksanaan tugas; d. melakukan koordinasi dengan pihak eksternal terkait pengembangan Unhas Press; e. mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian calon Sekretaris dan Ketua Sub Unit UPT kepada Rektor; f. melaporkan penyelenggaran kegiatan UPT kepada Rektor setiap tahun dan pada akhir masa jabatan; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Rektor. (2) Sekretaris UPT Unhas Press mempunyai tugas dan fungsi: a. membantu pelaksanaan tugas Kepala UPT Unhas Press dalam merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan di UPT Unhas Press; b. membantu pelaksanaan fungsi dan tugas administrasi di UPT Unhas Press; dan c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Unhas Press. ^ 13

Bagian Ketiga Sub Unit Pasal 33 (1) Pimpinan UPT Unhas Press dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh: a. Sub Unit Pencetakan; b. Sub Unit Penerbitan; dan c. Sub Unit Pengembangan Usaha. (2) Sub Unit dipimpin oleh seorang Ketua yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala UPT. Pasal 34 (1) Sub Unit Pencetakan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pencetakan terhadap karya sivitas akademika dan masyarakat. Unit Pencetakan mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan kegiatan pencetakan; b. pelaksanaan kegiatan produksi, reproduksi dan pencetakan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Unhas Press. Pasal 35 (1) Sub Unit Penerbitan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan penerbitan terhadap karya sivitas akademika dan masyarakat. Unit Pencetakan mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan kegiatan penerbitan; b. pelaksanaan kegiatan produksi, reproduksi, hak cipta, penyuntingan dan penerbitan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Unhas Press. Pasal 36 (1) Sub Unit Pengembangan Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan usaha dan penjaminan mutu Unhas Press. Unit Pengembangan Usaha mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan kegiatan pengembangan usaha; b. pelaksanaan kegiatan, strategi dan jaringan pemasaran serta kegiatan pendukung usaha; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Unhas Press.

BAB IX UPT PENGELOLA PRASARANA DAN UTILITAS KAMPUS Bagian Kesatu Tugas dan Fungsi Pasal 37 (1) UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas gedung, bangunan, jaringan, peralatan dan mesin dalam lingkungan kampus. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus mempunyai fungsi: a. pengelolaan sistem tenaga dan penerangan; b. pengelolaan sistem jaringan komunikasi; c. pengelolaan sistem pengkondisian udara; d. pengelolaan sistem penyediaan air bersih; e. pengelolaan sistem pembuangan air kotor dan limbah; f. pengelolaan sistem pengendalian bahaya kebakaran; g. pengelolaan sistem transportasi vertikal; h. pengelolaan sistem persampahan; i. pengelolaan sistem perparkiran; j. pengelolaan lahan dan pertamanan; k. pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan mesin; dan 1. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Rektor Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya. Bagian Kedua Pimpinan UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus Pasal 38 (1) UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh seorang Sekretaris. (2) Kepala UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus bertanggungjawab kepada Rektor. (3) Sekretaris UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus bertanggungjawab kepada Kepala UPT Pengelola Prasarana Pasal 39 (1) Kepala UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus mempunyai tugas dan wewenang: a. memimpin penyelenggaraan sistem prasarana dan utilitas gedung, bangunan, jaringan, peralatan dan mesin dalam lingkungan kampus; b. memimpin penyelenggaraan kegiatan penunjang akademik di lingkungan UPT;

c. melakukan koordinasi dengan Direktorat Aset dan Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga terkait pelaksanaan tugas; d. melakukan koordinasi dengan pihak eksternal terkait pengelolaan prasarana dan utilitas; e. mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian calon Sekretaris dan Ketua Sub Unit UPT kepada Rektor; f. melaporkan penyelenggaran kegiatan UPT kepada Rektor setiap tahun dan pada akhir masajabatan; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Rektor. (2) Sekretaris UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus mempunyai tugas dan fungsi: a. membantu pelaksanaan tugas Kepala UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus dalam merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan di UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus; b. membantu pelaksanaan fungsi dan tugas administrasi di UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus; dan c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Pengelola Prasarana Bagian Ketiga Sub Unit Pasal 40 (1) Pimpinan UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh: a. Sub Unit Sistem Tenaga dan Penerangan; b. Sub Unit Sistem Jaringan Komunikasi; c. Sub Unit Sistem Pengkondisian Udara; d. Sub Unit Sistem Penyediaan Air Bersih; e. Sub Unit Sistem Pembuangan Air Kotor dan Limbah; f. Sub Unit Sistem Pengendalian Bahaya Kebakaran; g. Sub Unit Sistem Transportasi Vertikal; h. Sub Unit Sistem Persampahan; i. Sub Unit Sistem Perparkiran; j. Sub Unit Lahan dan Pertamanan; dan k. Sub Unit Pemeliharaan, Perbaikan Peralatan dan Mesin. (2) Sub Unit dipimpin oleh seorang Ketua yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala UPT Pengelola Prasarana dan Utilitas Kampus. Pasal 41 (1) Sub Unit Sistem Tenaga dan Penerangan mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait sistem tenaga dan penerangan.

Unit Sistem Tenaga dan Penerangan mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait sistem tenaga dan penerangan; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait sistem tenaga dan penerangan; Pasal 42 (1) Sub Unit Sistem Jaringan Komunikasi mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait sistem jaringan komunikasi. Unit Sistem Jaringan Komunikasi mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait sistem jaringan komunikasi; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait sistem jaringan komunikasi; Pasal 43 (1) Sub Unit Sistem Pengkondisian Udara mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait sistem pengkondisian udara. Unit Sistem Pengkondisian Udara mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait sistem pengkondisian udara; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait sistem pengkondisian udara; Pasal 44 (1) Sub Unit Sistem Penyediaan Air Bersih mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait sistem penyediaan air bersih. Unit Sistem Penyediaan Air Bersih mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait sistem penyediaan air bersih; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait sistem penyediaan air bersih; 17

Pasal 45 (1) Sub Unit Sistem Pembuangan Air Kotor dan Limbah mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait sistem pembuangan air kotor dan limbah. Unit Sistem Pembuangan Air Kotor dan Limbah mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait sistem pembuangan air kotor dan limbah; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait sistem pembuangan air kotor dan limbah; Pasal 46 (1) Sub Unit Sistem Pengendalian Bahaya Kebakaran mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait sistem pengendalian bahaya kebakaran. Unit Sistem Pengendalian Bahaya Kebakaran mempunyai fungsi: a. penjmsunan program dan rencana anggaran terkait sistem pengendalian bahaya kebakaran; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait sistem pengendalian bahaya kebakaran; Pasal 47 (1) Sub Unit Sistem Transportasi Vertikal mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait sistem transportasi vertikal. Unit Sistem Transportasi Vertikal mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait sistem transportasi vertikal; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait sistem transportasi vertikal; Pasal 48 (1) Sub Unit Sistem Persampahan mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait sistem persampahan. /P^ 18

Unit Sistem Persampahan mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait sistem persampahan; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait sistem persampahan; Pasal 49 (1) Sub Unit Sistem Perparkiran mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait sistem perparkiran. Unit Sistem Perparkiran mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait sistem perparkiran; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait sistem perparkiran; Pasal 50 (1) Sub Unit Lahan dan Pertamanan mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait lahan dan pertamanan. Unit Lahan dan Pertamanan mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait lahan dan pertamanan; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait lahan dan pertamanan; Pasal 51 (1) Sub Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan dan Mesin mempunyai tugas menyelenggarakan sistem prasarana dan utilitas terkait pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan mesin. Unit Sistem Perparkiran mempunyai fungsi: a. penyusunan program dan rencana anggaran terkait pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan mesin; b. pelaksanaan kegiatan dan monitoring terkait pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan mesin; /i^ 19

BAB X PEMBENTUKAN, PERUBAHAN DAN PENUTUPAN SUB UNIT Pasal 52 (1) Unhas dapat membentuk Sub Unit baru, mengubah nama Sub Unit, dan menutup Sub Unit sesuai dengan kebutuhan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Sub Unit, perubahan nama Sub Unit, dan penutupan Sub Unit diatur dengan Peraturan Rektor. BAB X PELAKSANA ADMINISTRASI Pasal 53 (1) Pelaksana Administrasi pada UPT adalah Sub Bagian. (2) Sub Bagian Tata Usaha sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelaksana teknis tugas dan fungsi administratif di lingkungan UPT. (3) Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang bertanggungjawab kepada Kepala UPT. (4) Sub Bagian UPT mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan dukungan administrasi umum dan bertanggungjawab atas tereiptanya pelaksanaan dan layanan administrasi umum yang efektif dan efisien. BAB XI PENGANGKATAN PEJABAT Pasal 54 (1) Pengangkatan Pejabat UPT dilakukan apabila terdapat lowongan jabatan. (2) Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terjadi karena: a. pembentukan UPT, sub unit dan sub bagian baru; b. perubahan UPT, sub unit dan sub bagian; e. masa jabatan berakhir; d. diangkat dalam jabatan lain; e. diberhentikan dari jabatan sebelum masajabatan berakhir; dan f. berhalangan tetap. Pasal 55 (1) Untuk dapat diangkat menjadi Kepala dan Sekretaris UPT, harus memenuhi persyaratan tertentu. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. dosen PNS Unhas; b. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. sehat jasmani dan rohani; JlV 20

d. berpendidikan doktor (S3) untuk Kepala UPT; e. berpendidikan minimal magister (S2) untuk Sekretaris UPT; f. berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun pada saat pelantikan; g. telah menduduki jabatan fungsional minimal Lektor; h. memiliki dedikasi dan integritas yang tinggi baik moral maupun intelektual; i. memiliki pengalaman manajerial di lingkungan perguruan tinggi; j. memiliki rekam jejak akademik dan kepemimpinan yang baik; k. bersedia dicalonkan menjadi pejabat yang dinyatakan secara tertulis; 1. memiliki setiap unsur penilaian prestasi kerja pegawai bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; m. tidak sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan atau izin belajar dalam rangka studi lanjut yang meninggalkan tugas tridharma perguruan tinggi yang dinyatakan secara tertulis; n. tidak sedang menjalani hukuman disiplin pegawai negeri sipil tingkat sedang dan berat; dan o. tidak pemah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana paling rendah pidana kurungan. (3) Persyaratan pengangkatan Ketua Sub Unit yang berasal dari tenaga dosen mengacu pada ayat (2). (4) Persyaratan pengangkatan Ketua Sub Unit yang berasal dari tenaga kependidikan mengacu kepada peraturan yang berlaku. (5) Persyaratan pengangkatan Kepala Sub Bagian mengacu kepada peraturan yang berlaku. Pasal 56 (1) Pengangkatan Ketua UPT merupakan hak prerogatif Rektor. (2) Pengangkatan Sekretaris dan Ketua Sub Unit dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. Calon Sekretaris dan Ketua Sub Unit diusulkan oleh Kepala UPT paling sedikit 2 (nama) calon masing-masing jabatan; dan b. Rektor menetapkan dan mengangkat Sekretaris dan Ketua Sub Unit, salah satu dari calon yang diusulkan oleh Kepala UPT. (3) Pengangkatan Kepala Sub Bagian oleh Rektor atas usul Sekretaris Universitas. Pasal 57 Pejabat UPT memangku jabatan selama 4 kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (empat) tahun dan dapat diangkat Pasal 58 (1) Pejabat UPT diberhentikan dari jabatan karena:

a. berhalangan tetap; b. permohonan sendiri; c. masa jabatannya berakhir; d. diangkat dalam jabatan negeri yang lain; e. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana kurungan; f. diberhentikan sementara dari pegawai negeri sipil; g. dibebaskan dari tugas-tugas jabatan dosen untuk Kepala, Sekretaris dan Ketua Sub Unit; h. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan atau izin belajar dalam rangka studi lanjut yang meninggalkan tugas tridharma perguruan tinggi; dan/atau i. cuti di luar tanggungan negara; (2) Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. meninggal dunia; b. sakit yang tidak dapat disembuhkan dibuktikan dengan Berita Acara Majelis Pemeriksa Kesehatan Pegawai Negeri Sipil; dan/atau c. berhenti dari pegawai negeri sipil atas permohonan sendiri. (3) Pemberhentian Pejabat UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Rektor. Pasal 59 (1) Apabila terjadi pemberhentian Pejabat UPT sebelum masa jabatannya berakhir, Rektor mengangkat pengganti Pejabat UPT, untuk meneruskan sisa masa jabatan Pejabat UPT. (2) Pejabat UPT yang diangkat untuk meneruskan sisa masajabatan lebih dari 2 (dua) tahun, dihitung sebagai 1 (satu) periode masajabatan. BAB XII TATA KERJA Pasal 60 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, setiap pimpinan UPT, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungannya maupun antar satuan organisasi/unit kerja serta instansi lain di luar Unhas sesuai tugas masing- masing. Pasal 61 Kepala, Sekretaris, Ketua Sub Unit, Kepala Sub Bagian dalam melaksanakan tugas dan fungsi wajib untuk tetap konsisten dan menaati peraturan perundangundangan. 22

Pasal 62 Setiap pimpinan UPT bertanggungjawab langsung, memimpin dan mengkordinasikan serta menjadi teladan baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi maupun dalam memberikan bimbingan serta petunjuk kepada bawahannya masing-masing. Pasal 63 Setiap pimpinan UPT wajib mengawasi langsung atau tidak langsung kepada bawahannya serta memberikan bimbingan dan petunjuk demi kesempurnaan pelaksanaan tugas dan kewajiban masing-masing. Pasal 64 Setiap pimpinan UPT wajib mengawasi bawahannya dan ketika terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pasal 65 Setiap pimpinan UPT wajib mengikuti, mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan serta menyampaikan laporan dalam jangka waktu yang ditentukan. Pasal 66 Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan UPT, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan. Pasal 67 Sekretaris, Ketua Sub Unit, dan Kepala Sub Bagian menyampaikan laporan kepada Kepala UPT dan Wakil Rektor Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya sebagai bahan penyusunan laporan. Pasal 68 Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, diwajibkan memberi tembusan kepada satuan organisasi/unit kerja yang secara fungsional memiliki hubungan kerja. 23

BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 69 (1) Unsur-unsur lain di bawah UPT yang telah ada, tetap diakui keberadaannya dan melaksanakan fungsinya selama belum diatur dengan ketentuan yang baru berdasarkan Peraturan Rektor ini. (2) Semua tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0206/0/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Hasanuddin tetap dilaksanakan sampai dengan dilakukannya penyesuaian Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis sebagaimana diatur dalam Peraturan Rektor ini. (3) Penyesuaian Organisasi dan Tata Kerja UPT sebagaimana diatur dalam Peraturan Rektor ini dilakukan paling lambat 22 Juli 2017. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 70 Bagan organisasi dan tata kerja UPT tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Rektor ini. Pasal 71 Rektor dapat membentuk unsur pengelola UPT lainnya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan dengan Peraturan Rektor. Pasal 72 Peraturan Rektor ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Makassar, Pada tanggal 1 Juli 2016.S HASANUDDIN iwia ARIES TINA PULUBUHU ^ -4 24