Mekanisme Investasi Modal Asing Dalam Pertambangan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA NOMOR :... TENTANG DIVESTASI SAHAM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Batubara; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pe

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 27 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

2017, No sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peratur

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

PEDOMAN DAN TATACARA PERMOHONAN PENANAMAN MODAL

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Evaluasi. Penerbitan. Izin Usaha Pertambangan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

- 3 - Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

DIY. 3. Dinas 1) 2) 3) 4) B. Permohonan 1)

- 4 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Dalam rangka pembangunan nasional khususnya pembangunan industri pengolahan dan pemurnian dalam negeri yang memerlukan investasi besar, perlu diberi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. PPM. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENTER! ENERG! DAN SUMBER DAYA MINERAL FPEPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

~ TATA CARA PERUBAHAN PENANAMAN MODAL DALAM RANGKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

MENTERl ENERGi DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBUK INDONESIA. PERATURAN MENTERl ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR48 TAHUN 2017

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL, BATUBARA DAN BATUAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

ANNEX II LIST OF AUDITED DOCUMENTS (IN BAHASA INDONESIA) DAFTAR DOKUMEN PERKEBUNAN

SALIN. :a. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana : 1.

PEMERINTAH ACEH BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

Perubahan Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan oleh Auraylius Christian

Apabila ada tanggapan terhadap draft ini mohon dikirimkan ke:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.14/Menlhk-II/2015 TENTANG

4. Syarat IUP bagi Perseorangan (Perusahaan Firma dan Komanditer), yaitu : a. Surat permohonan; b. Profil Perusahaan;

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERSYARATAN PERMOHONAN PERIZINAN

PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI JAWA TIMUR

4a m PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hewan tumbuan dan organisme lain namun juga mencangkup komponen abiotik

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN MINERAL DAN BATUBARA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

SURAT PERMOHONAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) OP KHUSUS PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN <<KOP SURAT PERUSAHAAN>>

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

Apabila ada tanggapan terhadap draft ini mohon dikirimkan ke:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ESDM. Panas Bumi. Kegiatan Usaha. Penyelenggaraan. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAGAN ALIR WIUP MINERAL BUKAN LOGAM & BATUAN (Badan usaha/koperasi/perseorangan) Permohonan ditujukan kepada Gubernur NTB

BUPATI BANDUNG BARAT

SURAT PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL <<KOP SURAT PERUSAHAAN>> Jendera Mineral dan Batubara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA VA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 28 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.508, 2009 BKPM. Permohonan. Penanaman Modal. Pedoman.

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Reklamasi dan Pascatambang

UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA [LN 2009/4, TLN 4959]

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Mineral. Batubara. Kebutuhan. Berjualan. Harga. Patokan. Pemasokan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA VA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 32 TAHUN 2013

2015, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

CONTOH SURAT SURAT PERMOHONAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) OP KHUSUS PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN BATUBARA KOP SURAT PERUSAHAAN. Mineral dan Batubara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pertambangan. Mineral. BatuBara. Jasa. Penyelenggaraan. Pencabutan.

- 5 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1823 K/30/MEM/ K TANGGAL : 7 Mei Maret 2018

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 12 TAHUN 2009

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183); 4. Peraturan Pemerintah Nomor

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 06 Tahun 2017 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pemberia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Mekanisme Investasi Modal Asing Dalam Pertambangan Nasional 12 Mei 2010 Dipresentasikan dalam In-depth discussion yang diselenggarakan oleh: Jatnika Legal Research & Training Centre Oleh : Heri Nurzaman (Kasubdit Bimbingan Usaha Mineral dan Batubara) Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

DASAR HUKUM 1. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. 3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Perubahan Penanaman Modal Dalam Rangka Pelaksanaan Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara. 4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha Di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal Kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

UU No. 4/2009 Pasal 37 IUP diberikan oleh: o o o Pasal 93 Bupati/walikota apabila WIUP berada di dalam satu wilayah kabupaten/kota; Gubernur apabila WIUP berada pada lintas wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari bupati/walikota setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Menteri apabila WIUP berada pada lintas wilayah provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan 1) Pemegang IUP dan IUPK tidak boleh memindahkan IUP dan IUPK nya kepada pihak lain. 2) Untuk pengalihan kepemilikan dan/atau saham di bursa saham Indonesia hanya dapat dilakukan setelah melakukan kegiatan eksplorasi tahapan tertentu. 3) Pengalihan kepemilikan dan/atau saham sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan dengan syarat: a. Harus memberitahu kepada menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya; dan b. Sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PP No. 23/2010 Pasal 97 1) Modal asing pemegang IUP dan IUPK setelah 5 (lima) tahun sejak berproduksi wajib melakukan divestasi sahamnya, sehingga sahamnya paling sedikit 20% (dua puluh persen) dimiliki peserta Indonesia. 2) Divestasi saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara langsung kepada peserta Indonesia yang terdiri atas Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota, BUMN, BUMD, atau badan usaha swasta nasional. 3) Dalam hal pemerintah tidak bersedia membeli saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditawarkan kepada pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota. 4) Apabila pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak bersedia membeli saham, ditawarkan kepada BUMN dan BUMD dilaksanakan dengan cara lelang. 5) Apabila BUMN dan BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (4), tidak bersedia membeli saham, ditawarkan kepada badan usaha swasta naional dilaksanakan dengan cara lelang. 6) Penawaran saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialakukan dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak 5(lima) tahun dikeluarkannya izin Operasi Produksi tahap Penambangan. 7) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota, BUMN, dan BUMD harus menyatakan minatnya dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah tanggal penawaran. 8) Dalam hal Pemerintah dan pemerintah daerah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota, BUMN, dan BUMD tidak berminat untuk membeli divestasi saham sebagaimana dimaksud pada ayat (7), saham ditawarkan kepada badan usaha swasta nasional dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender. 9) Badan usaha swasta nasional harus menyatakan minatnya dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal penawaran. 10) Pembayaran dan penyerahan saham yang dibeli oleh peserta Indonesia dilaksanakan dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah tanggal pernyataan minat atau penetapan pemenang lelang. 11) Apabila divestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, penawaran saham akan dilakukan pada tahun berikutnya berdasarkan mekanisme ketentuan pada ayat (2) sampai dengan ayat (9).

PP No. 23/2010 Pasal 98 Dalam hal terjadi peningkatan modal perseroan, peserta Indonesia sahamnya tidak boleh terdilusi menjadi lebih kecil dari 20% (dua puluh persen). Pasal 99 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara divestasi saham dan mekanisme penetapan harga saham diatur dengan Peraturan Menteri setelah berkoordinasi dengan instansi terkait.

Peraturan Menteri ESDM No.18/2009 Pasal 5 1) Permohonan perubahan status perusahaan PMA menjadi PMDN atau PMDN menjadi PMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b diajukan oleh Perusahaan KK atau PKP2B kepada Menteri melalui Direktorat Jenderal dengan mengisi formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran II A atau Lampiran II B Peraturan Menteri ini. 2) Permohonan perubahan status perusahaan PMA menjadi PMDN atau PMDN menjadi PMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan: a. Hasil keputusan RUPS; b. Bukti pelunasan pembayaran iuran tetap/deadrent dan royalti/dhpb; c. Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit akuntan publik d. Rancangan atau akte jual beli saham; e. Akte pendirian pemegang saham baru; dan f. Profil perusahaan pemegang saham baru. 3) Direktur Jenderal setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap permohonan perubahan status perusahaan PMA menjadi PMDN atau PMDN menjadi PMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya persyaratan secara lengkap dan benar memberikan keputusan persetujuan atau penolakan.

Peraturan Menteri ESDM No.18/2009 Pasal 8 1) Permohonan perubahan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf e diajukan oleh Perusahaan KK atau PKP2B kepada Menteri melalui Direktorat Jenderal dengan mengisi formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran V A Peraturan Menteri ini. 2) Perubahan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penjualan, penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan saham yang dilakukan oleh perusahaan KK atau PKP2B. 3) Permohonan perubahan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan: a. Hasil keputusan RUPS b. Bukti pelunasan pembayaran iuran tetap/deadrent dan royalti/dhpb c. Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit akuntan publik d. Rancangan atau akte jual beli saham e. Akte pendirian pemegang saham baru dan profil perusahaan pemegang saham baru, apabila perubahan kepemilikan saham kepada perusahaan 4) Direktur Jenderal setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap permohonan perubahan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya persyaratan secara lengkap dan benar memberikan keputusan persetujuan atau penolakan.

Peraturan Menteri ESDM No. 5/2010 Kewenangan yg didelegasikan dalam rangka pelayanan terpadu satu pintu kepada BKPM A. Bidang Usaha Pertambangan Mineral, Batubara dan Panas Bumi, nomor: 1. Pemberian Izin Prinsip dalam rangka izin fasilitas 2. Surat Persetujuan Pabean dalam rangka pengimporan mesin/peralatan 3. Pemberian persetujuan perubahan penanaman modal 4. Pemberian persetujuan perubahan pemegang saham 5. Pemberian persetujuan perubahan investasi dan pembiayaan 6. Pemberian persetujuan perubahan anggaran dasar perusahaan 7. Pemberian persetujuan perubahan direksi dan komisaris Khusus untuk angka 2 sampai dengan angka 7, persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal diberikan setelah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Penjelasa Terhadap Pasal 2 ayat (1) Huruf A Peraturan MESDM No. 05/2010 (surat kepala Biro Hukum dan Humas, KESDM No. 1689/06/SJH/2010 tanggal 23 Maret 2010) Kewenangan yang didelegasikan oleh MESDM kepada BKPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf A, hanya terhadap izin usaha penanaman modal asing existing yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat cq. MESDM seperti KK dan PKP2B. Pasal 37 UU No. 4/2009, IUP diberikan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya. KESDM untuk sub sektor mineral, batubara dan panas bumi hanya memberikan rekomenndasi penanaman modal asing sebatas kewenangan Pemerintah Pusat dan lintas provinsi. IUP yang dikeluarkan oleh gubernur atau bupati/walikota apabila terdapat modal asing dapat langsung mengajukan kepada BKPM, setelah mendapat rekomendasi dari gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangannya yang tembusannya disampaikan kepada KESDM.

Skema Permohonan Perubahan Saham KK dan PKP2B BKPM KEMENTERIAN ESDM melalui DJMBP KEMENTERIAN HUKUM & HAM 1 2 3 5 KK/PKP2B 4 6 KETERANGAN 1 Perusahaan KK/PKP2B mengajukan permohonan perubahan pemegang saham kepada ESDM melalui Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (DJMBP) 2 3 4 5 6 DJMBP memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu 14 hari kerja Berdasarkan persetujuan DJMBP, Perusahaan KK/PKP2B mengajukan permohonan kepada BKPM BKPM mengeluarkan izin dengan tembusan kepada instansi terkait Berdasarkan izin BKPM, perusahaan KK/PKP2B mengajukan pencatatan perubahan kepada Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Ham melakukan pencatatan perubahan pemegang saham

Skema Permohonan Perubahan Saham IUP/IUPK 1 2 KEMENTERIAN ESDM BKPM 3 1 IUP/IUPK 2 4 GUBERNUR 5 6 2 1 BUPATI/WALIKOTA KEMENTERIAN HUKUM & HAM KETERANGAN 1 Perusahaan mengajukan permohonan perubahan pemegang saham kepada Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya 2 Setalah persyaratan lengkap, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota memberikan keputusan persetujuan atau penolakan 3 Berdasarkan persetujuan dari Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota, Perusahaan mengajukan permohonan kepada BKPM 4 BKPM mengeluarkan izin dengan tembusan kepada instansi terkait 5 Berdasarkan izin dari BKPM, perusahaan mengajukan pencatatan perubahan kepada Kementerian Hukum dan HAM 6 Kementerian Hukum dan Ham melakukan pencatatan perubahan pemegang saham

Beberapa Permen yang akan diterbitkan Tentang Tatacara divestasi saham dan mekanisme penetapan harga saham pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi yang sahamnya dimiliki oleh asing. Tentang Tatacara perubahan penanaman modal untuk IUP dan IUPK, meliputi : 1. Perubahan investasi dan sumber pembiayaan 2. Perubahan status perusahaan PMDN menjadi PMA atau PMA menjadi PMDN 3. Perubahan anggaran dasar 4. Perubahan Direksi dan Komisaris 5. Perubahan kepemilikan saham

TERIMA KASIH