RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN PENGGUNAAN DANA OTONOMI KHUSUS

dokumen-dokumen yang mirip
QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN PENGGUNAAN DANA OTONOMI KHUSUS

(2) Pendanaan Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap tahun dianggarkan dalam APBA.


GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

angka Menengah (RPJM), yang merupakan penjabaran Visi, Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Priode 5 (lima) Tahun;

PEMERINTAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR ACEH. 8. Undang-./2 MW\DATAWAHED\2009\PER.GUB\SEPTEMBER.

GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kinerja Pimpinan dan

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PINJAMAN DAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH ACEH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENGAWAL DANA OTSUS ACEH DAN REKOMENDASI PENGELOLAANNYA

QANUN ACEH NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2013

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYALURAN DANA BEASISWA PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BADAN KOORDINASI SERTIFIKASI PROFESI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR...TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2015

QANUN ACEH NOMOR 1 TAHUN 2009

ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/JULI

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 29 TAHUN 2015

QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KLINIK KONSULTASI AKSELERASI PENYELESAIAN REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN BERBASIS E-CONSULTING

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2012

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH

PA TI B PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM. Jln. T. Nyak Arief No. 219 Telp Banda Aceh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL BEASISWA KEPADA ANAK YATIM, PIATU DAN YATIM PIATU DALAM WILAYAH ACEH

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA GAMPONG TAHUN ANGGARAN 2015

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN BIREUEN TAHUN

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2000 TENTANG DANA PERIMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

GUBERNUR ACEH. 7. Undang.../2 MW\DATAWAHED\2013\PER.GUB\JANUARI.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN QANUN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG

-1- QANUN ACEH NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH ACEH TAHUN

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2014

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Jln. T. Nyak Arief No. 219 Telp Banda Aceh

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2017 TATA CARA PEMBERIAN PERTIMBANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG DANA ABADI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ACEH

QANUN PROPINSI NAGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG BANTUAN LUAR NEGERI DAN PINJAMAN PROVINSI

PEMERINTAH KOTA PADANG

Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103);

QANUN ACEH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2000 TENTANG DANA PERIMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya

2 atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Mengingat : 1. Pasal 5 a

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH

Lembaran Negara Nomor 4548);

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN QANUN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Jln. T. Nyak Arief No. 219 Telp Banda Aceh

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2000 TENTANG DANA PERIMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA LANGSA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2007 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DAERAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN ACEH TIMUR

QANUN ACEH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN PENGGUNAAN DANA OTONOMI KHUSUS BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 181 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Pemerintah Aceh mendapat tambahan dana bagi hasil Minyak dan Gas Bumi sebesar 55% untuk minyak dan 40% untuk pertambangan gas bumi; b. bahwa selain mendapat tambahan dana bagi hasil sebagaimana tersebut pada huruf a, berdasarkan Pasal 183 Ayat (2) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006, Pemerintah Aceh juga mendapat dana otonomi khusus setara 2% (dua persen) plafon Dana Alokasi Umum Nasional untuk Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2022 dan setara 1% (satu persen) Plafon Dana Alokasi Umum Nasional untuk tahun ke 2023 sampai dengan 2028; c. bahwa berdasarkan Pasal 182 Ayat (4) dan Pasal 183 Ayat (4) pengalokasian tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi dan pengunaan dana otonomi khusus untuk membiayai Program Pembangunan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang disepakati bersama antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota; d. bahwa pengalokasian tambahan dana bagi hasil minyak dan Gas Bumi dan penggunaan dana otonomi khusus untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keseimbangan pembangunan antara Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Aceh; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Qanun Aceh tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103); 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3893); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daeran Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4633); 11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 2

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 14. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11); 15. Peraturan Mente Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan dan Pertangungjawaban Keuangan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 50, Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 01); 17. Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 03); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM dan GUBERNUR PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM MEMUTUSKAN : Menetapkan : QANUN ACEH TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN PENGGUNAAN DANA OTONOMI KHUSUS. BAB I KETENTUAN UMUM 3

Pasal 1 Dalam qanun ini yang dimaksud dengan : 1. Aceh adalah Daerah Provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur; 2. Pemerintahan Aceh adalah Pemerintah Daerah dalam sistem Negara Kesatuan RI berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing; 3. Pemerintah Daerah Aceh yang selanjutnya disebut Pemerintah Aceh adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Aceh yang terdiri atas Gubernur dan Perangkat Daerah Aceh; 4. Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten/Kota adalah unsur penyelenggara pemerintahan Kabupaten/kota yang terdiri atas Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota; 5. Gubernur adalah Kepala Pemerintah Aceh yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil; 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Aceh yang selanjutnya disebut Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Aceh yang anggotanya dipilih melalui Pemilihan Umum; 7. Bupati/Walikota adalah Kepala Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil; 8. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota (DPRK) adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Kabupaten/Kota yang anggotanya dipilih melalui Pemilihan Umum; 9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang selanjutnya disingkat RPJP adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh Periode 20 (dua puluh) tahun; 10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah selanjutnya disingkat RPJM adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh Periode 5 (lima) tahun; 4

11. Rencana Kerja Pemerintahan Daerah, selanjutnya disebut RKPD adalah Dokumen Perencanaan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk periode 1 (satu) tahun; 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Aceh, selanjutnya disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Aceh yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Aceh dan DPRA dan ditetapkan dengan Qanun; 13. Tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBN yang menjadi bagian dari penerimaan Pemerintah Aceh; 14. Dana otonomi khusus adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBN dan merupakan penerimaan Pemerintah Aceh; 15. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota selaku pengguna anggaran/barang. 16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum penyusunan rencana pembangunan daerah yang dikuti oleh wakil Pemerintah Aceh dan wakil Pemerintah Kabupaten/Kota serta elemen atau wakil masyarakat lainnya. 17. Kas Umum Daerah Provinsi Aceh adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah. BAB II TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI Paragraf Kesatu Sumber Pendanaan Pasal 2 Tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi yang bersumber dari APBN terdiri dari : a. bagian dari penerimaan pertambangan minyak sebesar 55% (lima puluh lima persen); dan b. bagian dari penerimaan pertambangan gas bumi sebesar 40% (empat puluh persen). 5

Paragraf Kedua Pengelolaan Pasal 3 (1) Tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 setiap tahun ditransfer ke dalam rekening Kas Umum Daerah Provinsi Aceh dan dianggarkan dalam APBA. (2) Pengelolaan tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sepenuhnya oleh Pemerintah Aceh sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Paragraf Ketiga Pengalokasian Pasal 4 (1) Paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dialokasikan untuk membiayai program dan kegiatan pembangunan pendidikan di Aceh. (2) Alokasi dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk peningkatan kapasitas aparatur dan tenaga pendidik, pemberian beasiswa baik di dalam maupun ke luar negeri dan kegiatan pendidikan lainnya sesuai dengan skala prioritas. (3) Penentuan skala prioritas dan kategori program dan kegiatan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setiap tahun diatur lebih lanjut oleh Gubernur. (4) Paling banyak 70% (tujuh puluh persen) dari pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dialokasikan untuk membiayai program dan kegiatan pembangunan lainnya. (5) Program dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah program dan kegiatan pembangunan yang strategis, mempunyai daya dorong yang kuat dan berpengaruh signifikan terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat Aceh yang lebih baik, nyata dan adil. (6) Program dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (4) disepakati bersama antara Pemerintah Aceh dengan pemerintah kabupaten/kota. (7) Program dan kegiatan pembangunan yang sudah disepakati bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh. Pasal 5 (1) Dana yang dialokasikan untuk membiayai program dan kegiatan pembangunan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) disisihkan dari jumlah penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dan huruf b. 6

(2) Pengalokasian Anggaran untuk membiayai program dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) dilakukan dengan perimbangan sebagai berikut : a. 40% (empat puluh persen) dialokasikan untuk Kabupaten/kota penghasil; b. 40% (empat puluh persen) dialokasikan untuk Kabupaten/kota non penghasil, dengan perincian : 1. 50% (lima puluh persen) dialokasikan dengan porsi yang sama besar; 2. 50% (lima puluh persen) lainnya dibagi dengan mempertimbangkan beberapa indikator seperti jumlah penduduk, luas wilayah, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Ideks Pembangunan Manusia (IPM) dan indikator lainnya yang relevan. c. 20% (dua puluh persen) dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh. (3) Pengalokasian anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan dalam bentuk dana tunai, akan tetapi dalam bentuk plafon yang setiap tahun ditetapkan oleh Gubernur. Pasal 6 (1) Penyusunan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan ayat (4) mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi dan Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi dan Kabupaten/Kota. (2) Pendanaan Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap tahun dianggarkan dalam APBA. Pasal 7 (1) Kriteria dan persyaratan seleksi program dan kegiatan pembangunan yang dapat dibiayai dari dana bagi hasil minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) setiap tahun ditetapkan oleh Gubernur. (2) Kabupaten/kota menyiapkan usulan program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan kriteria dan persyaratan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam batas plafon yang dialokasikan kepadanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3). (3) Kabupaten/kota menyampaikan usulan program dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Pemerintah Aceh dalam batas waktu yang ditentukan oleh Gubernur. (4) Usulan program dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai dengan rincian rencana kebutuhan anggaran dan dokumen pendukung lainnya sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 7

(5) Pemerintah Aceh mengkaji dan menyetujuhi usulan program dan kegiatan yang diasampaikan oleh Kabupaten/kota berdasarkan kriteria dan persyaratan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (6) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Pemerintah Aceh dibantu oleh Komisi Pertimbangan Keuangan Aceh. (7) Program dan kegiatan pembangunan yang telah dikaji dan disetujuhi oleh Pemerintah Aceh sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disepakati bersama antara Pemerintah Aceh dengan kabupaten/kota yang bersangkutan, dengan menentukan tanggungjawab keduabelah fihak dalam pelaksanaannya. BAB III DANA OTONOMI KHUSUS Paragraf Kesatu Sumber Pendanaan Pasal 8 (1) Dana Otonomi Khusus bersumber dari APBN dan merupakan penerimaan Pemerintah Aceh. (2) Penerimaan Pemerintah Aceh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk 20 (dua puluh) tahun. (3) Besarnya penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk tahun 2008 sampai dengan Tahun 2022 setara dengan 2% (dua persen) plafon Dana Alokasi Umum Nasional. b. untuk tahun 2023 sampai dengan tahun 2028 setara dengan 1% (satu persen) plafon Dana Alokasi Umum Nasional. Paragraf Kedua Pengelolaan Pasal 9 (1) Dana Otonomi Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 setiap tahunnya ditransfer ke dalam rekening Kas Umum Daerah Provinsi Aceh dan merupakan pendapatan yang dianggarkan dalam APBA. (2) Pengelolaan Dana Otonomi Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diadministrasikan pada Pemerintah Provinsi Aceh. 8

Paragraf Ketiga Pengalokasian Pasal 10 (1) Dana Otonomi Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ditujukan untuk membiayai program dan kegiatan pembangunan, terutama pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan. (2) Selain ditujukan untuk membiayai program dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dana Otonomi Khusus dapat juga dialokasikan untuk membiayai program pembangunan dalam rangka pelaksanaan keistimewaan Aceh. (3) Program pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dituangkan dalam program pembangunan provinsi dan kabupaten/kota. Pasal 11 (1) Pengalokasian Dana Otonomi Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan dengan perimbangan sebagai berikut : a. 40% (empat puluh persen) dialokasikan untuk progran dan kegiatan pembanguan provinsi; b. 60% (enam puluh persen) dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota. (2) Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b. dibagi antar kabupaten/kota setiap tahun dengan menggunakan suatu formula yang memperhatikan keseimbangan kemajuan pembangunan antar kabupaten/kota. (3) Formula penghitungan besaran alokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan beberapa indikator seperti jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Pembangunan Manusis (IPM), Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dan indikator lainnya yang relevan. (4) Formula penghitungan besaran alokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Gubernur. (5) Dalam memperhitungkan formula sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pemerintah Aceh wajib menyiapkan data dan informasi yang diperlukan. (6) Pengalokasian dana antar kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berbentuk plafon alokasi bagi setiap kabupaten/kota ditetapkan setiap tahun oleh Gubernur. Pasal 12 (1) Penyusunan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi dan Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi dan Kabupaten/Kota. 9

(2) Kriteria dan persyaratan seleksi program dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dapat diusulkan oleh kabupaten/kota untuk dibiayai dari Dana Otonomi Khusus setiap tahun ditetapkan oleh Gubernur. (3) Kabupaten/kota menyiapkan usulan program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan kriteria dan persyaratan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam batas plafon yang dialokasikan kepadanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5). (4) Kabupaten/kota menyampaikan usulan program dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Pemerintah Aceh dalam batas waktu yang ditetapkan oleh Gubernur. (5) Usulan program dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai rincian anggaran dan dokument pendukung lainnya sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (6) Pemerintah kabupaten/kota dapat juga menyampaikan usulan program dan kegiatan yang bersifat tahun jamak. (7) Pemerintah Aceh mengkaji dan menyetujui usulan program dan kegiatan yang disampaikan oleh Kabupaten/kota berdasarkan kriteria dan persyaratan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (8) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (7), Pemerintah Aceh dibantu oleh Komisi Pertimbangan Keuangan Aceh. (9) Pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang telah dikaji dan disetujui oleh Pemerintah Aceh sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan oleh kabupaten/kota yang telah menyampaikan usulan kepada Pemerintah Aceh. Pasal 13 (1) Apabila pemerintah kabupaten/kota dalam tahun anggaran tertentu tidak dapat menyampaikan usulan program dan kegiatan yang memenuhi kriteria dan persyaratan seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), maka Pemerintah Aceh menentukan program dan kegiatan untuk dilaksanakan di kabupaten/kota yang bersangkutan. (2) Pemerintah kabupaten/kota diberi kesempatan untuk menyelesaikan program dan kegiatan serbagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran. Pengalokasian dan Pengelolaan Anggaran Pasal 14 (1) Untuk melaksanakan progam dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (7), Pemerintah Aceh mengalokasikan anggaran kepada pemerintah kabupaten/kota melalui belanja bantuan keuangan yang bersifat khusus. 10

(2) Bantuan keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis antara Pemerintah Aceh dengan pemerintah kabupaten/kota penerima bantuan keuangan. (3) Dalam perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan peruntukan dan pengelolaan bantuan keuangan yang bersifat khusus. (4) Kabupaten/kota penerima bantuan keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan dan mengelola bantuan keuangan sesuai dengan perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Pertanggungjawaban dan Pelaporan Pasal 15 (1) Pemeritah kabupaten/kota penerima bantuan keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan keuangan kepada Gubernur. (2) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan peraturan perundangundangan tentang pengelolaan keuangan daerah. Pengawasan dan Pengendalian Pasal 16 (1) Pemerintah Aceh melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan dan pengelolaan bantuan keuangan yang bersifat khusus oleh pemerintah kabupaten/kota penerima bantuan keuangan. (2) Tata cara pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Gubernur. Pasal 17 (1) DPRA melakukan pengawasan terhadap penggunaan bantuan keuangan yang bersifat khusus oleh pemerintah kabupaten/kota penerima bantuan keuangan. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan. Sanksi Administrasi Pasal 18 Pemerintah Aceh mengenakan sanksi berupa penundaan pencairan bantuan keuangan yang bersifat khusus kepada pemerintah kabupaten/kota yang tidak menyampaikan laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. 11

Komisi Pertimbangan Keuangan Aceh Pasal 19 (1) Untuk suskesnya pemanfaatan tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Dana Otonomi Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Gubernur membentuk Komisi Pertimbangan Keuangan Aceh. (2) Komisi Pertimbangan Keuangan Aceh bertugas untuk mendukung Gubernur dalam a. mengaktualisasi formula penghitungan pengalokasian dana termasuk pendataan; b. menyusun kriteria dan persyaratan seleksi program dan kegiatan yang layak untuk didanai; c. menilai kesesuaian program dan kegiatan yang diusulkan oleh kabupaten/kota dengan kriteria dan persyaratan seleksi; d. menyediakan bantuan teknis untuk kabupaten/kota dalam penyiapan usulan proyek maupun penyelenggaraannya; (3) Komisi Pertimbangan Keuangan Aceh terdiri atas a. Sekretaris Daerah Aceh; b. Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi; c. Asisten Administrasi Umum; d. Kepala BAPPEDA Aceh; e. Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh; f. Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Aceh; g. Kepala Biro Hukum dan Humas Sekretariat Daerah Aceh; h. Staf ahli yang relevan, dan i. Pakar dari perguruan tinggi. (4) Komisi Pertimbangan Keuangan Aceh dibentuk dengan Keputusan Gubernur. BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN Pasal 20 Pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan yang bersumber dari tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi dan dana otonomi khusus oleh Pemerintah Aceh kepada Pemerintah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 (1) Dengan diberlakukannya qanun ini penyaluran dana perimbangan yang bersumber dari tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 14 ayat (2) Qanun Nomor 4 Tahun 2002 tentang Dana Perimbangan antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dinyatakan tidak berlaku. 12

(2) Pasal-pasal dalam Qanun Nomor 4 Tahun 2002 tentang Dana Perimbangan antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang tidak bertentangan dengan qanun ini dinyatakan tetap berlaku. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Aceh. Disahkan di Banda Aceh pada tanggal, GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, IRWANDI YUSUF Diundangkan di Banda Aceh pada tanggal. SEKRETARIS DAERAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM HUSNI BAHRI TOB LEMBARAN DAERAH ACEH TAHUN 2007 NOMOR 13

PENJELASAN ATAS RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN PENGGUNAAN DANA OTONOMI KHUSUS I. UMUM [perlu disesuaikan tergantung dari rumusan akhir dalam bantang tubuh] Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Pemerintah Aceh mendapat tambahan dana bagi hasil Minyak dan gas bumi untuk membiayai program pembangunan Aceh dan Kabupaten/Kota yang disepakati bersama antara Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota. Dalam pengalokasian dan penggunaan dana tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi serta dana otonomi khusus harus mempertimbankan keseimbangan pembangunan antara kabupaten/kota serta mempertimbangan pula kontribusi daerah penghasil. Pengalokasian tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi dan penggunaan dana otonomi khusus tidak terlepas dari prioritas program dan kegiatan yang menjadi permasalahan di provinsi Aceh. Setiap penyusunan program dan kegiatan harus dibahas secera seksama dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi dengan mengikutsertakan setiap elemen masyarakat. Pelaksanaan program dan kegiatan harus mengindahkan prinsip-prinsip Good Governance serta memperhatikan jadwal proses perencanaan. Untuk itu, Pemerintah Aceh perlu menyiapkan perangkat hukum dalam pemanfaatan anggaran yang bersumber dari tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Dana Otonomi Khusus sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) 14

Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Cukup jelas Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) yang dimaksud dengan indikator kemajuan pembangunan dan variabel lain dalam ketentuan ini adalah antara lain Indek Komposit Pembangunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indeks Pembangunan Manusia, indeks berkaitan dengan status kemiskinan, kesehatan dan pendidikan masyarakat, indeks berkaitan dengan keadaan sarana dan prasarana wilayah, jumlah penduduk, dan luas wilayah) [apakah masih perlu apabila sudah tercantum dalam batang tubuh?] Ayat (3) Cukup jelas Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Ayat (1) yang dimaksud belanja bantuan keuangan bersifat khusus adalah bantuan keuangan dari Pemerintah Acehi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan, yang peruntukan dan pengelolaannya diarahkan/ditetapkan oleh Pemerintah Aceh. Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 15

Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH ACEH NOMOR... 16