BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS DI KABUPATEN KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 28 TAHUN 2016

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI KUDUS,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2015

KEPALA DESA CINTAKARYA KECAMATAN SINDANGKERTA KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 11

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2017

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAHKABUPATEN BREBES NOMOR 004 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2015

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI KAMPAR PROPINSI RIAU

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN DESA SIMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 25 TAHUN 2015 SERI

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 3 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR :11 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 73

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 21 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 16

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

B U P A T I S I M A L U N G U N PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA Kode Pos 21162

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN KATINGAN

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 40 TAHUN 2015

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN KEPALA DESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KAMPAR PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI KAMPAR NOMOR 8 TAHUN 2016

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

Transkripsi:

SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS DI KABUPATEN KUDUS Menimbang BUPATI KUDUS, : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 72 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan ketentuan Pasal 47 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Kabupaten Kudus dapat memberikan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kudus yangperuntukan dan pengelolaannya diarahkan/ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus; b. bahwa dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa di Kabupaten Kudus,perlu adanya dukungan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus; c. bahwadengan adanya dukungan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada huruf b, diharapkan dapat mendorong percepatan perkembangan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri serta mampu mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera; d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 133 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pengaturan tatacarapemberian dan pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus menjadi kewenangan Bupati; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, hurufb, huruf c, dan hurufd perlu membentuk Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Inonesia Nomor 5589); 5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

3 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kudus Nomor 99); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan atau Kelurahan Menjadi Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2015 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kudus Nomor 181); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pedoman Pembangunan Desa, (Lembaran Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kudus Nomor 185); 14. Peraturan Bupati Kudus Nomor 28 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa (Berita Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2014 Nomor 28); 15. Peraturan Bupati Kudus Nomor 16 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Kudus Tahun 2015 Nomor 16); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGANDESA YANG BERSIFAT KHUSUS DI KABUPATEN KUDUS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Daerah adalah Kabupaten Kudus. 3. Bupati adalah Bupati Kudus. 4. Kabupaten adalah Kabupaten Kudus. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi pemberdayaan masyarakat.

4 6. Kecamatan adalah bagian wilayah dari daerah kabupaten yang dipimpin oleh Camat. 7. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa. 10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokrasi. 11. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. 12. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat Musrenbangdes adalah Musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk menetapkan Prioritas, Program, Kegiatan dan kebutuhan pembangunan desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Swadaya Masyarakat Desa dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten. 13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD. 14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJMDesa adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. 15. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disingkat RKPDesa adalah penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk waktu 1 (satu) tahun. 16. Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa selanjutnya disebut APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa. 17. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 18. Pemberdayaan masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap

5 ketrampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. 19. Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut Bantuan Keuangan Desa adalah Bantuan Keuangan dari Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Desa yang bersifat umum dan bersifat khusus. 20. Bantuan Keuangan Desa yang bersifat umum adalah peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Desa Penerima Bantuan. 21. Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus adalah peruntukan dan penggunaannya telah ditentukan oleh pemberi bantuan. 22. Aset Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah. 23. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa adalah Kepala Desa atau sebutan nama lain yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa. 24. Bendahara Desa adalah perangkat desa pada unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan administrasi keuangan yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan maupun belanja desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa. 25. Pembayaran LS adalah pembayaran Iangsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja Iainnya dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK. 26. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat dengan RKUD adalah rekening penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. 27. Rekening Kas Desa yang selanjutnya disingkat dengan RKDadalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintah Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Desa pada Bank yang ditetapkan oleh Kepala Desa. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS

6 Pasal 2 Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini sebagai pedoman dan landasan hukum dalam pengelolaan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus. Pasal 3 Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah : a. terwujudnya kepastian hukum dalam pelaksanaan pengelolaan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus; dan b. terjaminnya kelancaran dan ketertiban administrasi dalam pengelolaan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus. Pasal 4 Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Bupati ini terkait pengelolaanbantuan KeuanganDesa yang bersifat khusus meliputi: a. pengalokasian; b. penyaluran dana; c. penggunaan dana; d. pelaporan dan pertanggungjawaban; e. pembinaan; dan f. Tim Pengelola Bantuan Keuangan. BAB III PENGALOKASIAN DANA BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS Pasal 5 (1) Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khususdapat diberikan sebagai bentuk dukungan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Desa yang dialokasikan pada APBD Kabupaten dalam rekening Bantuan Keuangan kepada Desa. (2) Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khusussebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialokasikanuntuk desa-desa yang membutuhkan bantuan berdasarkan permohonan bantuan dari desa. Pasal 6 (1) Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khususdianggarkan pada APBDesa. (2) Dalam hal alokasi Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten setelah APBDesa ditetapkan, pelaksanaannya harus dilakukan Perubahan APBDesa terlebih dahulu.

7 (3) Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khusus dapat dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang tercantum dalam RPJMDesa dan/atau RKPDesa dan belum didanai atau belum cukup didanai dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten maupun APBDesa di luar Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus. (4) Kegiatan yang didanai lebih dari satu sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (3), peruntukan, penggunaan dan administrasinya harus jelas dan terpisah. (5) Besaran alokasi Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khusus ditentukan dengan mempertimbangkan prioritas, kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan kegiatan yang diusulkan oleh Pemerintah Desa yang bersangkutan. (6) Pemerintah Desa berkewajiban menyediakan dana pendamping minimal 25 (dua puluh lima) persen dari alokasi Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus. (7) Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat mengusulkan paling banyak 2 (dua) rencana kegiatan prioritas yang menjadi kewenangannya. (8) Dana pendamping dan usulan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan (7) berlaku mulai tahun anggaran 2017. (9) Penerima, besaran alokasi dan kegiatan Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khusus ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB IV PENYALURAN DAN PENCAIRAN BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS Pasal 7 (1) Penyaluran Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) dilaksanakan melalui mekanisme LS dari RKUD ke RKD setelah berkas permohonan pencairandari Pemerintah Desa kepada Bupati Cq. Kepala SKPD dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat. (2) Pencairan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus dari Rekening Kas Desa (RKD) kepada pelaksana kegiatan dilaksanakan berdasarkan prestasi pekerjaan yang ditetapkan dalam Surat Pesanan/Surat Perintah Kerja/Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan. BAB V PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS

8 Pasal 8 (1) Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus digunakan untuk membiayai kegiatan dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan desa,pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. (2) Prinsip pelaksanaan kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. keberpihakan pada masyarakat; b. transparansi; c. swadaya; d. partisipatif; e. akuntabel (dapat dipertangungjawabkan); dan f. berorientasi pengembangan kawasan. (3) Kegiatan pada bidang penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. pengelolaan keuangan dan aset desa; b. penyusunan tata ruang desa; c. penyusunan dan penetapan peraturan desa; d. penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan e. penetapan dan penegasan batas desa. (4) Kegiatan pada bidang pelaksanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pembangunandan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan Desa; b. pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan; dan c. pembangunandan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan. (5) Kegiatan pada bidang pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan; b. pelatihan teknologi tepat guna; dan c. peningkatan kapasitas masyarakat. (6) Kegiatan pada bidang pembinaan kemasyarakatan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain : a. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban; b. penyelenggaraan pendidikan gotong royong; c. pembinaan kerukunan umat beragama; d. pengadaan sarana dan prasarana olahraga; dan e. pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat. Pasal 9 Penggunaan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusussebagaimana dimaksud dalam Pasal 8diatur sebagai

9 berikut: a. kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Bupati; b. biayaperencanaan, pengawasan dan/atau administrasi paling tinggi 5 (lima) persen dari dana Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus. c. tata cara pengadaan barang/jasa berpedoman pada Peraturan Bupati yang mengatur mengenai tata cara pengadaan barang/jasa di Desa; dan d. pelaksanaankegiatan harus diselesaikan pada tahun anggaran berkenaan. Pasal 10 (1) Dalam hal kegiatan tidak dapat diselesaikan sampai berakhirnya tahun anggaran berkenaan,sisa danayang masih di RKDmenjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Desa (SILPADesa) tahun berkenaan dengan ketentuan harus dialokasikan kembali pada APBDesa tahun berikutnya untuk melanjutkan kegiatan yang bersangkutan. (2) Penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terlebih dahulu harus dimintakan persetujuan dari Bupati. BAB VI PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS Pasal 11 (1) Pemerintah Desa penerima Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khusus wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan danakepada Kepala SKPD setelah mendapat verifikasi dari Camat paling lambat 10 Januari tahun berikutnya. (2) Kepala SKPD melaporkan rekapitulasi realisasi penggunaan danabantuan KeuanganDesa yang bersifat khusus kepada Bupati. (3) Surat Pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus serta dokumen administrasi lainnya, disimpan oleh Pemerintah Desa penerima bantuan. Pasal 12 (1) Kepala Desa bertanggungjawab atas kebenaran material dan formal penggunaan danabantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus. (2) Laporan pertanggungjawaban Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khususmenjadi satu kesatuan dengan laporan pertanggungjawaban APBDesa.

10 BAB VII PEMBINAAN Pasal 13 (1) Pembinaan penggunaan, pelaporan dan pertanggungjawaban Dana Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus dilaksanakan melalui : a. pengendalian oleh Camat dan Kepala SKPD; dan b. pemeriksaan oleh Aparat Pemeriksaan Fungsional. (2) Pengendalian oleh Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan melalui : a. Fasilitasi dan verifikasi administrasi teknis proposal berdasarkan kebutuhan prioritas yang sudah dibahas dalam forum musyawarah desa; b. Pemberian rekomendasi pencairan kepada Kepala SKPD setelah berkas permohonan pencairan dinyatakan lengkap dan sesuai; c. monitoring dan evaluasi kegiatan administrasi maupun kegiatan fisik; (3) Pengendalian oleh Kepala SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan melalui : a. pemberian petunjuk/arahan; b. sosialisasi kebijakan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus; c. monitoring dan evaluasi kegiatan administrasi maupun kegiatan fisik; d. sanksi administrasi berupa peringatan tertulis; dan e. mengusulkan sanksi penundaan penyaluran dana Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus kepada Bupati. (4) Pemeriksaan oleh Aparat Pemeriksaan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan melalui Pemeriksaan Reguler atau Pemeriksaan Khusus. (5) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dijadikan sebagai bahan pembinaan oleh Camat dan Kepala SKPD, serta untuk ditindaklanjuti oleh Kepala Desa penerima bantuan. BAB VIII TIM PENGELOLA BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS Pasal 14 (1) Dalam rangka pengelolaan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus, Kepala SKPD membentuk Tim Pengelola Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus. (2) Tim Pengelola Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas :

11 a. merencanakan kegiatan pengelolaan Bantuan Keuangan; b. melaksanakan inventarisasi kegiatan Desa yang diusulkan mendapatkan alokasi Bantuan Keuangan; c. melakukan verifikasi terhadap kegiatan Desa yang diusulkan mendapatkan alokasi Bantuan Keuangan; d. melaporkan hasil verifikasi terhadap kegiatan Desa yang diusulkan mendapatkan alokasi Bantuan Keuangan kepada Kepala SKPD; dan e. tugas-tugas lain yang ditetapkan Kepala SKPD dalam rangka menunjang kelancaran Pengelolaan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal15 (1) Harga satuan mendasarkan pada Standar Satuan Harga Kabupaten Kudus. (2) Dalam hal harga satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terdapat dalam standarisasi, maka harga satuan dapat menggunakan harga pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten sesuai peraturan Perundang-undangan. (3) Belanja kegiatan Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus dikenakan pungutan pajak sesuai ketentuan yang berlaku. (4) Ketentuanlebih lanjut mengenai teknis pemberian Bantuan KeuanganDesa yang bersifat khusus ditindaklanjuti dengan Petunjuk Teknis Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan Desa yang bersifat khusus yang ditandatangani oleh Kepala SKPD. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

12 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kudus. Diundangkan di Kudus pada tanggal 18 Oktober 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUDUS, ttd. N O O R Y A S I N Ditetapkan di Kudus pada tanggal 17 Oktober 2016 BUPATI KUDUS, ttd. M U S T H O F A BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016 NOMOR 25