BAB I PENDAHULUAN. Anna Kurnia, 2013 Profil Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Kurang (Under-Achiever). untuk memperjelas penjelasan variabel tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

Definisi keluarga broken home menurut Gerungan (2009:199) adalah:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dara Pricelly Rais,2013

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja menurut Elizabeth B Hurlock, (1980:25) merupakan salah

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. remaja berkembang gejala yang menghawatirkan bagi para pendidik yaitu krisis

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. dilihat dari beberapa sekolah di beberapa kota di Indonesia, sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Statika dan Tegangan (IST) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain

2016 TINGKAT MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

LESTARI OCTAVIANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman remaja dalam berhubungan dengan orang lain. Dasar dari konsep diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari perasaan jenuh dan malas dalam belajar. bermain ketika belajar dikelas, siswa terlihat jenuh dan mengantuk, serta

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. penyusunan dan seminar proposal skripsi, (3) pengumpulan data, (4) penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi sosial yang telah melembaga sejak sejarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ana Dewi Susilawati, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pribadi yang memiliki karakteristik yang unik,

PENDAHULUAN Latar Belakang

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Langgeng Wening Puji, 2016

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laju pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sinergi, yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang instruksional

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam pendidikan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang disusun di bawah bimbingan seorang dosen yang memenuhi kualifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Sebagaimana yang diungkapkan Slameto (2003), belajar adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. setiap aspek kehidupan seperti menjadi lebih terbuka menerima teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang terus menemukan momentumnya sejak dua

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa pendidikan, ia seakan-akan tidak memiliki keterpaduan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Fitri Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). SBMPTN 2013 merupakan satu-satunya pola seleksi nasional yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan ini ditandai dengan adanya beberapa ragam program pendidikan, mulai dari program reguler, akselerasi, Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). SBI dan RSBI merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan sekolah yang berkualitas. Ragam program pendidikan disertai dengan keragaman kurikulum dan tuntutan akademik tersendiri bagi siswa. Program-program reguler, akselerasi, SBI dan RSBI diselenggarakan di tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Dalam ragam program pendidikan, aktivitas belajar merupakan aktivitas utama yang menjadi fokus dari proses belajar mengajar, termasuk dalam program RSBI. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku.yang terjadi di dalam satu situasi. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi) siswa. Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut siswa tidak hanya menerima dan menyerap informasi yang disampaikan guru, tetapi siswa perlu melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku. Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya karena motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Motivasi sangat penting dalam pengajaran yang efektif. Seorang siswa dapat belajar secara efisien jika ia memiliki motivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai

2 keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat saja siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kurang motivasi. Berkenaan dengan motivasi belajar siswa remaja, Ecless, et al. (Hattip, 1997:2) menyimpulkan sebagai berikut. (1) Kurang minat bersekolah; (2) lemahnya motivasi konsep diri akademik; (3) dan persepsi dirinya; (4) gampang menurun rasa percaya dirinya setelah mengalami kegagalan; (5) merespon kegagalan dengan helplesness; (6) gampang membolos. Motivasi belajar merupakan salah satu permasalahan belajar pada remaja. Motivasi yang kuat dalam diri remaja akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajarnya mempunyai motivasi kuat dan jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Motivasi belajar sesungguhnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Perubahan lingkungan yang terjadi dapat mengakibatkan motivasi belajar siswa akan berubah. Maka dari itu motivasi belajar yang timbul dari dalam dan luar harus berjalan dengan seimbang dan saling melengkapi sehingga motivasi siswa untuk belajar dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan. Faktor lain yang dianggap menurunkan motivasi siswa remaja untuk belajar adalah materi pelajaran itu sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu. Mengenai materi pelajaran, sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai hal yang membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari, terlalu banyak bahannya untuk waktu yang terbatas (Sarwono, 2007: 125). Radosevich dan Zimmerman (Slavin, 2009) mengungkapkan siswa yang sangat termotivasi untuk belajar lebih sadar rencana belajar mereka dibandingkan

3 siswa lain dalam melaksanakan rencana pembelajaran, dan menyimpan informasi yang mereka peroleh. Tuasikal (2005) menunjukan bahwa motivasi belajar siswa kelas 2 SMP Negeri Baleendah 2 Tahun Ajaran 2004/2005 yang berasal dari keluarga broken home lebih rendah daripada motivasi belajar siswa yang berasal dari keluarga utuh. Ketidakutuhan keluarga memberi dampak yang signifikan terhadap perkembangan motivasi belajar. Dalam penelitian Sari (2010) siswa kelas VIII SMP Pasundan 1 Bandung memiliki tingkat motivasi belajar pada kategori sedang yaitu memiliki karakteristik mampu menggunakan waktu belajar dengan baik, sering melakukan kegiatan belajar, bersungguh-sungguh dalam kegiatan belajar, tidak mampu melakukan ketepatan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan belajar, tidak rela berkorban dalam melakukan proses belajar, tidak berani mengambil resiko agar dapat tercapai cita-cita yang diinginkan, tidak memiliki rencana kedepan yang matang untuk menggapai cita-cita. Pada kenyataannya di lapangan, masih ditemukan siswa-siswa yang menunjukan tidak dapat mencapai hasil belajar dengan baik. Beberapa diantaranya adalah berkenaan dengan motivasi belajar siswa yang belum optimal. Fenomena yang sering terjadi ialah banyak siswa yang merasa malas belajar, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, tidak mengumpulkan tugas pada waktunya, dan sering menunda-nunda pekerjaan atau tugas yang diberikan guru. Sukmadinata (Kurniasih, 2010: 3) mengatakan bahwa tingkah laku belajar siswa yang kurang motivasi adalah (1) kelesuan dan ketidakberdayaan, seperti malas, segan, lambat belajar, mengulur waktu, pekerjaan tidak selesai, kurang konsentrasi, acuh tak acuh, apatis, sikap jasmani yang kurang baik, mengantuk atau loyo dan sebaginya; (2) penghindaran atau pelarian diri, seperti absen, bolos, tidak mengikuti pelajaran, tidak mengerjakan tugas, tidak mencatat pelajaran, pelupa dan sebagainya; (3) penentangan, seperti kenakalan, suka mengganggu, merusak, tidak menyukai

4 pelajaran, mengkritik dan sebagainya; (4) kompensasi, seperti mencari kesibukan lain ketika sedang belajar, mendahulukan pekerjaan yang tidak penting. Fenomena yang serupa ditemukan di sekolah tempat penelitian dilakukan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di kelas XI RSBI terdapat adanya pemasalahan belajar yang muncul yaitu belum optimalnya motivasi belajar siswa. Permasalahan yang terjadi terlihat dari perilaku siswa yang menunjukan cepat merasa bosan, kurang mengerti terhadap materi yang diajarkan guru di kelas, kurang semangat belajar, jenuh, dan belum optimalnya motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar di sekolah. Berdasarkan informasi yang diperoleh menjelaskan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru di kelas, kurangnya ketekunan dan keuletan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar, rendahnya keinginan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan rendahnya keinginan dan semangat siswa untuk belajar di rumah. Pola perilaku tersebut akan berdampak terhadap pencapaian tujuan belajar, karena motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan belajar. Permasalahan motivasi belajar siswa membutuhkan upaya bantuan. Layanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam melakukan upaya kuratif permasalahan belajar siswa. Upaya bimbingan dan konseling yang diperlukan bertujuan untuk mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dengan segala tuntutannya seperti ulangan harian, uji kompetensi, tugas harian, pelajaran tambahan, penguasaan materi pelajaran dan lain sebagainya. Bimbingan dan konseling berperan penting dalam memfasilitasi siswa untuk mengatasi berbagai permasalahan belajar yang dapat menghambat perkembangan siswa. Layanan bimbingan dan konseling membantu siswa dalam permasalahan akademik atau belajar adalah bimbingan belajar. Menurut Yusuf (2006: 37) bimbingan akademik adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam belajar dan memecahkan

5 masalah-masalah belajar atau akademik. Bimbingan belajar dilakukan agar siswa dapat belajar dengan kondusif dan terhindar dari kesulitan-kesulitan belajar agar siswa dapat mencapai tujuan akademik yang optimal. Motivasi belajar merupakan salah satu permasalahan yang sering ditemukan di sekolah. Terkait dengan pentingnya upaya bantuan meningkatkan motivasi belajar siswa, konselor perlu merancang layanan bimbingan belajar yang tepat. Siswa yang mengalami motivasi belajar rendah memerlukan upaya bantuan bimbingan belajar yan bersifat responsif. Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan (ABKIN, 2008: 209). B. Rumusan Masalah Motivasi belajar siswa yang rendah akan menyebabkan kualitas hasil belajar siswa kurang optimal, karena motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar dan kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang memiliki motivasi kuat dan jelas dalam proses belajar akan berhasil dalam belajarnya. Peningkatan motivasi belajar menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Oleh karena itu, sudah semestinya setiap siswa dapat membangun dan meningkatkan motivasi belajar dan mengoptimalkan motivasi tersebut dalam meningkatkan prestasi belajar secara maksimal. Secara umum masalah yang dikaji dalam penelitian adalah profil motivasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 dan secara khusus masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian, yaitu: 1. Seperti apa gambaran umum motivasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

6 a. Seperti apa gambaran durasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? b. Seperti apa gambaran frekuensi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? c. Seperti apa gambaran persistensi pada tujuan kegiatan belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? d. Seperti apa gambaran ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi kesulitan untuk belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? e. Seperti apa gambaran devosi untuk mencapai tujuan kegiatan belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? f. Seperti apa gambaran tingkatan aspirasi kegiatan belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? g. Seperti apa gambaran tingkatan kualifikasi prestasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? h. Seperti apa gambaran arah sikap terhadap kegiatan belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013? Meskipun tidak termasuk dalam kajian pokok penelitian, di akhir penelitian penulis merumuskan rancangan program bimbingan belajar secara hipotetik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil motivasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung guna menghasilkan program hipotetik bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara lebih rinci, berikut tujuan penelitian:

7 1. Memperoleh gambaran umum motivasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. a. Memperoleh gambaran durasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. b. Memperoleh gambaran frekuensi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. c. Memperoleh gambaran persistensi pada tujuan kegiatan belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. d. Memperoleh gambaran ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi kesulitan untuk belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. e. Memperoleh gambaran devosi untuk mencapai tujuan kegiatan belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. f. Memperoleh gambaran tingkatan aspirasi kegiatan belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. g. Memperoleh gambaran tingkatan kualifikasi prestasi belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. h. Memperoleh gambaran arah sikap terhadap kegiatan belajar siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini secara umum memberikan gambaran profil motivasi belajar siswa sehingga dapat memberikan khazanah keilmuan bimbingan dan konseling. Manfaat lain dari penelitian ini adalah 1. Guru Bimbingan dan Konseling Dapat dijadikan suatu pedoman sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan layanan bimbingan belajar pada siswa RSBI, khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

8 2. Sekolah Memberikan pengetahuan mengenai motivasi belajar siswa. Diharapkan mendapat bahan acuan untuk mengembangkan rancangan program yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga tercapainya pengembangkan potensi secara optimal. 3. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat membantu siswa untuk mengetahui motivasi belajar, sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi belajar untuk mencapai prestasi yang lebih baik. E. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan analisis statistik untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Pendekatan tersebut dilakukan untuk mengetahui profil motivasi belajar siswa RSBI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini dipilih karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisa, dan mengambil suatu generalisasi mengenai motivasi belajar siswa RSBI. Metode ini akan digunakan untuk menggambarkan dan mengukur motivasi belajar pada siswa RSBI serta upaya dalam menanggulangi masalah motivasi belajar sehingga dapat dirancang program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa RSBI. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan angket untuk mendapatkan informasi dan data tentang profil motivasi belajar siswa RSBI. F. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMA Pasundan 2 Bandung. Populasi penelitian adalah seluruh siswa RSBI kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah

9 Nonprobability Sampling dengan jenis Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010: 125). G. Sistematika Penulisan Penelitian ini dituliskan dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan merupakan bagian awal yang memaparkan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi, sampel penelitian dan sistematika penulisan. Bab II kajian pustaka merupakan konsep-konsep/teori-teori dalam bidang yang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian. Bab III Metode penelitian memaparkan lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan menguraikan tentang pengolahan data, serta pembahasan hasil pengolahan data. Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan, rekomenadasi, dan penutup.