FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA Oleh: Fadjar Shadiq, M.App.Sc. (WI PPPPTK Matematika)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. dialami oleh siswa sebagai peserta didik, untuk menentukan berhasil atau tidaknya

PENTINGNYA PEMECAHAN MASALAH Fadjar Shadiq, M.App.Sc (Widyaiswara PPPPTK Matematika)

PERLU DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGAJARAN REMIDIAL

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA

Peran Penting Guru Matematika dalam Mencerdaskan Siswanya

Pembuktian Tidak Langsung

ANALISIS KESULITAN SISWA SMP DALAM MEMPELAJARI PERSAMAAN GARIS LURUS DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

Eksplorasi Matematika di SD/MI: Contohnya, Pengertiannya, dan Keunggulannya

Bagaimana Mengintegrasikan Kegiatan Eksplorasi di Kelas? Belajar dari Olimpiade Matematika SD

Bagaimana Cara Guru Memanfaatkan Faktor Sikap dalam Pembelajaran Matematika? Fadjar Shadiq &

HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh: Nur Rahmah Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo

Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran

BELAJAR BERMAKNA DAVID P. AUSUBEL DI SD/MI. Nur Rahmah (Dosen Pendidikan Matematika IAIN Palopo)

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA TOPIK LOGIKA PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN UTARA

Analisis Kesulitan Matematika Siswa SMP Negeri Di Pacitan Pada Ujian Nasional Tahun 2009/2010

Bagaimana Cara Guru Memudahkan Siswanya Mengingat Pelajaran?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun Bangsa dan Negara mengingat

ANALISIS KESULITAN REGRESI LINIER BERGANDA 3 VARIABEL

MENGAPA TIDAK MENGGUNAKAN PENBELAJARAN REALISTIK PADA PENBELAJARAN PENJUMLAHAN DUA BILANGAN BULAT?

BAB II KAJIAN TEORETIK. daya tarik baginya. Menurut Slameto (Djamarah, 2008) minat adalah suatu

BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN OLIMPIADE MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR?

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM Dwi Avita Nurhidayah, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

PENGEMBANGAN WORKBOOK

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

Bagaimana Cara Guru Matematika Memfasilitasi Siswanya agar dapat Membangun Sendiri Pengetahuan Mereka?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

KAJIAN KASUS SISWA SD DAN PENGEMBANGAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD. : Kemalasan Dalam Menghapal Dan Kasus Pembulian.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB V PEMBAHASAN. observasi, interview, maupun dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa temuan

Analisis Kesalahan siswa Pada Topik Aljabar di Kelas VII.1 SMPN 3 Padangsidimpuan. Oleh: Dr. Ahmad Nizar Rangkuti, S. Si., M. Pd 1.

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BILAMANA PROSES PEMBELAJARAN MENJADI BERMAKNA BAGI SISWA? SUATU TEORI BELAJAR DARI DAVID P. AUSUBEL. Fadjar Shadiq (WI PPPPTK Matematika)

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

Strategi Pemodelan Pada Pemecahan Masalah Matematika, oleh Fadjar Shadiq, M.App.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Statika dan Tegangan (IST) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

Bagaimana Cara Guru Matematika Membantu Siswanya Mempelajari Pernyataan Berkuantor

BAB I PENDAHULUAN. Individu mulai mengenal orang lain di lingkungannya selain keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Posisi strategis ini dapat tercapai apabila pendidikan. yang dilaksanakan mempunyai kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

PEMBELAJARAN KONSEP MATA KULIAH TRANSFORMASI GEOMETRI DENGAN RECIPROCAL TEACHING BAGI MAHASISWA

Mengatasi Kegagalan & Mencapai Kejayaan Melalui KRISTUS YESUS

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, sangat berpengaruh pada prestasi belajar untuk remaja itu sendiri.

BAB IV. ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA MTs NURUL QOMAR KERGON PEKALONGAN DALAM KELUARGA BROKEN HOME

PEMBELAJARAN MATEMATIKA; Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa, oleh Fadjar Shadiq, M.App.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis

DESKRIPSI CARA BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL DI KELAS VIII SMPN 5 PAREPARE

BAB I PENDAHULUAN. dari saat masih anak-anak yang mendapat pendidikan dari orang tuanya

KESULITAN BELAJAR DAN IDENTIFIKASI

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

Belajar Memecahkan Masalah Matematika, oleh Fadjar Shadiq, M.App.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Haiti (Liputan 6, 2015) mengemukakan bahwa dari hasil pemeriksaan dan

BAB I PENDAHULUAN. bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

P 2 KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI SEGI KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.

MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION

PENTINGYA STRATEGI PEMODELAN PADA PROSES PEMECAHAN MASALAH

HIRARKI BELAJAR: SUATU TEORI DARI GAGNE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. baik dirinya sendiri maupun lingkungan. Self awareness bukan perhatian yang. seperti pengendalian diri terhadap emosi.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di era globalisasi sangat menuntut sumber daya manusia yang


Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di negara. Salah satu masalah yang dihadapi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dengan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya,

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya.belajar ilmu

PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si **

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

PERAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR ANALITIS SISWA SMK

BAB II LANDASAN TEORITIK

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Geografhic Indonesia 24 februari 2012) yang menyebutkan bahwa,

I. PENDAHULUAN. Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari

MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT. Syamsul Alam. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan,

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya memiliki kemampuan untuk memberi kesan yang baik tentang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa mulai dari tingkat SD hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

Perkembangan Anak Usia Dini Ernawulan Syaodih

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA Oleh: Fadjar Shadiq, M.App.Sc. (WI PPPPTK Matematika) Tidak seperti biasanya, tiba-tiba saja ada siswa yang mendapat nilai matematika yang jauh di bawah nilai rata-rata teman sekelasnya. Orang tua yang tidak menerima kenyataan ini lalu memeriksa pekerjaan anaknya. Mereka kaget ketika mengetahui sang guru menyalahkan beberapa pekerjaan anaknya yang benar seperti: 2,3 + 3,01 = 5,31 dan ½ + 1/3 = 5/6. Ternyata, setelah diselidiki lebih lanjut oleh orang tuanya, si anak salah menulis soal karena ia memiliki sedikit kekurangan pada organ matanya. Yang seharusnya 3,91 ditulisnya 3,01 dan 1/5 ditulis 1/3. Sang guru menyalahkan pekerjaan tersebut karena ia hanya terpaku pada kunci jawaban. Setelah sang anak diberi kacamata, ia tidak salah lagi menulis soal dan nilai matematikanya menjadi baik. Contoh ini menunjukkan bahwa penglihatan yang kurang baik dapat menjadi salah satu penyebab kesulitan belajar siswa. Dalam hal ini tulisan maupun peragaan guru kurang bisa dilihat sehingga informasi guru tidak sampai dengan sempurna. Setiap guru mendambakan para siswanya dapat belajar dengan baik. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Sehingga guru mungkin pernah menemui atau mengalami beberapa siswa yang selalu membikin ulah, selalu mengacau, rendah diri, malas, lambat menghafal, ataupun membenci mata pelajaran IPA, Matematika, ataupun Bahasa Inggris. Di sisi lain ada siswa yang biasa ceria tetapi dengan tiba-tiba saja menjadi murung dan malas belajar. Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, mengapa hal seperti itu dapat terjadi? Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengalami hal-hal yang menyebabkan ia tidak dapat belajar atau melakukan kegiatan selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Mungkin juga, si siswa dapat belajar atau melakukan kegiatan selama proses pembelajaran sedang berlangsung, namun tidak maksimal. Faktor penyebabnya dapat berasal dari dalam diri si anak sendiri dan dapat juga dari luar. Pada contoh pertama, seorang anak mengalami 1

hambatan belajar yang disebabkan oleh faktor penglihatan yang kurang baik, sedangkan pada contoh kedua, hambatan belajar tersebut lebih disebabkan oleh faktor kejiwaan pada diri anak tersbut. Para ahli seperti Cooney, Davis & Henderson (1975) telah mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab kesulitan tersebut, di antaranya: 1. FAKTOR FISIOLOGIS dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memroses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak beres pada bagian tertentu dari otak seorang siswa, maka dengan sendirinya si siswa akan mengalami kesulitan belajar. Bayangkan kalau sistem syaraf atau otak anak kita karena sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna. Akibatnya ia akan mengalami hambatan ketika belajar. Di samping itu, siswa yang sakit-sakitan, tidak makan pagi, kurang baik pendengaran, penglihatan ataupun pengucapannya sedikit banyak akan menghadapi kesulitan belajar. Untuk menghindari hal tersebut dan untuk membantu siswanya, seorang guru hendaknya memperhatikan hal-hal yang berkait dengan kesulitan siswa ini. Seorang siswa dengan pendengaran ataupun penglihatan yang kurang baik, sebaiknya menempati tempat di bagian depan. Untuk para orang tua, terutama ibu, makanan selama masa kehamilan akan sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik putra-putrinya. Makanan yang dapat membantu pertumbuhan otak dan sistem syaraf bayi yang masih di dalam kandungan haruslah menjadi perhatian para orang tua. 2. FAKTOR SOSIAL 2

Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan siswa sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor penyebab kesulitan belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuh hati. Sebagai contoh, orang tua yang sering menyatakan bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa setan (karena sulit) akan dapat menurunkan kemauan anaknya unutuk belajar bahasa pergaulan internasional itu. Kalau ia tidak menguasai bahan tersebut ia akan mengatakan Ah Bapak saya tidak bisa juga. Untuk itu, setiap guru tidak seharusnya menyatakan sulitnya mata pelajaran tertentu di depan siswanya. Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana menganggur, masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan melawan hukum, orang tua yang selalu marah, nonton TV setiap saat, tidak terbuka ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dapat merupakan contoh dari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa. Intinya, lingkungan di sekitar siswa harus dapat membantu mereka untuk belajar semaksimal mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengan cara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan membantu para siswa, harapan bangsa ini untuk berkembang dan bertumbuh menjadi lebih cerdas. Siswa dengan kemampuan cukup seharusnya dapat dikembangkan menjadi siswa berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang dapat dikembangkan menjadi berkemampuan cukup. Sekali lagi, orang tua, guru, dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapat menyebabkan kesulitan bagi siswa. Karenanya, peran orang tua dan guru dalam membentengi para siswa dari pengaruh negatif masyarakat sekitar, di samping perannya dalam memotivasi para siswa untuk tetap belajar menjadi sangat menentukan. 3

3. FAKTOR KEJIWAAN dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa unutuk belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada siswa yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, siswa tersebut akan mengalami kesulitan belajar yang sangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan kesulitan belajar. Contoh lain adalah siswa yang rendah diri, siswa yang ditinggalkan orang yang paling disayangi dan menjadikannya sedih berkepanjangan akan mempengaruhi proses belajar dan dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baik akan menyenangi mata pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak menyenangi suatu mata pelajaran biasanya tidak atau kurang berhasil mempelajari mata pelajaran tersebut. Karenanya, tugas utama yang sangat menentukan bagi seorang guru adalah bagaimana membantu siswanya sehingga mereka dapat mempelajari setiap materi dengan baik. Yang perlu mendapatkan perhatian juga, hukuman yang diberikan seorang guru dapat menyebabkan siswanya lebih giat belajar, namun dapat juga menyebabkan mereka tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut. Dapat juga terjadi, si siswa lalu membenci sama sekali mata pelajaran yang diasuh guru tersebut. Kalau hal seperti ini yang terjadi, tentunya akan sangat merugikan si siswa tersebut. Peran guru memang sangat menentukan. Seorang siswa yang pada hari kemarinnya hanya mampu mengerjakan 3 dari 10 soal dengan benar, lalu dua hari kemudian ia hanya mampu mengerjakan 4 dari 10 soal dengan benar, gurunya harus menghargai kemajuan tersebut. Guru hendaknya jangan hanya melihat hasilnya saja, namun hendaknya menghargai usaha kerasnya. Dengan cara seperti ini, diharapkan si siswa akan lebih berusaha lagi. Intinya, tindakan seorang 4

guru dapat mempengaruhi perasaan dan emosi siswanya. Tindakan tersebut dapat menjadikan seorang siswa menjadi lebih baik, namun dapat juga menjadikan seorang siswa menjadi tidak mau lagi untuk belajar suatu mata pelajaran. 4. FAKTOR INTELEKTUAL dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa. Para guru harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai tingkat kecerdasan berbeda. Ada siswa yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar. Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada diri siswa tersebut. Di samping itu, hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah para siswa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat. Ketika sedang belajar matematika atau IPA, ada siswa SLTP yang tidak dapat menentukan hasil 1/2 + 1/3, ( 5) + 9, ataupun 1 : ½. Siswa seperti itu, tentunya akan mengalami kesulitan karena materi terebut menjadi pengetahuan prasyarat untuk mempelajari matematika ataupun IPA SLTP. Untuk menghindari hal tersebut, Bapak atau Ibu Guru hendaknya mengecek dan membantu siswanya menguasai pengetahuan prasyarat tersebut sehingga mereka dapat mempelajari materi baru dengan lebih baik. 5. FAKTOR KEPENDIDIKAN dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan siswa, guru yang tidak bisa memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan siswanya melakukan hal-hal yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah yang 5

membiarkan para siswa bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari faktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan siswa tersebut. Berdasar penjelasan di atas, Bapak dan Ibu Guru sudah seharusnya menyadari akan adanya beberapa siswa yang mengalami kesulitan atau kurang berhasil dalam proses pembelajarannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, sehingga mereka tidak dapat belajar dan kurang berusaha sesuai dengan kekuatan mereka. Idealnya, setiap guru harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk membantu siswanya keluar dari setiap kesulitan yang menghimpitnya. Namun hal yang perlu diingat, penyebab kesulitan itu dapat berbeda-beda. Ada yang karena faktor emosi seperti ditinggal saudara kandung tersayang ataupun karena faktor fisiologis seperti pendengaran yang kurang. Untuk itu, para guru harus mampu mengidentifikasi kesulitan dan penyebabnya lebih dahulu sebelum berusaha untuk mencarikan jalan pemecahannya. Pemecahan masalah kesulitan belajar siswa sangat tergantung pada keberhasilan menentukan penyebab kesulitan tersebut. Sebagai contoh, siswa A yang memiliki kesulitan karena penglihatan atau pendengaran yang kurang sempurna hanya dapat dibantu dengan alat optik atau alat elektronik tertentu dan mereka diharuskan duduk di bangku depan. Namun para siswa yang mengalami kesulitan belajar karena faktor lingkungan dan faktor emosi tidak memerlukan kacamata seperti yang dibutuhkan siswa A namun mereka membutuhkan bantuan dan motivasi lebih dari gurunya. Pengalaman sebagai guru telah menunjukkan bahwa ada siswa yang sering membuat ulah di kelas dengan maksud agar diperhatikan guru dan temannya. Setelah diselidiki ternyata ia kurang mendapat perhatian orang tuanya. Untuk anak seperti ini, sudah seharusnya para guru lebih memberikan perhatian dan kasih sayang. Sekali lagi, kesabaran, ketekunan dan ketelatenan para guru sangat diharapkan di dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menyarankan orang tua siswa tertentu untuk memberi tambahan pelajaran khusus di sore hari 6

untuk siswa yang lamban. Yang lebih penting dan sangat menentukan adalah peran guru pemandu, kepala sekolah, pengawas maupun Kepala Kantor Depdiknas di dalam menangani kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh faktor-faktor kependidikan. Pada akhirnya penulis meyakini bahwa pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab kesulitan belajar ini akan sangat bermanfaat bagi Bapak dan Ibu Guru. Dengan membaca tulisan ini, diharapkan para guru akan mengetahui, selanjutnya dapat menggunakan pengetahuan tersebut dalam PBM terutama ketika ia sedang mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Pada akhirnya, mudah-mudahan usaha setiap jajaran Depdiknas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan berhasil dengan gemilang. Daftar Pustaka Cooney, T.J., Davis, E.J., Henderson, K.B. (1975). Dynamics of Teaching Secondary School Mathematics. Boston : Houghton Mifflin Company. 7