ANALISIS KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA ISLAM SAMARINDA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS MELALUI METODE EKSPERIMEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMU KELAS II PADA PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. alam. Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buldan Abdul Rohman, 2013

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin maju dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

PEMBELAJARAN PEMANIS BUATAN MELALUI PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR NATRIUM SIKLAMAT DALAM SAMPEL AIR TEH

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

Keterampilan Proses Sains. Makalah disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA. oleh Litasari Aldila Aribowo ( )

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

II. LANDASAN TEORI. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode. bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

PENGGUNAAN SIKLUS BELAJAR HIPOTESIS DEDUKTIF PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA KELAS XI

I. PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya ada tiga hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2010). Dari beberapa metode pembelajaran

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa untuk menemukan pengetahuan memerlukan suatu keterampilan. mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS MELALUI PRAKTIKUM SKALA MIKRO

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar ilmu pengetahuan sekarang tidak hanya memberikan konsepkonsep

BAB I PENDAHULUAN. mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri.

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan syarat mutlak untuk

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih kearah penanaman pengetahuan tentang konsep-konsep dasar, sebagaimana para saintis merumuskan hukum-hukum dan prinsip-prinsip

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

2015 PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

PERSEPSI SISWA TENTANG KEGIATAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI LABORATORIUM SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

I. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

PENGARUH KONDISI LABORATORIUM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 11 SEMARANG (DESKRIPTIF KUALITATIF)

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan konsep yang dimilikinya. Penguasaan konsep menunjukkan. keberhasilan siswa dalam mempelajari sebuah konsep.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. SMA (Sekolah Menengah Atas) dan MA (Madrasah Aliyah) diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain masalah yang timbul dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rita Zahara, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran fisika merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam menghadapi tantangan di masa depan. Pendidikan IPA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan

I. PENDAHULUAN. konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang

ANALISIS KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM TERMOKIMIA PADA SISWA KELAS XI IPA

Transkripsi:

ANALISIS KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA ISLAM SAMARINDA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS MELALUI METODE EKSPERIMEN!"#$% ABSTRAK Keterampilan proses sains merupakan kemampuan siswa dalam melakukan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan sains serta menemukan ilmu pengetahuan. Penggunaan metode eksperimen dapat membantu siswa, karena tidak hanya menitik beratkan pada pemahaman konsep tetapi juga mengembangkan keterampilan proses sains. Penelitian dengan judul Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Islam Samarinda Kelas XI Dalam Pokok Bahasan Hidrolisis Melalui Metode Eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada Pokok Bahasan Hidrolisis melalui metode eksperimen. Sampel penelitian ini adalah siswa SMA Islam kelas XI IPA. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar kerja siswa. Menghitung skor dari jawaban lembar kerja Siswa dan mengubah skor dalam bentuk persentase sehingga dapat terlihat keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan, dapat diketahui bahwa keterampilan observasi siswa termasuk kategori cukup dengan persentase 60,01% dan keterampilan mengklasifikasikan siswa termasuk kategori baik dengan persentase 70,76%. Keyword : Keterampilan Proses Sains, Eksperimen, Observasi dan Mengklasifikasi. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan utama pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah agar siswa memahami konsep - konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Belajar kimia menuntut siswa untuk menemukan dan memahami peristiwa alam yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari dan memahami hakikat materi serta perubahannya. Mempelajari ilmu kimia, siswa diminta tidak hanya sekedar memahami fakta, konsep atau prinsip saja, tetapi juga dituntut untuk menemukan fakta dan konsep tersebut serta terampil untuk menerapkannya. Keterampilan proses sains dapat menjadi salah satu bentuk pembelajaran yang dinilai efektif dalam membantu siswa mengembangkan keterampilannya serta menemukan fakta dan konsep yang diterimanya dalam pembelajaran di kelas. Keterampilan proses sains tersebut mencakup berbagai aspek keterampilan dalam mempelajari ilmu sains khususnya kimia. Keterampilan proses sains merupakan kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan sains serta menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang dimiliki (Dahar dalam Usep Nuh, 2010). Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mendukung tercapainya keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah seharusnya dibuat menyenangkan agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa, akan membuat siswa lebih memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga pengalaman belajar yang diterapkan kepada siswa harus bersifat student centered (berpusat pada siswa). Berbagai metode dapat digunakan dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam salah satu metode yang sesuai dan dapat menunjang keterampilan proses sains adalah metode eksperimen. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru di kelas, dalam upaya meningkatkan kualitas keterampilan proses sains siswa adalah metode eksperimen. Metode ini dinilai dapat menjadi sarana untuk menerapkan Keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru di kelas, dalam upaya meningkatkan kualitas keterampilan proses sains siswa adalah metode eksperimen. Metode ini dinilai dapat menjadi sarana untuk menerapkan Keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk 62

menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreatifitas. Penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor melalui kegiatan-kegiatan : Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan, berusaha mencari dasar teori yang relevan, mengamati percobaan, menganalisis dan menyajikan, menyimpulkan hasil percobaan dan mengkomunikasikan hasil percobaan (membuat laporan ). Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Salah satu teknik penyajian pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penyajian pelajaran eksperimen atau disebut juga dengan metode eksperimen. Adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan maka segala sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperimen, yaitu salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru. Menurut Joseph Mbulu, (2001) Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan. Demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Berdasarkan hasil penelitian Ira Sari Sevi (2011), keterampilan observasi rata-rata siswa di SMA Negeri 5 Samarinda sebesar 53,22 % dan termasuk kategori cukup, sedangkan keterampilan menyimpulkan siswa di SMA Negeri 5 Samarinda hanya sebesar 32,10 % masih dalam kategori kurang, sehingga dapat diketahui bahwa keterampilan observasi dan keterampilan menyimpulkan siswa masih perlu dikembangkan agar menjadi lebih baik. Hal tersebut memotivasi penulis untuk melakukan analisis terhadap keterampilan proses sains siswa di SMA Islam Samarinda kelas XI untuk keterampilan proses sains pada pokok materi Hidrolisis melalui metode eksperimen. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu Bagaimana Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada Pokok Bahasan Hidrolisis melalui metode eksperimen? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada Pokok Bahasan Hidrolisis melalui metode eksperimen. Adapun keterampilan proses sains yang dianalisis berupa keterampilan observasi, keterampilan mengklasifikasi, keterampilan memprediksi, keterampilan berkomunikasi, keterampilan mengukur, dan keterampilan menyimpulkan. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai : 1. Bagi Guru a. Memberikan informasi mengenai keterampilan proses sains yang dimiliki siswa khususnya keterampilan observasi, keterampilan mengklasifikasi, keterampilan memprediksi, keterampilan berkomunikasi, keterampilan mengukur, dan keterampilan menyimpulkan b. Memberikan informasi dan bahan pertimbangan dalam menentukan strategi dan metode yang tepat dan sesuai untuk materi hidrolisis. 2. Bagi Siswa a. Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran b. Membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains yang dimiliki 3. Bagi Peneliti, memperoleh informasi mengenai efektivitas penggunaan metode pembelajaran eksperimen untuk mengetahui keterampilan proses sains TINJAUAN PUSTAKA Keterampilan Proses Sains Pengertian Keterampilan Proses Sains Sains sebagai suatu proses ilmiah mempunyai arti bahwa untuk memperoleh pengetahuan tentang alam semesta diperlukan suatu proses yang harus dijalani. Prosedur yang dilakukan para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam usaha mendapatkan pengetahuan tentang alam biasa dikenal dengan istilah metode ilmiah. Kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk mendapatkan atau menemukan suatu ilmu pengetahuan membutuhkan 63

kecakapan dan keterampilan dasar untuk melakukan kegiatan ilmiah tersebut. Keterampilan disini berarti kemampuan untuk menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitas (Depdiknas, 2006). Selanjutnya kemampuan dasar tersebut dikenal dengan istilah keterampilan proses. Tabel 2.1 Keterampilan Proses IPA No Keterampilan Proses Sub Keterampilan Proses 1. Observasi (mengamati) a. Menggunakan indera b. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan c. Menggunakan alat bantu 2. Mengklasifikasikan a. Mencari persamaan dan perbedaan b. Mencari hubungan antara objek berdasarkan kesesuaiannya c. Mengelompokkan objek berdasarkan kesesuaiannya 3. Mengkomunikasikan a. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas b. Menjelaskan hasil penelitian c. Mendiskusikan masalah/hasil penelitian d. Menggambarkan data dengan grafik, tabel atau diagram e. Membaca grafik atau tabel 4. Mengukur Melakukan pengukuran satuan (banyak partikel, waktu, volume dan lain-lain) terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan alat bantu 5. Memprediksi Mengemukakan apa yang mungkin akan terjadi 6. Menyimpulkan Menarik kesimpulan dengan tepat berdasarkan data hasil penelitian (Sumber: Dimyati, 2006) Berdasarkan metode pembelajaran Eksperimen, keterampilan proses sains yang dapat diukur sub keterampilan proses sainsnya disajikan dalam tabel 2.2. Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains yang dapat diukur melalui Metode Pembelajaran eksperimen No Keterampilan Proses Sub Keterampilan Proses 1. Observasi (mengamati) a. Menggunakan indera b. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan 2. Mengklasifikasikan c.mencari persamaan dan perbedaan (Dhiasuprianti : 2012) Teori Pembelajaran IPA Hakikat IPA Sains menurut Depdiknas (2004) adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena di alam semesta. Sains memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena alam melalui kegiatan empirik yang dapat diperoleh melalui eksperimen laboratorium atau alam bebas. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Carin & Sund (1985) Science is the system of knowing about the universe through data collected by observation and controlled experimentation. Sains adalah sebuah sistem pengetahuan tentang alam semesta melalui kumpulan data dari observasi atau eksperimen. Pembelajaran IPA Pembelajaran sering juga disebut dengan belajar mengajar sebagai terjemahan dari istilah instructional yang terdiri atas dua kata yaitu belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sesuai yang dinyatakan Nana Sujana (2004), Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada dalam individu. Eksperimen Pengertian Eksperimen Penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan 64

tentang suatu objek keadaan. Demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Pelaksanaan Eksperimen Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut: 1) Siswa memulai percobaan, pada saat siswa melakukan percobaan, guru mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesuli.tan yang dihadapi sehingga eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan berhasil. 2) Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan sehingga apabila terjadi hal-hal yang menghambat dapat segera terselesaikan. Lanjut Eksperimen Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen, memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan peralatan yang digunakan. (Dhiasuprianti : 2012) Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen Kelebihan Metode Eksperimen Teknik eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki kelebihan-kelebihan yaitu : 1) Siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya kepada sesuatu yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya kata orang, sebelum siswa membuktikan kebenarannya. 2) Siswa lebih aktif berpikir dan berbuat, karena hal itulah yang sangat diharapkan dalam dunia pendidikan modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. 3) Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat percobaan. 4) Siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa yang tidak masuk akal. 5) Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya. 6) Siswa dapat menggunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah. 7) Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan. Menghilangkan verbalisme. Kekurangan Metode Eksperimen Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta umumnya mahal. 1) Menghambat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya memerlukan waktu lama. 2) Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan kesimpulannya. 3) Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen. (Upi Metode Eksperimen : 2012) Hidrolisis Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian, jadi hidrólisis adalah suatu reaksi peruraian dalam air. Hidrólisis garam adalah peruraiain garam menjadi ion positif dan ion negatifnya yang terjadi dalam air. Hidrólisis garam pada dasarnya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry. METODE PENELITIAN Definisi Konsepsional Definisi konsepsional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus besar bahasa Indonesia 2005). 2. Keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud dalam Dimyati, 2006). 3. Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks, yang paut (relevant) dengan maksud dan tujuan (Notohadiprawiro, 2006). 65

Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan proses sains adalah keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori serta untuk menerapkan dan mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya. Adapun keterampilan proses sains yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu keterampilan observasi/mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengkomunikasikan, mengukur, dan menyimpulkan. 2. Metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang mana guru menggali pemahaman siswa dengan cara melakukan eksperimen (percobaan). 3. Hidrolisis adalah interaksi antara ion-ion air dengan ion-ion garam menghasilkan asam lemah, basa lemah atau kedua-duanya. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Islam Samarinda. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel non- acak dengan cara keputusan. Cara pengambilan sampel ini berdasarkan pada pertimbangan, karena dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan tertentu dari peneliti (Husein Umar, 2004). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 SMA Islam Samarinda berjumlah 38 orang siswa. Waktu dan Tepat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April- Mei 2012 2. Tempat Penelitian di SMA Islam Samarinda Jalan KH. Achmad Dahlan Nomor 02 Kota Samarinda. Tahapan Penelitian Mencapai tujuan penelitian yang telah penulis tetapkan disusun prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. 1. Tahap persiapan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, antara lain : a. Menganalisis materi untuk menentukan pokok bahasan yang akan dieksperimenkan b. Menentukan keterampilan proses yang akan diteliti c. Menyusun prosedur penelitian d. Mempersiapkan instrument penelitian e. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Membagi siswa dalam beberapa kelompok b. Membagi LKS sebelum pelaksanaan eksperimen c. Mempersiapkan kegiatan eksperimen d. Melakukan kegiatan eksperimen e. Melakukan wawancara kepada perwakilan kelompok sampel f. Tahap penyelesaian g. Mengolah data yang telah diperoleh h. Menganalsis dan membahas hasil penelitian i. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai denga teknik analisis yang digunakan 66

Skema Penelitian Langkah-langkah pada penelitian yang akan dilaksanakan Menganalisis materi Menentukan keterampilan proses yang diteliti Menyusun prosedur penelitian Mempersiapkan instrumen penelitian Mempersiapkan kegiatan Eksperimen Melaksanakan kegiatan Eksperimen Mengolah data Menganalisis data Kesimpulan Teknik Pengumpulan Data Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi judul percobaan, tujuan percobaan, materi singkat, alat dan bahan yang digunakan, prosedur kerja, hasil pengamatan, dan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam LKS disusun untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan proses sains. Pertanyaan tersebut terdiri dari 10 nomor soal. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS saat melakukan eksperimen. Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data meliputi : 1. Mengelompokkan data berdasarkan sumber dan jenis data 2. Memberikan skor mentah terhadap setiap jawaban yang diberikan siswa 3. Mengubah skor mentah ke dalam persentase berdasarkan rumus Nilai 4. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing sub keterampilan 5. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan pada setiap keterampilan proses sains. 6. Menentukan kategori kemampuan untuk masing-masing siswa berdasarkan skala kategori kemampuan Table 3.1 Tabel nilai kategori kemampuan NO Nilai Kategori Kemampuan 1 81-100 Sangat baik 2 61-80 Baik 3 41-60 Cukup 5 21-40 Kurang 6 < 20 Sangat kurang 7. Menafsirkan data sebaran yang diperoleh menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990) seperti dalam tabel 3.2 berikut: 67

Tabel 3.2 Tafsiran Persentasi Sebaran Siswa NO Persentase (%) Tafsiran Kualitatif 1 0 Tidak ada 2 0 25 Sebagian kecil 3 26 49 Hampir separuhnya 4 50 Separuhnya 5 51 75 Sebagian besar 6 76 99 Hampir seluruhnya 7 100 Seluruhnya HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh pengumpulan data, nilai persentase pada setiap keterampilan proses sains (KPS) yaitu keterampilan observasi, keterampilan mengklasifikasi, siswa SMA Islam Samarinda kelas XI. Hasil-hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik / tabel persentase siswa secara keseluruhan pada setiap indikator atau sub-sub keterampilan pada keterampilan observasi mengamati dan mengklasifikasi sebagai berikut: Tabel 4.1 Nilai Skor Sub Keterampilan NO KPS Sub KPS Kemampuan Siswa Nilai (%) 1 Keterampilam Observasi Menggunakan Alat Indra 68,09 B Mencari Fakta yang Relevan 52,02 C 2 Mengklasifikasikan Mengklasifikasikan 70,76 B Kategori Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Keterampilan Secara Keseluruhan NO Keterampilan Proses Sains Nilai Kategori 1 Keterampilan Observasi 60,01 B 2 Keterampilan Mengklasifikasikan 70,76 B (Lampiran 8 ) Tabel 4.3 Data Sebaran Siswa Setiap Kategori Kemampuan pada Keterampilan Observasi/ Mengamati Kategori SB B C K SK Sebaran siswa (%) 15,78 34,21 28,95 21,05 0 Tafsiran Sebagian Kecil Hampir Separuhnya Hampir Separuhnya Sebagian Kecil Tidak Ada (Lampiran 11 ) Tabel 4.4 Data Sebaran Siswa Setiap Kategori Kemampuan pada Keterampilan Mengklasifikasi Kategori SB B C K SK Sebaran siswa (%) 15,78 84,21 0 0 0 Tafsiran Sebagian Kecil Hampir Separuhnya Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada (Lampiran 11 ) Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui KPS yang terdiri dari keterampilan observasi dan keterampilan mengklasifikasi, Adapun uraian mengenai hasil penelitian untuk masing-masing keterampilan proses sains sebagai berikut: Keterampilan Observasi/Mengamati Keterampilan observasi atau mengamati merupakan suatu keterampilan dasar yang melibatkan alat indera untuk melakukan pengumpulan data serta tanggapan kita terhadap objek sehingga ditemukan fakta-fakta mengenai suatu objek. Keterampilan observasi ini memiliki 2 sub indikator keterampilan yaitu keterampilan menggunakan alat indera dan keterampilan mencari (mengumpulkan) fakta-fakta yang relevan. Keterampilan mengobservasi dikembangkan selama kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat indera untuk memperoleh fakta dari objek atau fenomena. Suatu peristiwa atau ilmu pengetahuan dapat dengan mudah kita 68

ketahui jika fakta-fakta mengenai objek tersebut telah terkumpul. Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan tujuan sangat dipengaruhi oleh pengalaman, dan pengetahuan pengamat mengenai apa yang sedang diamati. Sesuai data hasil penelitian, keterampilan siswa dalam mengumpulkan fakta-fakta relevan dikatakan baik. Berdasarkan data sebaran siswa dan kemampuan siswa dalam keterampilan observasi dengan contoh hasil perhitungan (lampiran 11) dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.1 Grafik Presentase Nilai Siswa pada Keterampilan Observasi/ Mengamati Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa keterampilan observasi pada siswa 15,78 % atau sebagian kecil siswa termasuk kategori sangat baik, 34,21% atau hampir separuhnya siswa termasuk kategori baik, 28,95 % atau hampir separuhnya siswa termasuk kategori cukup dan 21,05 % atau sebagian kecil siswa termasuk kategori kurang. Berdasarkan nilai rata-rata siswa keterampilan observasi sebesar 60,01 % dengan kategori baik. Keterampilan mengumpulkan fakta-fakta relevan yang diukur pada LKS berupa soal yang diberikan mengenai pengertian, istilah serta beberapa sifat-sifat yang melekat pada suatu objek yang harus diamati ati kesesuaiannya dengan objek tersebut, namun pada jawaban siswa terdapat jawaban yang tidak lengkap dan kurang tepat, rendahnya kemampuan ini kemungkinan dipengaruhi oleh kesalahan atau siswa kurang tepat melakukan pengamatan sehingga sifat-sifat yang teramati dari objek yang berkaitan menjadi kurang tepat dan siswa kesulitan menyatakan sifat tersebut menjadi suatu pengertian atau fakta yang sesuai. Selain itu siswa juga kurang memahami isi materi hidrolisis yang berkaitan dengan konsep konsep asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah dan asam lemah-basa kuat, oleh karena itu guru dapat memberikan pemahaman konsep-konsep hidrolisis dan latihan-latihan soal yang sejenis agar siswa mampu memahami materi dengan baik. Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap objek dan peristiwa, sehingga dengan mengamati kita dapat mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan tersebut (Funk (1985) dalam Dimyati (2006)). Keterampilan mengamati menuntut setiap siswa untuk mampu mengamati ati gejala yang terjadi pada objek yang diamati dan mencatat fakta-fakta yang ditemukan, namun perbedaan antara hasil observasi dengan hasil analsis soal kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan persepsi tiap siswa dalam melakukan pengamatan sehingga pengamatan yang dilakukan siswa tidak seluruhnya benar dan tepat. Keterampilan Mengklasifikasi Mencari Persamaan dan Perbedaan Keterampilan dalam mencari persamaan dan perbedaan dari objek peristiwa yang diamati akan mempermudah siswa menemukan hubungan diantara fakta-fakta yang telah diamatinya. Data mengenai keterampilan mencari persamaan dan perbedaan diperoleh dari data dari hasil jawaban siswa dalam LKS. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa pada LKS untuk pertanyaan nomor 6. Berdasarkan data sebaran siswa dan kemampuan siswa dalam sub keterampilan observasi mencari persamaan dan perbedaan dengan contoh hasil perhitungan (lampiran 11) dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.3 Grafik Presentase Nilai Siswa pada Keterampilan Mengklasifikasikan sikan Mencari Persamaan dan Perbedaan 69

Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa keterampilan mencari persamaan dan perbedaan 15,78 % atau sebagian kecil siswa mencari persamaan dan perbedaan dengan kategori sangat baik, 55,26 % atau sebagian besar siswa mencari persamaan dan perbedaan dengan kategori baik dan 29.4 % atau hampir separuhnya siswa mencari persamaan dan perbedaan dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki kemampuan dengan kategori baik pada keterampilan menemukan persamaan dan perbedaan. Namun terdapat jawaban siswa yang kurang lengkap. Hal ini dapat diketahui bahwa tidak seluruhnya siswa menjawab dengan tepat. Siswa yang menjawab kurang tepat, disebabkan karena sebelumnya siswa kurang cermat dalam melakukan pengamatan, sehingga siswa kesulitan dalam menentukan persamaan dan perbedaan larutan yang telah siswa eksperimenkan. Hal ini karena untuk bisa mengklasifikasikan diperlukan kecermatan mengamati (Semiawan,1986). Menurut Rustaman Keterampilan Mengklasifikasi didasarkan pada keterampilan Observasi. Jika kegiatan mengamati tidak dilakukan dengan cermat atau hanya sekedar melihat saja, maka ketika dievaluasi siswa kesulitan dalam mengklasifikasi hasil pengamatan. Oleh karena itu, siswa perlu meningkatkan keterampilan mengamati sehingga secara tidak langsung dapat mengembangkan keterampilan proses sains dasar lainnnya. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada pokok bahasan hidrolisis melalui metode pembelajaran Eksperimen secara keseluruhan pada keterampilan mengobservasi sebesar 60,01% termasuk kategori baik dan keterampilan mengklasifikasi sebesar 70,76% termasuk kategori baik. DAFTAR PUSTAKA Anggreini, Dyas. 2012. Pembelajaran IPA. Http://file.Dyasanggreini/Pembelajaran/IPA/Blog/html. diakses pada tanggal 28 November 2012. Anonim. 2009. Keterampilan Observasi. http://www. Lusa web.id/keterampialan observasi,.diakses pada tanggal 23 Januari 2012 Anonim. 2012. Metode Ekperimen. http://file. Upi. metode ekperimen. diakses pada tanggal 30 Mei 2012 Dahar, Ratna Willis; Liliasari. 1986. Pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta :Depdikbud UT Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Dwiyanti, Gebi dan Wiwi Siswaningsih. 2005. Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum, http://file.upi.edu/direktori/di.pdf. makalah diakses pada tanggal 2 Januari 2012 Farida, Ida dkk. 2010. Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pembelajaran Identifikasi Zat Aditif Berbahaya dalam Makanan (Penelitian Kelas Terhadap Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah di Karawang), http://html.jurnal diakses pada tanggal 2 Januari 2012 Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Marnasusanti, Ardian. 2007. Analisis keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 5 Tegal dalam Sub Pokok Materi Kesetimbangan Kimia melalui metode Praktikum, http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/indeks/ doc.pdf.skripsi jurusan kimia UNNESE. diakses pada tanggal 8 Desember 2012 Nuh, Usep. 2010. Keterampilan Proses Sains, http://fisikasma online. Blogspot.com/2010/03. diakses pada tanggal 8 Desember 2012 Pramudjono. 2008. Statistika Dasar. Samarinda : Universitas Mulawarman Prayugo, Agus. 2009. Keterampilan Proses Sains. http://agusprayugo.wordpress.com/2009/12/14/pendekatanketerampilan-proses-sains/. diakses pada tanggal 2 Januari 2012 Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga Santrock, Jhon W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Prenada Media Group 70