MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 2 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG MESI N/ APM) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 2 KESELAMATAN KERJA (Peran & Fungsi K3 Pada Pekerjaan Konstruksi)

MODUL 4 KESELAMATAN KERJA (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

BAB IV HASIL DAN ANALISA

MODUL 1 KESELAMATAN KERJA (Peraturan, Norma dan Standar K3)

MODUL 3 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PENGAMAN RUANG DAN KEBAKARAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 13 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

MODUL 4 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGUKUR) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 7 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Listrik) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 5 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MELUKI S) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

MODUL 1 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kesehatan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 3 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Penempatan dan Pembuangan)

ASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 4 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pencegahan Kecelakaan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

MODUL 8 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kabel dan Sambungan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB IV HASIL PENELITIAN

MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGETAP DAN MENYENAI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 9 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Tangga dan Beban) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber Daya Manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

KESELAMATAN KERJA PADA PENGERJAAN BENGKEL

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 12 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Keselamatan Kerja Listrik dan Prosedur Isolasi)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

PENTINGNYA PENERAPAN PROGRAM K3 PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA SEKRETARIS

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BAB II LANDASAN TEORI. pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. berkaitan dengan pekerjaan. Mangkunegara (2011:161), Keselamatan kerja

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

Kompetensi Dasar : Mengikuti prosedur lingkungan kerja tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

SANITASI DAN KEAMANAN

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

K3LH MATERI 5 MENERAPKAN KAIDAH ATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

MODUL 6 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Terluka oleh benda kecil)

Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

Transkripsi:

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO

LEMBAR KERJA SISWA 3 A. PERSPEKTIF Pekerjaan jasa konstruksi ketenagalistrikan merupakan salah satu sektor pekerjaan yang mempunyai resiko kecelakaan yang cukup tinggi. Resiko kecelakaan di bidang pekerjaan jasa konstruksi ketenagalistrikan menjadi lebih besar dan lebih spesifik, karena listrik tidak bisa dilihat secara langsung dengan indera penglihatan. Berbagai kasus kecelakaan yang timbul, banyak disebabkan oleh ketidak hati-hatian dalam bekerja. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi kerja). Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting, karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat menekan beaya operasional pekerjaan. Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan bertambah beaya pengeluaran, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial (dana), tetapi bisa menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal dunia. Kasus kecelakaan yang disebabkan oleh listrik, telah banyak terjadi dan banyak menelan korban baik para pekerja maupun pemakai listrik (konsumen). Keselamatan kerja sebenarnya sudah diupayakan oleh manusia sudah sejak lama. Dalam melaksanakan pekerjaan, secara tidak sengaja dalam keadaan sadar atau tidak sadar, manusia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cidera bahkan mungkin sampai merenggut nyawa. Dari kenyataan tersebut, manusia berusaha untuk tidak mengalami kecelakaan atau kejadian serupa tidak akan terulang lagi. Tentunya cara-cara yang diterapkan pada jaman dahulu, berbeda dengan yang diterapkan sekarang. Yang jelas upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki peralatan kerja dan cara (sistem) kerjanya. B. SASARAN KESELAMATAN KERJA Pada saat kita akan mengerjakan suatu pekerjaan, kita pasti menghendaki agar pekerjaan tersebut dapat kita selesaikan dengan baik, aman dan terhindar dari kecelakaan, baik menyangkut keamanan dan keselamatan kerja manusia, bahan (material), peralatan dan pekerjaan secara keseluruhan (semua sumber daya yang ada). Dengan tujuan seperti itu kita pasti akan melaksanakan upaya-upaya keselamatan kerja, yang bearti kita telah menunjang terwujudnya sasaran keselamatan kerja. Selain hal tersebut diatas, keselamatan kerja mempunyai sasaran yang sangat luas dan secara rinci keselamatan kerja mempunyai sasaran sebagai berikut : 1 8

1. Unsur manusia : a. Merupakan upaya preventif agar tidak terjadi kecelakaan atau paling tidak untuk menekan timbulnya kecelakaan menjadi seminimal mungkin (mengurangi terjadinya kecelakaan). b. Mencegah atau paling tidak mengurangi timbulnya cidera, penyakit, cacat bahkan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. c. Menyediakan tempat kerja dan fasilitas kerja yang aman, nyaman dan terjamin sehingga etos kerja tinggi, produktifitas kerja meningkat. d. Penerapan metode kerja dan metode keselamatan kerja yang baik sehingga para pekerja dapat bekerja secara efektif dan efisien. e. Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. 2. Unsur pekerjaan : a. Mengamankan tempat kerja, peralatan kerja, material (bahan-bahan), konstruksi, instalasi pekerjaan dan berbagai sumber daya lainnya. b. Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungan produksinya. c. Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin kelangsungannya. d. Terwujudnya pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang baik dan memuaskan. 3. Unsur perusahaan : a. Menekan beaya operasional pekerjaan sehingga keuntungan menjadi lebih besar, perusahaan bisa lebih berkembang dan kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan. b. Mewujudkan kepuasan pelanggan (pemberi kerja) sehingga kesempatan perusahaan untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan lebih banyak. c. Terwujudnya perusahaan yang sehat. Untuk mewujudkan sasaran keselamatan kerja tersebut semua sumber daya yang ada pada perusahaan harus bisa menunjang, terutama para tenaga teknisi lapangan harus memiliki pengetahuan keselamatan kerja serta melaksanakannya pada saat bekerja. A. PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KERJA Meskipun dalam melaksanakan pekerjaan seseorang telah menerapkan norma-norma keselamatan kerja dan memproteksi diri, kemungkinan terjadinya kecelakaan masih dapat muncul, karena beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, yaitu : 1. Faktor internal atau faktor yang berasal dari pekerja sendiri (individual) yang meliputi : a. Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang melaksanakan pekerjaan tertentu. b. Kemampuan dan kecakapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang dengan pekerjaan yang ditangani. c. Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya merokok di tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak mematuhi peraturan keselamatan kerja dsb. 2 8

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arbous dan Kerrich (1953) yang kemudian dievaluasi kembali oleh Suchman dan Scherzer, penyebab kecelakaan yang disebabkan faktor individual secara umum adalah : NO JENIS PENYEBAB KECELAKAAN (%) 1 Sikap kerja yang tidak tepat 14 2 Kegagalan mengenal bahaya potensial 12 3 Kegagalan perkiraan jarak dan kecepatan 12 4 Sikap selalu menggampangkan 10 5 Sikap tidak bertanggung jawab 8 6 Kegagalan perhatian yang konstan 8 7 Takut gagal 6 8 Penglihatan tidak sempurna 4 9 Gangguan-gangguan organis 4 10 Reaksi lambat 4 11 Tekanan darah tinggi 2 12 Tidak percaya diri 2 13 Tekanan mental dan rasa selalu was-was 2 14 Kelelahan fisik 2 15 Tidak berpengalaman 2 16 Perhatian terhadap lingkungan yang tidak sempurna 2 17 Lain-lain 6 2. Faktor eksternal atau faktor dari luar (lingkungan sekitar) yang disebabkan oleh : a. Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak proporsional dan kurang jelas. b. Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi (rentan). c. Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai. d. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah. e. Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya keresahan pada para pekerja. f. Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja, misalnya lantai berair dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja bersuhu tinggi, mesin-mesin yang tidak dilindungi, kondisi hujan, peralatan kerja rusak dsb. 3 8

C. PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Seperti telah diuraikan tentang penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan berdasarkan kenyataan kenyataan yang ada tentang penyebab terjadinya kecelakaan kerja, maka ada dua keadaan yang menjadikan sebab akibat terjadinya kecelakaan kerja, yaitu : 1. Keadaan-keadaan yang berbahaya meliputi : a. Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. b. Mesin-mesin yang tidak terlindungi dengan baik. c. Tempat kerja yang membahayakan (berdebu, licin, becek, berminyak, panas, berbau menyengat, terlalu dingin dsb). d. Konstruksi atau instalasi pekerjaan yang tidak memenuhi syarat. 2. Perbuatan-perbuatan yang berbahaya, yaitu sebab kecelakaan yang di timbulkan oleh tingkah laku manusia, misalnya : a. Bekerja sembarangan tanpa mengindahkan ketentuan dan peraturan keselamatan kerja. b. Bekerja tanpa menggunakan baju atau menggunakan baju yang kedodoran. c. Bekerja sambil bersendau gurau, merokok dll. d. Membuka dengan sengaja perlengkapan pelindung mesin dan instalasi pekerjaan yang membahayakan. Dengan mengetahui berbagai faktor yang menjadikan penyebab terjadinya kecelakaan, maupun kondisi yang menjadilan sebab terjadinya kecelakaan, maka dapat dilakukan langkah-langkah antisipasi guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa cara pencegahan kecelakaan kerja tersebut adalah : 1. Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara : a. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan. b. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan dengan aman. c. Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai, termasuk cara penggunaannya. d. Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat bahaya tinggi dan menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar tidak timbul kecelakaan. e. Memberikan buku pedoman keselamatan kerja. f. Memasang poster, slogan, spanduk dll di tempat tertentu dan di tempat kerja. g. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja. h. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan melakukan koreksi serta bimbingan terhadap kesalahan dalam bekerja, sehingga pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik 4 8

2. Menyiapkan prasarana dan sarana kerja yang memadai : a. Tempat kerja yang memadai dan memenuhi ketentuan keselamatan kerja. b. Penempatan mesin dengan jarak tertentu sehingga para pekerja dapat bergerak leluasa dan keselamatan kerja terjamin. c. Menyiapkan alat-alat yang cukup dan dalam kondisi baik. d. Mesin-mesin harus terlindungi dengan baik sehingga tidak membahayakan pekerja. e. Ruangan untuk berjalan bagi pekerja harus cukup lebar. f. Alat-alat kerja harus disimpan di tempat yang aman dan harus terpelihara dengan baik. D. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KESELAMATAN KERJA Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi ketenagalistrikan perlengkapan keselamatan kerja yang dipakai oleh pekerja pada umumnya adalah : 1. Pakaian kerja, merupakan perlengkapan utama yang berfungsi untuk melindungi diri. Harus dipilih yang memenuhi syarat (tidak terlalu longgar atau ketat) dan harus dapat menyerap keringat. 2. Sabuk pengaman, berfungsi sebagai pengaman bagi pekerja pada saat memanjat dan melaksanakan pekerjaan di ketinggian, misalnya : pekerjaan tower listrik, serandang gardu induk, pemasangan lampu di gedung-gedung yang tinggi dll. 3. Topi/helm, berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan dan kejatuhan benda (material) maupun peralatan kerja. 4. Sepatu kerja berfungsi untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam. Pada umumnya terbuat dari karet, kulit atau bahan lain yang bersifat isolator (penyekat). 5. Alat penutup telinga berfungsi untuk melindugi telinga dari kebisingan atau kemasukan debu. 6. Sarung tangan berfungsi melindungi tangan dari benda tajam, panas atau terlalu dingin. 7. Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari cahaya yang tajam, debu, udara yang berpolusi dan kotoran lain yang dapat menyebabkan ganguan dan kerusakan pada mata. 8. Masker hidung berfungsi untuk melindungi saluran pernafasan dari gangguan polusi udara. 9. Alat Bantu pernafasan (Breathing Apparatus) berfungsi untuk memberikan pertolongan orang yang terjebak pada ruangan berasap karena kebakaran dan dikenakan sebagai perlengkapan kerja pada pekerjaan yang mengandung listrik dan pada pekerjaan tangki minyak. 10. Penutup dada untuk las listrik berfungsi untuk melindungi dada dari radiasi panas pada saat melaksanakan pekerjaan las listrik. 11. Jas hujan berfungsi untuk melindungi pekerja saat melaksanakan pekerjaan dalam keadaan hujan. 5 8

Disamping perlengkapan kerja yang dikenakan para pekerja, masih ada perlengkapan lain yang harus disiapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu berupa peralatan keselamatan kerja. Pada pekerjaan konstruksi ketenagalistrikan, beberapa jenis peralatan kerja tersebut : 1. Peralatan keselamatan kerja utama yang terdiri dari : a. Alat untuk mengukur tahanan pentanahan b. Alat ukur tegangan c. Alat ukur pentanahan d. Dsb. 2. Peralatan keselamatan kerja bantu, terdiri dari : a. Papan-papan peringatan dan tanda-tanda larangan. b. Tanda petunjuk arah (petunjuk jalan). c. Spanduk, brosur, dan poster yang berisikan peringatan, petunjuk dan larangan yang bertujuan terjaminnya keselamatan kerja. d. Dsb. AVE 1938 PUIL 1977 Peraturan PUIL 1964 Peraturan KHUSUS B Peraturan KHUSUS B PUIL 1987 Peraturan 04/88 04/78 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 Dasar hukum : Kep.Menaker No.75/Men/2002 Pemberlakuan PUIL 2000 6 8

PERAN DAN FUNGSI K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKUMAN 7 8

PERAN DAN FUNGSI K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI SOAL 1. Secara umum keberhasilan pekerjaan konstruksi ketenagalistrikan ditinjau dari segi.. 2. Jelaskan siapa sajakah yang menjadi sasaran diberlakukannya K3? 3. Buatlah sejarah singkat timbulnya K3! 4. Penyebab terjadinya kecelakaan kerja karena factor apa saja, sebut dan jelaskan! 5. Sebutkan perlengkapan K3 yang penting bagi seorang teknisi lapangan dalam mengerjakan tugasnya! JAWABAN 8 8

Daftar Pustaka Drs. Heru Subagyo, Keselamatan Kerja, APEI-JATIM 2000 Ir. Imam Soebari, Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), APEI-JATIM 2000 H.N.C. Stam, Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja, Katalis- Jakarta 1989 Tia Setiawan, Harun Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel, Depdikbud 1980