ANALISIS KINERJA GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan, kesimpulan dari studi yang dilakukan adalah :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

DAFTAR PUSTAKA. Sinjaya ( ) Antonius Ireng G. ( )

PENDAHULUAN Perencanaan gedung tahan gempa telah menjadi perhatian khusus mengingat telah banyak terjadi gempa cukup besar akhir-akhir ini. Perencanaa

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

EVALUASI KEMAMPUAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

ANALISIS EFEK PENEMPATAN DINDING BATA TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT EKSITASI GEMPA

KATA KUNCI : direct displacement based design, time history analysis, kinerja struktur.

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

PENGARUH PENEMPATAN CORE WALL DENGAN EKSENTRISITAS TERTENTU TERHADAP TITIK BERAT BANGUNAN PADA BANGUNAN TINGGI DI BAWAH PENGARUH BEBAN GEMPA

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG DENGAN VARIASI RASIO KELANGSINGAN BANGUNAN

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP KINERJA BATAS AKIBAT PENGARUH TINGGI BANGUNAN DAN DIMENSI KOLOM BERDASARKAN SNI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH VARIASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KECEPATAN ANGIN PADA STRUKTUR GEDUNG

BAB III METODE ANALISA STATIK NON LINIER

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 2 PETA GEMPA INDONESIA

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

BAB I PENDAHULUAN. Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA DAN BEBAN ANGIN PADA BANGUNAN DENGAN VARIASI GEOMETRIS BANGUNAN YANG TIDAK BERATURAN

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET MAKALAH TESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

PENGARUH RASIO KEKAKUAN LATERAL STRUKTUR TERHADAP PERILAKU DINAMIS STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG BERTINGKAT RENDAH

DAFTAR ISI Annisa Candra Wulan, 2016 Studi Kinerja Struktur Beton Bertulang dengan Analisis Pushover

PERBANDINGAN PERUBAHAN KINERJA STRUKTUR RANGKA STRUKTUR BETON BERTULANG DAN BAJA DENGAN DINDING PENGISI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

EVALUASI KINERJA BANGUNAN YANG DIDESAIN SECARA DDBD TERHADAP GEMPA RENCANA

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penambahan Dinding Geser (Shear Wall) pada Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung

EVALUASI STRUKTUR DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

EVALUASI KINERJA GEDUNG BETON BERTULANG SISTEM GANDA DENGAN VARIASI GEOMETRI DINDING GESER PADA WILAYAH GEMPA KUAT

PENGGUNAAN FRICTION BASE ISOLATION PADA RUMAH SEDERHANA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

STUDI PEMODELAN INELASTIK DAN EVALUASI KINERJA STRUKTUR GANDA DENGAN MIDAS/Gen TM

STUDI PENENTUAN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR PADA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BERATURAN YANG DIDESAIN DENGAN METODE DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN

ANALISIS PUSHOVER PADA BANGUNAN DENGAN SOFT FIRST STORY

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015

DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN PADA SISTEM RANGKA DENGAN KETIDAKBERATURAN PERGESERAN MELINTANG TERHADAP BIDANG

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI KEANDALAN STRUKTUR GEDUNG TINGGI TIDAK BERATURAN MENGGUNAKAN PUSHOVER ANALYSIS PADA TANAH MEDIUM

KEMUNGKINAN PENGGUNAAN BASE ISOLATION PADA BANGUNAN SEDERHANA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

PERBANDINGAN KINERJA BANGUNAN YANG DIDESAIN DENGAN FORCE- BASED DESIGN DAN DIRECT DISPLACEMENT-BASED DESIGN MENGGUNAKAN SNI GEMPA 2012

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa merupakan fenomena alam yang harus diterima sebagai fact of life.

ANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012

Evaluasi Kinerja Struktur Jembatan akibat Beban Gempa dengan Analisis Riwayat Waktu

Daftar Pustaka. Office Building at Diponegoro University-Tembalang Semarang). Dari

ANALISA PORTAL DENGAN DINDING TEMBOK PADA RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

Ivan Julianto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,

KEANDALAN ANALISA PUSHOVER UNTUK MERAMAL PRILAKU SEISMIK NONLINIER STRUKTUR PORTAL TERBUKA DENGAN REENTRANT CORNER

Pengaruh Bentuk Bracing terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

KATA KUNCI: direct displacement-based design, performance based design, sistem rangka pemikul momen, analisis dinamis riwayat waktu nonlinier.

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

KINERJA DINDING BATA TANPA TULANGAN TERHADAP BEBAN GEMPA

PENGARUH PENGGUNAAN RANGKA BAJA SEBAGAI PENGGANTI SHEAR WALL EXSISTINGPADA CORE BUMIMINANG PLAZA HOTEL PADANG SUMATERA BARAT SKRIPSI

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH UKURAN BATA MERAH SEBAGAI DINDING PENGISI TERHADAP KETAHANAN LATERAL STRUKTUR BETON BERTULANG

Studi Perbandingan Dinding Geser dan Bracing Tunggal Konsentris sebagai Pengaku pada Gedung Bertingkat Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik yang sering disebut juga Ring of Fire, karena sering

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan analisis non-linier yang sederhana namun dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah kolom. Kolom termasuk struktur utama yang bertujuan menyalurkan beban tekan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat)

Performance Based Design, Sebaiknya Menggunakan Modal Pushover Analysis atau Capacity Spectrum Method?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

PEMODELAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT BETON BERTULANG RANGKA TERBUKA SIMETRIS DI DAERAH RAWAN GEMPA DENGAN METODA ANALISIS PUSHOVER

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

PENGARUH EKSENTRISITAS PUSAT MASSA BANGUNAN BETON BERTULANG TERHADAP STABILITAS STRUKTUR YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA RANGKA BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA BREISING KABEL CFC

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI Oleh : YOGA KARTASASMITA 07 172 046 JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

ABSTRAK Saat ini, jenis bangunan yang menggunakan sistem struktural beton bertulang sangat beragam, mulai dari rumah hingga gedung perkantoran. Fenomena ini banyak dijumpai pada wilayah perkotaan. Salah satu bentuk bangunan beton bertulang yang banyak dijumpai saat ini adalah bangunan yang memiliki lantai dasar terbuka (open ground storey buildings). Lantai dasar terbuka digunakan untuk berbagai keperluan seperti parkir dan toko. Dalam pengamatan, gedung dengan lantai dasar terbuka sering dijadikan indikator bahwa gedung tersebut merupakan struktur soft-storey. Gedung dengan soft-storey mudah mengalami keruntuhan jika terjadi gempa. Namun demikian, diperlukan analisis untuk memastikan apakah suatu gedung termasuk struktur softstorey. Oleh karena itulah dilakukan penelitian kinerja sebuah bangunan gedung yang memiliki lantai dasar terbuka saat diberi beban gempa. Selain itu, juga dilakukan analisis pengaruh bentuk denah gedung terhadap kinerja gedung. Analisis dialakukan dengan menggunakan dua metode analisis, yaitu Metode Analisis Respons Spektrum dan Metode Analisis Statik Nonlinier (Pushover). Sesuai dengan SNI 03-1726-2003, Metode Analisis Respons Spektrum digunakan terutama karena metode analisis ini cocok digunakan untuk gedung yang tidak beraturan. Dalam metode ini, pembebanan gempa diberikan dalam arah sumbu utama dengan efektivitas 100%, sedangkan sumbu lain dengan efektivitas 30%. Sementara itu, Metode Analisis Statik Nonlinier (Pushover) digunakan dengan alasan metode ini dapat mengidentifikasi titk-titik terlemah pada

struktur saat terjadi gempa bumi. Beban gempa diberikan dengan intensitas yang terus ditingkatkan hingga komponen gedung yang paling lemah mengalami deformasi. Dalam penelitian ini, kedua analisis dilakukan dengan menggunakan software analisis struktur. Hasil analisis yang diperoleh yaitu kurva kapasitas pushover, distribusi sendi plastis, nilai perpindahan lantai (displacement), simpangan antartingkat (interstory drift), dan gaya dalam kolom dan balok. Diantara kedua analisis, perpindahan lantai dengan Metode Analisis Statik Nonlinier (Pushover) memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan Metode Analisis Respons Spektrum. Untuk kedua metode, simpangan antartingkat maksimum terjadi anatara lantai dasar dengan lantai satu. Dari hasil Metode Analisis Statik Nonlinier (Pushover) diketahui bahwa terbentuknya sendi plastis tidak terdistribusi secara merata, baik jika ditinjau dalam arah vertikal maupun dalam arah horizontal. Selanjutnya, hasil analisis kedua metode menunjukkan bahwa gaya dalam maksimum terjadi pada kolom dan balok lantai satu. Kata kunci : gedung beton bertulang, kinerja, gempa, Metode Analisis Respons Spektrum, Metode Pushover.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton bertulang merupakan salah satu jenis material bangunan yang paling banyak digunakan di dunia. Hal ini disebabkan oleh berbagai kelebihan yang dimiliki oleh beton bertulang. Kelebihan utama yang dimiliki oleh beton bertulang adalah kombinasi beton dan baja tulangan yang memberikan kuat tekan sekaligus kuat tarik yang besar. Hal ini menyebabkan beton bertulang banyak digunakan pada struktur kecil maupun besar seperti bangunan gedung, jembatan, bendungan, dinding penahan tanah, perkerasan jalan, saluran irigasi, dan sebagainya. Saat ini, jenis bangunan yang menggunakan sistem struktural beton bertulang sangat beragam, mulai dari rumah hingga gedung perkantoran. Fenomena ini banyak dijumpai pada wilayah perkotaan. Menurut World Housing Encyclopedia (2006), dengan pertumbuhan populasi yang cepat di wilayah perkotaan, konstruksi beton bertulang telah banyak digunakan, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Yakut (2004), seperti yang dikutip dalam World Housing Encyclopedia (2006), memberikan contoh bahwa 75% bangunan di Turki menggunakan konstruksi beton bertulang, sedangkan di Meksiko mencapai 80%. Salah satu karakeristik bangunan gedung beton bertulang yang banyak dijumpai saat ini adalah gedung yang memiliki tingkat dasar terbuka (open ground storey buildings). Tingkat dasar terbuka biasanya digunakan untuk berbagai keperluan seperti lahan parkir dan toko. Dalam pengamatan, gedung dengan tingkat dasar terbuka sering

dijadikan indikator bahwa gedung tersebut merupakan struktur soft storey (tingkat lunak). Namun demikian, diperlukan suatu analisis untuk memastikan apakah suatu gedung termasuk struktur soft storey. Gedung dengan tingkat dasar terbuka memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Bagian tingkat dasar relatif lebih fleksibel dibandingkan tingkat di atasnya. 2. Bagian tingkat dasar relatif lebih lemah dibanding tingkat di atasnya. Gambar 1.1 Bangunan Gedung Beton Bertulang dengan Tingkat Dasar Terbuka Sumber : BMTPC India Dari berbagai peristiwa gempa bumi di seluruh dunia, dapat diamati bahwa banyak gedung dengan tingkat dasar terbuka mengalami kerusakan parah. Sebagai contoh, dilaporkan akibat gempa bumi Izmit pada tahun 1999, 725 dari 1215 gedung rusak karena memiliki tingkat dasar terbuka. Dari dalam negeri, efek merugikan tingkat lunak pada gedung dapat dilihat pada peristiwa gempa bumi di Kota Padang pada tahun 2009. Pada gambar 1.2 dapat diperhatikan sebuah bangunan ruko tiga lantai yang mengalami keruntuhan pada lantai satu, sedangkan dua

lantai di atasnya tampak utuh. Hal ini dapat dipahami karena lantai satu sebuah ruko atau toko biasanya memiliki bukaan yang lebar. Sementara lantai di atasnya memiliki dinding bata antarkolom. Selain pada lantai dasar, mekanisme keruntuhan tingkat lunak juga bisa terjadi pada lantai lain, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1.3. Gambar 1.2 Sebuah Ruko yang Runtuh Akibat Gempa Bumi di Kota Padang Tahun 2009 Sumber : Duniatekniksipil (2009a) Gambar 1.3 Keruntuhan Tingkat Lunak pada Bagian Tengah Gedung Sumber : Duniatekniksipil (2009a)

Selain karena konfigurasi arah vertikal, prilaku suatu struktur gedung terhadap gempa juga dipengaruhi oleh konfigurasi gedung dalam arah horizontal atau denah gedung. Gedung dengan bentuk denah sederhana, simetris, dan tidak memiliki coakan adalah konfigurasi denah yang diinginkan terhadap pengaruh gempa bumi. Sementara itu, gedung dengan bentuk denah rumit dan tidak simetris merupakan konfigurasi yang dihindari dalam perencanaan gedung tahan gempa. Untuk mengetahui efek konfigurasi gedung arah vertikal dan horizontal terhadap beban gempa, dilakukan analisis terhadap suatu gedung yang memiliki lantai dasar terbuka dan denah berbentuk. 1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisis kinerja bangunan gedung beton bertulang yang mengalami beban gempa kuat. Gedung yang dianalisis memiliki denah berbentuk serta memiliki lantai dasar terbuka (open ground storey). Manfaat penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah bangunan gedung beton bertulang dengan denah berbentuk serta memiliki lantai dasar terbuka cocok dibangun pada wilayah gempa kuat. 1.3 Batasan Masalah Ruang lingkup dan batasan masalah dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Bangunan yang dianalisis adalah gedung struktur beton bertulang. 2. Denah gedung berbentuk.

3. Pada lantai dasar gedung tidak terdapat dinding antarkolom, sedangkan pada lainnya terdapat dinding antarkolom. 4. Analisis beban gempa dilakukan dengan menggunakan Metode Analisis Dinamis Respons Spektrum dan Metode Analisis Statik Nonlinier (Pushover). 5. Analisis beban gempa pada gedung dilakukan dengan menggunakan software analisis struktur. 6. Standar peraturan yang digunakan dalam tugas akhir ini, yaitu : Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI) untuk Gedung tahun 1983, Tata Cara Perencanaan Tahan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002, dan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2003. 7. Hasil analisis beban gempa yang akan dibahas, yaitu : kurva kapasitas pushover, perpindahan lantai (displacement), simpangan antartingkat (interstorey drift), distribusi sendi plastis, dan gaya dalam kolom dan balok. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini diuraikan teori penunjang yang berkaitan dengan analisis yang akan dilakukan. BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab ini diuraikan tahapan pengerjaan tugas akhir mulai dari tinjauan pustaka hingga diperoleh kesimpulan. BAB IV Prosedur dan Hasil Kerja Pada bab ini diuraikan tahapan pemecahan masalah hingga diperoleh hasil. Hasil ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, dan gambar. BAB V Analisis Dan Pembahasan Pada bab ini diuraikan analisis dan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh. BAB VI Kesimpulan Pada bab ini diuraikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB VI KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis gempa dinamis respons spektrum dan analisis statik nonlinier (pushover) terhadap gedung dengan denah berbentuk dan memiliki lantai dasar terbuka (open ground storey) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Gedung yang dianalisis menunjukkan respon yang tidak diinginkan terhadap beban gempa yang diberikan. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh kurva kapasitas pushover, dimana struktur gedung mengalami penurunan kapasitas penyaluran beban. 2. Desain gedung termasuk tidak aman karena titik kinerjanya (performance point) berada jauh dari daerah elastis. 3. Ditinjau dalam arah vertikal, sendi plastis hanya terbentuk pada kolom lantai satu. Hal ini menunjukkan bahwa kolom lantai satu lebih lemah dibandingkan kolom lantai lain. 4. Terbentuknya sendi plastis hanya pada kolom lantai satu juga memberikan gambaran bahwa mekanisme keruntuhan yang mungkin terjadi pada gedung tersebut adalah keruntuhan softstorey. 5. Ditinjau dalam arah horizontal, yaitu pada lantai dasar, sendi plastis tidak terdistribusi secara merata. Sendi plastis dalam kondisi kritis lebih banyak terbentuk pada bagian tonjolan gedung.

6. Sendi plastis dalam kondisi kritis lebih dahulu terbentuk pada kolom tepi daripada kolom lainnya. 7. Nilai simpangan (interstory drift) antara lantai dasar dengan lantai satu lebih besar dibanding lantai-lantai di atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat dasar pada gedung tersebut lebih fleksibel dibandingkan tingkat lainnya. 8. Gaya dalam aksial, geser, dan momen lentur maksimum terjadi pada kolom dan balok lantai satu. Hal ini berarti bahwa komponen struktural pada lantai ini menerima beban yang lebih besar dibandingkan dengan lantai di atasnya. 5.2 Saran 1. Pada wilayah gempa kuat, sebaiknya tidak dibangun gedung dengan denah berbentuk dan memiliki lantai dasar terbuka (open ground storey). Gedung dengan karakteristik seperti ini menunjukkan kinerja yang buruk terhadap gempa. 2. Gedung dengan lantai dasar terbuka pada wilayah gempa kuat harus diberi perkuatan yang tepat dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja gedung dan menghindari keruntuhan. 3. Untuk mengetahui kinerja gedung terhadap beban gempa, dapat digunakan metode analisis statik nonlinier (pushover). 4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan analisis terhadap gedung dengan variasi kondisi struktural dan kekuatan gempa.

DAFTAR KEPUSTAKAAN [1] Architectjaved. (Tanpa Tahun). Horizontal and Vertical Shaking of a Structure. [Online]. Tersedia di : http://articles.architectjaved.com/earthquake_resistant_structures/ horizontal-and-vertical-shaking-of-a-structure/. [Diakses pada : 7 Oktober 2011] [2] Building Materials and Technology Promotion Council (BMTPC) India. (Tanpa Tahun). Earthquake Tip. [Online]. Tersedia di : http://www.bmtpc.org/. [Diakses pada : 24 Oktober 2011] [3] Departemen Pekerjaan Umum. 1993. Pedoman Pembangunan Bangunan Tahan Gempa. [4] Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung SNI 1726 2002. Bandung. [5] ---, 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03 2847 2002. Bandung. [6] ---, 2003. Tata Cara Perencanaan Tahan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03 172 2003. Bandung. [7] Dewobroto, Wiryanto. 2006. Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3, No. 1.

[8] Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. 1981. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Bandung : Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. [9] Duniatekniksipil. 2009a. Oleh-oleh dari Padang. [Online]. Tersedia di : http://duniatekniksipil.web.id/oleh-oleh-daripadang/. [Diakses pada : 7 Oktober 2011] [10] ---,2009b. Soft-story Alias si Lantai Lunak. [Online]. Tersedia di : http://duniatekniksipil.web.id/soft-story-alias-si-lantai-lunak/. [Diakses pada : 7 Oktober 2011] [11] Fajfar, Peter. 2000. A Nonlinear Analysis Method for Performance Based Seismic Design. Earthquake Spectra, Vol.16, No.3, pp.573-592. [12] Federal Emergency Management Agency. 1997. NEHRP Guidelines for the Seismic Rehabilitation of Buildings. FEMA Publication 273. Washington, D.C. [13] Finley, David T. & Cribbs, Ricky A. (Tanpa Tahun). Equivalent Static vs. Response Spectrum A Comparison of Two Methods. [14] Ginsar, Ima Muljati dan Lumantarna, Benjamin. (Tanpa Tahun). Seismic Performance Evaluation of Building With Pushover Analysis. Universitas Kristen Petra, Surabaya. [15] Habibullah, Ashraf and Pyle, Stephen. 1998. Practical Three Dimensional Nonlinear Static Pushover Analysis. Structure Magazine, Winter. [16] Ikhsanshaleh, Dodi. (Tanpa Tahun). Review Kegagalan Struktur Beton Akibat Beban Gempa. [Online]. Tersedia di :

http://teknikaftui.wordpress.com/2010/12/10/consol-talk-ftuiterbaik-1/. [Diakses pada : 13 oktober 2011] [17] Irsyam, Masyhur dkk. 2010. Ringkasan Hasil Studi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010. Edisi 2. Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum. [18] Kadid, A and. Boumrkik, A. 2008. Pushover Analysis of Reinforced Concrete Frame Structures. Asian Journal of Civil Engineering (Building and Housing), Vol. 9, No. 1, Pages 75-83. [19] Lumantarna, Benjamin. 2008. Performance Based Design, Sebaiknya Menggunakan Modal Pushover Analysis atau Capacity Spectrum Method?. Makalah disajikan dalam Seminar dan Pameran Pengaruh Gempa dan Angin terhadap Struktur, HAKI, 2008. [20] Mafioso de Civiliano. 2011. Beban Gempa (Earthquake Load) pada Struktur Teknik Sipil (2). [Online]. Tersedia di : http://www.mafiosodeciviliano.com/artikel/tekniksipil/struktur/548-beban-gempa-earthquake-load-pada-strukturteknik-sipil-2. [Diakses pada : 7 Oktober 2011] [21] Murty, C. V. R et al. 2006. AT RISK : The Seismic Performance of Reinforced Concrete Frame Buildings with Masonry Infill Walls First Edition. Oakland : Earthquake Engineering Research Institute. [22] Oğuz, Sermin. 2005. Evaluation of Pushover Analysis Procedures For Frame Structures. A Thesis Submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Master of

Science in Civil Engineering. The Graduate School of Natural and Applied Sciences of Middle East Technical University. [23] Paulay, T & Priestley, M.J.N. 1992. Seismic Design of Reinforced Concrete and Masonry Buildings. New York : John Wiley & Sons, Inc. [24] Schodek, Daniel L. 1992. Struktur. Edisi 2. Terjemahan oleh Bambang Suryoatmono. 1999. Jakarta : Erlangga. [25] Smith, B.S. & Coull, Alex. 1991. Tall Building Structures Analysis and Design. New York : John Wiley & Sons, Inc. [26] Spacone, Enrico et al. (Tanpa Tahun). Final Report Nonlinear Pushover Analysis of Reinforced Concrete Structures. Colorado Advanced Software Institute. [27] Wilson, Edward L. 2002. Three-Dimensional Static and Dynamic Analysis of Structures. Berkeley : Computers and Structures, Inc.