KUSIAPKAN HATIKU, UNTUK MENYAMBUTMU

dokumen-dokumen yang mirip
MENANTI DIA DENGAN BERJAGA DAN BERDOA

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tata Ibadah Adven III

FIRMAN MENYATAKAN KESALAHAN & KEBENARAN

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen...

TATA IBADAH Minggu Adven I

LITURGI SABDA. Bacaan pertama Aku bersukaria di dalam Tuhan Bacaan diambil dari Kitab Yesaya :

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 20 NOVEMBER 2016 (MINGGU KRISTUS RAJA) YESUS KRISTUS RAJA SURGAWI SEJATI

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

GPIB Immanuel Depok Minggu, 13 Nopember 2016

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR JEMAAT BERHIMPUN

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

Pelajaran Tiga. Yesus Adalah Mesias. Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca, " Andreas mula-mula bertemu dengan

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2

TIDAK MESTI BESAR, HEBAT, BANYAK

Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

BERFOKUS KEPADA TUHAN

Pertanyaan Alkitab (24-26)

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

GPIB Immanuel Depok Minggu, 12 Februari 2017

Tata Ibadah Minggu Adven I Minggu, 27 Nopember 2016 TATA IBADAH. Minggu Adven I

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

MENDENGAR SUARA TUHAN

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 03 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) SAHABAT UNTUK MANUSIA

TATA IBADAH HARI MINGGU PASKAH V

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

GPIB Immanuel Depok Minggu, 08 Januari 2017

Diberikan Allah dengan senang hati.

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu TRINITAS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

GPIB Immanuel Depok Minggu, 27 September 2015

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Rela Menjadi Pekerja Kristus Matius 9:35 10:8

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

GPIB Immanuel Depok Minggu, 15 Nopember 2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

JADILAH PADAKU MENURUT PERKATAANMU

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017

MENGHADAP TUHAN. Prosesi Alkitab

3. VOTUM PL : Ibadah ini berlangsung dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. J : (Menyanyikan) A----min, amin, a---min.

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH PASKAH

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

GPIB Immanuel Depok Minggu, 09 April 2017

PL1 : TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; U : Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 14 JANUARI 2018 (MINGGU SESUDAH EPIFANI II - HIJAU) MERESPON PANGGILAN TUHAN, BERSAKSI BAGI-NYA

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

TATA IBADAH HARI MINGGU III PRAPASKAH

SENIN, 01 JANUARI 2018 PK & WIB

GPIB Immanuel Depok Minggu, 18 Maret 2018

GPIB Immanuel Depok Minggu, 14 Agustus 2016

GPIB Immanuel Depok Minggu, 26 Februari 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA

KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures

TATA IBADAH HARI MINGGU MINGGU II SESUDAH EPIFANIA 15 JANUARI 2017

Apa yang Seharusnya Kita Doakan?

Minggu, 27 Oktober 2013

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Bermegah Dalam Allah Roma 5 : 1-11

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

GPIB Immanuel Depok Minggu, 11 September 2016

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

TATA IBADAH MINGGU XXIV SESUDAH PENTAKOSTA

Tema HIDUP DI DALAM TERANG

PL1 : terhadap kaum yang tidak saleh! U : Luputkanlah aku dari orang penipu dan orang curang!

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

MINGGU 9 APRIL 2017 TATA IBADAH

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata:

Liturgi Minggu. Jadilah Penurut-Penurut Allah. GKI Bintaro Utama 9 Agustus 2015 Pukul 06.30, 09.00, dan WIB

TATA IBADAH HARI MINGGU XII SESUDAH PENTAKOSTA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 21 Mei 2017

TATA IBADAH HARI MINGGU

GPIB Immanuel Depok Minggu, 31 Januari 2016 TATA IBADAH MINGGU IV SESUDAH EPIFANI

LITURGI KEBAKTIAN BINA IMAN WARGA GEREJA (BIWG) GKI GUNUNG SAHARI DIPANGGIL UNTUK MEMILIH MINGGU VI SESUDAH EPIFANI, 12 FEBRUARI 2017

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 08 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH II - PUTIH) KOMUNITAS YANG DIPULIHKAN DAN DIUTUS

Rahasia Keselamatan. Menjadi benar yaitu menjadi sesuai dengan Hukum Ilahi:

GPIB Immanuel Depok Minggu, 25 Maret 2018

Transkripsi:

Khotbah Jangkep Minggu, 4 Desember 2011 Pekan Adven Ke Dua (Ungu) KUSIAPKAN HATIKU, UNTUK MENYAMBUTMU Bacaan I: Yesaya 40: 1-11, Tanggapan: Mazmur 85:1-2, 8-13 Bacaan II: II Petrus 3:8-15a, Bacaan III: Injil Markus 1:1-8 Dasar Pemikiran Pertobatan adalah kata yang akrab di telinga orang beriman. Minggu Adven II ini menjadi waktu menguji kesiapan menyambut hari kedatangan Tuhan dengan tata pertobatan yang sesungguhnya, bukan sebatas selebrasi ucapan bibir Pertobatan harus mewujud dalam keselarasan antara kata hati, sikap dan perbuatan nyata sesehari. Keterangan Tiap Bacaan Yesaya 40: 1-11 (Hari Tuhan Hari Kelepasan) Tuhan menghendaki umat Israel mengalami kelepasan. Syarat menerima kelepasan adalah pertobatan. Pertobatan (Ibrani: syuv) berarti berbalik kembali, tindakan berbalik dari dosa kembali kepada Allah. Tindakan itu melebihi dukacita-penyesalan secara lahiriah, melainkan merendahkan diri secara batiniah, perubahan hati yang sungguh dan benar-benar merindukan Allah. Manusia harus menyadari keberadaan dirinya dan yakin Tuhan datang menolong umat-nya. Mazmur 85:1-2,8-13 (Aku mau mendengarkan yang difirmankan Tuhan) Pujian kepada Tuhan yang berkenan memulihkan keadaan bangsa Israel, sebab Ia berkenan mengampuni segala kesalahan bangsa itu. Karena kasih pengampunan itu Pemazmur berjanji akan sungguh-sungguh mendengarkan firman kedamaian dan kasih. Sebab keselamatan itu akan datang kepada orang yang takut akan Dia, yang setia kepada perintah-nya. Bahkan kemuliaan akan melingkupi negeri itu. Seiring dengan itu tumbuh pula kesetiaan, keadilan serta kebaikan. II Petrus 3:8-15a (Hari Tuhan datang seperti datangnya pencuri) Tuhan menghendaki kedatangan-nya membawa damai bagi semua orang. Kedatangan-Nya seperti pencuri, tidak terduga, maka kesiapan lebih penting daripada

waktunya. Kalau waktunya (Yun:kronos) belum tiba terimalah sebagai kesempatan (Yun:kairos) untuk berlaku semakin baik menuju pertumbuhan kesucian hidup. Kepada yang saleh Ia menjanjikan langit dan bumi yang baru, yakni kedamaian sempurna, pulihnya hubungan dengan Allah. Markus 1:1-8 (Sambutlah kedatangannya dengan pertobatan) Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan. Pertobatan (Yunani: metanoia) berarti perubahan hati, dengan arah yang sama sekali berubah, putar balik dari dosa kepada Allah dan pengabdian kepada-nya. Jadi siapapun yang mau menyambut kedatangan Tuhan harus membuka hatinya, menyesali dosanya dan memberi diri dibaptis. Namun perubahan hati yang sesungguhnya adalah karena kuasa Roh Kudus, bukan karena kemampuan Yohanes. Renungan atas Bacaan Kebenaran Tuhan harus ditegakkan. Yang bersalah harus dihukum, termasuk bangsa Israel. Namun belas kasih Tuhan membuat-nya menghendaki kelepasan Israel, tetapi dengan sebuah syarat, yaitu pertobatan. Kalau mereka mengakui diri tidak berdaya seperti rumput dan sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan Tuhan, Ia pasti datang seperti seorang gembala yang dengan lembut dan kasih menggembalakan domba-dombanya. Tawaran kelepasan beserta prasyaratnya itu ditanggapi dengan ungkapan syukur Pemazmur. Ia menaikan pujian bagi Tuhan yang berkenan memulihkan dan mengampuni kesalahan bangsa Israel. Pemazmur tidak akan lagi mengabaikan setiap friman Tuhan, sebab dengan firman itu jalan hidupnya akan selalu diterangi. Keselamatan akan selalu menyertai orang-orang yang takut akan Dia, yakni yang setia kepada perintah-nya. Mereka akan menjadi berkat atas negeri mereka melalui tumbuhnya kesetiaan, keadilan, serta kebaikan. Surat Petrus menandaskan tentang pertobatan sebagai prasyarat menyambut kedatangan Tuhan. Sebelum tiba waktunya Tuhan datang, adalah kesempatan untuk memperbaiki sikap dan perilaku seperti yang diperkenan Tuhan. Bagi orang yang demikian (saleh), Tuhan menjanjikan langit dan bumi baru, yakni kedamaian yang sempurna, nihil derita dan kesengsaraan. Injil Markus menceritakan bahwa sebagai pembuka jalan, Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan kepada siapapun yang hendak menyambut kedatangan Tuhan. Namun Yohanes Pembaptis menyadari bahwa ia hanya bertugas mempersiapkan hati orang. Pada prinsipnya pertobatan itu karena kuasa Roh Kudus yang mengubah hati seseorang. Beberapa pertanyaan reflektif: a. Apa yang mendasari kita melepaskan seseorang dari sanksi kesalahan?

b. Seperti apa bentuk kesiapan hati dalam menyambut kedatangan Tuhan? c. Mengapa lebih penting daripada mempersoalkan waktu kedatangan-nya? d. Wujud syukur seperti apa yang kita naikkan atas kedatangan Tuhan yang menyelamatkan kita? Harmonisasi Bacaan Leksionari Tuhan Allah berbelas kasih kepada semua manusia. Ia datang untuk melepaskan manusia dari penderitaan atas kesalahan mereka. Namun pertobatan menjadi prasyarat. Kasih dan rahmat-nya akan melimpahi setiap umat dan negeri yang sungguhsungguh bertobat serta mendengarkan dan memperhatikan jalan yang ditunjukkan-nya. Pokok dan Arah Pewartaan Tuhan datang melepaskan manusia dari penderitaan karena dosa. Sambut dengan hati yang bertobat, jiwa yang merindukan kebenaran-nya, serta kesiapan langkah yang sesuai dengan jalan-nya! Khotbah Jangkep KUSIAPKAN HATIKU, UNTUK MENYAMBUTMU Jemaat yang dikasihi Tuhan, Memasuki Minggu Adven II setiap gereja dan orang atau keluarga Kristen semakin memantapkan persiapan penyelenggaraan peringatan/perayaan Natal. Hal itu tidak bisa disalahkan karena sudah menjadi tradisi yang sulit ditinggalkan. Namun kita perlu mengingat bahwa masa adven adalah masa penantian akan hari Tuhan yang memiliki dua makna. Pertama, Natal sebagai peringatan akan kedatangan-nya sebagai Juru Selamat. Kedua, kedatangan-nya pada akhir zaman sebagai Hakim, yang dirayakan dalam kesucian hidup. Kesiapan tata lahiriah menyambut natal tidak diragukan lagi. Namun jangan menaikkan sukacita dan syukur kepada Tuhan hanya karena berkat natal seperti hadiah dan pesta. Melainkan mensyukuri kemurahan dan kasih Tuhan yang mau mengampuni dan memberi karunia keselamatan. Di sisi lain, jangan sampai melupakan kesiapan tata pertobatan. Terkadang kita mengabaikan tata pertobatan yang semestinya. Apa bedanya sebelum dan setelah bertobat? Mungkin perasaan menjadi lebih lega. Namun bisa saja masih mengulang jenis penyesalan yang sama dengan sebelumnya. Kita menyesali namun hanya selebrasi ucapan bibir dan belum dari hati. Belum juga terbukti dalam kelakuan dan tindakan. Bertobat berarti berputar dari dosa kepada Allah. Namun sering terjadi orang justru berputar dari Allah kepada dosa, kemudian menyesalinya lagi dan lagi. Hidup hanya

mutar-muter di seputar selebrasi tobat, tetapi belum mendaki jalan suci dan mulia. Agar pertobatan diberkati Tuhan, harus diuji keselarasan antara kata hati, sikap, dan perbuatan nyata sesehari yang merujuk kepada kebenaran Allah. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Yesaya 40:1-11 mengungkapkan bahwa Tuhan Allah menghendaki agar umat Israel yang telah mengalami masa perhambaan dan penderitaan segera mendapat kelepasan. Hari penghukuman segera berlalu, Hari Tuhan sebagai hari kelepasan segera datang. Syarat menerima hari kelepasan adalah pertobatan. Pertobatan (Ibrani: syuv) berarti berbalik kembali dari dosa kepada Allah. Tindakan itu melebihi dukacita-penyesalan secara lahiriah, yakni merendahkan diri secara batiniah, perubahan hati yang sungguh dan benar-benar merindukan Allah. Umat manusia mesti menyadari keberadaan diri mereka sebenarnya, yakni ibarat rumput yang fana dan terbatas, baik usia maupun kemampuannya. Tuhan datang untuk menolong umat manusia seperti seorang gembala yang dengan lembut dan kasih menggembalakan kawanan dombanya. Berita kelepasan dari penderitaan itu disambut pujian syukur oleh pemazmur. Ia menaikkan pujian kepada Tuhan yang berkenan memulihkan keadaan bangsa Israel, sebab Ia berkenan mengampuni segala kesalahan bangsa itu. Karena kasih pengampunan itu, Pemazmur berjanji akan sungguh-sungguh mendengarkan firman kedamaian dan kasih. Sebab keselamatan akan datang kepada orang yang takut akan Dia, yakni yang setia kepada perintah-nya. Tidak hanya itu saja, bahkan kemuliaan akan melingkupi negeri yang penduduknya takut akan Tuhan, melalui tumbuhnya kesetiaan, keadilan serta kebaikan. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Kedatangan Tuhan harus disambut dengan keseriusan hati yang beriman sebagaimana ditandaskan oleh Rasul Petrus melalui surat II Petrus 3:8-15a. Kedatangan- Nya yang membawa kedamaian bagi semua orang harus disambut dengan pertobatan. Karena kedatangan-nya seperti datangnya pencuri yang tidak diduga kapan datangnya, maka kesiapan itu lebih penting ketimbang mempersoalkan waktunya. Bila waktunya (Yun:kronos) belum tiba, terimalah sebagai kesempatan (Yun:kairos) untuk semakin mempersaleh diri, semakin berkelakuan baik, semakin mendaki jalan mulia. Sebab kepada umat yang saleh Ia menjanjikan langit dan bumi baru, yakni kedamaian yang sempurna, kembalinya hubungan yang baik antara dirinya dengan Allah. Melalui bacaan Injil Markus 1:1-8 kita mendapat pemberitaan bahwa Yohanes Pembaptis, sebagaimana nubuat nabi Yesaya, tampil sebagai pembuka jalan bagi kedatangan Tuhan dengan menyerukan pertobatan. Pertobatan (Yunani: metanoia) berarti perubahan hati, yakni pertobatan nyata dalam pikiran, sikap, pandangan dengan

arah yang sama sekali berubah, putar balik dari dosa kepada Allah dan pengabdian kepada-nya. Menjadi sadar akan kebenaran yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Dalam pada itu siapapun yang mau menyambut kedatangan Tuhan harus membuka hatinya, menyesali dosanya, dan memberi diri dibaptis. Pembaptisan adalah simbol pengakuan dosa dan penyerahan diri untuk diampuni. Melalui ucapan, Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus, Yohanes Pembaptis menyadari posisinya hanya sebagai orang yang mempersiapkan seseorang untuk bertobat. Sementara pertobatan yang sesungguhnya adalah karena kuasa Roh Kudus yang diberikan Tuhan Yesus. Pertobatan yang radikal hanya karena kuasa Roh Kudus. Dari-Nya ada kekuatan untuk tidak lagi mengulang perbuatan dosa, melainkan menyandarkan hidupnya kepada jalan kebenaran Tuhan. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Melalui firman Tuhan yang kita dengar dan renungkan ini kita mendapat pengajaran tentang sikap yang semestinya di dalam menyambut kedatangan Tuhan. Kedatangan-Nya yang membawa kelepasan bagi umat-nya sudah sepatutnya disambut dengan sukacita dan spiritualitas iman yang benar. Melalui kesaksian Pemazmur kita diingatkan untuk menyambut berita kedata ngan Tuhan yang membawa pemulihan itu dengan perubahan sikap dan tindakan yang makin sesuai dengan kehendak-nya. Melalui Rasul Petrus kita dikuatkan untuk mensyukuri kesabaran Tuhan dengan meningkatkan spirituali tas iman kita agar jangan sampai Ia kecewa ketika datang kedua kalinya karena mendapati kita hanya tobat selebrasi basa-basi, tidak mendapati ketekunan mendaki jalan suci yang Ia tunjukkan. Kita mesti menggugat pertobatan yang basa-basi atau yang sering bersembunyi di balik selebrasi liturgial, pemenuhan tata urutan liturgi. Pertobatan diawali dan diakhiri pada tata ibadah rutin mingguan. Pertobatan hanya sebatas waktu ibadah saja. Atau dianggap sudah sah kalau pertobatannya sudah disaksikan jemaat atau majelis gereja, setelah itu mengulang lagi perbuatan dosa yang sama serta berusaha lebih hati-hati agar tidak ketahuan di dalam melakukan pelanggaran dosa itu. Padahal pertobatan harus dimulai dengan komitmen yang kuat dan dibuktikan dengan ketaatan dan kesetiaan untuk makin mempersaleh diri. Bukan dalam artian ekspos pencitraan, tetapi sebagai wujud syukur dan pujian yang didramatisasikan melalui kehidupan yang nyata. Pertobatan tidak sekadar salin srengat tetapi perubahan sikap yang radikal. Maka benar seperti yang Yohanes Pembaptis katakan, bahwa ia hanya membaptis dengan air, tetapi Kristus membaptis dengan Roh Kudus. Baptisan air sebagai tanda dimulainya pertobatan sedangkan baptisan Roh Kudus sebagai kekuatan untuk menjaga keberlangsungan hidup di dalam pertobatan. Oleh karena itu marilah kita mohon supaya Tuhan Yesus Kristus berkenan mengurapi kita dengan Roh Kudus agar bisa menyatakan pertobatan yang

sesungguhnya dan berlaku selamanya. Pertobatan yang sesungguhnya akan terlihat dari buahnya, yakni kehidupan kita akan semakin diberkati dan bahkan menjadi berkat bagi kehidupan sekeliling kita. Akhirnya mari kita hayati bahwa Tuhan datang melepaskan manusia dari belenggu penderitaan karena dosa dan kesalahan. Maka sambutlah kedatangan-nya dengan hati yang bertobat, jiwa yang merindukan jalan kebenaran yang ditunjukkan-nya, serta kesiapan langkah yang sesuai dengan jalan-nya agar kehidupan iman kita semakin diberkati dan menjadi berkat bagi sesama. Amin. Rancangan Bacaan Alkitab: Berita Anugerah : Efesus 2: 8-10 Petunjuk Hidup Baru : Efesus 5:15-21 Nas Persembahan : Filipi 1: 5-6 Rancangan Nyanyian Pujian: Nyanyian Pujian : Kidung Jemaat 77:1-5 Nyanyian Penyesalan : Kidung Jemaat 84:1-2 Nyanyian Kesanggupan : Kidung Jemaat 276:1-2 Nyanyian Persembahan : Kidung Jemaat 292:1- Nyanyian Penutup : Kidung Jemaat 39:1-3

Khotbah Jangkep Minggu, 4 Desember 2011 Pekan Adven Kaping Kalih (Ungu) NYAWISAKEN MANAH METHUKAKEN RAWUHIPUN GUSTI Waosan I: Yesaya 40: 1-11; Tanggapan: Jabur Mazmur 85:1-2, 8-13; Waosan II: 2 Petrus 3:8-15a; Waosan III: Injil Markus 1:1-8 Khotbah Jangkep Para sadherek ingkang kinasih wonten ing Gusti Yesus Kristus, Lumebet wonten Minggu Adven II punika mbokbilih saben pasamuwan lan tiyang utawi brayat Kristen sangsaya mantep anggenipun cecawis ngadani pengetan utawi riyadi Natal. Bab punika boten saged dipun lepataken awit sampun dados padatan saben taunipun ingkang angel dipun tilaraken. Ewa semanten kita prelu enget bilih mangsa adven ingkang kita lampahi punika minangka wegdal nyranti Dintenipun Gusti ingkang ngewrat kalih makna rawuhipun. Sepisan, minangka Juru Wilujeng ingkang kita riyadinaken wonten ing Natal, lan kalih minangka Hakim ingkang mestinipun kita riyadinaken salebeting kasucenipun gesang nyranti rawuhipun ingkang kaping kalih wonten ing pungkasaning jaman. Pacawisan tata gumebyaring ing tata lair methukaken natal boten dados prakawis malih. Ewa semanten anggenipun mratelakaken raos sokur wonten ing ngarsanipun Gusti boten namung karana berkah natal kadosta bebingah hadiah lan pista natal ingkang meh dhateng, nanging mratelaken sokur awit kamirahan lan sihipun Gusti ingkang karsa ngapunteni saha paring sih rahmating kawilujengan. Ing sisih sanes sampun ngantos dipun supekaken ugi inggih punika pacawisaning tata pitobat ingkang sejati. Awit kita kadhangkala nyupekaken tata pitobat ingkang samestinipun. Inggih mbedakaken sadereng lan sasampunipun mratelakaken pamratobat. Mbokbilih wonten ing raos kita sampun rumaos lega, ananging wonten pratingkah nyata sajakipun taksih ngambali jinis panelangsa ingkang sami kaliyan saderengipun. Kita nelangsani namung kemawon wonten ing tataran pocap panelangsa, dereng kawujud wonten ing tumindaking pitobat ingkang sejati. Mratobat tegesipun malik saking dosa, wangsul malih dhateng Gusti. Ananging wonten ing kasunyatanipun malik saking Gusti, wangsul

malih dhateng dosa ingkang sami. Gesanging kekristenan kita kadhangkala namung wontening pocapan tobat, ananging dereng ngambah margi ingkang suci lan mulya. Inggih gesang dinten punika sampun langkung mentes tinimbang dinten wingi lan salajengipun. Samestinipun pamratobat ingkang dipun berkahi kedah kayektenan jumbuhing pocapaning manah, sikep lan tandangipun nyata ing padintenan ingkang laras kaliyan kayekten ingkang pinangkanipun saking Gusti. Para sadherek ingkang kinasih wonten ing Sang Kristus, Gusti Allah, wonten ing waosan Yesaya 40:1-11, ngersakaken supados umat Israel ingkang salebeting mangsa panindhes lan sangsara, supados enggal nampi pawarta pangluwaran. Dintening paukuman enggal langkung, dintening pangluwaran enggal dumugi. Wondene syaratipun saged nampi dintening pangluwaran inggih punika pamratobat. Pamratobat wonten ing basa Ibrani kasebat syuv ingkang tegesipun malik, inggih malik saking dosa wangsul malih dhumateng Gusti Allah. Tumindak punika nglangkungi prihatosing lahiriah, inggih ngasoraken dhiri sacara tata batin, wonten ewah-ewahan ingkang gumathok lan yekti anggenipun nyranti Gusti. Awit umat manungsa kedah nyadhari sinten ta piyambakipun punika, dipun ibarataken kadosdene suket ingkang gesangipun sawetawis lan winates, sae ing bab tebaning mangsa gesang makaten ugi kasagedanipun. Gusti Allah badhe ngrawuhi manungsa ingkang adreng nelangsani trusing ati sumedya mitulungi kadosdene pangen ingkang alus ing budi lan luber ing sih tresna ngengen pepanthan menda-mendanipun. Pawarta bab pangluwaran saking kasengsaran ugi dipun tanggapi kanthi pepujen sokur dening Juru Masmur. Piyambakipun ngulukaken pamuji wonten ngarsanipun Gusti awit karenan mulihaken kawontenanipun bangsa Israel, inggih anggenipun sampun ngapunteni sadaya kalepatananipun bangsa punika. Karana sih-palimirma punika, Juru Masmur prasetya badhe tuhu nilingaken sabdanipun Gusti ingkang ngewrat sih karahayon. Awit dene kawilujengan punika badhe kaparingaken tumrap saben tiyang ingkang ering dhumateng Panjenenganipun, inggih tiyang ingkang setya nuhoni dhawuhipun. Boten namung punika kemawon ananging ugi kamulyan badhe nyrambahi bangsa ingkang pendhudhukipun ngabekti dhumateng Gusti Allah. Makaten ugi badhe tumuwuh kasetyan, kaadilan sarta kasaenan. Sadherek-sadherek ingkang dipun kasihi dening Gusti, Rawuhipun Gusti sampun samestinipun dipun pethukaken kalayan kasanggemaning manah, jumbuh kaliyan wewarahipun Rasul Petrus wonten ing andharan Serat 2 Petrus 3:8-15a. Rawuhipun Gusti ingkang ngasta karahayon tumrap sadaya tiyang sampun samestinipun dipun pethukaken boten kaliyan reropyaning pista

ananging kepara kaliyan sikep mratobat. Karana rawuhipun kadosdene pandung ingkang boten kininten dhatengipun, pramila jumaga punika langkung wigati tinimbang nginten benjang punapa wegdalipun. Manawi wegdalipun (wonten ing basa Yunani dipun sebat kronos) dereng dumugi, tampenana kemawon minangka kalodhangan (wonten basa Yunani sinebat kairos) kangge sangsaya ngudi mursiding dhiri, sangsaya tumindak sae, lan sangsaya napaki margi ingkang mulya. Sabab dhateng umat ingkang mursid, Panjenenganipun maringi prasetya langit lan bumi ingkang anyar, inggih karahayon ingkang sampurna, pulihing sesambetan ingkang sae antawisipun manungsa kaliyan Gusti Allah. Lumantar waosan Injil Markus 1:1-8 kita saged nampi pawarta bilih Yokanan Pambaptis kados pamecanipun nabi Yesaya madeg minangka pambukaning margi tumrap rawuhipun Gusti, kanthi ngundhangaken pamratobat. Pamratobat wonten ing nas punika saking tembung basa Yunani inggih metanoia ingkang tegesipun ewahewahing manah, inggih pitobat ingkang nyata wonten panalar, sikep lan pamawas ingkang sampun ngalami ewah-ewahan ingkang gumathok, malik saking dosa wangsul malih dhumateng Gusti sarta ngabdi kanthi sayekti dhumateng Panjenenganipun. Inggih nglenggana wontenipun kautamen ingkang anjalari ewah-ewahing sikep lan tandhang grayang. Pramila sok sintena ingkang sumedya methukaken rawuhipun Gusti kedah mbikak manahipun, nelangsani dosanipun saha masrahaken dhiri supados dipun baptis. Baptis minangka pratandha pangakening dosa lan sumarah nampi sih-pangaksama. Yokanan nglengganani sinten ta jejeripun punika jumbuh kaliyan aturipun: Aku mbaptis kowe nganggo banyu, nanging Panjenengane bakal mbaptis kowe kalawan Roh Suci, ingkang tegesipun Yokanan minangka jejering tiyang ingkang nyawisaken sok-sintena tiyang supados mratobat, wondene pamratobat ingkang sejati karana panguwaosipun Sang Roh Suci. Awit saking dayanipun Roh Suci tiyang ingkang mratobat boten wola-wali ngakeni kalepatan ingkang sami, awit sinagedaken manjing gesang enggal nilar patrap lami. Karana dayaning Roh Suci tiyang punika wau masrahaken gesang sawetahipun manut ing margi kayektenipun Gusti. Sadherek-sadherek ingkang dipun kasihi dening Gusti Yesus, Lumantar wedharan sabdanipun Gusti ingkang kita pirengaken lan raos-raosaken ing wegdal punika, kita nampi piwulang bab kados pundi sikep ingkang samesthinipun salebeting methukaken rawuhipun Gusti. Rawuhipun Gusti ingkang mbabar pangluwaran, sampun samestinipun dipun tampi kanthi suka bingah lan tata iman ingkang leres. Lumantar paseksenipun Juru Masmur kita dipun engetaken anggenipun nampi pawarta rawuhipun kanthi sikep lan tumindak ingkang jumbuh kaliyan karsanipun. Wondene dening Rasul Petrus kita dipun kekahaken kangge munjukaken pamuji sokur awit kasabaranipun Gusti dene wegdal sapunika Panjenenganipun dereng

rawuh ingkang kaping kalih minangka kalodhangan kangge sangsaya ngindhakaken patrap iman supados sampun ngantos rikala Panjenenganipun rawuh lajeng kacuwan mrangguli kita namung tobat lelamisan, boten salebeting katemenan ngambah margi ingkang mulya kados ingkang dipun tedahaken. Kita mesthinipun nyawure wontenipun pamratobat ingkang lamis, ingkang namung netepi jangkeping tata liturgi tanpa dipun raosaken kanthi trusing ati. Inggih pitobat ingkang dipun tindakaken namung wonten sauruting tata pangibadah kemawon. Utawi sampun kaanggep sah manawi pamratobatipun sineksenan dening pasamuwan utawi pradata, lan sasampunipun punika nindakaken panerak ingkang sami kanthi mbudidaya sakelangkung ngati-ati supados boten kadenangan anggenipun nindakaken panerak wau. Mestinipun pamratobat kedah kawiwitan saking tekading manah ingkang kiyat lan kababar wontening kasetyan kangge sangsaya ngudi kamursidan ingkang sanyata. Kamursidan ingkang sanyata punika sumaos ing kaluhuran asmanipun Gusti boten sedya pados pangalembana. Kamursidan minangka bukti sokur lan pamuji ingkang kawujud wonten ing olah gesang nyata. Pamratobat boten namung salin kawontenan ananging ewah-ewahan ingkang gumathok lan lestantun. Pramila leres ingkang dipun ngandikakaken Yokanan Pambaptis manawi piyambakipun mbaptis kaliyan toya, ananging Gusti Yesus mbaptis kaliyan Roh Suci ingkang maknanipun baptisan toya punika minangka wiwitaning pitobat dene baptisan Roh Suci mraboti kangge lestantuning pitobatipun. Pramila sumangga kita nyuwun supados Gusti Yesus maringi Roh Suci supados kita saged mbabar pitobat ingkang sanyata lan tebanipun kangge salaminya. Pamratobat ingkang sanyata badhe katingal saking wohipun inggih gesang ingkang sangsaya binerkahan lan dados berkahipun Gusti tumrap sesaminipun. Amin. Rancangan Waosan Kitab Suci: Pawarta Sih Rahmat : Efesus 2: 8-10 Pitedah Gesang Anyar : Efesus 5:15-21 Pangatag Pisungsung : Filipi 1: 5-6 Rancangan Kidung Pamuji: Kidung Pamuji : KPK BMGJ 129: 1-4 Kidung Panelangsa : KPK BMGJ 43: 1-2 Kidung Kasanggeman : KPK BMGJ 70: 1-3 Kidung Pisungsung : KPK BMGJ 181:1- Kidung Panutup : KPK BMGJ 322:1-3

Khotbah Jangkep Minggu, 11 Desember 2011 Pekan Adven Ke Tiga (Ungu) MEWARTAKAN KABAR BAIK DENGAN RENDAH HATI MERUPAKAN BUAH PERTOBATAN Bacaan I: Yesaya 61:1-4, 8-11; Tanggapan: Lukas 1:46b-55; Bacaan II: I Tesalonika 5:16-24; Bacaan III: Injil Yohanes 1:6-8, 19-28 Dasar Pemikiran: Rendah hati merupakan sikap yang penting untuk dimiliki oleh manusia. Memiliki sikap rendah hati di hadapan Allah dan sesama bukan persoalan yang mudah. Hal ini terjadi oleh karena egoisme dan merasa diri mampu lebih ditonjolkan. Dalam dunia yang demikian, sikap rendah hati hendaknya dibangun oleh umat percaya. Keterangan Tiap Bacaan Yesaya 61:1-4, 8-11: (Kabar keselamatan bagi orang terbuang) Yesaya dipanggil oleh Allah untuk menyatakan karya keselamatan kepada umat tentang pembebasan, yakni: menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung. Karya Allah melalui nabi Yesaya tersebut ternyata mampu membangkitkan pengharapan bagi umat Israel. Yang semula tiada harapan kini memiliki harapan oleh karena Allah berkenan mengingat kesusahan dan penderitaan orang Israel. Karya Allah melalui nabi Yesaya membuat Israel bersukacita. Lukas 1:46b-55: (Tuhan memperhatikan kerendahan hambanya) Maria memuji dan mengagungkan kebesaran Allah karena Allah yang Maha Tinggi memperhatikan kerendahan derajat hambanya. Semua orang akan menyebut Maria berbahagia karena Allah telah melakukan perkara besar kepada Maria. Tindakan Allah benar-benar merupakan tindakan revolusioner dalam tiga bidang, yakni: moral, Allah

memperhatikan orang-orang yang rendah dan memerangi orang yang tinggi hati; sosial, Allah merendahkan orang-orang rendah dan meninggikan orang-orang yang rendah; ekonomi, Allah memberi makan kepada orang lapar dan menolak orang-orang kaya. I Tesalonika 5: 16-24 (Ia juga akan menggenapinya) Ciri hidup orang Kristen hendaknya terus menerus bersukacita, berdoa, dan bersyukur dalam setiap keadaan. Sesulit apa pun pergumulan hidup, jemaat di Tesalonika diharapkan untuk tetap memegang hal yang baik dan melakukannya. Allah sumber damai sejahtera umat telah menguduskan dan akan memelihara untuk menjalani hidup tak bercacat di hadapannya. Yohanes 1:6-8, 19-28: (Hanya Pembuka Jalan) Yohanes Pembaptis ialah seorang yang rendah hati, sederhana, dan jujur. Sekalipun banyak orang kagum kepadanya Yohanes Pembaptis tetap menyatakan integritas dirinya dan dengan jujur mengatakan bahwa dirinya bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan pula nabi yang akan datang. Bahkan ia menyadari akan kerendahannya sehingga membuka kasutnya pun ia tidak layak. Dia menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang yang membuka jalan bagi kedatangan Mesias yang telah dinantikan. Dia hanya sebagai orang yang berseru-seru di padang gurun supaya orang mendengar bahwa terang akan segera datang. Ia bukan sang terang yang akan datang ke dunia. Dia hanya saksi yang memberitakan terang yang telah menjadi manusia. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan Yohanes ditujukan kepada satu misi dari Allah yaitu mempersiapkan umat Israel menyambut kedatangan Mesias yang dinantikan. Renungan Atas Bacaan Kerendahan hati secara mutlak diperlukan bagi seorang beriman. Apabila tidak memiliki sikap rendah hati nisacaya tidak akan terdapat pengenalan diri, pertobatan, dan keselamatan. Oleh karena itu sikap rendah hati penting untuk senantiasa dimiliki setiap orang beriman. Sikap rendah hati adalah sikap yang mengakui bahwa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa tanpa pertolongan dan penyertaan Tuhan. Namun, memiliki sikap rendah hati bukan persoalan yang mudah, terlebih dalam dunia yang serba individual. Yohanes Pembaptis adalah orang yang memiliki sikap rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama. Sekalipun banyak orang yang mengagumi dirinya namun ia tetap saja tidak mau menonjolkan apa yang dimilikinya. Dia benar-benar merasa bahwa dirinya hanyalah seorang pemberita/pembawa kabar untuk orang-orang yang menantikan Mesias. Demikian juga Yesaya ketika dipanggil Allah untuk mengabarkan kabar baik kepada orang-orang tertindas, ia pun menyampaikan bukan dalam kapasitas bahwa dirinya adalah orang yang penting. Yang penting dan akan datang ialah Mesias

itu sendiri. Melalui pemberitaan tersebut, umat yang megalami keputusasaan oleh karena berbagai macam masalah dan penindasan dalam hidup, mereka memiliki pengharapan bahwa mereka akan segera mendapatkan kelepasan. Allah selalu memperhatikan umat walau seringkali umat tidak merasakan. Kepedulian Allah kepada umat diwujudkan dalam tindakan revolusioner yakni dengan cara datang menjadi manusia dan melakukan berkarya dalam bidang moral, sosial, dan ekonomi. Karya Allah dalam kehidupan umat percaya hendaknya mengalir dalam kehidupan bersama dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, karya Allah untuk melepaskan manusia dari penindasan dan kesengsaraan benar-benar terwujud melalui tindakan kita. Mewartakan berita kepada orang-orang yang ada di sekitar kita perlu kita wujudkan melalui tindakan konkrit dalam berbagai macam bidang, baik moral, sosial, dan ekonomi. Semua itu kita lakukan bukan untuk kemegahan diri kita melainkan untuk misi Allah yakni terwujudnya damai sejahtera dalam kehidupan umat manusia. Dengan kerendahan hati hendaknya kita senantiasa mewartakan kabar sukacita tersebut. Harmonisasi Bacaan Leksionari Kepedulian Allah kepada umat diwujudkan melalui karya untuk membebaskan umat dari belenggu penindasan dan penderitaan. Karya tersebut nyata melalui datangnya Mesias. Sebelum Mesias datang, Allah menghendaki umat dipersiapkan terlebih dahulu. Melalui Yesaya maupun Yohanes Pembaptis Allah menyampaikan kabar akan datangnya Mesias yang telah ditungguh-tunggu oleh umat. Dengan segala kerendahan hati Yohanes pembaptis dan Yesaya menerima panggilan dan menyampaikan kabar baik kepada umat. Maria sebagai orang yang dipercaya oleh Allah juga merasakan sukacita oleh karena kehebatan dan kedasyatan Allah yang memakai dirinya untuk mewujudkan kabar baik tersebut. Pokok dan Arah Pewartaan Tugas panggilan orang percaya adalah mewartakan kabar baik kepada sesame. Dalam mewartakan kabar baik tersebut sikap rendah hati sangat diperlukan. Khotbah Jangkep Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus erendahan hati secara mutlak diperlukan bagi seorang beriman. Apabila tidak memiliki sikap rendah hati nisacaya tidak akan terdapat pengenalan Kdiri, pertobatan, dan keselamatan. Oleh karena itu sikap rendah hati penting

untuk senantiasa dimiliki setiap orang beriman. Sikap rendah hati adalah sikap yang mengakui bahwa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa tanpa pertolongan dan penyertaan Tuhan. Namun, memiliki sikap rendah hati bukan persoalan yang mudah, terlebih dalam dunia yang serba individual. Oleh karena itu kita akan belajar dari bacaan kita saat ini. Bacaan saat ini mengajarkan kepada kita untuk memiliki sikap hidup yang rendah hati di hadapan Tuhan. Sikap rendah hati yang demikian tercermin dalam diri Yohanes Pembaptis. Peristiwa orang banyak yang berbondong-bondong datang kepada Yohanes Pembaptis dengan pertanyaan apakah dirinya adalah Mesias dapat membawa sikap merasa diri dibutuhkan, merasa diri orang yang terkenal, tinggi hati dll. Namun, dalam situasi demikian, Yohanes Pembaptis tetap mencerminkan sebuah sikap yang rendah hati dan tidak membesarkan dirinya, tidak membanggakan dirinya. Sekalipun banyak orang kagum terhadap dirinya namun ia tetap hidup dalam kerendahan hati oleh karena ia hanyalah seorang pembuka jalan bahkan membuka kasut Mesias yang dinantikan oleh umat pun tidak layak. Betapa Yohanes Pembaptis benar-benar merasa dirinya tidak memiliki apa-apa karena dia hanya seorang yang memberi kesaksian tentang Terang yang akan datang. Kerinduan Yohanes Pembaptis yang utama ialah memberitakan bahwa terang itu datang ke dalam dunia sebagai manusia. Ia tidak sedikitpun merebut kemuliaan Mesias karena dirinya hanyalah manusia yang lemah dan tidak memiliki kekuatan apa-apa di hadapan Tuhan. Sikap Yohanes Pembaptis ini menunjukkan kepada kita bahwa keseluruhan kehidupannya untuk misi Allah yakni menyiapkan Israel menyambut kedatangan Kristus. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Seperti halnya Yohanes Pembaptis yang mengemban tugas dari Allah membuka jalan mempersiapkan umat untuk menyambut kedatangan Mesias, demikian juga nabi Yesaya. Nabi Yesaya dipanggil oleh Allah untuk menyatakan karya keselamatan yang membebaskan dan menyelamatkan umat. Umat yang sedang mengalami kesulitan dan penindasan mengharapkan datangnya pertolongan. Seakan tidak ada lagi harapan untuk bertahan hidup oleh karena beratnya penindasan yang harus dialami oleh umat. Yesaya menerima panggilan Allah untuk menyampaikan kepada umat tentang kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung. Kehadiran Yesaya di tengah umat, mampu memberikan pengharapan bagi mereka. Umat merasakan bahwa dalam penindasan yang dialami Allah berkenan untuk mengingat mereka.

Mesias akan segera datang untuk membebaskan mereka dan memberikan keselamatan kepada umat. Janji tersebut merupakan janji yang pasti akan ditepati. Terhadap janji yang dinyatakan Tuhan, Maria memuji dan mengagungkan kebesaran Allah karena Allah yang Maha Tinggi memperhatikan kerendahan derajat hambanya. Semua orang akan menyebut Maria berbahagia karena Allah telah melakukan perkara besar kepada Maria. Tindakan Allah benar-benar merupakan tindakan revolusioner dalam tiga bidang, yakni: moral, Allah memperhatikan orang-orang yang rendah dan memerangi orang yang tinggi hati; sosial, Allah merendahkan orang-orang yang tinggi hati dan meninggikan orang-orang yang rendah; ekonomi, Allah memberi makan kepada orang lapar dan menolak orang-orang kaya. Bagi orang yang mau menerima karya Allah dalam kerendahan maka ia akan merasakan suatu kebahagiaan dalam kehidupan yang dijalaninya. Jemaat yang dikasihi Tuhan Saat ini kita memasuki minggu adven ke 3, tinggal beberapa saat lagi kita sampai pada peringatan kadatangan Mesias ke dalam dunia. Apa yang harus dilakukan dalam kehidupan saat kita masuk dalam minggu adven saat ini? Sebagaimana Allah memanggil Yesaya untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang sangat membutuhkan, saat ini pun kita juga dipanggil untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang membutuhkan. Di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara terdapat persoalan moral, sosial, dan ekonomi yang sangat menekan kehidupan rakyat. Dalam konteks demikian, sebagaimana Allah telah berkarya dalam tindakan revolusioner, demikian juga kita dipanggil untuk mewujudnyatakan karya Allah dalam kehidupan bersama. Dalam kehidupan dewasa ini, banyak orang yang merasa bahwa dirinya paling benar dan menganggap orang lain ada di bawah kekuasaan dirinya. Untuk memerangi orang yang tinggi hati tersebut harus dimulai dari diri kita sendiri, yakni memiliki sikap rendah hati dan tidak menganggap diri kita adalah orang yang paling bisa dalam segala hal. Semampu-mampu kita tidak ada bandingnya dengan kuasa dan kehebatan Allah. Itulah sebabnya sikap Yohanes Pembaptis merupakan cermin bagi kita untuk tidak merasa diri lebih dari orang lain. Sekalipun memiliki kelebihan, tetapi tidak perlu ditonjolkan. Demikian juga dalam kondisi ekonomi yang semakin sulit, kita dipanggil untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang mengalami kesulitan. Berbagi kasih kepada orang-orang yang membutuhkan itu adalah tindakan yang harus senantiasa diwujudkan. Berbagi kasih dapat diwujudkan melalui tindakan konkret kita, salah satunya pemberdayaan ekonomi jemaat. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Respon kita untuk mewartakan kabar baik kepada dunia hendaknya kita lakukan dengan penuh kerendahan hati dan merupakan buah dari pertobatan kita. Masa adven

tidak aka ada artinya tanpa perbuatan konkret dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, dalam masa adven (baik penantian akan peringatan kedatangan Tuhan Yesus dan juga penantian akan kedatangan Tuhan yang kedua) marilah kita senantiasa mewartakan berita sukacita dengan tetap memiliki sikap yang rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama. Pewartaan berita sukacita tersebut kita wartakan dalam rangka misi Allah yakni terwujudnya damai sejahtera bagi seluruh umat. Amin Rancangan Bacaan Alkitab: Berita Anugerah : Roma 11:25-26 Petunjuk Hidup Baru : Filipi 2: 5-7 Nats Persembahan : II Korintus 9: 6-7 Rancangan Nyanyian Pujian: Nyanyian Pembukaan : KJ 87:1, 3, 5 Nyanyian Pengakuan : KJ 26:1,2,3 Nyanyian Kesanggupan : KJ 84:1,3 Nyanyian Persembahan : KJ 77:1-9 Nyanyian Penutup : KJ 432:1,2

Khotbah Jangkep Minggu, 11 Desember 2011 Pekan Adven Kaping Tiga (Ungu) MARTOSAKEN KABAR KABINGAHAN KANTHI ANDHAP ASOR WUJUD WOHING PAMRATOBAT Waosan I: Yesaya 61:1-4, 8-11; Tanggapan: Lukas 1:46b-55; Waosan II: Tesalonika : 16-24; Waosan III: Injil Yohanes 1:6-8, 19-28 Khotbah Jangkep Pasamuwan ingkang kinasih wonten ing Sang Kristus, Andhap asor satunggaling sikep ingkang penting tumrap tiyang pitados. Menawi boten nggadhahi sikap andhap asor tiyang boten saged nyumerepi dhirinipun piyambak, boten saged mratobat, lan boten saged pikantuk kawilujengan. Awit saking punika, tiyang pitados kedah nggadhahi sikap andhap asor. Ingkang dipun-wastani andhap asor inggih punika patrap ingkang purun ngakeni bilih piyambakipun punika boten saged punapa-punapa, boten nggadhahi kikayatan punapapunapa wonten ing ngarsanipun Gusti. Nggadhahi sikap andhap asor sanes prakawis ingkang gampil, punapa malih ing salebeting gesang ingkang namung nengenaken dhiri pribadi. Sumangga kita sami sinau saking waosan ing wekdal samangke. Waosan kita samangke mulang dhateng kita supados tiyang pitados nggadhahi sikep andhap asor wonten ing ngarsanipun Gusti lan sesami. Sikap andhap asor saged kita tinggali saking Yokanan Pembaptis. Nalika wonten tiyang kathah sami sowan dhateng Yokanan Pembaptis lan nyuwun pirsa punapa piyambakipun punika Mesias, Yokanan Pembaptis mratelakaken dhirinipun sacara jujur. Sinaosa kathah tiyang ingkang sami gumun lan ngantu-antu rawuhipun Sang Mesias, nanging Yokanan Pembaptis tetep andhap asor mangsuli pitakenan punika. Piyambakipun boten purun gumunggung lan ngegungaken dhirinipun. Yokanan Pambaptis mratelaken bilih piyambakipun punika sanes Mesias, namung tiyang ingkang mbikak margi malah nguculi tangsuling trumpahipun kemawon boten pantes. Yokanan Pambaptis ngrumaosi bilih piyambakipun boten nggadhahi kuwaos punapa-punapa, karana namung mratelakaken

paseksen bab pepadhang ingkang badhe rawuh. Yokanan Pembaptis mratelakaken dhateng kita bilih sawetahing gesangipun kagem Gusti Allah inggih punika nyawisaken Israel nampi rawuhipun Sang Mesih. Pasamuwan ingkang kinasih, Kadosdene Yokanan Pambaptis nampi ayahan saking Gusti Allah nyawisaken margi kagem rawuhipun Sang Mesih, makaten ugi nabi Yesaya. Nabi Yesaya katimbalan dening Gusti Allah mratelakaken lan martosaken pakaryaning kawilujengan kangge milujengaken umat lan ngluwari umat saking kawontenan ingkang nindhes. Umat ingkang wonten ing kawontenan awrat awit panindhes ngantu-antu rawuhipun pitulungan saking Gusti. Kados-kados boten wonten pangajeng-ajeng kangge nglajengaken lampahing gesang, awit awrating panandhang ingkang kasandhang. Ing salebeting kawontenan ingkang kados makaten nabi Yesaya katimbalan dening Gusti martosaken kabar kabingahan dhateng tiyang miskin, nambani wong sing atiné semplah, ngumumaké pangluwaran marang wong tahanan, lan kamardikan marang wong sing dikunjara. Pawartos ingkang kawartosaken dening nabi Yesaya punika ndadosaken umat sami nggadhahi pangajeng-ajeng dhumateng Gusti. Umat ngraosaken bilih ing salebeting panindhes Gusti Allah saestu boten nilar umatipun. Sang Mesih ingkang dipun antu-antu dening umat punika enggal badhe rawuh ngluwari lan paring kawilujengan. Prasetyan punika minangka prasetya ingkang gumathok lan temtu kelampahan. Tumrap prasetya ingkang kados makaten Maria memuji lan ngluhuraken asmanipun Gusti ingkang agung ingkang sampun karsa nggatosaken umat kagunganipun. Sadaya tiyang badhe mastani Mariyam tiyang ingkang bingah awit Panjenganipun nindakaken prakawis ingkang ageng ing salebeting gesangipun. Lumantar Mariyam, Gusti Allah makarya rawuh ing jagad. Pakaryanipun Gusti punika saestu pakaryan ingkang ngedab-edabi. Pakaryan ing babagan moral, mratelakaken dhateng kita bilih Gusti Allah nggatosaken tiyang-tiyang andhap lan numpes tiyang ingkang gumunggung. Ing babagan sosial, Gusti Allah ndadosaken asor tumrap tiyang ingkang gumunggung lan numpes, lan ndadosaken inggil tumrap tiyang ingkang asor. Ing babagan ekonomi, Gusti Allah paring tetedhan dhateng tiyang ingkang luwe lan nampik tiyang-tiyang sugih. Saben tiyang ingkang nampi pakaryanipun Gusti wonten ing sikep andhap asor, badhe ngraosaken kabingahan lan tentrem rahayu. Pasamuwan ingkang kinasih, Wekdal samangke kita sampun lumebet ing minggu adven kaping 3, sekedhap malih kita dumugi ing pengetan rawuhipun Sang Mesih dhateng jagad punika. Punapa ingkang kedah kita tindakaken? Kadosdene anggenipun Gusti Allah nimbali nabi Yesaya,

makaten ugi Panjenanganipun nimbali kita supados martosaken kabar kabingahan kangge tiyang ingkang mbetahaken. Ing satengahing gesanging bangsa lan negari punika, dadosa ing babagan moral, ekonomi, lan sosial kita katimbalan martosaken kabar kabingahan. Pakaryanipun Allah ingkang ngedab-edabi punika kedah kita wartosaken lumantar tumindak ingkang nyata ing salebeting gesang sesarengan. Ing satengahing kawontenan ingkang sarwa mentingaken dhiri pribadi, kita katimbalan mujudaken pakaryanipun Gusti dados tiyang ingkang andhap asor, boten nganggep dhiri kita langkung sae tinimbang tiyang sanes. Wonten tetembungan ingkang mratelakaken dhateng kita: Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa. Sinaosa kita punika kaparingan kaluwihan, nanging sampun ngantos kaluwihan kita punika ndadosaken kita gumunggung. Sikep andhap asor kedah kita bangun wiwit saking dhiri kita piyambak. Sinaosa kita punika nggadhahi kaluwihan ingkang unggul nanging punika boten wonten punapa-punapanipun menawi katandhingaken kaliyan panguwaosipun Gusti. Awit saking punika sikap Yokanan Pembaptis punika saged dados kaca pengilon tumrap kita sadaya. Sinaosa gadhah kaluwihan nanging boten nengenaken kekiyatan lan kasagedan kita. Makaten ugi ing babagan ekonomi ingkang sarwa mrihatosaken, kita katimbalan martosaken kabar dhateng sesami kita lumantar pakaryan ingkang saged kita tindakaken, kadosta pemberdayaan ekonomi jemaat, lsp. Pasamuwan ingkang kinasih, Tanggapan kita kangge martosaken kabar kabingahan punika kedah kita lampahi kanthi sikep andhap asor lan punika minangka woh saking pamratobat kita. Pramila, ing minggu adven punika kita tansah martosaken kabar kabingahan kanthi sikep andhap asor ing sangajenging sesami lan ngarsanipun Gusti. Anggen kita martosaken kabar kabingahan punika ing salebeting ancas mujudaken tentrem rahayu kangge sadaya umat. Amin.

Rancangan Waosan Kitab Suci: Pawartos Sih Rahmat : Rum 11: 25-26 Pitedah Gesang Anyar : FIlipi 2:5-7 Pangatag Pisungsung : II Korinta 9: 6-7 Rancangan Kidung Pamuji: Kidung Pambuka :KPK 211:1-3 Kidung Panalangsa :KPK 45: 1, 2 Kidung Kasanggeman :KPK 214: 1-3 Kidung Pisungsung :KPK 70: 1-5 Kidung Panutup :KPK 174: 1-3

Khotbah Jangkep Minggu, 18 Desember 2011 Pekan Adven Ke Empat (Ungu) KU JAWAB YA, TUHAN Bacaan I: 2 Samuel 7:1-11,16; Tanggapan: Mazmur 89:1-4,19-26 Bacaan II: Roma 16:25-27; Bacaan III: Lukas 1:26-38 Dasar Pemikiran Jika Tuhan hadir dalam hati kita, itu karena kasih Tuhan kepada kita. Siapapun kita, Tuhan telah memilih dan kita menjawab Ya untuk menanggapinya. Namun sayang, ternyata kita tidak serius menjalani panggilan Tuhan ini; berani menjawab, tidak berani bertanggungjawab. Jawaban kita masih sebatas ikut-ikutan atau sekadar formalitas. Keterangan Tiap Bacaan II Samuel 7:1-11,16 (KerajaanMu kokoh untuk selamanya) Kesuksesan dan kejayaan Raja Daud tidak terlepas dari campur tangan Allah yang telah memilihnya. Raja Daud berhasil menjalankan tugas panggilan Allah dengan baik. Kesuksesan tidak menyebabkan dia berpaling dari Allah, justru semakin mendekatkan diri kepada Allah. Kerinduan untuk mendirikan Rumah Allah adalah bentuk nyata kedekatannya dengan Allah. Walaupun Rumah Allah baru dapat dibangun oleh keturunannya, Daud harus terus mempersiapkan. Mazmur 89:1-4,19-26 (Tuhan menentukan yang dipilih) Pemazmur menyaksikan bahwa ketika Allah menetapkan pilihan-nya, Ia sekali-kali tidak akan meninggalkannya. Kasih setia Allah akan tetap ditegakkan untuk orang-orang yang telah dipilih-nya. Daud adalah salah satu yang menerima pilihan tersebut. Segala bentuk ancaman dan rintangan dihadapinya dengan sabar dan Tuhan Allah sendiri yang menguatkannya.

Roma 16:25-27 (Yang sekarang telah dinyatakan) Dalam Yesus Kristus, pernyataan rahasia yang dinanti-nantikan sejak berabad-abad sudah menjadi nyata. Kehadiran Yesus Kristus menjadi puncak penantian bagi umat Tuhan. Selain oleh karena kuasa Tuhan, hal ini terjadi karena ada ketaatan iman yang dimiliki orang-orang (dan Nabi-nabi) pilihan-nya; yang bersedia dipakai dan mau berkorban untuk melaksanakan tugas panggilan dari Allah. Paulus harus mewartakan berita ini, juga kepada jemaat di Roma. Lukas 1:26-38 (Ya, aku bersedia) Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu, demikian Maria menjawab panggilan Tuhan melalui malaikat-nya. Jawaban Maria ini tidak berdasarkan untung-rugi, tetapi berdasar totalitas ketaatannya kepada Tuhan. Sehingga dia yang perawan dan masih muda berani mengambil resiko besar memenuhi panggilan Tuhan. Kalau tidak ada ketaatan iman sungguh-sungguh, tidak mungkin jawaban itu terucap dari mulutnya. Renungan atas Bacaan Ada lagu Sekolah Minggu yang syairnya demikian: Dengar Dia panggil nama saya, dengar Dia panggil namamu. Dengar Dia panggil nama saya, juga Dia panggil namamu. Oh, giranglah, Oh, giranglah Yesus amat cinta pada saya, oh giranglah. Kujawab ya.., ya.., ya..! Kujawab ya.., ya.., ya..! Kujawab Ya, Tuhan. Lagu ini sangat akrab di telinga anakanak. Bagi sebagian warga dewasa, lagu ini juga masih diingat sebagai lagu Sekolah Minggu favorit. Namun demikian, menjawab panggilan Tuhan dengan jawaban Ya dalam kenyataannya sulit untuk dilakukan. Tidak sedikit yang semula menjawab Ya, di lain waktu mengingkari jawabannya. Mengapa bisa demikian? Ternyata menerima panggilan Tuhan untuk menjadi hamba pilihan-nya membutuhkan pengorbanan yang tidak ringan. Daud misalnya, Ia serius menjalani panggilan Allah untuk menggembalakan umatnya. Segala tantangan dan musuh-musuhnya keberhasilan itu juga karena keseriusannya menjalankan panggilan Tuhan. Paulus konsekwen atas jawabannya sebagai seorang yang dipilih Tuhan. Konsekuensinya adalah menyampaikan berita keselamatan kepada lebih banyak orang. Walaupun berat oleh karena berbagai tantangan dari luar dan dalam, tetapi ia tetap setia menjalankan panggilan Allah atas dirinya. Semua bisa menjawab panggilan Allah atas dirinya. Mungkin bisa jadi Daud dan Paulus memiliki bakat dan karisma sebagai pemimpin atas banyak orang. Namun bukan berarti harus yang demikian. Orang yang sederhana pun dipilih oleh Tuhan. Buktinya,

Maria. Ia juga menjawab Ya, walaupun tugas sebagai Ibu Yesus tidak ringan. Namun bersyukur, teladan mulia bisa nampak dari pribadi Maria. Dia sanggup. Yang sederhana dan miskin pun, bisa melakukannya. Harmonisasi bacaan Leksionari Menjawab panggilan Tuhan bukan untuk memuliakan diri sendiri. Sebaliknya penuh resiko dan tantangan besar. Tuhan yang memanggil tentu menyertai dan melindungi. Menjawab Ya untuk berkarya mewujudkan Kerajaan Allah adalah tindakan yang mulia, bukan demi menguntungkan diri sendiri. Pokok dan Arah Pewartaan Mari menjawab Ya atas panggilan Allah demi terwujudnya Kerajaan Allah di bumi sehingga bumi semakin terang, meneruskan Terang Sejati yang telah lebih dahulu menerangi kita. Khotbah Jangkep Jemaat yang dikasihi Tuhan, M aria yang tinggal di desa Nazaret, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perempuan-perempuan lain. Namun ada satu hal yang menarik dari Maria. Ia bersedia menjawab panggilan Allah untuk menyatakan kasih- Nya kepada umat manusia. Keadaan sosial-ekonomi Maria yang sederhana, usianya yang masih muda, dan posisinya yang lemah sebagai seorang perempuan tidak menghalangi Allah menjadikan dia wanita yang layak untuk melahirkan Yesus Kristus. Mungkin sangat mengherankan bahwa Allah ternyata tidak memilih salah seorang wanita dari kaum bangsawan yang tinggal di istana raja Herodes atau wanita yang tinggal di kota Yerusalem. Justru memilih Maria yang hanya seorang perempuan Nazaret. Apalagi Nazaret kala itu adalah sebuah desa yang tidak ternama, yang rata-rata penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dan umumnya kurang terpelajar. Orangorangnya dikenal memiliki tingkah-laku yang kasar, kurang sopan, dan tidak berpengetahuan. Sehingga pernah suatu saat ketika Natanael diajak oleh Filipus untuk mengenal Yesus yang tinggal di Nazaret, secara spontan Natanael berkata: Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret? (Yoh. 1:46). Orang banyak bisa saja mengabaikan penduduk desa yang sering dianggap miskin dan kurang terpelajar. Namun bagi Allah, orang desa atau pribadi yang lemah dan kurang terpelajar juga mendapat kesempatan untuk menjadi sosok pribadi yang dipilih-

Nya. Bagi kebanyakan orang, mungkin sosok seperti Maria adalah sosok yang lemah. Namun Allah melihat berbeda. Pada pribadi Maria ada keistimewaan. Keistimewaan itu menjadi jelas manakala berani menjawab kehendak Tuhan yang memanggilnya dengan jawaban, Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Jawaban Maria bukan tanpa pertimbangan. Sebagai seorang perempuan Yahudi, ia tentu sudah mengetahui resiko dari jawaban tersebut. Jawaban itu dapat membawa Maria kepada situasi yang sangat berbahaya. Siapa yang percaya bahwa waktu itu Maria mengandung dari Roh Kudus? Masyarakat hanya tahu bahwa Maria saat itu belum menikah, tepatnya dia baru dalam status bertunangan, sehingga peristiwa kehamilan Maria akan menjadi suatu persoalan besar. Hukum Taurat menyatakan: Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan, jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu Ul. 22:23-24. Dengan demikian, Maria yang mau menyambut kabar dari malaikat Tuhan sebenarnya berada dalam situasi yang sangat berbahaya. Masyarakat yang tinggal di Nazaret dapat menghukum Maria dengan hukuman rajam. Di sisi satu, pilihan Tuhan atas dirinya ditanggapi Maria dengan sukacita. Namun di sisi lain mengandung resiko yang tidak ringan. Kesukacitaan Maria tidak membawa kesombongan bahwa ia telah dipilih Tuhan. Namun kesukacitaan itu justru ditanggapi dengan sikap rendah hati. Siapa ia, sehingga Tuhan memilihnya. Pernyataan Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, menunjukkan posisinya dan posisi Tuhan. Maria tidak jatuh ke dalam kesombongan iman seperti kebanyakan orang di dunia ini, yang menanggapi pilihan Tuhan dengan sikap sombong rohani. Merasa dipilih kemudian menggunakan kesempatan itu untuk menonjolkan dirinya di hadapan sesama. Sudah demikian, ketika berhadapan dengan resiko dan tantangan, dia melarikan diri, lepas tanggung jawab sebagai pribadi pilihan Tuhan. Kesetiaan dan kesabaran Maria sebagai pribadi yang menjawab Ya atas pilihan Tuhan terbukti dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam melaksanakan tugas panggilan Tuhan, Maria yang masih muda-belia itu memposisikan dirinya selaku hamba Tuhan dan menempatkan kehendak Allah di atas segala-galanya. Dia menyambut kehendak Allah itu dengan hati tulus, walaupun sadar bahwa ketaatannya dapat berakibat buruk. Jadi di balik kesederhanaannya, ternyata Maria menyingkapkan keagungan iman dan kasihnya kepada Allah. Dia lebih menonjolkan ketaatannya yang