HUKUM ASURANSI. Lecture: Andri B Santosa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI POLIS ASURANSI

BAB II PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

PENGERTIAN PERIKATAN HUKUM PERIKATAN PADA UMUMNYA. Unsur-unsur Perikatan 3/15/2014. Pengertian perikatan tidak dapat ditemukan dalam Buku III BW.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

ABSTRACT Keywords: the key points of the insurance, insurance law Kata kunci : poin-poin penting dalam asuransi, hukum asuransi A.

νµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτ ψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπα σδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκ χϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

2.Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23);

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait Peraturan Pelaksanaan (PP dst.)

TIU: Mahasiswa memlki pengetahuan dan keterampilan tentang peusahaan asuransi dan apa macamnya yang ditanggung oleh perusahaan asuransi

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi adalah serapan dari istilah bahasa Belanda assurantie, dalam

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERJANJIAN JUAL BELI

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Asuransi atau dalam bahasa Belanda Verzekering yang berarti

BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI

JENIS-JENIS PERJANJIAN

Pengantar. Hukum PERDATA. ÉÄx{M. Joeni Arianto Kurniawan, S. H. Joeni Arianto K - Pengantar Hukum Perdata

BAB II. Tinjauan Pustaka. Tinjauan umum tentang asuransi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

Komparasi Undang-undang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh : Arie.Muhyiddin. SH., MH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN BAB I KETENTUAN UMUM.

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI

BAB I PENGENALAN ASURANSI

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD


KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERTANGGUNG AKIBAT KLAIM YANG TIDAK DIBAYAR JIKA PERUSAHAAN ASURANSI MENGALAMI KEPAILITAN

Pengantar Hukum Pidana Joeni Arianto Kurniawan,S.H.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum mengenai Hukum Perjanjian. Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata yang berbunyi:

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN

PERIKATAN YANG BERSUMBER DARI PERJANJIAN 10/9/2013 BISNIS SYARIAH/WP/TM 6 1

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA DAN KLAIM ASURANSI JIWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Asuransi Pengertian Asuransi

Dalam hukum asuransi kita mengenal berbagai macam istilah, ada yang mempergunakan

Minggu Ke III ASURANSI JIWA

BAB II ASURANSI KONVENSIONAL

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI DAN INVESTASI. hukum di dalamnya dan diberikan kepada subjek hukum sesuai

STIE DEWANTARA Aspek Ketenagakerjaan Dalam Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari masa ke masa pun selalu meningkat. Usaha seseorang untuk

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI DI INDONESIA. A. Asuransi sebagai Bentuk Perjanjian Pengalihan Risiko

Subyek Hukum Dagang BADAN USAHA NON-BADAN HUKUM BADAN USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM PERUSAHAAN DAGANG PERORANGAN 11/8/2014. Dlm Hk Dagang : Perusahaan

BAB II PENYIDIKAN TERHADAP PENGAJUAN KLAIM ASURANSI TERKAIT DENGAN TINDAK PIDANA PENGGELAPAN ASURANSI

BAB III JENIS ASURANSI

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ASURANSI DAN PERATURANNYA. A. Pengertian, Jenis, dan Aspek Hukum Perjanjian Asuransi

PENERAPAN GANTI RUGI PADA ASURANSI MOBIL YANG DISEBABKAN OLEH KECELAKAAN DAN PENCURIAN (STUDI KASUS DI PT. ADIRA DINAMIKA SEMARANG)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM ASURANSI DI INDONESIA. selalu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak pasti, yang mungkin

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN ASURANSI

BAB II LANDASAN TEORI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Dokumen Perjanjian Asuransi

II. LANDASAN TEORI. Asuransi atau pertanggungan, di dalamnya tersirat pengertian adanya suatu resiko,

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DI DALAM PEMBAYARAN KLAIM PADA ASURANSI JIWA

CERTIFIED GENERAL INSURANCE 002 HUKUM ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

PELAKSANAAN ASURANSI TERHADAP DEBITUR SECARA TANGGUNG RENTENG DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 1278 KUH PERDATA

BAB II PENGATURAN ASURANSI DI INDONESIA. A. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi. diharapkan. Disamping itu dapat pula berupa peristiwa negatif yang

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN ASURANSI DAN ASURANSI KREDIT

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

Transkripsi:

HUKUM ASURANSI Lecture: Andri B Santosa 1

Pengaturan Asuransi O KUHPerdata O KUHD (Ps. 246 s/d 308) O UU Nomor 2 Th 1992 tentang Usaha Perasuransian O Keppres RI No. 40 Th ttg Usaha di Bidang Asuransi Kerugian O Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1249/KMK.013/1988 ttg Ketentuan & Tata Cara Pelaksanaaan Usaha di Bidang Asuransi Kerugian O KMK RI No. 1250/KMK.013/1988 ttg Usaha Asuransi Jiwa. 2

Pengertian Asuransi O Pasal 246 KUHD: Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. 3

O Asuransi (pertanggungan) adalah perjanjian dua pihak, dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, utk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yg diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (Ps 1 UU No. 2/1992). 4

Tiga hal dlm Asuransi 1. Penanggung: pihak yang berjanji membayar jika peristiwa pada unsur ke tiga terlaksana. 2. Tertanggung: pihak yang berjanji membayar uang kepada pihak penanggung. 3. Suatu peristiwa belum tentu akan terjadi (evenement) 5

Unsur-unsur Psl 246 KUHD 1. Adanya kepentingan (Psl 250 jo 268 KUHD) 2. Adanya peristiwa tak tentu 3. Adanya kerugian 6

Perbedaan Asuransi dg Perjudian 1. Thd perjudian/pertaruhan UU tdk memberikan akibat hukum. Dari perjudian yg timbul adlh naturlijke verbintenis, sdgkan dari asuransi timbul suatu perikatan sempurna 2. Kepentingan dalam asuransi adalah karena adanya peristiwa tak tentu itu utk tdk terjadi, di luar/sebelum ditutup perjanjian. Sdgkan perjudian kepentingan atas peristiwa tdk tentu itu baru ada pd kedua belah pihak dengan diadakannya perjudian/perj pertaruhan. 7

Syarat Syahnya Perj. Asuransi O Diatur dalam Psl 1320 KUHPdt O Ditambah ketentuan Psl 251 KUHD ttg pemberitahuan (notification), ykni tertanggung wajib memberitahukan kpd penanggung mengenai keadaan obyek asuransi. Apabila lalai maka pertanggungan menjdi batal. 8

Saat terjadinya Perj. Asuransi O Asuransi bersifat konsensual-perjanjian harus dibuat tertulis dlam suatu akta yg disebut Polis (Psl 255 ayat (1) jo 258 (1) KUHD) O Pembuktian adanya kata sepakat polis belum ada pembuktian dilakukan dg sgl catatan, nota, surat perhitungan, telegram O Pembuktian janji-janji dan syarat-syarat khusus harus tertulis dalam polis, jika janji-janji/syarat2 khusus tidak tercantum dlm polis maka janji2 tsb diaggap tdk ada (batal). 9

Polis sebagai Bukti Tertulis O Isi Polis (kecuali asuransi jiwa)/psl 256 KUHD: 1. Hari pembuatan perjanjian asuransi 2. Nama tertanggung, utk diri sendiri atau utk org ketiga. 3. Uraian yg jelas mengenai benda obyek asuransi 4. Jumlah yg dipertanggungkan. 5. Bahaya2 yg ditanggung oleh penanggung. 10

6. Saat bahaya mulai berjalan & berakhir yg menjadi tanggungan penanggung. 7. Premi asuransi 8. Umumnya semua keadaan yg perlu diketahui oleh penanggung & segala syarat yg diperjanjikan antara pihak-pihak. 9. Dlm polis juga hrs dicantumkan isi polis dr berbagai asuransi yg diadakan lebih dahulu (sebelumnya), dg ancaman batal jika tidak dicantumkan (Psl 271, 272, 280, 603, 606, 615 KUHD). 11

Jenis-jenis Polis O O O O O Polis maskapai Polis bursa (Amsterdam & Rotterdam) Polis Lloyds Polis perjalanan (voyage policy) Polis waktu (time policy) 12

Klausula dlm Polis O Klausula Premier Risque O Klausula All Risk (kecuali 276 & 249 KUHD). O Klausula sudah mengetahui O Klausula renuntiatie (renunciation) O Klausula from Particular Average (FPA) O Klausula with Particular Average (WPA) 13

Asuransi utk Pihak Ketiga O Harus dinyatakan dg tegas dlm polis, jika tidak tertanggung dianggap telah diadakan utk dirinya sendiri. O Cara mengadakan asuransi pihak ke 3: 1. Pemberian kuasa umum (general autorization) 2. Pemberian kuasa khusus (Special autorization) 3. Tanpa Kuasa (without autorization) 14

Kewajiban Pemberitahuan dari Tertanggung O Syarat syahnya pertanggungan/asuransi O Setiap pemberitahuan yg keliru atau tdk benar, atau setiap tdk memberitahukan hal-hal yg diketahui oleh tertanggung walaupun dg itikad baik, shg seandainya penanggung setelah dia mengetahui keadaan sebenarnya benda itu dia tdk akan mengadakan asuransi, atau dg syarat2 yg demikian itu, mengakibtkan batalnya asuransi. 15

Pembatasan Tanggung Jawab Penanggung (Eksonerasi) O Cacat sendiri pada benda pertanggungan O Kesalahan tetanggung sendiri O Eksonerasi karena pemberatan risiko hk asuransi/m.kholil/9-5-'06 16

Obyek Asuransi O Benda dan jasa, jiwa dan raga kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan yang dapat hilang, rusak, rugi dan atau berkurang nilainya. 17

Pembagian Jenis Asuransi 1. Asuransi Kerugian 2. Asuransi Jumlah (sejumlah uang) 3. Asuransi Campuran 18

Jenis Asuransi Menurut Psl 247 KUHD antara lain: 1. Asuransi thd bahaya kebakaran. 2. Asuransi thd bahaya yg mengancam hasil pertanian yg belum dipaneni. 3. Asuransi jiwa. 4. Asuransi thd bahaya di laut. 5. Asuransi pengangkutan darat & perairan darat. 19

Prinsip-Prinsip dlm Asuransi 1. Prinsip Kepentingan yg dapat diasuransikan (insurable interest) : hak subyektif yg mungkin akan lenyap atau berkurang krn peristiwa tdk tentu. 2. Prinsip Itikad Baik (Utmost Goodfaith) 3. Prinsip Keseimbangan (Idemniteit Principle) 20

4. Prinsip Subrograsi (Subrogration Principle) 5. Prinsip Sebab akibat (Causaliteit Principle) 6. Prinsip Kontribusi 7. Prinsip Follow the Fortunes, berlaku bg reasuransi. 21

Perbedaan Asuransi Kerugian dan Asuransi Jumlah 1. Para pihak 2. Hal yg dipertanggungkan 3. Prestasi penanggung 4. Kepentingan 5. Asas indemnitas 6. Evenemen (peristiwa tdk menentu) 22

Jenis Usaha Perasuransian 1. Usaha Asuransi Kerugian, jasa dlm penanggulangan risisko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hk kpd pihak ketiga, yg timbul dr peristiwa tdk pasti. 2. Usaha Asuransi Jiwa, jasa dalam penanggulangan risiko yg dikaitkan dg hidup/matinya seseorang yg dipertanggungkan. 3. Usaha Reasuransi yg memberikan jasa dalam pertanggungan ulang thd risiko yg dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan Perusahaan Asuransi Jiwa. 23

Jenis Usaha Penunjang Asuransi 1. Usaha Pialang Asuransi. 2. Usaha Pialang Reasuransi. 3. Usaha Penilaian Kerugian Asuransi. 4. Usaha Konsultan Aktuaria. 5. Usaha Agen Asuransi. 24

Bentuk Hukum Usaha Asuransi 1. Perusahaan Perseroan (Persero). 2. Koperasi. 3. Perseroan Terbatas. 4. Usaha Bersama (Mutual) Catatan: Usaha konsultan atuaria & agen asuransi dpt dilakukan oleh perusahaan perorangan. 25

O Kepemilikan Perusahaan Perasuransian Perusahaan Asuransi hanya dapat didirikan oleh: 1. WNI dan atau badan hukum Indonesia yg sepenuhnya dimiliki WNI dan atau BH Indonesia. 2. Perusahaan perasuransian yg pemiliknya sbgmn angka 1 di atas, dg perusahaan perasuransian yg tunduk pd hk asing. 26

Perijinan Usaha Asuransi 1. Setiap usaha perasuransian wajib mdpt izin usaha Menteri Keuangan, kecuali bagi perusahaan yg menyelenggarakan Program Asuransi Sosial. 2. Pemberian ijin harus dipenuhi persyaratan: a. Anggaran dasar. b. Susunan organisasi c. Permodalan. d. Kepemilikan. e. Keahlian di bidang perasuransian. f. Kelayakan rencana kerja. g. Hal-hal lain yg diperlukan utk mendukung pertumbuhan usaha peransuransian secara sehat. hk asuransi/m.kholil/9-5-'06 27

Pembinaan & Pengawasan Usaha Perasuransian meliputi: 1. Kesehatan Keuangan (batas tingkat solvabilitas, retensi sendiri, reasuransi, investasi, cadangan teknis dan ketentuan lain yg berhubungan dg kesehatan keuangan. 2. Penyelenggaraan usaha asuransi (syarat2 Polis, tingkat premi, penyelesaian klaim, persyaratan kehlian di bidang persuransian, ktt-an lain yg berhubungan dg penyeleggaraan usaha. 28

Kejahatan Perasuransian 1. Menjalankan usaha perasuransian tanpa ijin 2. Penggelapan premi asuransi 3. Penggelapan kekayaan perusahaan asuransi 4. Penerima, penadah, pembeli, penjual kembali, pengagun kekayaan perusahaan asuransi hasil penggelapan 5. Pemalsuan dokumen perusahaan asuransi 6. Tindak pidana yg dilakukan oleh atau atas nama nama badan hukum/bukan BH. 29

Kepailitan & Likuidasi Perusahaan Asuransi 1. Menteri Keuangan dapat memintakan kepada pengadilan agar perusahaan ybs dinyatakan pailit. 2. Hak pemegang Polis atas pembagian harta perusahaan asuransi yg dilikuidasi merupakan hak utama. 30

Tuntutan Keperdataan O Terhadap perusahaan perasuransian yg tdk memenuhi ketentuan UU No. 2 Th 1992 dan peraturan pelaksanaannya sehingga merugikan pihak lain dimungkinkan utk dituntut secara perdata supaya mengganti kerugian. 31