BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan berfungsi sebagai upaya sistematik untuk

kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, motivasi belajar adalah proses untuk mendorong siswa supaya dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Majid (2014: 1) menjelaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan bertanggung jawab, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Tahun 2003, yaitu: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan kita semua, sekaligus menyisakan pekerjaan rumah bagi

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orangorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi sampai dengan akhir hayat. Selama rentang waktu itu sterjadi berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan sekitar kita yang amat cepat dalam berbagai aspek kehidupan, yang dilatar belakangi oleh pesatnya kemajuan dibidang ilmu dan teknologi. Perkembangan-perkembangan tersebut menimbulkan berbagai tantangan terutama tantangan bagi perkembangan penduduk bumi ini agar bisa setaraf dan sejalan dengan tuntunan perkembangan tersebut. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang antara lain yaitu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan maka salah satu usaha yang ditingkatkan adalah menumbuhkan kemandirian belajar pada setiap warga negara terutama pada siswa diberbagai sekolah, dengan menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang baik, maka prestasi belajar akan tumbuh dalam diri siswa ini, tetapi hal tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan. Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Berbicara masalah pendidikan, menyangkut pula masalah tentang lingkungan pendidikan, yang dikenal dengan tripusat pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Dari ketiga lingkungan tersebut yang paling berpengaruhi dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar adalah lingkungan kampus. 1

2 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak lepas dari peranan seorang guru disekolah. Bagaimana cara guru menumbuhkan minat dan motivasi belajar disekolah. Untuk itu diperlukan usaha yang optimal dalam mencapai tujuan tersebut. Mahoney&Thoresen mengatakan self-management berkenaan dengan kesadaran dan keterampilan untuk mengatur keadaan sekitarnya yang mempengaruhi tingkah laku individu (dalam Lutfi Fauzan, 1992:35). Kemandirian diartikan sebagai suatu keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian dibutuhkan individu untuk berhasil menghadapi persaingan di masyarakat. Sikap mandiri yang diajarkan sejak masa kanak-kanak akan membuat individu memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam memutuskan sesuatu bagi dirinya. Masa kanak-kanak awal merupakan masa perkembangan kemandirian, yang menggantikan ketergantungan individu terhadap orang tua pada masa remaja. Kemandirian belajar diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, motivasi belajar adalah proses untuk mendorong peserta didik agar dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih baik. Dalam penelitian ini terdapat banyak mahasiswa di lingkungan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel yg berada di basecame Ukor, Iqma dan Pramuka ada sebagian Mahasiswa dan peneliti melakukan observasi sebagian mahasiswa ada yang sampai sore berada di lokasi tersebut.

3 Peneliti juga melakukan wawancara pada salah satu anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka dan sebagian mahasiswa itu sudah semester 10. Menurut peneliti sebagian mahasiswa itu tidak dapat mengatur waktu sehingga dia sampai semester 10. Dari permasalah di atas maka peneliti mengangkat permasalahan Kemandirian Belajar. Sesungguhnya menumbuhkan kemandirian sangatlah penting dan tidak boleh diabaikan oleh guru. Karena dengan kemandirian belajar, guru akan lebih mudah dalam mencapai tujuan belajar dan tujuan pendidikan. Melihat latar belakang masalah seperti di atas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yaitu tentang hubungan antara Selfmenegement terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.banyknya mahasiswa yang menunda tugas perkuliahan, banyak mahasiswa yang nangkrong diwarung kopi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut Apakah ada hubungan antara Self- menegement terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Sejauhmana keterkaitan tersebut di lokasi penelitian maka akan dapat dibuktikan dengan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Jadi, rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara Self- menegement terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.?.

4 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini, untuk mengetahui: Mengetahui Hubungan antara Self- menegement dengan Kemandirian Belajar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. D. Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian terhadap layanan informasi dan pelayanan pembelajaran dengan kemandirian belajar siswa, manfaat yang diharapakan penulis adalah: 1. Manfaat teoritis. a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bimbingan dan konseling. b. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih luas dan mendalam. 2. Manfaat praktis. a. Peneliti Memberikan wawasan atau pengalaman dalam melakukan penelitian tentang Hubungan hubungan antara Self- menegement terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. b. Umum Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan Hubungan antara Self- menegement terhadap

5 Kemandirian Belajar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. E. Keaslian Penelitian Penelitian kali ini didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Penulis menemukan penelitian-penelitian sebelumnya guna mendukung penelitian yang akan dilakukan. Di antaranya, penelitian yang dilakukan kemandirian belajar memiliki hubungan yang positif dengan prestasi belajar biologi siswa kelas X MAN Wonokromo Bantul tahun pelajaran 2006/2007, (MUHAMMAD MAEMUN - (2008) Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu terdapat hubungan positif antara pola asuh demokratis dengan kemandirian belajar pada siswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kemandirian belajar dan skala pola asuh demokratis. Semakin demokratis pola asuh orangtua maka semakin tinggi pula kemandirian belajar pada siswa. Pola asuh demokratis memberikan Sumbangan Efektif (SE) sebesar 20,90 %, sisanya sebesar 79,1 % untuk factor-faktor kemandirian belajar yang lain, seperti gen atau keturunan, pola asuh orangtua, usia, pendidikan, urutan kelahiran, jenis kelamin, inteligensi, dan interaksi sosial. (CAHYANINGTYAS, TIRZA MEYRISTA (2014) Other thesis, Universitas Katolik Soegijapranata). Kemandirian Belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi Kemandirian Belajar siswa adalah

6 Minat Membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Minat Membaca terhadap Kemandirian Belajar siswa Penelitian dilaksanakan di SMK PIRI 1 Yogyakarta. (Robi,Kurniawan (2013) TAHUN AJARAN 2012/2013. S1 thesis, UNY). Hipotesis minor pertama diperoleh rx1y = 0,723; p = 0,00 (p<0,01) berarti adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi belajar dengan kemandirian belajar dengan sumbangan efektif 52,3%. Sedangkan hipotesis minor kedua diperoleh rx2y = 0,754; p = 0,00 (p < 0,01) berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan kemandirian belajar dengan sumbangan efektif 56,9%. (Prayogo, Barkah (2014) Skripsi Sarjana thesis, Universitas Muria Kudus). Tujuan pelatihan ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelatihan self-management terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa kelas XI SMA Negeri 3 Pamekasan. mempertimbangkan hal-hal seperti: kesiapan konselor, kesiapan siswa, ketersedian waktu, ketersediaan media, memiliki pengetahuan dan keterampilan. (Umrani, Siti. 2012. Universitas Negeri Malang.) Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang diperkirakan dapat meningkatkan kemandirian belajarnya sehingga prestasi belajarnya juga akan meningkat yaitu: (1) Siswa diharapkan bisa menumbuhkan 3 aspek penting pada dirinya hal dalam kemandirian belajar yaitu self observation, self judgment, dan self reaction yang bertujuan agar prestasi belajarnya bisa menjadi lebih baik lagi. (2) orang tua harus lebih

7 mendorong kemandirian belajar anaknya dengan memperhatikan prestasi belajar anaknya, selalu bertanya kepada anaknya setiap sepulang sekolah ada tugas atau ujian apa, dan lebih terbuka dengan anaknya. (3) peneliti selanjutnya diharapkan untuk melengkapi hasil penelitian yang ini perlu diadakan penelitian kembali dengan sampel yang lebih luas lagi dan pengukuran lebih akurat atau reliabel. (Putri, Ratih Hardianti. 2013. Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang.) dalam Penelitian selanjutnya kemandirian belajar memiliki hubungan yang positif dengan prestasi belajar biologi siswa kelas VII KENDAL tahun pelajaran 2009/2010, (MUHAMMAD YAKUB - (2012) Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu terdapat hubungan positif antara pola asuh demokratis dengan kemandirian belajar pada siswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kemandirian belajar dan skala pola asuh demokratis. Semakin demokratis pola asuh orangtua maka semakin tinggi pula kemandirian belajar pada siswa. Pola asuh demokratis memberikan Sumbangan Efektif (SE) sebesar 20,90 %, sisanya sebesar 79,1 % untuk factor-faktor kemandirian belajar yang lain, seperti gen atau keturunan, pola asuh orangtua, usia, pendidikan, urutan kelahiran, jenis kelamin, inteligensi, dan interaksi sosial. (CAHYANINGTYAS, TIRZA MEYRISTA (2014) Other thesis, Universitas Katolik Soegijapranata). Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang diperkirakan dapat meningkatkan kemandirian belajarnya sehingga prestasi belajarnya juga akan meningkat yaitu: (1) Siswa diharapkan bisa menumbuhkan 3 aspek penting pada dirinya hal dalam kemandirian belajar yaitu self

8 observation, self judgment, dan self reaction yang bertujuan agar prestasi belajarnya bisa menjadi lebih baik lagi. (2) orang tua harus lebih mendorong kemandirian belajar anaknya dengan memperhatikan prestasi belajar anaknya, selalu bertanya kepada anaknya setiap sepulang sekolah ada tugas atau ujian apa, dan lebih terbuka dengan anaknya. (3) peneliti selanjutnya diharapkan untuk melengkapi hasil penelitian yang ini perlu diadakan penelitian kembali dengan sampel yang lebih luas lagi dan pengukuran lebih akurat atau reliabel. (Putri, Ratih Hardianti. 2013. Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang.) Dewasa ini penelitian yang muncul dari tema kemandirian belajar adalah Kemandirian diartikan sebagai suatu keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian dibutuhkan individu untuk berhasil menghadapi persaingan di masyarakat. Sikap mandiri yang diajarkan sejak masa kanak-kanak akan membuat individu memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam memutuskan sesuatu bagi dirinya. Masa kanak-kanak awal merupakan masa perkembangan kemandirian, yang menggantikan ketergantungan individu terhadap orang tua pada masa remaja. Untuk itu, penelitian yang akan dilakukan penulis berupa pengambilan variabel self manegement dan Kemandiran belajar mahasiswa Uin Sunan Ampel Surabaya.