APLIKASI PHOTOVOLTAIC PADA RUMAH TINGGAL UNTUK MENGURANGI KETERGANTUNGAN ENERGI LISTRIK KONVENSIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN SOLAR CELL DENGAN PLN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK RUMAH TINGGAL ABSTRAKSI

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SURYA

PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Riau Jl. Tuanku Tambusai, Pekanbaru

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

PEMAKSIMALAN DAYA KELUARAN SEL SURYA MENGGUNAKAN LENSA CEMBUNG

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Studi Awal Potensi Energi Surya Wilayah Lampung: Studi Kasus Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Menuju Smart Campus

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

Analisis Sistem Fotovoltaik Menggunakan Respon Dinamika Induksi pada Lilitan Kawat Tembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

PENGUJIAN SISTEM SIRKULASI AIR UNTUK TANAMAN HIDROPONIK MENGGUNAKAN LISTRIK DARI PANEL SURYA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN PENYIRAM TAMAN OTOMATIS TENAGA SURYA MENGACU PADA KELEMBABAN TANAH

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

Muchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: ,

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

Available online at Website

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

PENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PELAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya seperti bidang industri, perkantoran dan rumah tangga. Peralatan

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS. Djoko Adi Widodo, Suryono, Tatyantoro A. Abstrak

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: X Yogyakarta, 15 November2014

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

IMPLEMENTASI PANEL SURYA PADA LAMPU LALU LINTAS YANG DITERAPKAN DI SIMPANG LEGENDA MALAKA BATAM

PENGUJIAN PANEL SURYA DINAMIK DAN STATIK DENGAN MELAKUKAN PERBANDINGAN DAYA OUTPUT

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. daya yang berpotensi sebagai sumber energi. Potensi sumber daya energi

Tujuan Instruksional

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

KAJIAN KELAYAKAN SISTEM PHOTOVOLTAIK SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA LISTRIK SKALA RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI GEDUNG VEDC MALANG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin.

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

ANALISA RANCANGAN SEL SURYA DENGAN KAPASITAS 50 WATT UNTUK PENERANGAN PARKIRAN UNISKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR

APLIKASI SEL SURYA SEBAGAI ENERGI LAMPU SUAR TANDA PELABUHAN

Transkripsi:

APLIKASI PHOTOVOLTAIC PADA RUMAH TINGGAL UNTUK MENGURANGI KETERGANTUNGAN ENERGI LISTRIK KONVENSIONAL Hasyim Asy ari Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura, Surakarta. Email : Hasyim.Asyari@ums.ac.id Abstrak Pemerintah melalui perusahaan listrik Negara membuat aturan yaitu menaikkan tariff dasar listrik sebesar 15% pada tahun 2014, kenaikan tersebut akan bertahap yaitu setiap 3 bulan akan menaikkan 3,5%. Hal ini digunakan untuk menekan biaya subsidi oleh pemerintah kepada perusahaan listrik Negara. Peraturan ini dikenakan kepada konsumen yang berlangganan diatas 1300 Va. Masyarakat tentu akan mengikuti karena besarnya tingkat ketergantungan terhadap energy listrik dari perusahaan listrik Negara. Pemanfaatan energy terbarukan merupakan solusi untuk mengurangi ketergantungan tersebut serta mengurangi biaya pengeluaran bulanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar energy yang bisa dihasilkan oleh modul photovoltaic dengan kapasitas 200 wattpeak serta berapa rupiah yang mampu dihemat oleh masyarakat yang menggunakan photovoltaic sebagai penghasil energy listrik. Metode penelitian ini adalah menginstal 2 modul photovoltaic dengan kapasitas masing-masing adalah 100 wattpeak, accumulator dengan kapasitas 100 Ah, Controler dengan kapsitas 60 A, inverter 500 watt serta kwh meter yang digunakan untuk mengukur energy yang dihasilkan oleh photovoltaic yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna tersebut, adapun jenis beban lampu yang dipakai adalah lampu LED Philips (2x5 Watt, 10 Watt dan 13 Watt), lampu SL Philips (5x18 Watt) dan Lampu sinyoku (2x8 watt). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap hari energy listrik yang dihasilkan oleh photovioltaic digunakan untuk mensuplai beban lampu, dengan besar kapasitas energy yang termanfaatkan adalah 1,3 Kwh, dengan demikian pengguna photovoltaic bisa mengurangi komsumsi energy listrik dari PLN selama sebulan adalah 39 Kwh, jika biaya per Kwh adalah Rp. 1200 maka masyarakat tersebut mampu menghemat Rp 46.800.00 Kata kunci: Cahaya matahari, Energi terbarukan, Photovoltaic. 1. PENDAHULUAN Permintaan energi listrik akan tumbuh dengan rerata mencapai 6,5% setiap tahun sampai pada tahun 2020, kondisi tersebut dapat terlihat dari data konsumsi energi listrik setiap tahun selalu mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. (Moch. Muchlis, 2003). Penggunaan energi listrik di Indonesia terus mengalamai peningkatan, kondisi tersebut akan menimbulkan masalah jika dalam penyediaan energi listrik lebih kecil dari kapasitas yang dibutuhkan. Kebijakan yang diambil PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang memiliki tanggung jawab dalam hal menyediakan energi listrik semakin menunjukkan bahwa energi listrik yang disediakan oleh PLN hanya memiliki kelebihan sekitar 3 GW. Jika PLN tidak segera menambah atau membangun pembangkit baru maka akan berdampak terhadap pelayanan energy listrik kepada konsumen, hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi mengingat energi listrik merupakan kebutuhan fital dalam menjalankan kegiatan industry besar, menengah maupun, industry kecil dan sebagian peralatan rumah tangga. Banyak langkah atau metode yang dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan tersebut oleh berbagai kalangan antara lain instansi pemerintah, swasta dan peneliti. Upaya tersebut adalah mencari pembangkit yang energi primernya dari bahan alternative dan bahan yang tidak akan habis.

Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan cahaya yang berasal dari matahari. Besarnya tingkat cahaya matahari yang menyinari bumi menjadi faktor utama dalam penelitian ini, setiap tahun cahaya matahari yang sampai di permukaan bumi adalah 3 x 1024 Joule, besarnya energi tersebut hampir sama dengan 1 x 10 4 Joule. hotovoltaic cells atau pembangkit listrik tenaga surya banyak dilirik oleh masyarakat mengingat teknologi ini dapat digunakan di berbagai lokasi yang banyak memiliki potensi sinar matahari, terutama di belahan bumi yang bersifat tropis. Di daerah tropis memiliki potensi kisaran 4,6 kwh/m 2 /hari. Energi listrik yang diproduksi atau dihasilkan oleh teknologi photovoltaic sangat tergantung intensitas sinar matahari. Oleh sebab itu perlu ada sebuah treatment agar intensitasnya paling maksimal, serta cara pemanfaatan energi listrik dapat digunakan secara maksimal maka perlu adanya sistem hybrid dengan jala-jala listrik PLN. Teknologi sel surya mampu menghasilkan daya maksimal sebesar 1000 watt/m 2 pada kondisi cuaca cerah disiang hari, hal ini dikarenakan pada saat itu intensitas cahaya matahari yang sampai ke permukaan bumi saat tengah hari adalah paling besar nilainya. Apabila piranti semikonduktor dengan luasan satu m 2 memiliki efisiensi 12%, maka daya yang dibangkitkan oleh modul sel surya sebesar 120 watt. Modul sel surya yang ada dipasaran memiliki efisiensi sekitar 4% hingga 16%, perbedaan nilai efisiensi sangat tergantung dari bahan modul sel surya tersebut. Modul sel surya yang terbuat dari silicon Kristal memiliki efisiensi yang paling tinggi jika dibandingkan dengan material lain, akan tetapi dana untuk pembuatan modul tersebut paling mahal. Hal tersebut meupakan masalah tersendiri dalam hal implementasi modul sel surya secara massal. Perbandingan antara energi listrik yang dihasilkan dengan energi cahaya yang diterima dari pancaran sinar matahari oleh modul sel surya disebut dengan efisiensi. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjelsakan bahwa efiseinsi konversi juga dipengaruhi oleh besarnya sinar matahari yang mampu dikonversi menjadi energi listrik (Awang R, 2008). Sistem hybrid dengan prinsip kerja satu arah, yaitu beban hanya dipasok oleh salah satu pembangkit, ketika beban disuplai dengan energi yang dihasilkan oleh sel surya maka secara otomatis sambungan ke PLN dilepaskan dari beban atau beban tidak boleh disuplai oleh PLN, dan sebaliknya apabila listrik PLN sedang memberikan suplai listrik ke beban (hal ini dilakukan pada saat sel surya sudah tidak mampu memikul beban yang ditandai oleh tegangan keluaran accumulator 10,8 Volt), maka PLTS dilepaskan dari beban. Ketika pembangkit sel surya mampu mensuplai beban (kondisi tegangan keluaran accumulator mencapai 13,2 Volt) maka secara otomatis beban akan disuplai oleh sel surya dan PLN akan disconnect, hal itu dilakukan oleh switch pengatur secara otomatis (Jatmiko, 2011). Tegangan yang dihasilkan setiap sel pada sebuah modul sel surya sekitar 0,5 Volt pada 2A, pada kondisi kekuatan radiasi sinar matahari mencapai 1000 W/m 2 = 1 Sun arus listrik (I) yang akan dihasilkan sekitar 30 ma/cm 2 /sel pada modul sel surya. Faktor dari pengoperasian Sel surya agar didapatkan nilai yang maksimum sangat tergantung pada : a. Ambient air temperature Sel surya akan mampu beroperasi secara normal jika kondisi temperatur 25 0 C, jika suhu sekitar modul sel surya berada pada kondisi diatas 25 0 C, maka teganan open circuit akan mengalami penurunan, besarnya penurunan tegangan tersebut adalah 0,4% dari total tenaga yang dihasilkan atau akan mengecil 200% setiap kenaikan 10 0 C. (Sumber: Solar Electricity, Lorenzo Eduardo.) b. Radiasi matahari Insolation solar matahari akan mempengaruhi nilai current (I) yang dihasilkan, radiasi matahari di permukaan bumi memiliki nilai yang bervariasi atau berbeda satu tempat dengan tempat yang lian, sehingga ini akan berpengaruh juga terhadap kinerja modul sel surya. c. Kecepatan angin bertiup Kenaikan temperature pada sekitar permukaan sel surya memberi efek yang negative terhadap kinerja, untuk itu kecepatan angina pada area tersebut akan memberikan dampak yang positif karena mampu menurunkan temperature menuju kondisi suhu normal yaitu 25 0 C.

Jurnal Emitor Vol. 13 No. 02 ISSN 1411-8890 d. Keadaan atmosfir bumi Daya keluaran modul sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang mengenai pada permukaan sel, besar kecil nilai intensitas sinar matahari dipengaruhi banyak faktor, antara lain karena cuaca (berawan, cerah, hujan), karena kotoran (daun, asap, uap air, debu) yang menempel di permukaan sel. e. Orientasi panel atau larik sel surya Sudut yang terbentuk dari arah sumber sinar matahari dengan permukaan modul sel surya dapat mempengaruhi energi yang dihasilkan oleh sel surya tersebut. Sebagai guidline: untuk lokasi yang terletak di belahan Utara latitude, maka panel/deretan sel surya sebaiknya diorientasikan ke Selatan, orientasi ke Timur Barat walaupun juga dapat menghasilkan sejumlah energi dari panel-panel/deretan sel surya, tetapi tidak akan mendapatkan energi matahari optimum. f. Posisi letak sel surya (larik) terhadap matahari (tilt angle) Sebuah sel surya akan mampu menghasilkan energy yang paling optimal ± 1 x 10 3 watt/m 2 atau sekitar 1 kilowatt/m 2 yaitu jika kondisi sumber energy cahaya matahari berada pada posisi tegak lurus atau dengan sudut 90 0. Penyusun sebuah materi adalah atom, atom terdiri dari banyak partikel sub-atom yang tersusun atas elektron, proton, dan neutron dalam berbagai gabungan. Elektron adalah muatan listrik negatif (-) yang paling mendasar. Elektron dalam cangkang terluar suatu atom disebut elektron valensi. Apabila energi eksternal seperti energi kalor, cahaya, atau listrik diberikan pada materi, elektron valensinya akan memperoleh energi dan dapat berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Jika energi yang diberikan telah cukup, sebagian dari elektron-elektron valensi terluar tadi akan meninggalkan atomnya dan statusnyapun berubah menjadi elektron bebas. Gerakan elektron-elektron bebas inilah yang akan menjadi arus listrik dalam konduktor logam. Gerak atau aliran elektron disebut arus ( I ), dengan satuan ampere. Sebagian atom kehilangan elektron dan sebagian atom lainnya memperoleh elektron. Keadaan ini akan memungkinkan terjadinya perpindahan elektron dari satu objek ke objek lain. Apabila perpindahan ini terjadi, distribusi muatan positif dan negatif dalam setiap objek tidak sama lagi. Objek dengan jumlah elektron yang berlebih akan memiliki polaritas listrik negatif (-). Objek yang kekurangan elektron akan memiliki polaritas listrik positif (+). Besaran muatan listrik ditentukan oleh jumlah elektron dibandingkan dengan jumlah proton dalam suatu objek. Simbol untuk besaran muatan elektron ialah Q dan satuannya adalah coulomb. Besarnya muatan 1 C = 6,25 x 10 18 elektron. Kemampuan muatan listrik untuk mengerahkan suatu gaya dimungkinkan oleh keberadaan medan elektrostatik yang mengelilingi objek yang bermuatan tersebut. Suatu muatan listrik memiliki kemampuan untuk melakukan kerja akibat tarikan atau tolakan yang disebabkan oleh gaya medan elektrostatiknya. Kemampuan melakukan kerja ini disebut pontensial. Apabila satu muatan berbeda dari muatan lainnya, di antara kedua muatan ini pasti terdapat beda pontensial. Satuan dasar beda pontensial adalah volt (V). karena satuan inilah beda pontensial V sering disebut sebagai voltage atau tegangan. Daya listrik yang dihasilkan oleh sel surya merupakan hasil perkalian dari tegangan keluaran dengan banyaknya electron yang mengalir atau besarnya arus, hubungan tersebut ditunjukkan pada persamaan 1, sedangkan nilai rerata daya yang dihasilkan selama titik pengujian ditunjukkan pada persamaan 2. dengan: P = Daya keluaran (Watt) V = Tegangan keluaran (Volt) I = Arus (Ampere) P = VI (1) P rerata P + P2 +... + Pn = n 1 (2)

dengan: P rerata = Daya rata-rata (Watt) P 1 = Daya pada titik pengujian ke satu P 2 = Daya pada titik pengujian ke dua P n = Daya pada titik pengujian ke n. 2. METODE PENELITIAN Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: a) Dua buah Panel sel surya dengan kapasitas masing-masing 100 Wattpeak (Wp) digunakan untuk mengkonversi cahaya matahari menjadi energy listrik b) Kontroller 60 A merk View Star 12/24 Volt DC c) Accumulator 12 V, 100 Ah d) Inverter 500 Watt e) Lampu LED Philips 2x5 Watt, 3x10 Watt, 2x13 Watt, 2x14 Watt dan 5 Buah Lampu SL @ 18 Watt. Perakitan modul sel suray dan pembuatan jaringan instalasi listrik penerangan diperumahan merupakan bagian dari tahapan penelitian ini, memonitoring hasil daya yang dihasilkan oleh system sel surya bisa dilihat setiap detik melalui display pada kontroler, adapun parameter yang mampu ditampilkan adalah besarnya tegangan, arus, temperature pada sel surya, tegangan dan arus masuk maupun keluar pada accumulator. Secara detail diagram alir penelitian tersebut ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan suatu langkah untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya matahari yang mampu dikonversi oleh sel surya menjadi energy listrik serta kapan energy tertinggi yang dihasilkan oleh sel surya. Hasil pengujian secara detail ditunjukkan pada tabel 1, 2, dan tabel 3.

Jurnal Emitor Vol. 13 No. 02 ISSN 1411-8890 Tabel 1. Hasil Pendataan Kebutuhan Energi Sebelum Menggunakan Sel Surya (25-4-2014). No Tanggal Konsumsi Energi Keterangan 1 25-9-2014 - Sebagai awal mulai penelitian. Referensi awal yaitu 116,06 KWH 2 26-9-2014 2,64KWH Konsumsi energi selama 24jam (116,06 113,40) 3 30-9-2014 3,38KWH Konsumsi energi selama 24 jam 4 1-10-2014 3,22KWH Konsumsi energi selama 24jam 5 2-10-2014 3,96KWH Konsumsi energi selama 24jam 6 3-10-2014 3,57KWH Konsumsi energi selama 24jam 7 4-10-2014 3, 67KWH Konsumsi energi selama 24jam 8 5-10-2014 3,71KWH Konsumsi energi selama 24jam 9 6-10-2014 2,80KWH Konsumsi energi selama 24jam 10 7-10-2014 2,18KWH Konsumsi energi selama 24jam 11 8-10-2014 3,18KWH Konsumsi energi selama 24jam 12 9-10-2014 2,66KWH Konsumsi energi selama 24jam 13 10-10-2014 2,80KWH Konsumsi energi selama 24jam 14 11-10-2014 2,72KWH Konsumsi energi selama 24jam 15 12-10-2014 2,49KWH Konsumsi energi selama 24jam Tabel 2. Hasil Pendataan Setelah Menggunakan Sel Surya (20 4-2014) Konsumsi No Tanggal Keterangan Energi 1 20 4-2014 - Data awal referensi pada KWH meter 55,36KWH 2 21-4-2104 2,6KWH Konsumsi energi selama 24jam (55,36 52,76) 3 22-4-2014 2,88KWH Konsumsi energi selama 24jam (52,76 49,88) 4 23-4-2014 3,08KWH Konsumsi energi selama 24jam (49,88 46,80) 5 24-4-2014 2,85KWH Konsumsi energi selama 24jam (46,80 43,95) 6 25-4-2014 3,08KWH Konsumsi energi selama 24jam (43,95 40,87) 7 26-4-2014 3,06KWH Konsumsi energi selama 24jam (40,87 37,81)

No Tanggal Konsumsi Energi Keterangan 8 27-4-2014 2,9KWH Konsumsi energi selama 24jam (37,81 34,91) 9 28-4-2014 3,17KWH Konsumsi energi selama 24jam (34,91 31,74) Tabel 3. Hasil Kebutuhan Penerangan Setelah Menggunakan Sel Surya (21 4-2014) No Tanggal Beban Konsumsi Energi 1 21-4-2014 Beban Lampu 138 W Selama 9 Jam 1242 Wh 2 22-4-2014 Beban Lampu 122 W selama 9,5 jam 1159 Wh 3 23-4-2014 Beban Lampu 127 W selama 10,5 jam 1333 Wh 4 24-4-2014 Beban Lampu 127 W selama 10 Jam 1270 Wh 5 25-4-2014 Beban Lampu 127 W Selama 10 Jam 1270 Wh 6 26-4-2014 Beban Lampu 138 W Selama 10 Jam 1380 Wh 7 8 27-4-2014 28-4-2014 Beban Lampu 138 W Selama 10 Jam Beban Lampu 138 W Selama 10 Jam 1380 Wh 1380 Wh Dari data tabel 1 dan 2 dapat ditentukan juga rata-rata konsumsi energi harian setelah sistem paralel sel surya dan PLN di terapkan. 4. Kesimpulan Beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan sel surya dengan kapasitas 200 Wattpeak mampu menghasilkan energy listrik untuk mensuplai beban penerangan, rerata energy yang dimanfaatakan adalah 1301 Watt Jam atau 1,3 Kwh. DAFTAR PUSTAKA Amien, R, dkk, 2008, Optimalisasi Pemanfaatan Sel Surya Pada Bangunan Komersial secara Terintegrasi sebagai Bangunan Hemat Energi, Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008, Lampung. Berahim, H, 1994, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, Andi Offset, Yogyakarta. Hasyim Asy ari, Jatmiko, Angga, Intensitas Cahaya Matahari terhadap Daya Keluaran Sel Surya, RAPI XI, UMS, Surakarta. Jatmiko, Hasyim, 2011, Pemanfaatan Sel Surya dan Lampu LED untuk Perumahan, Semantik, UDINUS, Semarang Juhari AB, dkk, 2009, Optimization of PV-Wind-Hydro-Diesel Hibrid Sistem by Minimizing Excess Capacity, European Journal of Scientific Research.

Template Format Penulisan Prosiding SNTT FGDT 2014 (Abrar R dkk.) Kamaruzzaman. S, Mohd. Y, 2005, Performance of a Photovoltaic Diesel Hibrid Sistem in Malaysia, ISESCO Science and Technology Vision. Martin, San,, Hybrid Technologies: Fuel Cells and Renewable Energies. Tumiran, 2002, Kualitas Energi Listrik Menyongsong Pembahasan RUU Ketenagalistrikan, Majalah Energi, Edisi 16 (Juni-Agustus 2002), Pusat Studi Energi UGM, Yogakarta Wang, Cheisang, 2008, Power Management of a stand-alone Wind/Photovoltaic/Fuel Cell Energi System, IEEE Transaction on Energi Conversion, Vol 23 No.3. ISSN : 0000-0000