KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 785/J27/KP/2004 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN LANJUT BAGI PEGAWAI NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEJABAT STRUKTURAL NON EDUKATIF DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 99/UN27/KP/2012 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS BELAJAR, IJIN BELAJAR DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR HK.01.04/01.a-KA/1/2010 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 137/KA/VIII/2008 TENTANG TUGAS BELAJAR DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 11 Maret 2016 Rektor. ttd

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

BERITA NEGARA. No.345, 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Beasiswa. Dalam Negeri. Pasca Sarjana.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 34 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.29/Menhut-II/2007 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

-1- PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.01/2014 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG

PEMBINAAN PNS DOSEN YANG DIPERBANTUKAN DI LUAR INSTANSI INDUK. KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL Biro Kepegawaian - Sekretariat Jenderal 2011

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Nomor: 1/H.27/KL/2008 tentang PEDOMAN KERJASAMA UNIVERSITAS SEBELAS MARET REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 123 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NO. : 1029/Kpts/OT.210/12/98

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERMENDIKNAS NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR BAGI PNS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL (terdiri atas 17 bab,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN (INPASSING) JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 500/Kpts-II/2002 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 45

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 85 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI WAJO NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK. 01/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 609/Kpts-II/2002. Tentang

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 45 TAHUN 2014

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATZTRAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TUGAS BELAJAR DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2014

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

LEMBAR PENGESAHAN DIBUAT OLEH MENYETUJUI MENGETAHUI

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR : 13A/YSR/2005 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI YAYASAN SLAMET RIJADI

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007

MEMUTUSKAN: DAN GEOFISIKA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT NOMOR : 070/UN8/KP/2013

Transkripsi:

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 785/J27/KP/2004 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN LANJUT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL TENAGA ADMINISTRASI/TEKNISI/FUNGSIONAL NON DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan sistem pembinaan karier, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan lanjut, maka perlu adanya Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Lanjut bagi Pegawai Negeri Sipil Tenaga Administrasi/Teknisi/Fungsional Non Dosen di lingkungan Universitas Sebelas Maret. b. Bahwa untuk maksud tersebut butir a di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Rektor. Mengingat : 1. Undang-undang No. 8 Tahun 1974 jo Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia : a. No. 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urut Kepangkatan; b. No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi; c. No. 99 Tahun 2000 jo. No. 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat PNS; d. No. 100 Tahun 2000 jo No. 13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia : a. No. 10 Tahun 1976 tentang Pendirian Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret; b. No. 38/M Tahun 2003 tentang Pengangkatan Dr. dr. H. Much. Syamsulhadi, Sp.KJ. sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret; 5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0201/O/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Sebelas Maret; 6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI : a. No.158/P/2003 tentang Pemberian Kuasa dan Delegasi Wewenang Pelaksanaan Kegiatan Administrasi Kepegawaian kepada Pejabat tertentu lingkungan Depdiknas; b. No. 112/O/2004 tentang Statuta Universitas Sebelas Maret. Menetapkan : M E M U T U S K A N PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN LANJUT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL TENAGA ADMINISTRASI/TEKNISI/FUNGSIONAL NON DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Universitas adalah Universitas Sebelas Maret, yang selanjutnya disebut UNS.

2. Pegawai Negeri Sipil Tenaga Administrasi / Teknisi / Fungsional Non Dosen adalah Pegawai Negeri Sipil yang menurut tugas dan fungsinya melaksanakan tugas-tugas administratif/teknisi/fungsional non Dosen yang selanjutnya disebut PNS. 3. Pendidikan lanjut bagi PNS adalah pelaksanaan pendidikan pada tingkat diatas pendidikan akhir yang dimiliki oleh seorang PNS. 4. PNS Tugas Belajar adalah PNS yang telah memenuhi persyaratan untuk ditugaskan mengikuti pendidikan lanjut dengan beasiswa dari Instansi Pemerintah/Swasta/Instansi lain penyedia beasiswa atau dari Universitas Sebelas Maret. 5. PNS yang melaksanakan pendidikan lanjut terdiri dari jalur ijin belajar atas biaya sendiri dan jalur tugas belajar dengan memperoleh beasiswa. 6. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat yang berwenang memberikan ijin dan menandatangani Surat Ijin Belajar bagi PNS di lingkungan UNS (Rektor, Pembantu Rektor II dan Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan). BAB II PENDIDIKAN LANJUT ATAS BIAYA SENDIRI Pasal 2 (1) PNS baik yang tidak menduduki jabatan maupun yang menduduki Jabatan Struktural atau Jabatan Fungsional (Pustakawan, Arsiparis dan Jabatan Fungsional lainnya) yang akan melaksanakan Pendidikan Lanjut atas biaya sendiri, wajib mengajukan Surat Permohonan Ijin Belajar yang ditujukan kepada Rektor, melalui Pimpinan Fakultas / Unit Kerja yang bersangkutan dengan dilampiri kelengkapan berupa : 1. Surat Rekomendasi/Persetujuan dari Atasan langsung / Pimpinan Unit kerja yang bersangkutan; 2. Surat Pernyataan bermeterai sesuai contoh Format pada Lampiran Surat Keputusan ini. (2) Rekomendasi/persetujuan dari Pimpinan Fakultas/Unit Kerja yang bersangkutan mendasarkan pada loyalitas, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Pasal 3 (1) Pertimbangan Pejabat yang berwenang dalam memberikan perijinan atau penolakan permohonan Ijin Belajar dari PNS dimaksud Pasal 2, berdasarkan pada kemanfaatan dan efektifitas kerja, Rekomendasi dari Pimpinan Unit kerja yang bersangkutan, dan pertimbangan lainnya yang dianggap perlu. (2) Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya Surat Permohonan Ijin Belajar, Pejabat yang berwenang sudah memberikan jawaban tertulis untuk menetapkan ijin belajar atau menolak. Pasal 4 Jenjang Pendidikan lanjut atas biaya sendiri yang dapat diikuti adalah D III, D IV, S-1 atau S-2., dengan bidang studi yang dapat menunjang peningkatan kualitas pelaksanaan tugasnya. Pasal 5 (1) PNS yang melaksanakan pendidikan lanjut dengan biaya sendiri dan memperoleh Surat Ijin Belajar dari Rektor/Pembantu Rektor, diberi bantuan sekali untuk biaya penelitian/penyusunan tugas akhir/skripsi/thesis, dengan ketentuan sebagai berikut: D-3 : Rp 1.000.000; S-1 : Rp 1.500.000; S-2 : Rp 2.000.000: Biaya tersebut ayat (1) pasal ini, menjadi beban Universitas dan Fakultas/Unit kerja yang bersangkutan masing-masing 50%. Untuk PNS di lingkungan Biro biaya tersebut ayat (1) semua menjadi beban Universitas (DIK.S Kantor Pusat). (2) PNS yang bersangkutan mengajukan bantuan biaya tersebut ayat (1) pasal ini kepada Rektor untuk bantuan biaya dari Universitas dan kepada Dekan/Ketua Lembaga/Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan, untuk bantuan biaya dari Fakultas/Lembaga/Unit Kerja, dan semuanya dilampiri Surat Keterangan dari Ketua Jurusan / Program Studi bahwa PNS yang bersangkutan sedang menyusun tugas akhir / skripsi / thesis,dan dilampirkan pula proposalnya.

Pasal 6 (1) PNS yang melaksanakan pendidikan lanjut mempunyai kewajiban dan tanggungjawab : a. Mentaati peraturan yang berlaku baik dalam pendidikan lanjut maupun dalam kedinasan. b. Mengatur waktu dan kegiatan dengan sebaik-baiknya, sehingga pelaksanaan pendidikan lanjut berjalan lancar, dan tidak mengganggu pelaksanaan tugas / jabatan / dinas sehari-hari. c. Di luar ketentuan pasal 5, PNS yang bersangkutan menanggung sendiri seluruh biaya pendidikan lanjut. d. Melaporkan hasil kelulusan kepada Atasan langsung/pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan dan kepada pembantu Rektor II setelah selesai pendidikan. Pasal 7 (1) PNS yang melaksanakan pendidikan lanjut, akan dikenai sanksi sesuai ketentuan PP Nomor 30 Tahun 1980 dan peraturan lainnya yang terkait, apabila melakukan pelanggaran disiplin pegawai atau pelanggaran lainnya, baik dalam lingkungan pendidikan lanjut maupun dalam lingkungan kedinasan. (2) Kelulusan dari Pendidikan lanjut tidak dijamin Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah. (3) PNS yang melaksanakan pendidikan lanjut tanpa ijin sebagaimana yang diatur dalam Ketetapan ini, dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk diusulkan kenaikan pangkat dengan penyesuaian ijazah, dan tidak diberi bantuan biaya. BAB III PENDIDIKAN LANJUT DENGAN BEASISWA/ TUGAS BELAJAR Pasal 8 (1) PNS yang memenuhi persyaratan dapat diberi kesempatan untuk mengikuti Pendidikan Lanjut dengan Beasiswa/ Tugas Belajar; (2) Persyaratan untuk memperoleh kesempatan mengikuti Pendidikan Lanjut dengan Beasiswa/ Tugas Belajar meliputi : a. Persyaratan Administrasi : 1) Masa kerja di UNS sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus; 2) Usia setinggi-tingginya 40 ( empat puluh ) tahun; 3) Nilai Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dalam 2 (dua) tahun terakhir, setiap unsur minimal bernilai baik; 4) Bidang Studi yang dipilih dapat menunjang peningkatan kualitas bidang tugasnya. 5) Melengkapi data pendukung dan persyaratan administrasi lainnya, baik yang ditentukan oleh UNS maupun Instansi lain yang terkait/ Instansi penyedia beasiswa. b. Persyaratan Akademik : Lulus ujian seleksi yang diselenggarakan di UNS dan Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara Pendidikan Lanjut maupun Instansi lain yang terkait/ Instansi penyedia beasiswa. c. Persyaratan Khusus. 1) PNS yang menduduki jabatan struktural, setinggi-tingginya Eselon III dapat mengikuti tugas belajar, dengan ketentuan tidak meninggalkan tugas pokok jabatan ; 2) Dalam waktu 5 tahun terakhir tidak pernah terkena sanksi/ hukuman disiplin tingkat berat (sesuai PP Nomor 30 Tahun 1980); 3) Membuat Pernyataan bermeterai untuk mentaati semua peraturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam keputusan ini sesuai contoh format pada Lampiran Surat Keputusan ini. Pasal 9 (1) Dalam hal Tugas Belajar dengan beasiswa dari UNS, beban biaya ditanggung bersama oleh Universitas, Fakultas/Unit Kerja yang bersangkutan, dan mahasiswa dengan ketentuan sebagai berikut : a. Program D-III 1). Biaya SPP maksimum untuk 6 semester, dan satu kali bantuan biaya penyusunan tugas akhir/penyusunan Skripsi maksimum Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) beban Universitas. 2). Biaya Pengembangan Institusi (BPI) : beban Fakultas/Unit Kerja yang bersangkutan. 3). Biaya Laboratorium/Praktikum, Biaya Hidup dan biaya lainnya bila ada, beban Mahasiswa yang bersangkutan.

b. Program S-1/D-IV 1). Biaya SPP maksimum untuk 8 semester, dan satu kali bantuan biaya penyusunan tugas akhir/penyusunan Skripsi maksimum Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) beban Universitas. 2). BPI/Biaya yang sejenis beban Fakultas/Unit Kerja yang bersangkutan. 3). Biaya Laboratorium/Praktikum, Buku, Biaya Hidup dan biaya lainnya bila ada beban Mahasiswa yang bersangkutan. c. Program S-2 1). Biaya SPP maksimum untuk 6 semester, dan satu kali bantuan biaya penyusunan Thesis maksimum Rp. 2.000.00,- ( dua juta rupiah ). 2). BPI/Biaya yang sejenis beban Fakultas/Unit Kerja yang bersangkutan. 3). Biaya Laboratorium/Praktikum, Buku, Biaya Hidup dan biaya lainnya bila ada, beban Mahasiswa yang bersangkutan. (2) Dalam hal biaya SPP dan BPI disatukan (tidak dipisah), beban biaya ditanggung bersama, 50% Fakultas/Unit Kerja yang bersangkutan, dan 50% Universitas. Biaya Laboratorium/Praktikum, Buku, Biaya Hidup dan biaya lainnya bila ada beban Mahasiswa yang bersangkutan. (3) Prosedur pengajuan biaya pendidikan : a. Biaya dari Universitas 1). Biaya SPP diajukan untuk setiap semester oleh PNS yang bersangkutan kepada Rektor, diketahui Dekan/Pimpinan Unit Kerjanya, dan dilampiri ketetapan besarnya SPP dari Perguruan Tinggi (PT)/Pasca Sarjana yang bersangkutan. 2). Bantuan biaya penyusunan laporan Tugas Akhir/Skripsi/Thesis diajukan kepada Rektor dengan dilampiri surat keterangan dari Ketua Jurusan/Program Studi bahwa PNS yang bersangkutan sedang melakukan penyusunan Tugas Akhir/Skripsi/Thesis, dan dilampirkan pula proposalnya. b. Biaya dari Fakultas PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan kepada Dekan/Ketua Lembaga/Pimpinan Unit Kerjanya, dan dilampiri ketetapan biaya Pengembangan (BPI/SPI) dari Perguruan Tinggi/Pasca Sarjana yang bersangkutan. c. Dalam hal biaya SPP dan BPI/SPI disatukan (tidak dipisahkan), PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan biaya 50% ke Rektor dan 50% ke Dekan/Ketua Lembaga/Pimpinan Unit Kerja dengan dilampiri ketetapan biaya dari Perguruan Tinggi/Pascasarjana. (4) Apabila beasiswa yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan biaya pendidikan atau biaya lainnya yang diperlukan dalam rangka mengikuti pendidikan lanjut, kekurangan biaya ditanggung sendiri oleh PNS yang bersangkutan. (5) Apabila dalam batas waktu pembiayaan tersebut ayat (1) belum lulus, maka PNS yang bersangkutan wajib melaporkan kepada Rektor dan mengajukan permohonan ijin perpanjangan waktu penyelesaian pendidikan serta menanggung sendiri semua biaya yang diperlukan untuk penyelesaian pendidikan tersebut. Pasal 10 PNS yang melaksanakan Pendidikan Lanjut mempunyai kewajiban dan tanggungjawab : 1. Mentaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, baik dalam lingkungan pendidikan lanjut maupun dalam lingkungan kedinasan; 2. Melaksanakan pendidikan lanjut dengan baik dan sungguh-sungguh; 3. Melaporkan perkembangan hasil pendidikan setiap semester kepada Atasan langsung/ Pimpinan Unit Kerjanya dan Rektor; 4. Melaporkan hasil kelulusan kepada Atasan langsung/ Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan dan kepada Rektor dengan dilampiri foto copy ijazah dan transkripnya; 5. Kembali mengabdikan diri dan melaksanakan tugas secara penuh di UNS, setelah lulus pendidikan. Pasal 11 (1) Apabila PNS yang melaksanakan Pendidikan Lanjut melakukan pelanggaran disiplin pegawai atau pelanggaran lainnya, baik dalam lingkungan pendidikan lanjut maupun dalam lingkungan kedinasan akan dikenai sanksi sesuai ketentuan PP Nomor 30 Tahun 1980 dan peraturan lainnya yang terkait.

(2) Apabila PNS yang melaksanakan pendidikan lanjut tidak dapat menyelesaikan pendidikannya, wajib mengembalikan seluruh beasiswa/ biaya pendidikan yang telah diterimanya, dan menyetorkan ke Kantor Kas Negara melalui Kepala Bagian Keuangan UNS apabila sumber dana berasal dari APBN, dan/atau menyetorkan ke Bendahara / PUMK DIK.S Yang bersangkutan melalui Kepala Bagian Keuangan UNS, apabila sumber dana berasal dari DIK.S. (3) Apabila PNS telah selesai dan lulus pendidikan lanjut tidak kembali melaksanakan tugas di UNS, dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku dan wajib mengembalikan seluruh beasiswa/biaya pendidikan yang telah diterimanya, sesuai ketentuan Ayat (2) Pasal 11. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 (1) Hal -hal lain yang belum cukup diatur dalam keputusan ini, akan diatur lebih lanjut dalam keputusan tersendiri. (2) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat perubahan atau kekeliruan dalam keputusan ini akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. (3) Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Rektor Nomor 388/J27/P/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Lanjut Bagi Tenaga Administrasi di lingkungan UNS dinyatakan tidak berlaku lagi. Ditetapkan di : Surakarta Pada tanggal : 15 Desember 2004 REKTOR, Salinan Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Sekjen Depdiknas, di Jakarta 2. Dirjen. Dikti Depdiknas; 3. Pejabat terkait di lingkungan UNS. Prof. Dr. dr. H. MUCH. SYAMSULHADI, Sp.KJ. NIP. 130 543 952