II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari hari, hal itu terbukti manusia sebagai individu ternyata

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA ANTARA PENDUDUK ASLI DENGAN PENDUDUK PENDATANG DI DESA BAGELEN KECAMATAN GEDONG-TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

BAB I PENDAHULUAN. antaranya, waris menurut hukum BW (Burgerlijk Wetboek), hukum Islam, dan. Ika ini tidak mati, melainkan selalu berkembang.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial

I. PENDAHULUAN. Lampung Pepadun yang berdialek nyow dan Lampung Saibatin yang berdialek

I. PENDAHULUAN. mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil

I. PENDAHULUAN. salah satu faktor penyebab keinginan manusia untuk hidup. membentuk sebuah komunitas yaitu masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan

Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kepulauan, yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, yang

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

I. PENDAHULUAN. adalah satu yaitu ke Indonesiaannya. Oleh karena itu maka adat bangsa

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB I PENDAHULUAN. ratus) pulau-pulau yang tersebar di nusantara, masyarakat Indonesia terbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

BAB II KAJIAN TEORETIS. membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat Lampung Saibatin Marga Pugung Tampak di Kecamatan Pesisir Utara

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. Suku Lampung terbagi atas dua golongan besar yaitu Lampung Jurai Saibatin dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

1 PENDAHULUAN. dengan julukan Sang Bumi Ruwa Jurai yang berarti satu bumi yang didiami

BAB II KAJIAN TEORI. keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman adat istiadat yang terdiri dari berbagai macam

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk

Perkembangan harga Pangan Tingkat Pedagang Eceran

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam hidupnya

I. PENDAHULUAN. pengangguran, diperkirakan dapat membahayakan keamanan, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

I. PENDAHULUAN. seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun

DINAMISASI KEBUDAYAAN DALAM REALITAS SOSIAL. Ellya Rosana*

I. PENDAHULUAN. adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita. tidak lagi mempertahankan paradigma lama, yaitu teacher

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

I. PENDAHULUAN. Asal usul bangsa Lampung berasal dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

I. PENDAHULUAN. dan hal ini menunjukkan betapa eksisnya kesadaran primordial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

I. PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua,

SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2007:150).

1. PENDAHULUAN. berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika

II TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat hukum adat disebut juga dengan istilah masyarakat tradisional atau

TINJAUAN PUSTAKA. manusia senantiasa mengalami suatu perubahan-perubahan pada kehidupan. tak terbatas (Muhammad Basrowi dan Soenyono, 2004: 193).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

I. PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan Negara

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang merupakan

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, dan gambaran kehidupan orang Hindu. Agama ini juga

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

BAB VI KESIMPULAN. berikut : Investasi industri pariwisata dengan didukung keputusan politik ekonomi

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK SAMSAT LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF BUDAYA PIIL PESENGGIRI

Kondisi Sosio-Psikologis Yogya Unik

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN BUDAYA KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA ( Studi Kasus pada Mahasiswa UMS

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1995 Anthropologi

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Setiap manusia hidup dalam suatu lingkaran sosial budaya tertentu.

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

27 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Analisis Hubungan Sosial Budaya Kondisi hubungan sosial budaya selalu berkaitan dengan kelompok atau individu dalam kehidupan sehari hari, hal itu terbukti manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Dalam menjalankan kehidupan akan senatiasa bersama dan tergantung pada manusia lainnya. Untuk lebih memahami konsep analisis hubungan sosial budaya, terlebih dahulu memahami konsep masingmasing status itu sendiri. Karena setiap masyarakat mempunyai suatu hubungan status sosial budaya yang berbeda-beda. Untuk mempelajari analisis hubungan sosial budaya pada penduduk di desa Bagelen, perlu kita ketahui sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan penduduk, karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan. Mungkin saja karena ada faktor baru yang lebih memuaskan penduduk sebagai pengganti faktor yang lama. Menurut pendapat Selo Seoemardjan dan Soelaiman Soemardi bahwa perubahan dalam masyarakat akan menyangkut banyak hal dan dapat mengenai noma-norma, nilai-nilai, pola-pola perilaku orang, organisasi susunan, dan stratifikasi kemasyarakat (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi 1964 : 42).

28 Hubungan sosial budaya dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang menyangkut berbagai segi dari kehidupan manusia dalam hubungan dengan manusia lainnya, dan berbagai segi kehidupan manusia yang menginginkan hidup bersama dalam suatu masyarakat. Hidup bersama dapat diartikan sebagai hidup dalam suatu pergaulan. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa analisis hubungan sosial budaya itu adalah kaitan antara status sosial budaya individu dalam kelompok atau status kelompok dengan kelompok lain dalam kelompok yang lebih besar dengan kebiasan kehidupan sehari-hari yang membudaya bagi individu atau kelompok tersebut dimana kebiasaan itu bisa disebut sebagai culture activity. Menurut pendapat Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi Kebudayaan adalah Sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat ( Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi 1964 : 407 ). Setelah memperhatikan pendapat para ahli di atas penulis tegaskan, bahwa yang dimaksud dengan konsep analisis hubungan sosial budaya adalah hubungan antara kelompok atau individu yang didasari oleh hasil karya cipta, karya, dan rasa manusia untuk meningkatkan kehidupan serta nilai-nilai moral yang dipercaya oleh kehidupan masyarakat yang melahirkan emosional sehingga memperkuat hubungan sosial budaya sesama manusia.

29 B. Konsep Penduduk Pendatang Untuk memahami konsep penduduk pendatang sebagai komunitas yang berhubungan langsung dengan hubungan sosial budaya mempunyai korelasi langsung dengan penelitian ini, karena yang menjadi obyek penelitian ini adalah hubungan sosial budaya antara penduduk di wilayah pemukiman transmigrasi di desa Bagelen Kecamatan Gedong-Tataan Kabupaten Pesawaran. Menurut George W. Barclay bahwa penduduk pendatang merupakan sumber perubahan jumlah penduduk karena aliran migrasi mudah terpengaruh oleh fluktuasi. Hal ini memberikan response terhadap berbagi pengaruh terhadap penduduk ( George W. Barclay. 1984 : 61 ). Seperti yang dikatakan oleh Abu Ahmadi dan Kaelani H.D tentang penduduk pendatang yaitu bahwa penduduk pendatang dapat terjadi dari tingkat desa, kabupaten, propinsi, pulau dan negara. Penduduk pendatang ini terjadi juga untuk sementara waktu seperti perpindahan penduduk dari daerah yang tidak subur ( minus ) ke tempat yang subur ( surplus ) khususnya dalam masa musim ( migrasi musiman ). ( Abu Ahmadi dan Kaelani H.D. 1982 : 50 ) Berdasarkan pendapat yang dikemukan oleh para ahli maka pengertian penduduk pendatang yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu penduduk yang berasal dari daerah lain dengan berbagai alasan kemudian menetap di tempat tinggal di desa Bagelen.

30 C. Konsep Penduduk Asli Bila berbicara penduduk asli maka lawan adalah penduduk pendatang, penduduk asli selalu berkaitan dengan Pribumi. Dalam penelitian transmigrasi dari jepang, Yashie Yamzaki dari Universal Kyoei-Jepang mengklasifikasikan penduduk terbagi dua unsur yaitu penduduk pribumi / Asli dan penduduk pendatang. Penduduk pribumi adalah warga penduduk asli yang sudah lama menetap bahkan turun menurun mendiami suatu tempat. Penduduk pendatang adalah penduduk pendatang yang tinggal dan menetap di suatu tempat ( http : // bursa transmigrasi. net ). Menurut Hilman Hadikusuma penduduk asli adalah orang Lampung selatan pulau Sumatera yang berbatasan di antara Teluk Lampung sampai Kayu Agung dan di antara Danau Ranau dengan Laut Jawa. Mempunyai dua dialek bahasa, yaitu dialek A dan dialek O dan dua macam adat istiadat yaitu adat istiadat yaitu pepadun dan peminggir. ( Hilman Hadikusuma 1977 : 87-88 ). Menurut pendapat Iskandar Syah orang Lampung beradat pepadun adalah satu kelompok masyarakat yang ditandai dengan upacara adat naik tahta dengan menggunakan alat upacara ( Iskandar Syah 2005 : 2 ). Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka yang dimaksud dengan penduduk asli dalam penelitian ini adalah warga yang terlebih dahulu menetap di desa Bagelen yang sudah mempunyai adat istiadat turun menurun.

31 D. Kerangka Pikir Dalam kehidupan manusia ditandai dengan adanya hubungan sosial dan budaya yang saling berkaitan, maka akan terjadi pengaruh antara individu yang satu dengan individu yang lainya atau antara kelompok manusia yang satu dengan kelompok manusia yang lainnya. Keadaan hubungan yang mulai harmonis antara penduduk pendatang dan penduduk asli di Desa Bagelen, dapat dijadikan tolak ukur bagi suatu daerah. Serta perkembangan fasilitas-fasilitas ada di desa seperti puskesmas, balai desa, tempat ibadah, balai pengobatan, serta tersedia sarana prasarana pendidikan. Keragamaan suku yang ada di desa Bagelen diharapkan menjadi hubungan selaras dan serasi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Keragamaan itu tampak pada pola mata pencarian, tingkat pendidikan, kesenian, dan upacara-upacara adat. Hal itu yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian terhadap masyarakat di wilayah transmigrasi di desa Bagelen Kecamatan Gedong-Tataan dengan menitik beratkan kepada hubungan sosial budaya masyarakatnya. Sebab dengan mengetahuai hubungan sosial budaya mereka kita akan dapat memahami masalah-masalah yang dihadapi mereka.

32 G. Paradigma Penduduk Pendatang ( Jawa ) Penduduk Asli ( Lampung ) Analisa dan Perubahan sosial budaya 1. Mata Pencarian 2. Pendidikan 3. Kesenian 4. Upacara-upacara Adat Keterangan : Garis Hubungan : Garis Pengaruh

33 REFERENSI Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi. 1964. Op. Cit. Halaman 42. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, 1964, Setangkai Bunga Sosiologi, Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi, Jakarta. Halaman 407. George W, Barclay. 1984. Teknik Analisa Kependudukan Bina Aksara, Jakarta. Halaman 61. Abu Ahmadi, Kaelani H.D. 1982. Kependudukan di Indonesia dan Berbagai Aspek. Mutiara Permata Widya. Semarang. Halaman 50. http : // bursa transmigrasi. net. go.id 2 Juli 2007. Hilman Hadikusuma.1977. Masyarakat dan Adat-Budaya Lampung. Bandung Mandar Maju. Halaman 87-88. Iskandar Syah. 2005. Sejarah Hukum Adat Lampung Pepadun Way Kanan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman 2.