BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH, PEMBIAYAAN SYARIAH, DAN JAMINAN. diperkenalkan dengan istilah bagi hasil dalam sistem perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. krisis, perbankan syariah mulai dapat berdiri sedangkan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan tarif. yaitu riba. Riba tidak sama dengan jual beli dan hukumnya haram sesuai

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Dasar-Dasar Pembiayaan Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB III TINJAUAN PUSTAKA TENTANG BANK. menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan rumusan tersebut, bank Islam berarti bank yang tatacara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islami, yakni mengacu kepada ketentuanketentuan Alquran dan hadis. Sedangkan pengertian muamalat itu sendiri adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan dengan masyarakat. 1 Bank Islam sebagai lembaga keuangan baru yang muncul lebih belakangan dari bank konvensional didalam operasionalnya akan menghadapi permasalahanpermasalahan yang juga merupakan tantangan sendiri bagi bank Islam. 2 Tantangan tersebut diantaranya adalah bagaimana menonjolkan ciri khas perbankan syariah, yakni bank yang secara langsung membangun sektor riil dengan prinsip keadilan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan meningkatkan pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah). 1 Warkum Sumitro, Asas Asas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 5 2 Ibid,.h. 27

2 Pada dasarnya produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar 3, yakni : 1. Produk penyaluran dana (financing) meliputi: (a) pembiayaan dengan prinsip jual beli: murabahah, salam, istishna; (b) pembiayaan dengan prinsip sewa : Ijarah dan IMBT; (c) pembiayaan dengan prinsip bagi hasil : musyarakah dan mudharabah; (d) akad pelengkap : hiwalah, rahn, qardh, wakalah, kafalah. 4 2. Produk penghimpuna dana (funding) meliputi: giro wadiah, tabungan dan deposito mudharabah. 3. Produk jasa (service), dimana bank syariah melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah yang mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan, jasa perbankan tersebut antara lain berupa: sharf ( jual beli valuta asing) dan ijarah (sewa). Produk penyaluran dana pada bank syariah yang lebih banyak digunakan adalah pembiayaan murabahah, yakni akad jual beli barang dengan menyatakan harga pokok dan keuntungan yang disepakati oleh bank dan nasabah. 5 Sedangkan pembiayaan mudharabah sangat sulit dilakukan dan pembiayaan ini dapat dilakukan setelah adanya pembiayaan murabahah. Mudharabah adalah kerjasama antara dua 3 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003 ), h. 60 4 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 98 5 Ibid. h. 113

3 pihak atau lebih, dimana salah satu pihak memberikan modal (shahib al-maal) dan pihak yang lain sebagai pengelola usaha (mudharib). 6 Dalam setiap pembiayaan tentunya bank harus secara cermat dalam penyalurannya. Bank harus bersikap hati-hati tehadap nasabah pembiayaan, oleh karenanya bank menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap pembiayaan yang diberikan kepada nasabah. Penerapan ini dilakukan untuk menghindari risiko yang mungkin timbul dikemudian hari. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q. S Albaqarah ayat 282: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan muamalat, transaksi secara tidak tunai untuk waktu yang telah ditentukan maka catatlah (bukukan lah).( Al-Baqarah: 282) 7 Bank BRI Syariah adalah unit usaha PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak secara khusus melayani jasa perbankan berdasarkan prinsip syariah Berbagai produk pembiayaan telah ada untuk memenuhi kebutuhan nasabah. BRI Syari ah dapat melayani berbagai jenis pembiayaan untuk berbagai keperluan seperti 6 Warkum Sumitro, Asas Asas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004 ), h. 32 7 Departemen Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur an Terjemah, (Jakarta: Al Huda Kelompok Gema Insani, 2005), h. 49

4 modal kerja, investasi dan konsumtif. Adapun produk-produk pembiayaan BRI Syariah adalah : 1. Murabahah Murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. 2. Istishna Istishna adalah akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesanatau pembeli dan penjual atau pembuat. 3. Ijarah Ijarah adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. 4. Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara pihak pertama yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhmya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian. 5. Musyarakah

5 Musyarakah adalah akad kerjasama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing. 6. Qard Qardh adalah akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Pada BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin pembiayaan mudharabah sangat sulit dilakukan karena pembiayaan tersebut hanya diberikan kepada nasabah yang benar-benar mempunyai kepercayaan oleh bank yang bersangkutan untuk memperoleh pembiayaan mudharabah setelah diselidiki secara seksama oleh pihak bank kelayakan memperoleh pembiayaan. Hal ini didukung dengan informasi yang penulis ketahui dari pihak bank bahwa faktor karakter nasabah harus benar-benar diperhatikan yang merupakan faktor penentu untuk membuat keputusan apakah bisa diberikan pembiayaan atau tidak. Selain itu, penerima pembiayaan mudharabah masih sedikit karena pembiayaan ini berisiko tinggi. Jika mengalami keuntungan, pihak bank dan nasabah debitur sama-sama mendapat bagian sesuai dengan nisbah yang disepakati bersama pada awal perjanjian. Akan tetapi, jika terjadi sebaliknya maka kerugian ditanggung oleh pihak bank selaku pemillik dana, karena kerugian dibagi berdasarkan proporsi modal bukan nisbah. Bagi bank yang kontribusinya adalah uang, risikonya adalah hilangnya uang tersebut.

6 Sedangkan mudharib yang kontribusinya adalah kerja, risikonya adalah hilangnya kerja, usaha dan waktu dengan tidak mendapatkan hasil atas jerih payahnya selama berbisnis. 8 Jika mudharib melakukan keteledoran, kelalaian, kecerobohan dalam merawat dana yaitu melakukan pelanggaran, kesalahan dan kelewatan dalam perilakunya yang tidak temasuk bisnis mudharabah yang disepakati, atau ia keluar dari ketentuan, maka ia harus menanggung kerugian mudharabah sebesar bagian kelalaiannya sebagai sanksi dan tanggung jawabnya. 9 Meskipun syarat yang harus dipenuhi mudharib sulit, akan tetapi mudharabah merupakan acuan utama dalam penerapan sistem usaha pembiayaan berdasarkan ekonomi Islam. Pembiayaan mudharabah lebih mengedepankan rasa keadilan dan transparansi dalam bertransaksi dengan nasabah. Dari permasalahan di atas penulis merasa tertarik melakukan penelitian dengan judul Penerapan Prinsip Kehati-hatian pada BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam Pembiayaan Mudharabah B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 8 Adiwarman A. Karim, Op. cit., h. 208 9 Ibid., h. 209

7 1. Bagaimana prinsip kehati-hatian yang telah dijalankan oleh BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin? 2. Apa saja yang menjadi kendala bagi BRI kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam penerapan prinsip kehati-hatian pada pembiayaan mudharabah? C. Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Mengetahui penerapan prinsip kehati-hatian yang telah dijalankan oleh BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin. 2. Mengetahui kendala BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam penerapan prinsip kehati-hatian pada pembiayaan mudharabah. D. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Menambah wawasan penulis khususnya dan pembaca pada umumnya yang ingin mengetahui permasalahan ini secara lebih mendalam. 2. Sumbangan pemikiran dalam memperkaya khazanah keilmuan dibidang ekonomi Islam bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih jauh tentang masalah ini dari sudut pandang yang berbeda. 3. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang prosedur-prosedur pembiayaan mudharabah yang ada pada BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin.

8 4. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam menentukan kebijakan pada pemberian pembiayaan mudharabah serta meningkatkan efektivitas dari pembiayaan yang diberikan. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahapahaman dan kekeliruan dalam menginterpretasikan judul serta permasalahan yang akan diteliti, maka perlu adanya batasan istilah sebagai pegangan dan lebih terarahnya dalam kajian lebih lanjut, sebagai berikut : 1. Penerapan yakni pemasangan, pengenaan, perihal, mempraktikkan. 10 Maksudnya disini adalah penerapan dalam hal mempraktikkan prinsip kehatihatian dalam pembiayaan. 2. Prinsip kehati-hatian adalah pedoman pengelolaan bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang sehat, kuat dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 11 3. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990 ), Ed. II, Cet. 10, h. 1044 11 Setio Sapto Nugroho, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, http://www.bi.go.id/nr/rdonlyres/c7402d01-a030-454a-bc75-9858774df852/14396/uu_21_08_syariah.pdf., diakses pada 26 Nopember 2008.

9 rakyat. 12 Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, yaitu BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin. 4. Pembiayaan mudharabah adalah salah satu bentuk pembiayaan kerjasama pihak bank dengan pihak lain dalam suatu usaha produktif dan halal yang ditangani oleh tenaga ahli. 13 F. Kajian Pustaka Berdasarkan penelaahan terhadap beberapa penelitian terdahulu yang penulis lakukan telah pernah dilakukan penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang Sistem Mudharabah Bank Syariah Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi Komparatif) oleh Siti Norhilaliah (0001123656). Dari penelitiannya tersebut diperoleh hasil bahwa mudharabah dalam hukum Islam dan hukum positif samasama berdasarkan sistem bagi hasil yang telah disepakati kedua belah pihak yang terkait dengan ikatan kontrak mudharabah, dan mudharabah secara hukum Islam maupun hukum positif adalah merupakan hal yang sah dalam aspek penerapannya sesuai dengan konsep mudharabah itu sendiri tetapi dalam penetapan sistem agunan dalam hukum positif bertujuan untuk mengamankan modal, yang diinvestasikan seseorang kepada bank, dimana bank memposisikan diri sebagai perantara modal, 12 Ibid. 13 Asyari, Kamus Istilah Ekonomi Syari ah, (Jakarta: PT Alma arif, 2003), h. 78

10 prinsip ini tidak dikenal dalam hukum Islam karena mudharabah dalam hukum Islam berdasarkan prinsip amanah (kepercayaan yang tinggi). Rahmatullah (0101144473) juga mengkaji tentang Sistem Bagi Hasil Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Tinjauan Hukum Islam). Yang menjadi latar belakang masalahnya yakni adanya ketidak jelasan Undang-undang perbankan dalam menetapkan sistem (profit and loss sharing) pembagian keuntungan dan kerugian/ risiko terhadap pembiayaan bagi hasil dan penghimpunan dana dari masyarakat menurut tinjauan hukum Islam. Dari hasil penelitiannya tersebut diperoleh hasil, pertama, bagi hasil menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 merupakan sebuah produk berdasarkan prinsip syariah ditetapkan dalam sebuah jenis-jenis pelayanan jasa yang disediakan oleh bank untuk para nasabahnya dalam berbagai kegiatan yang menguntungkan sebagai produk penghimpunan dana dan penyaluran dana dengan memberikan imbalan atau bagi hasil. Kedua, pembiayaan bagi hasil (mudharabah) mengandung risiko (kerugian) sehingga menerapkan prinsip kehati-hatian untuk mengurangi risiko dengan menetapkan agunan (jaminan) sebagai salah satu unsur pemberian pembiayaan dalam arti bank mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah untuk melunasi kewajibannya sesuai yang diperjanjikan atas usaha. Ketiga, tinjauan hukum Islam terhadap sistem bagi hasil menurut Undangundang Nomor 10 Tahun 1998 belum memberikan penjelasan dan mengatur secara lengkap dasar-dasar operasional atau kegiatan usaha perbankan syariah dan tidak sepenuhnya sesuai dengan hukum Islam karena tidak menjelaskan bagi hasil sebagai

11 sebuah sistem dan tidak menjelaskan dan mengatur tatacara pembagian keuntungan serta penerapan jaminan sebagai prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan, tapi jika terjadi rugi perbankan syariah mengambil jaminan yang telah dilunasinya, berarti sama dengan sistem yang diterapkan perbankan konvensional. Noorsaidah (0631157803) mengkaji tentang Asas Kehati-hatian Pada Lembaga Perbankan Konvensional (Perspektif Ekonomi Islam), dengan latar belakang bahwa asas kehati-hatian bank konvensional ternyata diterapkan juga oleh lembaga perbankan syariah, padahal antara kedua lembaga tersebut punya karakteristik yang berbeda. Dari hasil penelitian dan setelah dikaji, asas kehati-hatian tersebut bersesuaian saja dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam, yaitu asas tersebut merupakan manifestasi dari sikap amanah dan menjaga kemaslahatan umum. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, permasalahan yang akan penulis teliti adalah penerapan prinsip kehati-hatian yang telah dijalankan oleh BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan kendala BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam penerapan prinsip kehati-hatian pada pembiayaan mudharabah. Dengan demikian terdapat permasalahan yang berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya seperti yang telah penulis paparkan. G. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

12 Bab satu pendahuluan, penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, membuat rumusan masalah yang berpangkal pada tujuan penelitian, mengemukakan definisi operasional, memaparkan signifikansi (kegunaan) penelitian, sistematika penulisan, kajian/tinjauan pustaka yang membahas penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dari aspek yang berbeda. Bab dua landasan teori, penulis menyajikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang dikemukakan pada bab pendahuluan di atas yakni ketentuan umum dalam perbankan yang terdiri dari prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan dan pembiayaan mudharabah. Prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan terbagi menjadi kebijakan pokok pembiayaan, tatacara dan prosedur penilaian kualitas pembiayaan, profesionalisme dan integritas pejabat pembiayaan. Pembiayaan mudharabah terbagi menjadi pengertian mudharabah, landasan syariah tentang mudharabah, rukun dan syarat mudharabah, bentuk-bentuk mudharabah dan batalnya mudharabah. Pada bab tiga metode penelitian, dimana penulis menguraikan tentang bagaimana penelitian ini akan dilakukan meliputi jenis, sifat dan lokasi penelitian, objek dan subjek penelitian, data dan sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta prosedur penelitian. Selanjutnya pada bab empat penulis menyajikan laporan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dengan metode penelitian yang pada bab tiga diatas yaitu penyajian data dan analisis. Penyajian data meliputi gambaran lokasi penelitian dan deskripsi data. Gambaran lokasi penelitian berisi profil BRI Kantor Cabang Syariah

13 Banjarmasin dan struktur organisaasi dan uraian tugas serta tanggungjawab pada BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin. Deskripsi data berisi identitas responden dan informan dan uraian pendapat yang responden dan informan kemukakan. Pada analisis data penulis menguraikan analisisnya mengenai prinsip kehati-hatian yang telah dijalankan oleh BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan kendala yang dihadapi BRI Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam pembiayaan mudharabah. Bab lima penutup, yang berisi simpulan yang merupakan hasil dari analisis atas masalah-masalah yang diteliti dan saran berupa masukan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.