Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

dokumen-dokumen yang mirip
Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI. Para Pihak pada Konvensi ini,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)

KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IPEN Heavy Metals Working Group. IPEN Heavy Metals Working Group. April 2013

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

2 beracun, saat ini tumbuh pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan perindustrian dan pertanian. Perdagangan bahan kimia dan pestisida berbahaya tertentu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

Intisari Laporan Penelitian Keadilan Sosial di Pesisir

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KERUSAKAN LINGKUNGAN

PB 3. Pembangunan berkelanjutan

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

Deklarasi Dhaka tentang

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

IPEN Heavy Metals Working Group. IPEN Heavy Metals Working Group. April 2013

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

SALINAN. bahwa penggunaan merkuri dari aktivitas manusia berpotensi memberikan dampak serius terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup sehingga

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Asesmen Gender Indonesia

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

Versi 27 Februari 2017

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

SEKTOR KESEHATAN BEBAS-MERKURI

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya merupakan perairan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Baharuddin Nurkin, Ph.D Lahir : 24 Febr. 1946, Bantaeng Pendidikan formal: M.Sc (Washington State Univ. USA, 1983); Ph.D (University of Idaho, USA, 19

PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

green gauge Visi AECI adalah untuk menjadi penyedia bahan kimia dan penyedia jasa tambang pilihan bagi para pelanggan.

PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REVITALISASI KEHUTANAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

ENERGI DAN KESEJAHTERAAN

Pengertian Pencemaran Laut dan Penyebab Terjadinya Pencemaran Laut

Pidato Dr. R.M. Marty M. Natalegawa. Menteri Luar Negeri. Republik Indonesia. Pada Pertemuan Pejabat Tinggi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB II DASAR-DASAR PENGELOLAAN LIMBAH B3

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982,

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

Transkripsi:

Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri Pada tahun 2009, pemerintah dari seluruh dunia sepakat untuk memulai proses negosiasi untuk suatu perjanjian global tentang merkuri dengan target selesai pada tahun 2013. Setelah berkonsultasi dan memperoleh masukan dari LSM-LSM dari seluruh dunia, IPEN sepakat mengadopsi pernyataan kebijakan yang menjelaskan mengapa suatu perjanjian global tentang merkuri diperlukan dan mencerminkan visi masyarakat sipil terhadap perjanjian tersebut. I N T E R N A T I O N A L P O P s E L I M I N AT I O N N E T W O R K

I N T E R N A T I O N A L P O P s E L I M I N AT I O N N E T W O R K International POPs Elimination Network (IPEN) adalah sebuah jaringan global organisasi-organisasi kesehatan dan lingkungan dari ratusan negara. Jaringan ini awalnya didirikan untuk mempromosikan negosiasi atas suatu perjanjian global untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari sekelompok senyawa kimiawi toksik yang disebut Polutan Organik yang Persisten (Persistent Organic Pollutants/POPs). Selanjutnya, dengan diadopsinya Konvensi Stockholm tentang POPs tersebut oleh para wakil pemerintahan negara, IPEN memperluas misi-misinya melebihi POPs dan saat ini mendukung upaya-upaya lokal, nasional, regional dan internasional untuk melindungi kesehatan dan lingkungan dari bahaya-bahaya yang disebabkan oleh paparan kimiawi toksik.

Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri Merkuri adalah suatu senyawa kimiawi toksik yang menjadi perhatian global karena menimbulkan bahaya yang signifikan terhadap kesehatan manusia, satwa dan ekosistem. Ketika dilepas ke lingkungan, merkuri bergerak mengikuti aliran udara dan jatuh kembali ke bumi, kadang kala dekat dengan sumber asalnya dan terkadang jauh dari sumbernya. Merkuri dapat meresap melalui tanah lalu bergerak ke saluran-saluran, sungai-sungai, danau-danau dan samudra serta dapat berpindah mengikuti arus laut dan hewan-hewan yang bermigrasi. Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri 3

Ketika memasuki lingkungan akuatik, merkuri dapat ditransformasi oleh mikro-organisma menjadi senyawa yang lebih toksik, methylmercury. Dalam bentuk methylmercury, merkuri memasuki rantai makanan, terakumulasi dan terkonsentrasikan, dimulai dari organisme akuatik termasuk ikan dan kerang, lalu pada burung, mamalia, dan manusia yang berada di ujung akhir rantai makanan. Di beberapa spesies ikan, konsentrasi methylmercury bisa mencapai satu juta kali lipat lebih besar daripada konsentrasi dalam air tempat ikan itu berada. 1 Sepertiga dari merkuri yang masuk ke dalam lingkungan berasal dari sumber alami seperti gunung berapi. Sisanya sebanyak dua-per-tiga berasal dari aktivitas manusia. 2 Sejak awal era industrialisasi, jumlah total merkuri yang berada di atmosfir, tanah, danau, sungai dan laut telah meningkat, menjadi dua sampai empat kali lebih banyak. 3 Tingkat merkuri di lingkungan yang jauh lebih tinggi dari yang alami ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan dapat membahayakan kesehatan manusia di seluruh dunia. Merkuri, terutama dalam bentuk methylmercury, sangat beracun untuk manusia. Embrio manusia, janin, balita, dan anak-anak sangat rentan karena merkuri mengganggu perkembangan syaraf. Ketika seorang ibu hamil atau seorang wanita dalam usia produktif memakan 4 Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

makanan yang terkontaminasi dengan methylmercury, zat beracun mengalir melalui plasenta dan terpapar ke janin. Studi menunjukkan bahwa konsentrasi methylmercury dalam janin lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalam tubuh sang ibu. 4 Merkuri juga terdapat di dalam air susu ibu (ASI) yang akan dikonsumsi oleh balita pada awal pertumbuhan 2 tahun pertama mereka. Anakanak yang memakan makanan yang terkontaminasi merkuri pada tahun-tahun pertama juga akan terpengaruh. Merkuri mempengaruhi dan merugikan perkembangan otak serta perkembangan system syaraf anak. Merkuri dapat mengurangi kemampuan kognitif dan berpikir, memori, perhatian, penguasaan bahasa, keterampilan motorik halus dan keterampilan ruang visual. 5 Orang dewasa juga dibahayakan oleh resiko merkuri. Kelompok manusia yang memiliki resiko paling tinggi adalah orang-orang miskin dan yang paling rentan adalah masyarakat adat, komunitas Arctic, penduduk kepulauan, komunitas pantai dan lainnya yang mendapat asupan protein dari ikan dan makanan laut. Para pekerja juga memiliki resiko yang tinggi, terutama penambang emas skala kecil dan keluarga mereka. Selain itu merkuri juga membahayakan organisma-organisma yang ada di lingkungan dan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Ada beberapa sumber pencemaran merkuri terhadap lingkungan, beberapa diantaranya dari produkproduk dan peralatan yang mengandung merkuri, pabrikpabrik, proses industri, aktivitas pertambangan, pemurnian logam, 1 Health Canada: http://www.hc-sc.gc.ca/ ewh-semt/pubs/contaminants/mercur/ q47-q56_e.html 2 U.S EPA http://www.epa.gov/merkuri/ control_emissions/global.htm 3 Health Canada: http://www.hc-sc.gc.ca/ ewh-semt/pubs/contaminants/mercur/ q1-q6_e.html 4 Stern AH, Smith AE (2003). An assessment of the cord blood: maternal blood methylmerkuri ratio: implications for risk assessment. Environ Health Perspect. 111(12):1465-70. 5 US EPA: http://www.epa.gov/merkuri/ effects.htm Penambang emas skala kecil menggunakan dulang untuk menambang emas di Indonesia. GLOBAL MERCURY PROJECT, 2007

pembakaran batu bara, proses teknologi pembakaran sampah dengan insinerator, cement kiln, timbunan sampah di tempat pembuangan akhir, lahan yang terkontaminasi, krematorium, dan lain-lain. Produk yang mengandung merkuri masih diproduksi secara masal dan diperdagangkan di seluruh dunia, walaupun di pasaran produk pengganti dan alternatif seperti termometer, spygmomanometer, barometer, baterai, saklar elektrik, dan peralatan elektronik lain sudah tersedia. Sementara itu, beberapa bahan pengganti dengan harga yang terjangkau belum tersedia, untuk beberapa barang elektronik seperti lampu fluoresence, alternatifalternatif yang aman masih dicari dan dikembangkan. Ada beberapa peluang yang bisa dilakukan untuk mengurangi pencemaran merkuri secara signifikan, yaitu dengan pengaturan jumlah merkuri yang digunakan dan dihasilkan selama proses produksi lampu fluoresen dan dengan pengelolaan pembuangan produkproduk tersebut di akhir masa penggunaan mereka dengan baik. Merkuri, dalam jumlah yang besar, terus digunakan dalam proses industri seperti pabrik chloralkali dan proses katalitik walaupun alternatif pengganti yang baik sudah tersedia. Banyak merkuri juga digunakan dalam pertambangan emas skala kecil meskipun hal ini menyebabkan pencemaran tingkat tinggi. Banyak dokter gigi masih menggunakan amalgam merkuri walau dokter-dokter yang lain sudah tidak lagi menggunakannya dan menggunakan alternatif yang lebih memuaskan. Terakhir, di beberapa kebudayaan daerah, merkuri masih terus digunakan dalam pengobatan tradisional, upacara keagamaan dan kesenian. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang merkuri di bidang kesehatan dan ilmiah serta semua efek bahayanya terhadap kesehatan manusia dan ekosistem, saat ini sebuah perjanjian internasional dibutuhkan untuk mulai mengurangi dan menghapuskan merkuri dari aktifitas-aktifitas manusia. Karena merkuri dapat melintasi jarak yang jauh di lingkungan dan juga diperdagangkan secara global, tidak ada suatu negara ataupun daerah yang bisa bertindak sendiri untuk melindungi masyarakatnya dan lingkungannya dari bahaya pencemaran merkuri. Negara-negara berkembang bisa sangat terpengaruh karena mereka tidak memiliki kompetensi untuk mengatur produk-produk yang mengandung merkuri, surplus merkuri dan limbah merkuri yang masuk ke negara mereka melalui perdagangan. Selain itu, mereka juga mungkin tidak memiliki kompetensi untuk mengelola limbah merkuri dan untuk meremediasi lahan-lahan yang tercemari oleh merkuri dengan cara-cara yang baik dan benar. Sebuah perjanjian internasional yang mengikat secara hukum diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan sebuah rencana aksi global yang adil dan merata yang dapat mengatur dan mengurangi pencemaran merkuri secara efektif, menghambat perdagangan merkuri yang tidak terkontrol, mengurangi, dengan tujuan untuk menghapuskan manakala memungkinkan, produksi dan perdagangan produk-produk yang mengandung merkuri, dan memulai langkah-langkah lain yang dibutuhkan untuk memastikan tercapainya penurunan pencemaran merkuri di tingkat global secara signifikan. 6 Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

Perjanjian Global tentang Merkuri Tujuan dari Perjanjian Global tentang Merkuri adalah untuk melindungi kesehatan manusia, satwa, dan ekosistem dengan cara mengurangi sumber-sumber pencemaran merkuri dan methylmercury dari aktivitas manusia manakala memungkinkan. Perjanjian ini harus bisa mencapai tujuan tersebut dengan mengatur proses industri yang menggunakan dan/atau yang menghasilkan merkuri; proses phase-out produksi dan penjualan produk-produk yang mengandung merkuri; pengaturan suplai dan perdagangan merkuri; penanganan limbah merkuri secara tepat; dan pengambilan langkah-langkah lain yang diperlukan. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah total merkuri yang beredar di lingkungan hingga mencapai tingkat sebelum era industrialisasi. Untuk melindungi kesehatan manusia dan ekosistem, perjanjian tersebut sebaiknya: Harus, seperti tujuannya, melindungi kesehatan manusia, satwa, dan lingkungan dari pencemaran merkuri dengan cara mengurangi sumber-sumber pencemaran merkuri dari aktivitas manusia manakala memungkinkan; Mengenali khususnya kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terkena dampak merkuri seperti anak-anak, wanita usia produktif, masyarakat adat, komunitas Arctic, penduduk kepulauan dan pantai, nelayan, penambang emas skala kecil, kelompok miskin, pekerja, dan lain-lain; Memiliki cakupan yang luas dan menyentuh seluruh daur-hidup merkuri; Bertujuan untuk mengendalikan semua sumber merkuri dari semua aktifitas manusia yang menghasilkan merkuri dengan jumlah signifikan; Memperkenalkan mekanisme pendanaan dengan sumber-sumber dana baru dan tambahan yang memadai untuk memungkinkan negara-negara berkembang dan negara-negara dalam transisi ekonomi untuk memenuhi kewajiban mereka dalam perjanjian, tanpa mengganggu target penghapusan kemiskinan negara yang bersangkutan; lanjutan Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri 7

Menerapkan tindakan-tindakan pengaturan yang bertujuan sedapat mungkin untuk mengeliminasi, tergantung dari kemungkinan yang ada, menghapuskan semua produk dan proses yang mengandung atau menggunakan merkuri berdasarkan waktu tertentu, dan di antara periode itu, menetapkan standar dan kontrol untuk produk-produk dan prosesproses yang tersisa; Mengurangi dan menekan permintaan komersial secara global terhadap merkuri; Mengurangi pasokan global merkuri dengan menutup pertambangan primer merkuri; mewajibkan penyimpanan semua merkuri yang ada secara permanen, aman, dan terawasi termasuk yang diperoleh dari pabrik chlor-alkali; dan membatasi perdagangan merkuri yang dihasilkan dari sumber-sumber lainnya; Mengadakan suatu sistem pengawasan yang efektif dalam perdagangan internasional untuk merkuri dan produk-produk yang mengandung merkuri; Mewajibkan solusi yang berpihak terhadap lingkungan dalam pengelolaan sampah yang mengandung merkuri dan turunan senyawa-senyawa merkuri, termasuk langkah untuk mencegah masuknya merkuri ke dalam sampah rumah tangga, sampah medis, dan sampah industri. Melakukan remediasi dan reklamasi lahan-lahan yang sudah terkontaminasi oleh merkuri; Mempercepat penghapusan penggunaan merkuri di sektor kesehatan; Mempromosikan alternatif-alternatif pengganti amalgam di klinik-klinik gigi dengan tujuan akhir untuk menghapuskan praktik penggunaan amalgam; Melarang pestisida yang mengandung merkuri; Mempersiapkan Teknik-teknik Terbaik yang Tersedia (Best Available Techniques/BAT) untuk pembangkit listrik yang menggunakan batu bara, proses cement kilns dan proses pembakaran lainnya yang menghasilkan merkuri dengan target implementasinya, dengan tujuan untuk menghapuskan proses-proses yang menghasilkan merkuri tersebut ketika alternatif-alternatif pengganti lain yang memungkinkan dan terjangkau sudah tersedia. Mempromosikan sumber energi yang terbaharui dan energi alternatif lainnya sebagai pengganti dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang menghasilkan pemncemaran merkuri ke lingkungan. Melembagakan langkah-langkah yang efektif untuk mengurangi dan menghilangkan, manakala memungkinkan, penggunaan merkuri di pertambangan emas; Mengurangi penggunaan merkuri di laboratorium-laboratorium, sekolahsekolah dan institusi-institusi lainnya; dan memasukkan informasi tentang bahaya racun merkuri dan cara-cara yang tepat untuk menangani merkuri ke dalam kurikulum pelajaran sekolah; Melarang penggunaan-penggunaan baru merkuri; Mempromosikan penelitian dan pengembangan dalam produk dan proses alternatif untuk menggantikan produk dan proses yang saat ini masih menggunakan merkuri, dengan perhatian khusus terhadap kebutuhan dari negara-negara berkembang serta negara-negara dalam transisi ekonomi. 8 Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

Pandangan IPEN Memastikan bahwa negara-negara berkembang dan negara-negara dalam transisi ekonomi tidak menjadi tempat pembuangan sampah-sampah merkuri dan sisa dari stok merkuri; Menetapkan mekanisme-mekanisme untuk dan penguatan kompetensi serta transfer teknologi; Meminta semua pihak untuk menetapkan dan melaksanakan Rencana Implementasi dari Perjanjian ini di tingkat nasional atau regional; termasuk di dalam rencana tersebut adalah inventarisasi pasokan merkuri, sumbernya, limbahnya, dan lahan-lahan yang terkontaminasi; Memastikan bahwa masyarakat mempunyai peran yang aktif dalam pengembangan dan pelaksanaan dari perjanjian merkuri, termasuk peluang untuk berpartisipasi dalam pengembangan dan pelaksanaan dari Rencana Pelaksanaan di tingkat nasional atau regional; Menetapkan mekanisme-mekanisme untuk memperbaiki, menyediakan dan pertukaran pengetahuan serta informasi tentang: y Emisi merkuri, suplai, dan penggunaan merkuri; y Pemaparan merkuri terhadap manusia dan lingkungan; y Data pemantauan lingkungan; y Dampak sosial-ekonomi dari penggunaan, emisi, dan pengaturan merkuri; serta y Alternatif-alternatif penggunaan merkuri dalam produk-produk, prosesproses maupun sumber-sumber lainnya. Memastikan semua informasi ilmiah tentang merkuri diperbaharui secara berkala dan disampaikan kepada publik dan masyarakat awam dengan akses yang mudah secara cepat, dalam bentuk dan bahasa yang tepat; Menetapkan suatu mekanisme pelaporan yang meminta semua pihak untuk membaharui secara berkala inventarisasi merkuri nasional mereka dan juga laporan perkembangan pelaksanaan dari Rencana Implementasi tingkat Nasional atau Regional dan kewajiban dari perjanjian; Menetapkan suatu mekanisme untuk mengevaluasi efektifitas dari perjanjian termasuk pengawasan global merkuri di lingkungan dan manusia; Membentuk dan memelihara jaringan pemantauan ikan secara global untuk mengkaji perkembangan dalam pengurangan jumlah merkuri yang beredar di lingkungan global serta mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk memungkinkan institusi pemerintah di bidang kesehatan melaksanakan komunikasi yang efektif tentang resiko mengkonsumsi ikan dan menyusun strategi penyebarannya kepada kelompok-kelompok masyarakat yang mengkonsumsi ikan; Menetapkan ketentuan-ketentuan pemenuhan perjanjian yang efektif dan dapat ditegakkan. Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri 9

Pertimbangan-pertimbangan Lain Pengurangan dan penghapusan sumber-sumber merkuri harus dilakukan dengan cepat, tertata dan adil. Ketentuan-ketentuan sebaiknya diadopsi setelah suatu periode waktu tertentu, tetapi sebaiknya tidak perlu terjadi penundaan yang tak diperlukan. Aksi internasional yang signifikan untuk mengurangi dan menghapuskan sumber-sumber dan pasokan merkuri tidak seharusnya ditunda-tunda sampai perjanjian global merkuri diadopsi dan diberlakukan. Sebaliknya, program pengendalian merkuri dengan pendanaan yang memadai harus mulai segera dilaksanakan. Selain itu diperlukan pula adanya sumber informasi untuk pemantauan lingkungan yang ekstensif di semua daerah di seluruh dunia untuk menentukan dasar dan memperluas penyebaran informasi yang relevan di tingkat regional. Karena merkuri merupakan masalah global yang berdampak ke seluruh dunia, semua negara memiliki peran penting, baik dalam negosiasi maupun implementasi dari perjanjian global merkuri ini. Perjanjian merkuri dan pelaksanaannya harus bersifat melengkapi perjanjian-perjanjian internasional lain yang terkait, seperti Konvensi Stockholm tentang Polutan Organik yang Persisten (Persistent Organic Pollutants/POPs); Konvensi Basel tentang Pergerakan Lintas Batas Limbah Berbahaya; Konvensi Rotterdam tentang Prior Informed Consent; Pendekatan Strategis terhadap Pengelolaan Kimia Internasional (Strategic Approach on International Chemicals Management/SAICM) dan lain-lainnya. Sinergi yang tepat dengan perjanjianperjanjian tersebut perlu dikembangkan. Perjanjian merkuri harus mencakup ketentuan-ketentuan yang akan membuat perjanjian ini memungkinkan untuk diperluas di masa depan, dan juga untuk mengatur logam-logam berat lainnya seperti timbal dan kadmium, atau polutan lain yang juga menjadi kekhawatiran global, tanpa mengorbankan kekuatan perjanjian merkuri. Semua negara sepatutnya berpartisipasi dan berkontribusi dalam implementasi perjanjian sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Negara-negara maju harus berkomitmen dalam menyediakan sumber-sumber pendanaan baru dan tambahan yang sesuai dengan kebutuhan serta bantuan teknologi untuk memungkinkan negara-negara berkembang dan negara-negara dalam transisi ekonomi memenuhi kewajiban mereka dalam perjanjian ini. 10 Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

Frank Pokiak, pemburu dan pemantau beluga, bermitra dengan para pemburu dan ilmuwan dari Perikanan dan Kelautan Kanada (termasuk Lisa Loseto, dalam foto mengukur tingkat kontaminan pada ikan paus beluga serta potensi dampaknya terhadap kesehatan mereka. Perjanjian merkuri ini juga harus mencakup ketentuan-ketentuan untuk Conference of the Parties untuk mengkaji: apakah tingkat pendanaan mencukupi; apakah penerima menggunakan dana secara efektif; dan apakah tindakan yang diambil menghasilkan capaian-capaian sesuai ketentuan-ketentuan dalam perjanjian merkuri ini. Proses negosiasi mencapai perjanjian ini sebaiknya dilakukan secara terbuka dan transparan. Ketentuan harus dibuat untuk memberi ruang partisipasi aktif LSM yang terkait dan para pemangku kepentingan lain yang memihak pada kepentingan publik. Transisi penghapusan merkuri harus dilakukan melalui regime yang terencana dan teratur, agar biaya-biaya ekonomi dan sosial dapat diminimalkan dan untuk menghindari timbulnya gangguan dan pemindahan lokasi. Pada beberapa kasus, mungkin akan diperlukan bantuan untuk melaksanakan proses transisi dan/ atau bantuan lainnya bagi kelompok pekerja tertentu atau komunitas tertentu yang saat ini tergantung penghidupannya pada kegiatan yang melepas merkuri ke lingkungan. Manakala memungkinkan, tanggung-jawab untuk penghapusan bahan-bahan yang mengandung merkuri dan pembersihannya harus konsisten dengan Prinsip Pencemar- Membayar (Polluter Pays Principle) dimana biaya-biaya ditanggung bersama oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab dengan penekanan dan perhatian khusus pada sektor swasta. Sebuah pendaur ulang informal di Filipina menggunakan palu untuk memecah lampu CFL sementara anak yang mengamati ber risiko terpapar merkuri. JOCELYN NOKSANA THONY DIZON 11

Aksi-aksi untuk merkuri harus konsisten dengan Prinsip Pencegahan Dini (Precautionary Principle). Aksi juga harus mengandalkan pada pendekatan yang menekankan pada pembuktian dengan pertimbangan khusus pada resiko-resiko terhadap janin, anak-anak, dan kelompok masyarakat rentan lainnya. Perjanjian harus memasukkan Prinsip-prinsip Rio yang relevan termasuk: Hak untuk Pembangunan (Right to Development) (3); Perlindungan Lingkungan dalam Proses Pembangunan (Environmental Protection in the Development Process) (4); Penghapusan Kemiskinan (Eradication of Poverty) (5); Prioritas untuk Negara yang Belum Berkembang (Priority for the Least Developed) (6); Pengembangan Kapasitas untuk Pembangunan yang Berkelanjutan (Capacity Building for Sustainable Development) (9); Partisipasi Publik (Public Participation) (10); Kompensasi untuk Korban-korban Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan lainnya (Compensation for Victims of Pollution and other Environmental Damage) (13); Kerjasama Negara-negara untuk Mencegah Pembuangan ke Lingkungan (State Cooperation to Prevent Environmental Dumping) (14); Internalisasi Biaya-biaya Lingkungan (Internalization of Environmental Costs) (16); Peran Penting Perempuan (Women have a Vital Role) (20); Peran Penting Masyarakat Adat (Indigenous Peoples have a Vital Role) (22); dan lain-lain. Pemantauan dan pengawasan implementasi perjanjian dan pembiayaannya harus dilakukan oleh badan yang independen yang diaudit oleh publik. Pusat-pusat regional khusus dan suatu jaringan fasilitas khusus harus disiapkan untuk memberi bantuan dalam hal pengumpulan dan pengelolaan limbah yang mengandung merkuri. Pelarangan pembuangan limbah sejenis ini ke lahan-lahan pembuangan sampah dan tempat pembuangan akhir sampah harus diterapkan. Suatu sistem yang seragam harus ditetapkan untuk mendaftarkan dan melaporkan pengumpulan, transportasi dan pemrosesannya. Sebuah mekanisme clearing-house untuk merkuri harus dibentuk. Hal ini harus membuka akses langsung pada informasi yang relevan tentang merkuri termasuk: pengalaman-pengalaman praktis, informasi ilmiah dan teknis; dan informasi-informasi lain yang dapat membantu memfasilitasi kerjasama dan pengembangan kapasitas ilmiah, teknis serta finansial yang efektif. Kelompok-kelompok masyarakat sipil harus dipertimbangkan sebagai mitra dan sebagai sumber informasi yang penting bagi clearing-house. Perjanjian harus memberi perhatian khusus pada kebutuhan para penambang skala kecil. Perjanjian harus dapat memfasilitasi akses mereka terhadap teknologiteknologi yang efektif dan tepat guna yang dapat meminimalkan atau, manakala memungkinkan, menghindari penggunaan merkuri. Manakala terbukti tidak praktis, perjanjian harus mendorong pengembangan program-program yang membantu menjamin alternatif penghidupan mereka. Perjanjian harus memberi peluang dan mendorong partisipasi masyarakat, praktisi kesehatan dan para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan perjanjian. Perjanjian harus menyediakan informasi bagi publik, kepedulian dan pendidikan, terutama bagi perempuan, anak-anak, pekerja, 12 Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

para penambang skala kecil, kaum miskin, kelompok masyarakat yang terpinggirkan dan berpendidikan rendah. Perjanjian juga harus menyediakan informasi bagi masyarakat adat, komunitas masyarakat Arctic, masyarakat kepulauan, masyarakat pesisir, nelayan dan lain-lain yang tergantung pada ikan atau makanan lain yang terkontaminasi merkuri sebagai nutrisi utama mereka. Riset-riset terbaru harus didukung, mana kala diperlukan, untuk mengembangkan pengetahuan tentang sumber-sumber merkuri dan tentang mekanisme perpindahan merkuri ke lokasi-lokasi yang jauh. Masyarakat luas harus dapat mengakses data yang dimiliki pemerintah dan sektor swasta yang terkait tentang bahayabahaya merkuri, sumber-sumber merkuri, dan alternatif-alternatif produk yang bebas merkuri. Riset-riset terbaru juga harus didukung untuk mengembangkan alternatifalternatif produk-produk bebas merkuri yang efektif, tidak toksik, terjangkau, proses-proses industri yang tergantung pada merkuri, dan kegiatankegiatan lain yang melepaskan merkuri ke lingkungan. Suatu mekanisme harus ditetapkan untuk mengidentifikasi, mengelola dan meremediasi situs-situs yang terkontaminasi merkuri. Hal ini termasuk kompensasi yang memadai bagi pekerja dan masyarakat yang terkena dampak. Perjanjian harus memberi kesempatan pada semua Parties untuk menyampaikan pertimbangan yang menyeluruh terhadap dampak signifikan merkuri terhadap kesehatan dan lingkungan yang disebabkan oleh transformasi merkuri di dalam tanah menjadi methylmercury seperti misalnya ketika bendungan dibangun dan kawasan baru digenangi air. Pengujian yang sensitif terhadap teknologi-teknologi dan metodologimetodologi harus tersedia untuk mengidentifikasi kontaminasi merkuri ke media lingkungan, makanan dan manusia. Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri 13

Keterlibatan IPEN dalam Proses Negosiasi Intergovernmental IPEN akan berpartisipasi dalam proses negosiasi dan implementasi lebih lanjut. IPEN telah membentuk suatu kelompok kerja logam berat, Heavy Metals Working Group (HMWG), untuk membantu jaringan menyampaikan isu-isu yang terkait dengan merkuri, timbal dan kemungkinan logam-logam berat lainnya. HMWG IPEN akan mendukung partisipasi efektif dari jaringan dalam negosiasinegosiasi perjanjian merkuri serta implementasi perjanjian setelah perjanjian mulai diberlakukan. Semua organisasi partisipan IPEN (Participating Organizations/ POs) yang memiliki perhatian pada negosiasi-negosiasi perjanjian global merkuri disarankan untuk bergabung dengan IPEN HMWG dan berkontribusi dalam kegiatan-kegiatannya. Selama negosiasi, IPEN akan: Memfasilitasi keterlibatan aktif Organisasi Partisipan-nya dalam proses negosiasi dan menjaga hubungan dekat, kerjasama dengan LSM internasional lain yang relevan dan jaringan LSM termasuk Zero Merkuri Working Group (ZMWG), Health Care Without Harm (HCWH), Basel Action Network (BAN), Global Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA), International Society of Doctors for the Environment (ISDE), dan lain-lain; Mengembangkan posisi kebijakan IPEN terkait dengan negosiasi merkuri dan membangun pengertian dan dukungan untuk kebijakan tersebut diantara LSM dan organisasi-organisasi masyarakat sipil di seluruh dunia; Mengembangkan strategi dan sumberdaya untuk mempromosikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan terkait merkuri di seluruh dunia; Mendorong upaya-upaya untuk pendidikan dan keterlibatan masyarakat luas di seluruh dunia dalam menghadapi ancaman racun dari merkuri dan tentang pentingnya ada perjanjian merkuri dengan tujuan membangun dukungan masyarakat sipil internasional agar tercipta suatu perjanjian merkuri yang efektif; Memfasilitasi kegiatan-kegiatan LSM yang sifatnya strategis dan kegiatan di lapangan serta pengumpulan informasi yang mendukung intervensi global IPEN dalam proses negosiasi global; Memfasilitasi dialog antara LSM dan wakil-wakil pemerintahnya dari seluruh dunia yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan internasional untuk suatu perjanjian merkuri yang kuat dan efektif; Bekerjasama dengan LSM-LSM lain, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil lain yang memiliki tujuan sama; Bekerja untuk memperluas dan membangun dasar yang kuat serta menyampaikan informasi pada koalisi LSM dan masyarakat sipil yang beragam; 14 Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

Bekerja untuk mengamankan konsensus-konsensus dalam kesepakatan manakala memungkinkan dalam isu-isu utama baik di dalam IPEN maupun dalam ZMWG, HCWH, BAN dan LSM-LSM lain yang terlibat, jaringan-jaringan LSM dan akademisi; Memastikan dukungan LSM terhadap visi dokumen ini: Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri; serta memastikan dukungan LSM terhadap IPEN Toxics-Free Future Declaration; dan Terus menerus membangun dan memperkuat IPEN. Pelajari lebih lanjut tentang Kampanye Bebas-Merkuri IPEN di www.ipen.org/hgfree

I N T E R N A T I O N A L P O P s E L I M I N AT I O N N E T W O R K www.ipen.org ipen@ipen.org bekerja bersama untuk masa depan yang bebas racun www.ipen.org/hgfree Desain oleh Winking Fish. Mercury-Free logo oleh Gigie Cruz.