BAB II KEBIJAKAN SOEHARTO DALAM PEMERINTAHAN ORDE BARU. ini merupakan langkah awal kemunculan pemerintahan Orde Baru. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

PELAKSANAAN UUD 1945 PADA MASA ORDE LAMA DAN ORDE BARU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Orde Baru lahir dari tekad untuk melakukan koreksi total atas kekurangan sistem politik yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDIDIKAN PANCASILA

Materi Sejarah Kelas XII IPS

A. Pengertian Orde Lama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tap XXXIII/MPRS/1967

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pancasila era Orde Lama reformasi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

BAB II PEMBERLAKUAN ASAS TUNGGAL PANCASILA DI INDONESIA PADA ORDE BARU. pemerintahan sebelumnya yakni Demokrasi Parlementer.

Kementerian Dalam Negeri 2017

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

PEREKONOMIAN INDONESIA

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

1 SUMBER :

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SOEHARTO DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1988

UU 2/1991, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992. Tentang: ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

Ketetapan MPRS No. XV/MPRS/1966 tentang Pemilihan/ penunjukan Wakil Presiden dan tata cara pengangkatan Pejabat Presiden

Pancasila Sebagai Satu-satunya Asas

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh

PENGARUH PERGANTIAN REZIM PEMERINTAHAN TERHADAP PENGAMALAN PANCASILA MASYARAKAT INDONESIA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1989/1990

Hubungan Islam Dan Orde Baru. Written by Wednesday, 08 September :03

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA

UU 3/1993, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/1994

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

PEREKONOMIAN INDONESIA

PIDATO PERTANGGUNGJAWABAN

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1986 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1985 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Presiden Seumur Hidup

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1985/1986

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa-2

HANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA PRODI: ILMU KOMUNIKASI FISIP UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Semester: Genap 2010/2011 Pertemuan 9

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1975 TENTANG PARTAI POLITIK DAN GOLONGAN KARYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986

UU 3/1993, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/1994

FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI. Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM

Memaknai Pancasila sebagai Dasar Negara*

KISI-KISI UAS SEJARAH

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

Tentang: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG DAN SEKRETARIAT DAERAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG-ROYONG. SEKRETARIAT DAERAH.

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VIII Politik Hukum Pada Masa Reformasi Oleh: Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.Mhum. Pada masa reformasi, konfigurasi politik di DPR dan MPR tidak berubah,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4 Alasan Mengapa Buku ini Penting?

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM. Dalam...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/96

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1992 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1992/1993

Tentang: ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1988/1989 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1986 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1985 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DINAMIKA PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN PADA ERA ORDE BARU SKRIPSI. Oleh. Tian Fitriara Huda NIM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1986/1987

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

Perkembangan Peradaban Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN KEHIDUPAN BERNEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukannya pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat. dirumuskan kesimpulan berupa:

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEREKONOMIAN INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG DAN SEKERTARIAT DAERAH (Penetapan Presiden Nomor 5 Tahun 1961 Tanggal 10 Pebruari 1961)

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan **

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1975 (3/1975) Tanggal: 27 AGUSTUS 1975 (JAKARTA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Keinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA S O E H A R T O DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1978, (PIDATO DAN LAMPIRAN)

BAB VII KESIMPULAN. penguatan institusi pesantren dan parti politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB II KEBIJAKAN SOEHARTO DALAM PEMERINTAHAN ORDE BARU A. Lahirnya Orde Baru Dengan dikeluarkanya surat Perintah 11 Maret 1966 kepada Jendral Soeharto, ini merupakan langkah awal kemunculan pemerintahan Orde Baru. Dalam Supersemar terdapat 3 poin tugas utama: pertama, Presiden/Panglima tertinggi ABRI/pemimpin Besar Revolusi/ Mandataris MPRS Soekarno, memutuskan, memerintahkan kepada letjen Soeharto selaku panglima Angkatan Darat, mengambil tindakan yang dianggap perlu agar terjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Presiden Soekarno demi kutuhan bangsa dan negara. Kedua, pengkoordinasian panglima angkatan lain, dan ketigayaitu melaporkan dan bertanggung jawab terhadap segala yang berhubungan dengan poin kedua. Banyak kalangan menilai bahwa Soeharto telah melakukan pengalihan kekuasaan secara perlahan. Soeharto dianggap telah menginterpretasikan Supersemar melebihi apa yang diberikan padanya 1. Pemberian kekuasaan kepada Soeharto dalam Supersemar menyebabkan munculnya dualisme kepemimpinan dalam tubuh NKRI. Setelah menerima Supersemar Soeharto melakukan langkah pertamanya yaitu memerintahkan untuk membubarkan PKI, karena Soeharto menganggap bahwa PKI adalah sumber dari 1 Lab...(halaman: 162) 15

Gerakan 30 S yang harus ditumpas guna menciptakan stabilitas sosial dan politik di Indonesia. Pada tangal 12 maret 1966, lahirlah Keputusan Presiden No. 1/3/1966 yang ditandatangai oleh Soeharto yang berisi tentang perintah untuk membubarkan PKI, dan menggunakan Supersemar sebagai landasan yuridisnya. Namun mendegar hal tersebut muncullah surat keputusan kedua tanggal 13 Maret 1966 surat peringatan kepada Soeharto dari Soekarno. Namun tidak mendapatkan respon dari Soeharto akhirnya pada tanggal 16 Maret 1966 Presiden membentuk kabinet Ampera namun segera mentri-mentri tersebut di tangkap oleh Soeharto dengan alasan mereka ikut terlibat dalam gerakan 30 S. Setelah munculnya surat Putusan yang berisi tentang pencabutan keputusan tentang Soekarno sebagai presiden seumur Hidup sekaligus melengserkan Soekarno dari kursi kepresidenan, dan Soeharto menjadi presiden menggantikan Soekarno, dan mulailah pemerintahan Orde Baru di Indonesia. Konsolidasi Orde Baru, sudah tentu tidak lepas dari kondisi yang ditinggalkan oleh Orde Lama. Dalam pemerintahan Orde Baru tidak semuanya peninggalan Orde Lama di buang dan di tinggalkan. Tekad Orde Baru adalah melaksanakan Pancasila/UUD 1945 secara murni dan konsekuen tetap dilaksanakan. 2 Belajar dari pengalaman masa Orde Lama yang belum ada kestabilan politik di Indonesia. Ini disebabkan oleh kondisi politik Indonesia yang belum stabil akibat banyaknya paham dan organisasi masyarakat yang berkembangpada saaat itu, Oleh karena itu untuk mencapai tujuannya yaitu 2 Sulastomo. Hari-hari yang panajang Transisi Orde Lama ke Orde Baru. (Jakarta: Kompas, 2008), hlm. 191 16

menciptakan stabilitas negara maka Soeharto melakukan beberapa kebijakan diantaranya: a. Terciptanya stabilitas politik yang mantap, yang memungkinkan kelangsungan jalannya pembangunan. b. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, untuk memperbesar kue nasional c. Pemerataan hasil pembangunan untuk memenuhi prinsip keasilan sosial. 3 Atau trilogi ini sering dikenal sebagai Stabilitas, pembangunan, dan Pemerataan. Dalam penerapannya pemerintahan orde Baru beranggapan bahwa dalam menciptakan stabilitas negara dibutuhkan satu ideologi dalam segala bidang. Kehidupan politik dan konflik ideologi yang tinggi pada masa orde lama dinilai tidak kondusif dalam menciptakan berjalannya pembangunan bangsa, Orientasi politik sebagai panglima diganti dengan Orientasi Program 4 untuk mengatasi ini kebijakan yang dilakukan Soeharto yaitu penyederhanaan sistem politik dan deideologi yang berkembang di indonesia. Penyelesaian sistem politik dengan cara menyederhanakan partai politik yang ada di Indonesia dengan dikeluarkannya UU partai politik tahun 1973 yang menybabkan terjadinya fusi guna menyederhanakan partai politik.terbentuknya partai-partai gabungan misalnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari 4 partai islam yaitu Permusi, NU, PSII, dan Perti. Tidak hanya partai islam beberapa partai agama dan partai 3 Ibid. hlm 192 4 Ibid, hlm.193 17

Nasional juga mengalami fusi misalnya PDI (fusi dari Partai nasionalis, Katolik, dan Kristen) penggabungan partai politik ini bukan didasarkan pada kesamaan ideologi akan tetapi lebih kepada kesamaan program-program partai tersebut. Selain itu Soeharto juga menetapkan kebijakan de-ideologi sistem politik dengan: 1. Cara memberlakukan Asas Tunggal Pancasila bagi partai politik dan organisasi kemasyarakatan. 2. kebijkana Masa Mengambang (floating-mass) 3. Adanya Mayoritas tunggal yaitu Partai Politik Golkar. 4. memberikan peluang kepada pihak asing untuk menginvestasikan modalnya di Indonesia 5. Mengembangkan Industri terutama dalam bidang industri pertanian dan bertujuan memenuhi kebutuhan pangan. 6. Pemerataan hasil pembangunan dengan melalui instrusi presiden 5 5 Sulastomo.Log.Cit. hlm. 192-194 18

B. Konsep Dasar Kebijakan Politik Orde Baru Berikut ini akan dikemukaan krida kabinet II sampai dengan krida kabinet V: 1. Sapta Krida Kabinet Pembangunan II: a. Meningkatkan dan memelihara stabilitas politik dengan melaksanakan politik dalam negeri sesuai dengan Garis Besar Haluan Negara b. Menigkatakan dan memelihara stabilitas ekonomi c. Meningkatkan dan memelihara stabilitas keamanan d. Meneruskan pelaksanaan tahun kelima repelita I serta merencanakan dan melaksanakann Repelita II e. Meningkatkan kesejahteraan rakyat sepadan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh pelaksanaan Repelita f. Meneruskan pelaksanaan penertiban dan pendayagunaan aparatur negaradisegala bidang dan tingkatan g. Melaksanakan Pemeilihan umum pada akhir tahun 1977 2. Sapta Krida Pembangunana III a. Terciptanya keadaan dan suasan yang makin terjain terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakayat dengan makin memeratakan pembangunan dan hasilnya b. Terlaksananya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi 19

c. Terpeliharanya stabilitas nasional yang makin mantap d. Terciptanya aparatur negara yang makin bersih dan berwibawa e. Terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa yang makin kokoh yang dilandasi oleh penghayatan dan pengamalan pancasila yang makin mendalam f. Terlaksananya Pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, dan rahasia dalam rangka memperkuat kehidupan Demokrasi Pancasila. g. Makin berkembangnya politik luar negeri yang bebas dab aktif untuk diabdikan kepada kepentigan nasional dalam rangka memperkuat ketahanan nasioanl. 3. Panca krida kabinet pembangunan VI a. Meningkatnya trilogi pembangunan yang didukung oelh ketahanan nasional yang makin mantap b. Meningkatnya pendayagunaa aparatur negara menuju terwujudnya pemerintah yang bersih dan berwibawa c. Meningkatnya permasyarakatan ideologi pancasila dalam mengembangkan demokrasi pancasila dan P-4 dalam rangka memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa d. Meningkatnya pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingn nasional 20

e. Terlaksananya pemilihan umum yang langsung, umum, bebas dan rahasia dalam tahun 1987 4. Panca krida kabinet pembangunan V a. Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam dan memperluas pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamln pancasila yang bertumpuh pada trilogi pembangunan dan ketahanan nasional b. Meningkatkan disiplin nasional yang diplopori oleh aparatur negara menuu terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa c. Membudayakan ideologi pancasila demokrasi pncasila dan P-4 (eka prasetya pancakarsa) dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa bernegara d. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktf untuk kepentigan nasional e. Melaksanakan pemilihn umum yang langsung bebas dan rahasia pada tahun 1992. 6 6 Abdul Munir Mulkhan, Perubahan perilaku politik dan polrisasi umat islam 1965-1987, (Jakarta: Raja Wali Press, 1989). hlm 88-90. 21