Cinta yang tak mungkin terbalas

dokumen-dokumen yang mirip
Definisi sombong. PENGERTIAN SOMBONG Definisi sombong sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah J dalam sebuah hadits:

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

JIKA WAKTU TERSIA-SIAKAN..

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Qaaf:18 )

Barang Haram Halangi Terkabulnya Do'a

Tahapan Penciptaan Manusia

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Ketika harga BBM melambung naik

"Sesungguhnya kamu (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)" (Az Zumar : 30)

Desas-desus. 1 P a g e

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur an) pada malam

Barang siapa mengamalkan sesuatu yang tidak ada contohnya dari kami maka akan tertolak (Riwayat Muslim)

Para wanita di bulan ramadhan

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran: 19)

KETIKA PROFESI KARYAWAN JADI PILIHAN

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

" Katakanlah : Itu dari (kesalahan) kalian sendiri" [Ali Imran : 165]

dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (Al Ahzab : 33)

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

Menggapai Kejayaan Islam

Mengapa Hidayah Enggan Menyapa?

" Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu,...

Selain itu hukum wajib atas Khutbah Jum'at, dikarenakan Nabi tidak pernah meninggalkannya. Hal ini termasuk dalam keumuman hadits:

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

E٤٢ J٣٣ W F : :

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Warisan Wanita Digugat!

Definisi, hukum dan tata cara berqurban


Bukti Cinta Kepada Nabi

Aku akan menciptakan manusia dari tanah"(shaad:71)

Hilangkan Keluh & Kesah

ALASAN MEREKA YANG ENGGAN BERJILBAB

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

E١١٧ J١٠٩ W F : :

RASIONALITAS MENURUT ISLAM

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

MENYANJUNG MEREKA YANG TERLAKNAT

Muharram, Ketika kemuliaannya ternoda..

Kontroversi Poligami. 1 P a g e

Bismillahirrahmanirrahim

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Dan kemarahan itu sering menimbulkan perkara-perkara negatif, berupa perkataan maupun perbuatan yang haram.

Rejeki Tak Selalu Berwujud Materi

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

SIFAT MALU (Al Haya) Editor: Nunung NS Disajikan Oleh: M. Rofiqi Redi Sofiadi Rika Siti Syahidah

PERNIKAHAN LINTAS AGAMA

CARA TINGKATKAN IMAN

Dosa Durhaka Kepada Orang Tua

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

3 Wasiat Agung Rasulullah

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Kewajiban Berbakti kepada Orang Tua

Iman Itu Naik dan Turun

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Meraih Sifat Qona ah (Merasa Kecukupan)

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

Mentadabburi Nama Allah, Al-Ghani (Maha Kaya)

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Kufur kepada thaghut adalah syarat sahnya ibadah seseorang, sebagaimana wudhu merupakan syarat sah shalat.

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Tuduhan Bahwa Berpegang Terhadap Agama Penyebab Kemunduran Kaum Muslimin

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Hidayah Adalah Karunia Ilahi

Tafsir Surat Al-Kautsar

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahman

DOA KALA SUSAH GELISAH RESAH DAN GUNDAH

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

CINTAKU HANYA KARENA-NYA...

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna.

Allah memerintahkan hamba-nya agar bertawakal dalam banyak ayat diantaranya, sebagaimana ayat diatas. Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

UMAT ISLAM PERLU BERKORBAN, JIKA TIDAK INGIN MENJADI KORBAN

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

Merenungi Firman Allah Ta ala

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

: : :

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Surat Untuk Kaum Muslimin

*** Keadilan Islam ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.


Adab Makan Yang Dilupakan Muhammad Abu Hamdan

: :

===========================

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Adab-adab Yang Wajib di Dalam Puasa

Mempraktikkan Akhlak Terpuji Dalam Kehidupan

Transkripsi:

Cinta yang tak mungkin terbalas Kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Begitu bunyi ungkapan yang menggambarkan betapa besar kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Demikianlah realitanya. Betapapun besarnya balas budi seorang anak, ia tidak akan mampu menyamai apa yang telah diberikan orang tua kepadanya. Sudah sepantasnya seorang anak berbuat baik dan mentaati perintah orang tua, selama mereka tidak memerintahkan kepada kemaksiatan. Dimasa-masa terakhir ini, kita dihadapkan pada fenomena pudarnya hukum syariat di tengah-tengah kehidupan keluarga. Setidaknya hal ini bisa dilihat dari tingginya frekuensi media dalam menampilkan potret kekejian dan kekotoran dalam keluarga. Seorang bapak dengan tega mencabut keperawanan anak sendiri. Sampai karena takut dan malu, dengan tidak ada rasa sayang, diapun merengut nyawa anaknya itu. Sebuah lambang kebuasan hidup dan malapetaka yang dahsyat. Ditempat lain, seorang anak tega menzinai ibu sendiri. Kemudian dengan tiada rasa takut, menumpahkan darah sang ibu yang telah mengandung dan menyapihnya dengan segala penderitaan. Semua fakta ini menunjukkan merajalelanya penyakit jahil (kebodohan) dikalangan umat tentang agamanya. Kini, seakan-akan tidak ada lagi yang namanya kasih sayang dalam keluarga. Akibat lebih jauh, rantai pendidikan generasi-generasi Islam pun terancam putus. Akankah semua itu berakhir? Akankah syariat Allah menyentuh qalbu anakanak yang durhaka? Mengapa orang tua buas terhadap anak sendiri dan anak tega kepada kedua orang tuanya sendiri? Allah menjelaskan dalam firman-nya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya yang telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah 1

kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Dan kepada-ku lah kembalimu. (Luqman: 14) Ibnu Katsir א dalam Tafsir-nya (4/538) mengatakan: Allah mengingatkan kita tentang pengorbanan seorang ibu dan rasa lelah dan berat dengan siap berjaga di malam hari dan siang hari, agar sang anak itu mengingat kebaikan ibunya yang telah dikorbankannya. As-Sa di א dalam Tafsir-nya mengatakan: Kelemahan demi kelemahan, hal ini terus menerus menyertai seorang ibu mulai dia menjadi setetes air mani (yang dibuahi), mengidam, sakit, lemah, berat, berubah keadaannya, kemudian sakit ketika melahirkan dan ini yang paling dahsyat. Karena begitu tinggi pengorbanan kedua orang tua maka janganlah kamu menyombongkan diri di hadapan keduanya dan durhaka. Allah memerintahkan kepadamu agar kamu berterima kasih kepada keduanya. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang tuamu. (Luqman: 14) Asy-Syaikh Salim Al-Hilali mengatakan: Bagi orang yang menggali Al Qur an, dia akan banyak menemukan bahwa Allah menggandengkan perintah untuk beribadah kepada-nya dengan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Hal yang demikian bisa ditelaah dari beberapa sisi: 1. Allah sebagai pencipta dan pemberi rizki, maka Dialah satu-satunya Dzat yang harus disembah. Dan kedua orang tuamu yang menjadi sebab adanya kamu, maka sangat pantas kamu berbuat baik kepada keduanya. 2. Allah telah memberi kenikmatan dan keutamaan atas seluruh hamba sehingga Dia berhak untuk disyukuri. Adapun kedua orang tuamu, dialah yang mencari segala apa yang kamu butuhkan baik makanan, minuman, dan pakaian. Oleh karena itu, mereka berhak mendapatkan sikap syukur darimu. 3. Allah yang telah memelihara dan mendidik hamba-hamba-nya diatas jalan-nya, maka Dia berhak untuk mendapatkan pengagungan dan kecintaan. Begitu pula kedua orang tua. Mereka telah memeliharamu sejak kecil, maka keduanya berhak mendapatkan penghormatan darimu, kelemah lembutan, kerendahan diri, beradab dengan ucapan dan perbuatan. (Bahjatun Nazhirin, 1/391). Dari Abu Hurairah berkata: 2

Datang seorang kepada Rasulullah j lalu berkata: Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling patut aku berbuat baik kepadanya? Rasulullah j bersabda: Ibumu. Orang itu berkata: Kemudian siapa? Rasulullah j berkata: Ibumu. Orang itu berkata: Kemudian siapa? Rasulullah j bersabda: Ibumu. Orang itu berkata: Kemudian siapa? Rasulullah j bersabda: Bapakmu. (Riwayat Bukhari dan Muslim). Hadits ini menjelaskan betapa besar hak kedua orang tua di dalam Islam. (Bahjatun Nazhirin, 1/392). Mentaati Perintah Orang Tua Dalam permasalahan ketaatan kepada orang tua, manusia terbagi menjadi tiga kelompok: Pertama, mentaati segala perintah kedua orang tua tanpa melihat perintah tersebut sesuai dengan syariat atau tidak. Hal ini termasuk dari ifrath (melampaui batas). Kedua, tidak mau mentaati perintah kedua orang tua walaupun perintah tersebut tidak dalam bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sikap ini adalah tafrith (meremehkan). Ketiga, mentaati perintah keduanya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syariat dan menolak perintah itu bila meyelisihi syariat. Semuanya ini dapat kita lihat dalam kehidupan kaum muslimin sehari-hari. Lalu manakah sikap yang benar dalam menaati perintah kedua orang tua? Adapun kelompok Pertama yang mentaati semua perintah orang tua baik perintah tersebut bermaksiat atau tidak, sangat bertentangan dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah j : Tidak ada ketaatan kepada seorang pun didalam bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya ketaatan itu di dalam kebajikan. (Riwayat Bukhari no.40 dan Muslim no.39 dari Ali bin Abi Thalib ) Abu Amr Ad-Dani Utsman bin Sa id Al-Qurthubi berkata: Tidak ada ketaatan kepada seorang makluk pun didalam bermaksiat kepada Al-Khaliq. Tidak pula bernadzar dalam bermaksiat dan mensyaratkan dengan syarat yang mengandung maksiat. Ketaatan itu pada perkara yang baik. (lihat Ar-Risalah Al-Wafiyah hal. 114) Kelompok Kedua yaitu yang tidak mau taat pada apa yang diperintahkan kedua orang tua, baik dalam perkara yang diridhai oleh Allah ataupun tidak. Ini bertentangan dengan firman-nya: 3

Sungguh Rabb-mu telah memerintahkan agar kalian tidak menyembah selain kepada-nya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua. (Al-Isra : 23) Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang telah diharamkan kepada kalian oleh Rabb kalian, yaitu janganlah kalian mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah kepada kedua orang tua. (Al-An am: 151). Juga sangat bertentangan dengan hadits-hadits Rasulullah j, diantaranya: Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas ud, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah j : Amalah apa yang paling dicintai oleh Allah? Beliau berkata: Shalat pada waktunya. Aku berkata: Kemudian apa? Beliau berkata: Berbuat baik kepada kedua orang tua. Aku berkata: Kemudian apa? Beliau berkata: Jihad di jalan Allah. (Riwayat -Bukhari, 10/336 dan Muslim no. 85) Kelompok Ketiga mentaati perintah kedua orangtua selama tidak bertentangan dengan syariat Allah dalam arti tidak dalam rangka bermaksiat. Inilah sikap yang benar sesuai dengan ayat-ayat dan hadits-hadits diatas. Tidak ifrath (berlebih-lebihan) dan tidak pula tafrith (meremehkan). Sehingga jika ada pertanyaan, bagaimana hukum mentaati kedua orang tua? Jawabanya tidak spontan wajib. Namun membutuhkan rincian. Jika perintah Allah, maka wajib untuk mentaatinya. Dan apabila perintah tersebut bertentangan dengan-nya, maka wajib untuk tidak taat kepada perintah keduanya. Dalilnya sebagaimana diatas. Bagaimana bila orang tua melarang untuk menuntut ilmu agama? Menuntut ilmu agama adalah wajib atas setiap orang. Rasulullah j bersabda: Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim. (Riwayat Al-Baihaqi dari Anas Dishahihkan oleh Al-Albani, lihat Shahihul Jami no. 3913) Allah berfirman: Berilmulah kamu tentang Laa Ilaha Illallah (Muhammad: 19) 4

Kita tidak boleh mentaati perintah orang tua apabila mereka memerintahkan untuk tidak menuntut ilmu karena termasuk bermaksiat kepada Allah. Rasulullah j bersabda: Tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam bermaksiat kepada Allah. Akan tetapi ketaatan itu dalam kebajikan. (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim). Wallahu a lam. -------------------------------------------------- Kontribusi: Mas Heru Yulias Wibowo Redaktur Buletin Da wah An Nashihah Cikarang Baru - Bekasi, untuk berlangganan hubungi bag. Sirkulasi: Mas Arifin 08156094080 (A bu Laili) 5