DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (Rechstaat). Landasan

KAJIAN NORMATIF PUTUSAN UPAYA PAKSA DALAM PASAL 116 UNDANG-UNDANG NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Keywords : Hukum Acara, Pelaksanaan Putusan, Upaya Paksa.

PERMOHONAN PUTUSAN SERTA-MERTA ATAS GUGATAN SEWA MENYEWA

BAB III. Upaya Hukum dan Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. oleh Pejabat Tata Usaha Negara

BAB I. Eksekusi pada hakekatnya tidak lain ialah realisasi daripada kewajiban pihak yang

EKSEKUSI RIEL PUTUSAN HAKIM TERHADAP BENDA TIDAK BERGERAK

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Oleh : A.A. Nandhi Larasati Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

EKSISTENSI MENGGUGAT PROSEDUR DISMISSAL PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

SKRIPSI. PENYELESAIAN PERKARA WARIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN (Studi Kasus Putusan No 97 /Pdt.G//2014/PN.Skt)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN STATUS TERSANGKA DALAM PUTUSAN PRAPERADILAN

PENGATURAN HAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

PEMBUBARAN PARTAI POLITIK (Kajian Yuridis Terhadap Kedudukan Hukum Pemohon dan Akibat Hukum Pembubaran Partai Politik) S K R I P S I.

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN SELA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SUATU PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

FAKTOR PENYEBAB PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN SECARA SEMPURNA (NON EXECUTABLE)

Keywords : Hukum Acara, Peradilan Administrasi, Paradigma.

PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita

BAB III PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PERSIAPAN DALAM PERADILAN TATA USAHA NEGARA

EKSEKUSI TANAH TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA Muhammad Ilyas,SH,MH Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemikiran Immanuel Kant. Menurut Stahl, unsur-unsur negara hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

KESIMPULAN. Berdasarkan analisis data dapatlah dikemukakan kesimpulan-kesimpulan. 1.1 Pelaksanaan fungsi Peradilan Tata Usaha Negara dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. diperiksa oleh hakim mengenai kasus yang dialami oleh terdakwa. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa kekuasaan

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. yang menentukan tingkah laku. Situasi yang demikian membuat kelompok itu

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI PADA SENGKETA HASIL PEMILIHAN KEPALA DAERAH

K0MPARASI EKSTENSI JURU SITA DALAM HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA TERHADAP HUKUM ACARA PERDATA

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN

TINJAUAN YURIDIS PERMASALAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA ATAS KEPUTUSAN MAJELIS PENGAWAS NOTARIS SEBAGAI OBJEK GUGATAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

CARA MENGAJUKAN GUGATAN DAN PERUBAHAN GUGATAN DALAM PRAKTEK PERADILAN HUKUM ACARA PERDATA

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

JURNAL. Peran BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Melalui Proses Mediasi di Yogyakarta

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

LEGAL ACTIONS VERZET AGAINTS EXECUTION CONFISCATION IN CIVIL CASE AT DISTRICT COURT SEMARANG (CASE STUDY COURT DECISION NO. 152/Pdt.Plw/2006/PN.

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN SECARA MELAWAN HUKUM (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Eksekusi atau pelaksanaan putusan ialah tindakan yang dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak.

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

PERNYATAAN. Demikian Pernyataan ini saya buat dengan keadaan sadar, sehat wal afiat, dan tanpa tekanan dari manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA

KEKUATAN MENGIKAT RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian perkara pidana, keterangan yang diberikan oleh seorang saksi. pidana atau tidak yang dilakukan terdakwa.

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Website :

BAB III. Anotasi Dan Analisis Problematika Hukum Terhadap Eksekusi Putusan. Hakim Peradilan Tata Usaha Negara

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

vii Universitas Kristen Maranatha

Benyamin Yasolala Zebua ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan perspektif sejarah, ide dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara

PROSES PELAKSANAAN GUGATAN INTERVENSI DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PADANG

PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG. ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk terlaksananya suatu putusan terdapat 2 (dua) upaya yang dapat ditempuh

Diskusi Mata Kuliah Perkumpulan Gemar Belajar (GEMBEL) HUKUM ACARA TATA USAHA NEGARA

Didahului oleh pengajuan gugatan sampai dengan putusan dan eksekusi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang diwarnai dengan semakin. pihak yang terlibat dalam lapangan usaha tersebut, sangat berpotensi

Kata kunci: iktikad baik, rumah susun, perlindungan konsumen. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat), yang berarti Indonesia

PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekan-gesekan yang timbul diantara. antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

Tinjauan Hukum Terhadap Kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara dalam Menyelesaikan Sengketa Tanah

Peran dan Tanggungjawab Notaris dalam Keputusan Pemegang Saham diluar Rapat Umum...

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Tata Usaha Negara. Terbentuk Pengadilan Tata Usaha Negara

EKSEKUSI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA (Studi Kasus Pada Wilayah Hukum Pengadilan Agama Banda Aceh dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Langsa)

BAB I PENDAHULUAN. melidungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

Kata Kunci : Aborsi, Keterangan Penyidik, Implikasi Hukum

PERLAWANAN PIHAK KETIGA (DERDEN VERZET) TERHADAP PUTUSAN VERSTEK

PENYELESAIAN SENGKETA TANAH TERKAIT KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Surakarta No.87/Pdt.G/2011/PN.

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MENGUJI PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG DALAM SISTEM HUKUM DI INDONESIA. Oleh : DJOKO PURWANTO

KARAKTERISTIK GUGATAN WARGA NEGARA ( CITIZEN LAWSUIT

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN PERDAMAIAN SEBAGAI DASAR PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TESIS

PEMBATALAN HIBAH DAN AKIBAT HUKUMNYA TERHADAP SERTIPIKAT HASIL PERALIHAN HAK AHMAD BUDINTA RANGKUTI ABSTRACT

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

PENAFSIRAN TERHADAP KEDUDUKAN ALAT BUKTI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN

PERNYATAAN. Nama : Cinintya Putri Deany. Nomor Pokok Mahasiswa :

BAB 1 PENDAHULUAN. Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm ), hlm.94.

Kata Kunci : Pengalihan, Bilyet Giro, Perlindungan, Pihak Ketiga. vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

Oleh Helios Tri Buana

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

Transkripsi:

PELAKSANAAN EKSEKUSI PUTUSAN HAKIM PENGADILAN TATA USAHA NEGARA YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP DI KOTA SEMARANG Margaretha Rosa Anjani*, Lapon Tukan Leonard, Ayu Putriyanti Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Email: margaretharosa@gmail.com ABSTRAK Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yang dibentuk berdasarkan UU No. 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 2004 dan UU No. 51 Tahun 2009. Pengadilan Tata Usaha Negara berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara. Orang atau badan hukum perdata yang merasa dirugikan dengan diterbitkannya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Gugatan yang telah diperiksa harus melewati setiap tahap hingga tahap pelaksanaan putusan pengadilan. Putusan hakim yang dapat dilaksanakan hanyalah putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde), yang berarti tidak terdapat upaya hukum lanjutan untuk perkara tersebut.tetapi dalam praktiknya masih banyak putusan pengadilan yang tidak dilaksanakan, sehingga menyebabkan pihak yang menang tidak mendapatkan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan. Dari penilitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa kurangnya upaya paksa yang mengikat pihak yang kalah agar mau pengadilan.walaupun telah diperkuat dengan diterbitkannya Undang-undang tentang Administratif Pemerintahan namun belum dapat memberikan keefektifan dalam pelaksanaan putusan pengadilan. Kata kunci: Pelaksanaan Putusan Pengadilan TUN ABSTRACT State Administrative Court is a judicial institution in the circle of State Administrative Court which, established by Law No. 5 of 1986 as amended by Law No. 9 of 2004 and Law No. 51 of 2009. State Administrative Court serves to examine, decide and resolve disputes State Administration. People or civil legal entity who feel aggrieved by the issuance of an administrative decision may file a lawsuit to the Administrative Court of the State. The lawsuits have been examined must pass through each stage to the stage of execution of court decisions. The verdict can be implemented just verdict which has permanent legal force (in kracht van gewijsde), which means there is no further legal remedy for that cases. In practice there are many court rulings are not implemented, causing the victorious party does not get the right they are supposed to get. From the research that has been done shows that the lack of forceful measures are binding on the losing side that would carry out the verdict of court. Eventough has been strengthened with the issuance of the Law on Administrative Government but has not been able to provide effectiveness in the execution of court decisions. Keywords: Implementation of Court Decisions State Administrativ 1

I. PENDAHULUAN Pengadilan Tata Usaha Negara dibentuk untuk menyelesaikan sengketa antara Pemerintah dengan warganya, yaitu sengketa yang timbul akibat diterbitkannya keputusan Tata Usaha Negara yang merugikan masyarakat. Masyarakat yang merasa dirugikan diberikan kesempatann untuk menyelesaikan sengketa melalui upaya administratif dan/atau jalur pengadilan. Sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 48 ayat (2), Pengadilan di lingkungan PTUN baru mempunyai wewenang untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa TUN, jika seluruh upaya administratif yang tersedia dalam peraturan perundangundangan yang bersangkutan telah dipergunakan dan mendapat keputusan 1. Proses penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi/pengadilan di awali dengan mengajukan permohonan gugatan di pengadilan TUN secara tertulis. Setelah permohonan gugatan diterima oleh Panitera Pengadilan maka pihak yang mengajukan gugatan wajib membayar uang panjar agar kasus tersebut dicatat dalam buku daftar perkara oleh panitera dan di proses lebih lanjut (Pasal 59). 1 R.Wiyono, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara(Edisi Ketiga), (Jakarta: Sinar Grafika, 2014). hlm 109 Kemudian hakim melakukan pemeriksaan persiapan untuk melengkapi gugatan yang kurang jelas sebelum dimulai pemeriksaan pokok perkara dan meminta penggugat untuk memperbaiki gugatannya. Pemeriksaan pokok perkara dimulai pada hari yang telah ditentukan oleh hakim. Bagian terpenting dalam pemeriksaan pokok perkara yaitu pembuktian. Pembuktian merupakan proses untuk memunculkan fakta-fakta didalam persidangan yang akan menjadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan. Apabila segala proses telah dilalui oleh pihak yang bersangkutan mulai dari pengajuan gugatan hingga putusan, maka hal yang paling penting adalah pelaksanaan dari putusan tersebut. hanya putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang dapat dilaksanakan (in kracht van gewijsde) 2. Suatu putusan dikatakan telah memperoleh kekuatan hukum tetap apabila pihak Penggugat dan Tergugat telah menyatakan menerima putusan tersebut dan tidak mengajukan permohonan pemeriksaan banding maupun kasasi. Namun hingga saat ini masih banyak putusan yang tidak dapat dilaksanakan oleh tergugat secara sukarela. Hal itu menyebabkan pihak yang menang tidak dapat memperoleh hak-haknya. 2 Ibid, hlm 233 2

Dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap di Peradilan Tata Usaha Negara berdasarkan Undangundang No. 5 tahun 1986 jo Undang-undang No. 9 tahun 2004 jo Undang-undang No. 51 tahun 2009? 2. Bagaimanakah sanksi administratif terhadap tergugat yang tidak hakim yang berkekuatan hukum tetap dikaitkan dengan Undang-undang No. 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan? II. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini menggunakan metode yuridis normatif, yang berdasarkan sumber hukum dan peraturan perundangundangan dalam lingkup hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara. Spesifikasi penelitian pada skripsi ini menggunakan deskripsi analitis. deskriptif analitis yaitu menggambarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan 3. Penelitian ini menggunakan objek penelitian di Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang (PTUN Semarang). Pengambilan sampel menggunakan non random sampling (tidak semua elemen dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi responden). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan sumber data sekunder dan wawancara Data sekunder dilakukan dengan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan bahan-bahan hukum primer, sekunder maupun tersier. Melalui buku-buku, literatur-literatur, majalah, perundangan maupun internet. Pengumpulan data ini dilengkapi juga dengan wawancara. Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan sumber data yang berhubungan dengan atau yang berkompeten dengan obyek penelitian. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Putusan Hakim yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap di Peradilan Tata Usaha Negara Sesuai dengan Undang- 3 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm 34-35 3

Undang No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 jo Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 1. Prosedur Pelaksanaan Putusan Hakim yang telah Berkekuatan Hukum Tetap Pelaksanaan Putusan Hakim PTUN diatur dalam pasal 116 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 jo UU No. 51 Tahun 2009. Undang-undang Peradilan TUN yang pertama yaitu UU No. 5 Tahun 1986. Awal munculnya undang-undang tersebut dalam hal pelaksanaan putusan pada Pasal 116 mengutamakan kesadaran pada diri pejabat yang bersangkutan untuk pengadilan secara sukarela. Apabila pejabat yang bersangkutan tidak mau pengadilan secara sukarela tidak ada upaya lain yang dapat mengikat pejabat tersebut selain teguran dari atasan pejabat dan Presiden RI sebagai pemegang jabatan tertinggi (sistem hirarkis) untuk Pengadilan TUN. Perubahan pertama pada Pasal 116 dengan diterbitkannya UU No. 9 Tahun 2004. Undang-undang ini menghilangkan sistem hirarkis yang ada dan menggantinya dengan sanksi upaya paksa dan/atau sanksi administratif serta menambahkan media massa untuk mengumumkan pejabat yang tidak mau melaksanakan putusan pengadilan. Undang-undang No. 51 tahun 2009 merupakan perubahan kedua dari Undangundang No. 5 tahun 1986. Dalam ketentuan Pasal 116 undang-undang ini jika dibandingkan dengan undangundang sebelumnya merupakan penggabungan antara dua undang-undang sebelumnya, sehingga pada Pasal 116 terdapat pemberian sanksi upaya paksa, sanksi administrative, pengumuman di media massa dan juga bantuan dari presiden untuk memerintahkan pejabat yang bersangkutan untuk pengadilan. Kemajuan yang ditunjukan oleh undang-undang ini yaitu dengan adanya pengawasan dari lembaga perwakilan rakyat. 4

2. Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara di Kota Semarang Mengenai praktik pelaksanaan putusan pengadilan di Kota Semarang masih banyak Pejabat Pemerintah yang tidak tersebut secara sempurna dengan berbagai alasan. Namun tidak semata-mata karena kurangnya kesadaran dari pejabat yang bersangkutan namun karena telah berubahnya peraturan yang mendasari sengketa tersebut dan juga bergantinya orang yang menduduki jabatan itu. B. Sanksi Administratif Terhadap Tergugat yang Tidak Melaksanakan Putusan Hakim yang Berkekuatan Hukum Tetap Dikaitkan dengan Undangundang No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan banyak mengatur tentang segala hal yang berkaitan dengan tindakan pejabat pemerintahan. Undang-undang ini dibuat salah satunya ditujukan bagi pejabat pemerintah yang tidak patuh terhadap putusan pengadilan TUN. Sehingga dalam undangundang ini banyak diatur mengenai upaya paksa dan sanksi administratif seperti yang tertera dalam pasal 116 UU No. 51 Tahun 2009. Namun dalam pelaksanaannya undnag-undang ini belum dapat diterapkan secara sempurna dalam hal pemberian sanksi kepada pejabat pemerintah yang bersalah karena belum ada peraturan pemerintah yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan undang-undang Administrasi Pemerintahan ini. Sehingga undang-undang ini belum memiliki dampak efektif bagi Undang-undang PTUN dalam hal pelaksanaan putusan pengadilan. IV. KESIMPULAN 1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara telah diamandemen sebanyak dua kali. Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua UU PTUN ini pada Pasal 116, menggabungkan dua sistem pelaksanaan putusan pengadilan dari undang-undang yang sebelumnya. Sistem yang digunakan,pertama yaitu penggunaan unsur paksaan berupa uang paksa, sanksi administratif dan diumumkan 5

di media massa, dan yang kedua yaitu dengan sistem hirarkis dimana Ketua Pengadilan meminta atasan pejabat hingga Presiden untuk memerintahkan pejabat yang bersangkutan melaksanakan putusan pengadilan. Mengenai praktik pelaksanaan eksekusi dapat disimpulkan bahwa memang masih ada tergugat yang tidak mau pengadilan. Ada faktor lain yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan, seperti telah bergantinya pejabat yang mengisi jabatan yang sedang digugat, telah berubahnya peraturan yang mendasari diterbitkannya obyek sengketa yang apabila tergugat tetap memaksakan untuk pengadilan maka akan menimbulkan akibat hukum lain, ataupun demi alasan sosial untuk keharmonisan banyak orang. 2. Munculnya Undang-undang Administrasi Pemerintahan banyak mengatur mengenai segala hal yang berkaitan dengan tindakan pejabat pemerintahan, terutama upaya paksa dan sanksi administratif yang ada di UU PTUN. Namun yang disayangkan bahwa Peraturan Pemerintah mengenai tata cara pelaksanaan untuk sanksi administratif tersebut belum ada. Sehingga walaupun hakim PTUN mencantumkan sanksi upaya paksa dan sanksi administratif dalam putusannya tetapi tidak dapat dilaksanakan karena tidak ada peraturan pelaksanaannya. V. DAFTAR PUSTAKA Buku Wiyono,R. 2014. Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara (Edisi Ketiga). Jakarta: Sinar Grafika. Mertokusumo,Sudikno. 1998. Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta: Liberty. Soemitro,Ronny Hanitijo. 1982. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia. Peraturan Perundang- undangan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 6

Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Undang-Undang Nomor 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1991 tentang Ganti Rugi dan Tata Cara Pelaksanaannya Pada Peradilan Tata Usaha Negara 7