APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI

RADIOKIMIA & PENGGUNAANNYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA RADIOISOTOP BUATAN JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM.

PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

LATEKS ALAM IRADIASI SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI RUMAH TANGGA BARANG JADI KARET

UMMF (Urea Molasses MultinullrienL Olock) Fakan Ternak Tambahan Eerqizi Tinqqi

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

KEDELAI VARIETAS UNGGUL BARU HASIL PEMULIAAN MUTASI RADIASI

KOKSIVET SUPRA '95 Vaksin Koksidiosis Poliphalent Iradiasi Aktif

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran

Hormon Jantanisasi Ikan Untuk Sex Reversal Ikan Jantan dan Pelet Stimulan Pakan Ikan (SPI) Untuk Pembesaran Ikan

Teknik Bioremediasi Hidrokarbon

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain

RENOGRAF DUAL PROBES Berbasis komputer personal Akurat Aman, dan Ekonomis

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

NUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT.

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara tepat tergantung peruntukkannya. perkembangan yang sangat pesat. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen esensial bagi makhluk hidup akan tetapi, air juga merupakan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

BAB V RENCANA PENANGANAN

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

Disampaikan Pada Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B September 2016

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Waduk yang sangat strategis di karsidenan Banyumas yang terdiri dari

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

1. DEFINISI BENDUNGAN

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

BAB I PENDAHULUAN. Air diperlukan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

BAB V EVALUASI KINERJA PELABUHAN

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

Desain Konsep Self-Propelled Backhoe Dredger untuk Operasi Wilayah Sungai Kalimas Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

Reklamasi Rawa. Manajemen Rawa

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III LANDASAN TEORI

TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembang, Kontraktor), maka diperoleh rating keseluruhan infrastruktur yang

LINGKUP KESELAMATAN NUKLIR DI SUATU NEGARA YANG MEMILIKI FASILITAS NUKLIR

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2007 Tanggal : 06 November 2007

PENDAHULUAN Latar Belakang

Potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar di. Panas Bumi dan Teknologi BAB IV. Reservoir. 4.1 Reservoir Panas Bumi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

tentang pembangunan struktur gedung melainkan banyak lagi;

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

I. PENDAHULUAN Permasalahan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

KEPUTUSAN KEPALA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 01-P/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN TAPAK REAKTOR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

2 secarakimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal. Daur ulang (recycle) Limbah B3 merupakan kegiatan mendaur ulang yangbermanfaat melalui proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

Pedoman mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI Gb. Penelitian Gerakan Sedimen Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Pemanfaatan teknik nuklir dimasa sekarang ini telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang oleh masyarakat Indonesia. Dalam bidang hidrologi teknik nuklir ( teknik perunut radioisotop) saat ini sudah dapat memecahkan berbagai masalah yaitu : 1. Penentuan gerakan sedimen di pelabuhan dan daerah pantai, yaitu untuk studi efisiensi pengerukan dan untuk perencanaan pembangunan pelabuhan baru. 2. Untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, teknik perunut dapat melacak zat pencemar. 3. Menentukan kebocoran dam atau bendungan. 4. Menentukan arah gerakan air tanah. 5. Studi hubungan antar sumur-sumur minyak untuk mengetahui karakteristik aliran cairan di sekitar sumur minyak. 6. Menentukan debit air sungai. 7. Studi geothermal. 8. Teknik gauging 1. Penentuan Gerakan Sedimen di Pelabuhan dan Daerah Pantai Pendangkalan pelabuhan dan alur pelayaran yang menyangkut kelangsungan pelayanan perhubungan laut merupakan masalah yang cukup serius. Pergerakan dan pengendapan Lumpur tanah ini merupakan peristiwa alam, oleh karena itu tidak dapat dihentikan namun hanya diusahakan mengurangi dampaknya terhadap alur dan kolam pelabuhan. Terjadinya pendangkalan alur pelabuhan dan kolam pelabuhan, mengakibatkan kapal-kapal besar tidak dapat merapat ke dermaga, sehingga bongkar muat barang akan terganggu, sedangkan untuk mengeruk Lumpur itu membutuhkan

biaya yang cukup besar. Salah satu usaha untuk memperkecil kecepatan terjadinya pendangkalan ( endapan lumpur) adalah dengan cara mengetahui dari mana asal dan kemana arah gerakan sedimen tersebut. Untuk estimasi laju pendangkalan alur pelabuhan dapat diterapkan tenik nuklir dengan menggunakan teknik perunut radioisotop. Radioisotop yang dipergunakan berupa pasir tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai pasir yang terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop yang sering dipergunakan adalah Iridium-192, Aurum-198 dan Scandium-46 Setelah radioisotop diinjeksikan ke dasar laut, kemudian radiasi yang dipancarkan dilacak dengan detector dan responnya akan dicatat dengan mesin pencatat radiasi ( recorder ). Pemantauan terhadap radioisotop yang dilepas di dasar laut dilakukan beberapa kali dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan sedimen, tebal lapisan sedimen dan kecepatan rata-rata lapisan sedimen. Data yang diperoleh ini dapat pula digunakan untuk menentukan pembangunan pelabuhan baru yang sesuai dan tidak memerlukan biaya pengerukan yang tinggi. 2. Mendeteksi Zat Pencemar dalam Air Zat pencemar ditandai dengan radioisotop kemudian melepaskannya di tempat yang diperkirakan asal pencemaran, maka pengamatan gerakan zat pencemar itu dapat dilakukan secara terus-menerus. Hal ini dapat dipakai untuk menentukan lokasi pembuangan yang cocok, tidak mencemari daerah yang penting dan dapat digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk kawasan wisata, daerah hunian dan lain-lain. Teknik perunut radioisotop ini berguna untuk mengetahui asal pencemaran pada suatu daerah, apakah berasal dari buangan industri atau buangan rumah tangga. Teknik perunut radioisotop untuk penelitian pencemaran lingkungan ini biasanya menggunakan radioisotop buatan yang dibuat di reactor nuklir. 3. Menentukan Kebocoran Dam atau Bendungan Teknik perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk menentukan kebocoran/rembesan dam atau bendungan. Radioisotop yang digunakan sebagai perunut harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain : tidak berbahaya bagi manusia atau makhluk hidup lain di sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek, larut dalam air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh bendung/ dam dan oleh tumbuhan. Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir ( air dam) yang diperkirakan sebagai tempat terjadinya rembesan/ bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran pada bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas radioisotop akan masuk dan mngikuti arah bocoran. Dengan mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata air, sumur-sumur pengamat yang terdapat di daerah downstream, maka akan dapat diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam tersebut. 4. Mengetahui Gerakan Air Tanah Air tanah selalu bergerak sesuai denagnkondisi geologinya. Data gerakan air tanah di suatu daerah sangat berguna untuk pembangunan bendungan, pembangunan instalasi pengolahan limbah dan lain-lain. Untuk mengetahui gerakan air tanah digunakan metoda sumur banyak

( multiwell technique). Perunut radioisotop diinjeksikan ke dalam sumur yang berada ditengah dan pada lubang bor yang lain di sekelilingnya, selanjutnya dilakukuan pemantauan dengan detector radioaktif. Arah gerakan air tanah dapat ditentukan dengan mengetahui adanya radioaktif pada sumur-sumur bor tersebut. Di samping untuk megetahui arah gerakan air tanah, teknik perunut radioisotop ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan air tanah, permeabilitas dan besaran air tanah lainnya. 5. Mengetahui Karakteristik Aliran Cairan di Sumur Minyak Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan antar sumursumur minyak untuk mengetahui karakteristik aliran cairan di sekitar sumur minyak tersebut. Evaluasi yang akurat tentang karakteristik reservoir minyak pada proyek Enchanced Oil Recovery, dengan metoda penekanan air menggunakan perunut radioisotop yang diinjeksikan ke dalam lubang sumur, kemudian dipantau di setiap sumur-sumur minyak yang ada. Hasil yang diperoleh berupa data gerakan cairan minyak dan waktu transit antara sumur injeksi dengan sumur produksi. 6. Pengukuran Debit Air Sungai Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air sungai terbukti lebih sederhana dibandingkan metoda dengan alat ukur arus ( Current Meter). Keunggulan metoda perunut radioisotop adalah pengukurannya lebh cepat dan dalam keadaan sungai banjir pengukuran tetap dapat dilaksanakan. Dasar metoda perunut radioisotop adalah pengenceran perunut. Perunut radioisotop dalam jumlah yang tidak membahayakan dilepaskan di bagian hulu sungai, kemudian dipantau kosentrasinya di bagian hilir. Perubahan kosentrasi yang diakibatkan oleh aliran (debit) sungai dapat diketahui dari perubahan intensitas pancaran radioisotop yang diukur langsung di dalam aliran air sungai itu. 7. Melakukan Studi Geothermal Pemanfaatan sumber panas bumi untuk keperluan tenaga listrik di negara kita sudah mulai dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik Geothermal Kamojang. Pemanfaatan teknologi nuklir khususnya teknik perunut radioisotop telah membantu menentukan suhu sumber panas dan jumlah cadangan panas dengan jalan menentukan komposisi isotop alam yang dikandung oleh sumber panas teesrebut.

8. Teknik Gauging Selain dengan teknik perunut radioisotop, dikenal pula teknik gauging. Dalam teknik ini radioisotop digunakan sebagai sumber tertutup. Efek radiasi terhadap system dapat mengetahui keadaan system tersebut. Penggunaan teknik gauging ini antara lain untuk mengukur kandungan air dalam tanah, kepadatan tanah, aspal dan beton. Teknik ini sangat luas pemakaianya dalam teknik sipil antara lain pondasi bangunan, jalan raya, pembuatan tanggul dan lain-lain.

Pusat Diseminasi Iptek Nuklir Gedung Perasten : Jl. Lebak Bulus Raya No. 49, Pasar Jum'at, Jakarta 12440 Kotak Pos : 4390, Jakarta 12043, Indonesia, telp : (021) 7659401, 7659402 Fax (021) 75913833, Email : pdin@batan.go.id, infonuk@jkt.bozz.com www.batan.go.id, www.infonuklir.com