BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh indeks saham Amerika Serikat (Dow Jones Industrial Average), indeks saham Korea Selatan (Korea Composite Stock Price Index 200), dan indeks saham Hongkong (Hang Seng Index) terhadap indeks saham Indonesia (Indeks Harga Saham Gabungan). Periode yang diteliti 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2013. B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal dimana penelitian diarahkan untuk memperoleh fakta dari fenomena yang ada dan mencari keterangan secara faktual tentang pengaruh Dow Jones Industrial Average (DJIA), Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200), dan Hang Seng Index (HSI) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan tiga variabel independen. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks harga yang merupakan gabungan 38
39 harga semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), pengukuran yang dilakukan adalah dalam satu basis poin (bps). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEI, indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI (www.idx.co.id). 2. Variabel Independen Variabel independen yang digunakan penelitian ini yang diduga memiliki pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai berikut : a. Indeks Saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) Indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah indeks harga saham yang digunakan oleh New York Stock Exchange. Indeks saham DJIA menggunakan pendekatan/metode rata-rata dengan faktor divisor (berfungsi sebagai faktor penyesuaian jika terjadi aksi emiten) yang ditentukan oleh Dow Jones dengan jangka waktu bulanan. Pengukurannya menggunakan satuan basis poin (bps). b. Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200) Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200) merupakan indeks utama di Korea Selatan yang terdiri dari 200 saham utama paling liquid yang diperdagangkan oleh Bursa Saham Korea. Sejak dibuka pada bulan Mei 1996, volume transaksi KOSPI 200 jauh
40 melewati volume produk-produk berjangka dan derivative lain di dunia. c. Hang Seng Index (HSI) Indeks Hang Seng adalah sebuah indeks pasar saham berdasarkan kapitalisasi di Bursa Saham Hong Kong. Indeks ini digunakan untuk mendata dan memonitor perubahan harian dari perusahaan-perusahaan terbesar di pasar saham Hong Kong dan sebagai indikator utama dari performa pasar di Hong Kong (id.wikipedia.org). Indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja bursa saham : Indeks Hang Seng = Indeks HSt-Indeks HSt-1 Indeks HSt-1 D. Pengukuran Variabel Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Tipe skala pengukuran yang digunakan adalah menggunakan skala rasio untuk variabel independen (X 1, X 2, X 3 ) dan variabel dependen (Y). a. Variabel Independen (X) 1. Dow Jones Industrial Average (DJIA) X 1, yakni dihitung dari Indeks Harga Saham pada saat awal bulan dengan pengukurannya menggunakan skala data rasio dengan satuan bulan. 2. Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200) X 2, yakni dihitung dari Indeks Harga Saham pada saat awal bulan dengan
41 pengukurannya menggunakan skala data rasio dengan satuan bulan. 3. Hang Seng Index (HSI) X 3, yakni dihitung dari Indeks Harga Saham pada saat awal bulan dengan pengukurannya menggunakan skala data rasio dengan satuan bulan. b. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni dihitung dari IHSG pada saat awal bulan dengan pengukurannya menggunakan skala data rasio dalam satuan bulan. E. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus (Santoso dan Tjiptono, 2001). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200), Hang Seng Index (HSI) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data yang tersedia di internet untuk semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, tersedia dari tahun 2008 2013. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Adapun sampel penelitian ini diambil setelah memenuhi beberapa kriteria yang berlaku bagi penerapan definisi operasional variabel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
42 metode purposive sampling, yaitu sampel yang ditarik dengan menggunakan pertimbangan. Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data diperoleh dari finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data tiap bulan selama periode pengamatan antara Januari 2008 Desember 2013. 2. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA). Data diperoleh dari finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data tiap bulan selama periode pengamatan antara Januari 2008 Desember 2013. 3. Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200). Data diperoleh dari finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data tiap bulan selama periode pengamatan antara Januari 2008 Desember 2013. 4. Hang Seng Index (HSI). Data diperoleh dari finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data tiap bulan selama periode pengamatan antara Januari 2008 Desember 2013. Berdasarkan pada pengambilan kriteria pengambilan sampel seperti yang telah disebutkan diatas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 72 sampel (Januari 2008 Desember 2013). Alasan pemilihan periode tahun yang digunakan adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat sesuai dengan keadaan sekarang ini. Pemilihan data bulanan adalah untuk menghindarkan bias yang terjadi akibat kepanikan pasar dalam mereaksi suatu informasi, sehingga dengan penggunaan data bulanan diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih akurat.
43 F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara pengumpulan library researcher yaitu merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan menganalisis informasi yang didokumentasikan dalam bentuk tulisan atau bentuk-bentuk lain. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan situs resmi www.financeyahoo.com. G. Metode Analisis Analisis data dalam penelitian ini dihitung dengan menghitung besarnya masing-masing variabel independen. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan bantuan program SPSS. Analisa regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Dow Jones Industrial Average (DJIA), Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200), Hang Seng Index (HSI) terhadap variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham Gabungan BEI. Model yang digunakan persamaan analisis regresi berganda seperti dibawah ini : Y = β 0 +β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 Keterangan : Y β 0 X 1 = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) = Konstanta = Indeks Dow Jones Industrial Average X 2 = Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200) X 3 β 1 =Hang Seng Index (HSI) = Koefisien regresi Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) β 2 = Koefisien regresi Korea Composite Stock Price Index 200 (KOSPI 200)
44 β 3 = Koefisien regresi Hang Seng Index (HSI) Pengujian hipotesis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Klasik Menurut Ghozali (2011) pengujian asumsi klasik atas data penelitian, dilakukan dengan menggunakan empat model pengujian yaitu: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, karena Uji-t dan Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2011). Pengujian normalitas dilakukan terhadap nilai unstandardized residual dari model regresi dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, data dikategorikan berdistribusi normal jika menghasilkan nilai asymptotic significance > ɑ = 5% b. Uji Autokorelasi Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara kesalahan-kesalahan yang muncul (error team) pada data runtun waktu (time series). Apabila terjadi gejala autokorelasi maka estimator least square (BLUE) menjadi tidak efisien, sehingga koefisien estimasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)
45 dalam model regresi yang tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. c. Uji Heteroskedastisitas Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terdapat perbedaan varians, maka dijumpai gejala heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik di sekitar nilai X dan Y (Ghozali, 2001). Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas. d. Uji Multikolonearitas Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2011). Multikolonearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antar variabel independen (Winarno, 2009). Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolonearitas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF), nilai VIF < 10 menunjukkan tidak dijumpainya gejala multikolonearitas pada model regresi.
46 2. Pengujian Hipotesis Untuk menjawab hipotesis yang telah dibuat dapat digunakan metode analisis sebagai berikut : a. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi (R 2 ) berguna untuk mengukur seberapa besar peranan variabel independen secara simultan mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen. b. Uji Menyeluruh atau Simultan (Uji F) Uji hipotesis dengan uji F yaitu dengan mencari F hitung dan membandingkan dengan F table, apakah variabel independen secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak dengan variabel dependen. Rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut : Ho :Indeks Harga Saham Amerika Serikat (DJIA), Indeks Harga Saham Korea Selatan (KOSPI 200), Indeks Harga Saham Hongkong (HSI) tidak mempunyai pengaruh terhadap IHSG di BEI. Ha : Indeks Harga Saham Amerika Serikat (DJIA), Indeks Harga Saham Korea Selatan (KOSPI 200), Indeks Harga Saham Hongkong (HSI) mempunyai pengaruh terhadap IHSG di BEI.
47 Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah 1. - Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh yang signifikan) - Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh) 2. Berdasarkan dasar siginifikansi, kriterianya adalah Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak c. Uji Individu atau Parsial (Uji t) Uji hipotesis dengan uji t yaitu dengan mencari t hitung dan membandingkan dengan t table, apakah variabel independen secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak dengan variabel dependen. Rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah : Ho1 : Indeks Harga Saham Amerika Serikat (DJIA) tidak mempunyai pengaruh terhadap IHSG di BEI Ha1 : Indeks Harga Saham Amerika Serikat (DJIA) mempunyai pengaruh terhadap IHSG di BEI Ho2 : Indeks Harga Saham Korea Selatan (KOSPI 200) tidak mempunyai pengaruh terhadap IHSG di BEI Ha2 : Indeks Harga Saham Korea Selatan (KOSPI 200) mempunyai pengaruh terhadap IHSG di BEI Ho3 : Indeks Harga Saham Hongkong (HSI) tidak mempunyai pengaruh terhadap IHSG di BEI
48 Ha3 : Indeks Harga Saham Hongkong (HSI) mempunyai pengaruh terhadap IHSG di BEI Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah 1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh yang signifikan) - Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh) 2. Berdasarkan dasar signikansi, kriterianya adalah - Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima - Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.