KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)

dokumen-dokumen yang mirip
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

PENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

KEBIJAKAN PELAPORAN KEUANGAN

Prinsip Dasar dan Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan. Ridwan Chairudin

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. Kesinambungan Entitas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS KAS MENUJU AKRUAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 23 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 18 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN


L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Mursyidi (2009: 1), akuntansi pemerintahan (governmental

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

-1- KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

-1- CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI

SEJARAH AKUNTANSI PEMERINTAH DI INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BIMA WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

PERATURAN BUPATI NATUNA

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PROVINSI BENGKULU

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL

2. TELAAH TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB II. Tinjauan Teori dan Studi Pustaka. penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas Laporan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI I. KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH... 1 KOMPONEN UTAMA KEBIJAKAN AKUNTANSI... 1 II. KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN...

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

PROVINSI JAWA TENGAH

Entitas Pelaporan. Entitas Akuntansi dan Pelaporan

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 238/PMK.05/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

LAMPIRAN I.01 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2010 TANGGAL

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KERANGKA KONSEPTUAL. 11. Mata uang...

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur. Tahun 2000 yang mengatur Pokok-pokok Pengelolaan dan

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN.

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Sosialisasi PP 71 /2010 tentang SAP Akrual. A. B. Triharta

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN KABUPATEN BLORA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 33 TAHUN 2015 T E N T A N G KEBIJAKAN AKUNTANSI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengindikasikan cara berpikir, bersikap dan bertindak, serta menarik kesimpulan

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

INFORMASI TENTANG LAPORAN OPERASIONAL YANG DISAJIKAN DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SULA

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI I. KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI

Transkripsi:

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP) Latar Belakang Terbitnya SAP Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Pengakuan, pengukuran dan Penyajian/pengungkapan Pernyataan SAP tedi last 09/16

LATAR BELAKANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN 1) Terbitnya UU no 22 Tahun 1999 ttg Otonomi Daerah dengan fokus tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih efisien, efektif,dan akuntabel. 2) Terbitnya UU No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang memuat kekuasaan pengelolaan keuangan negara, APBN/APBD, hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Bank Indonesia (Bank Sentral), Pemerintah Daerah, luar negeri (negara/lembaga), Perusahaan privat, dan organisasi nir laba. UU tsb menandai dimulainya Reformasi Keuangan Negara. 3) Terbitnya UU no 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. dengan fokus desentralisasi yang menekankan kepada efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya daerah dan good governance.

Lanjutan : Latar Belakang... Reformasi keuangan negara mendorong lahirnya Standar Akuntansi Pemerintahan melalui PP No 24 tahun 2005 yang diganti dengan PP No 71 Tahun 2010. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut merupakan prinsipprinsip akuntansi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah. Sistem Akuntansi Pemerintahan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan. Sistem Akuntansi Pemerintahan diartikan sebagai serangkaian prosedur pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan posisi serta operasi keuangan negara. Sejalan dengan otonomi daerah, sistem akuntansi pemerintahan pada tingkat Pemerintah Pusat diatur dengan peraturan Menteri Keuangan, sedangkan pada tingkat Pemerintah Daerah diatur dengan peraturan Gubernur/Walikota/Bupati

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN. Karakteristik tujuan dan pelaporan keuangan negara dipengaruhi oleh lingkungan operasional organisasi pemerintahan. Lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan tujuan dan pelaporan keuangan negara adalah : 1) Struktur pemerintahan dan pelayanan yg diberikan, dgn ciri (1) bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan ; (2) sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan pemerintah ; (3) adanya pengaruh proses politik, dan ; (4) hubungan pembayar pajak dengan pelayanan pemerintah. 2) Keuangan pemerintah, dengan ciri : (1) anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai alat pengendalian ; (2) investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan ; (3) kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian.

Lanjutan : Kerangka Konseptual Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan memiliki tujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna (masyarakat ; DPR/D ; Lembaga Pengawas ; Lembaga Pemeriksa ; Pihak yang berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman ; Pemerintah). Dengan demikian laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing pengguna. Pemerintah harus mempertimbangkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bagi keperluan : 1) perencanaan, 2) pengendalian, dan 3) pengambilan keputusan.

Lanjutan : Kerangka Konseptual Laporan keuangan tersebut disusun dan disajikan oleh entitas pelaporan, yaitu : 1) Pemerintah Pusat, 2) Pemerintah Daerah, 3) Satuan Organisasi pada pemerintah pusat/daerah, 4) organisasi lain yang ditentukan oleh UU. Penetapan entitas pelaporan mempertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, penguasaan aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya.

Lanjutan : Kerangka Konseptual Laporan keuangan terutama digunakan untuk : 1) membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiyaan dengan anggaran yang ditetapkan ; 2) menilai kondisi keuangan ; 3) mengevaluasi efektifitas dan efisiensi entitas pelaporan, 4) menentukan kepatuhannya kepada regulasi/hukum. Laporan keuangan tersebut disusun untuk kepentingan : 1) Akuntabilitas 2) Manajemen 3) Transparansi 4) Keseimbangan antar generasi

Lanjutan : Kerangka Konseptual Tujuan pelaporan keuangan secara rinci menyediakan informasi mengenai : 1) Kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran. 2) Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan. 3) Jml sumber daya yang digunakan serta hasil yang dicapainya. 4) Pendanaan seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kas. 5) Posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari penerimaan pajak dan pinjaman. 6) Perubahan (kenaikan/penurunan) posisi keuangan entitas pelaporan sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan..

Lanjutan : Kerangka Konseptual Asumsi dasar yang dibangun dalam pelaporan keuangan dengan maksud agar standar akuntansi pemerintahan dapat diterapkan adalah : 1) Kemandirian entitas dlm pengelolaan anggaran, 2) Kesinambungan entitas, 3) Keterukuran dalam satuan uang.

Lanjutan : Kerangka Konseptual Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, yaitu : 1) Relevan, artinya bahwa laporan keuangan dapat dihubungkan dengan tujuan penggunaannya, memiliki manfaat umpan balik, prediktif, tepat waktu dan lengkap. 2) Andal, artinya laporan keuangan disajikan secara jujur, dapat diverifikasi, dan objektif. 3) Dapat dibandingkan, artinya laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya. 4) Dapat dipahami, artinya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh users.

lanjutan ; kerangka konseptual Prinsip-prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah : 1.Basis akuntansi 2.Prinsip nilai historis 3.Prinsip realisasi 4.Prinsip substansi mengungguli bentuk formal 5.Prinsip periodisitas 6.Prinsip konsistensi 7.Prinsip pengungkapan lengkap 8.Prinsip penyajian wajar.

lanjutan : kerangka konseptual Faktor yang menjadi kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah adalah : 1.Materialitas 2.Pertimbangan biaya dan manfaat 3.Keseimbangan antar karakteristik kualitatif. Catatan : Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan-alasan kepraktisan.

Lanjutan : Kerangka Konseptual Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan merinci laporan keuangan yang harus disusun dan disajikan oleh entitas pelaporan keuangan, yaitu : A. Laporan Pelaksanaan Anggaran (Budgetary Reports) : 1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) B. Laporan Finansial (Financial Reports) : 3) Neraca 4) Laporan Operasional (LO) 5) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE 6) Laporan Arus Kas (LAK) 7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Lanjutan : Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan menetapkan laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan menggunakan Basis akuntansi Akrual untuk pemgakuan : Pendapatan LO, dan beban unsur pada LO. Aset, kewajiban, dan ekuitas unsur pada Neraca Penggunaan Basis Kas masih memungkinkan bila ada peraturan perundang-undangan mewajibkan demikian, misalnya pada LRA untuk pengakuan : Pendapatan LRA, dan Belanja, Penerimaan dan pengeluaran Pembiayaan

PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PENGAKUAN. Pengakuan dalam akuntansi proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian/peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan- LRA, belanja, pembiayaan, pendapatan-lo, dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan. Pengakuan atas suatu kejadian/peristiwa dalam akuntansi mempertimkan aspek materialitas.

Kriteria Pengakuan suatu kejadian/peristiwa : 1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi dari suatu kejadian/peristiwa tsb akan mengalir ke/dari entitas pelaporan ybs. Pengkajian derajat kepastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang dapat diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan. 2. Kejadian/peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal Kriteria pengakuan didasarkan pada : (a) nilai uang akibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya, atau ; (b) hasil estimasi yang layak.

PENGUKURAN. Pengukuran dalam akuntansi proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis menggunakan mata uang rupiah, dan bila terdapat transaksi dalam mata uang asing maka dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. PENYAJIAN/PENGUNGKAPAN. Penyajian/pengungkapan dalam akuntansi memberikan informasi keuangan berikut penjelasanya secara terstruktur dalam laporan keuangan, sehingga informasi tersebut dapat memberikan manfaat bagi penggunanya.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. Standar Akuntansi Pemerintahan diperlukan dalam rangka penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan. Standar tersebut dikembangkan dengan mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan bentuk standarisasi pengaturan dalam perlakuan akuntansi (pengakuan dan pengukuran) dan penyajian/pengungkapannya dalam laporan keuangan.

Lanjutan : Pernyataan SAP SAP Terdiri atas : PSAP 01 : Penyajian Laporan Keuangan PSAP 02 : Laporan Realisasi Anggaran PSAP 03 : Laporan Arus Kas PSAP 04 : Catatan Atas Laporan Keuangan PSAP 05 : Akuntansi Persediaan PSAP 06 : Akuntansi Investasi PSAP 07 : Akuntansi Aset Tetap PSAP 08 : Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan PSAP 09 : Akuntansi Kewajiban PSAP 10 : Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Peristiwa Luar Biasa PSAP 11 : Laporan Keuangan Konsolidasian PSAP 12 : Laporan Operasional