BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN) adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya. umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daya saing yang kuat agar tetap mampu bertahan di tengah persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. BUMN sebagai badan usaha milik pemerintah banyak bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, terutama dalam hal menjaga faktor-faktor produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

2015 PENGARUH EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH

IMAS SITI NURHASANAH, 2015 PENGARUH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah ketika diberlakukannya Kawasan Perdagangan Bebas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhatihati

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan koperasi. BUMN merupakan entitas ekonomi yang harus menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, telah mendorong perusahaan-perusahaan yang ada untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembentuk perekonomian nasional. Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat membawa dampak yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. ada habisnya dan semakin berkembang. Apabila orientasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan belum dapat juga dinikmati oleh seluruh masyarakatnya terutama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan manufaktur tidak dapat terlepas dari masalah biaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Polemik yang terjadi di Indonesia sekarang ini, masih belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya adalah untuk memperoleh laba atau keuntungaan yang. optimal dalam rangka mempertahankan kelangsungan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. optimal, dengan begitu perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan langkah-langkah dalam melakukan penelitian.

ABSTRAK PERANAN PENGENDALIAN KAS DALAM MENDUKUNG KETEPATAN PENERIMAAN KAS

BAB I PENDAHULUAN. baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai, baik dalam merencanakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor perekonomian dan industri mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya perusahaan baru. Menjadikan perusahaan-perusahaan yang

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah ada di depan mata, didukung dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT X mengenai

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 5

BAB I PENDAHULUAN. kompetetif yang mengharuskan perusahaan-perusahaan menjalankan usaha. manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan global yang tajam yang dihadapi oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah. Untuk itu pihak manajemen dalam sebuah perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia usaha dewasa ini, sejalan dengan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan perlu untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul (Barlian, 2003). (Orniati, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan dan memaksimalkan operasi perusahaan. Salah satu cara untuk menciptakan manajemen yang baik yaitu dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Hatta Rajasa (2013) mengatakan bahwa, Globalisasi ekonomi yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan

ACTIVITY BASED COSTING

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY BLACK DIAMOND. Anisa Maulina Universitas Gunadarma

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB I PENDAHULUAN. baru serta keterbukaan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satu hal yang

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang dihadapi perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi Negara kita baru berkembang setelah perang dunia

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh masyarakat, selain karena untuk kebutuhan mobilitas jarak dekat,

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini berkembang pesat dan terbuka yang

PERAN ANGGARAN DALAM PENGUKURAN DAN EVALUASI PRESTASI MANAJER (Studi Kasus Pada PT TIRTA SIDATAMA Purwodadi)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan untuk melakukan investasi. Modal tersebut dapat diperoleh dari hutang

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia perusahaan atau badan usaha tidak hanya dimiliki oleh swasta, tetapi ada juga badan usaha yang dimiliki oleh negara. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Tujuan dibentuknya BUMN adalah untuk mewujudkan amanah Undangundang No. 19 tahun 2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara pasal 2 ayat (1) butir (a) tentang salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN yaitu memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya. Menurut Griffin dan Ebert, (2007: 4) Semua organisasi itu disebut bisnis (perusahaan) organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud mendapatkan laba. Begitu juga dengan BUMN, prospek mendapatkan laba merupakan pendorong orang-orang untuk memulai mengembangkan bisnis. Walupun tujuan dibentuknya BUMN adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, namun laba juga merupakan hal yang harus dicapai. Laba merupakan imbalan yang didapatkan pemilik bisnis dari resiko yang diambil sewaktu menginvestasikan uang dan waktu mereka. Keberadaan BUMN dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah, karena kinerja BUMN sangatlah mempengaruhi pendapatan Negara. Di tahun

2 2013, target pendapatan negara dari kinerja BUMN sekitar Rp 166 triliun, naik dibanding realisasi tahun lalu 2012 yang mencapai sekitar Rp130 triliun. Oleh karena itu setiap BUMN harus dapat memperbaiki kinerjanya guna mencapai target yang telah direncanakan oleh pemerintah. Jika BUMN tidak dapat memperbaiki kinerjanya maka realisasi pendapatan negara tidak dapat mencapai target, bukan hanya itu keberlangsungan BUMN itu pun akan terancam. Di Indonesia terdapat banyak BUMN dan sektor-sektor usaha yang dijalani misalnya agro industri, telekomunikasi, semen, konstruksi dan konsultan engineering, pertambangan, energi, logistik, pariwisata, kehutanan dan kertas, dan jasa keuangan. PT. PINDAD adalah industri manufaktur milik pemerintah Indonesia yang mengkhususkan diri dalam produk militer dan komersial. Kegiatannya meliputi desain, pengembangan, rekayasa dan pabrikasi serta pemeliharaan. PT. PINDAD merupakan salah satu BUMN yang berada di bawah pimpinan kementerian. Sasaran perusahaan yaitu meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan peluang usaha yang menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal. Untuk mencapai sasarannya itu PT. PINDAD memiliki prinsip dasar diantaranya loyalitas, keunggulan teknologi, kerjasama kelompok dan bisnis yang menguntungkan. PT. PINDAD (Persero) merupakan jenis perusahaan persero. Perusahaan persero adalah BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar keuntungan. Maksud dan tujuan mendirikan persero ialah untuk

3 menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu PT. PINDAD (Persero) memiliki misi dalam bidang alat dan peralatan industri untuk memperoleh laba melalui keunggulan teknologi dan kualitas internasional. Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimilikinya. Menurut Suwardjono (2011:455) bahwa laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih antara pendapatan dan biaya. Pendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian dari pengertian pendapatan dan biaya. Karena laba merupakan tujuan umum keberadaan setiap perusahaan, maka laba usaha adalah elemen penting yang menggerakan seluruh aktivitas produktif di dalam suatu perusahaan. Kebutuhan untuk menghasilkan laba usaha tersebut menjadi faktor penggerak utama dalam seluruh aktivitas ekonomi yang dilakukan setiap perusahaan. Mulai dari menentukan produk yang akan dihasilkan perusahaan, mencari dan mengumpulkan sumber daya yang diperlukan sehingga menggerakkan dan mengarahkan setiap sumber daya yang dimiliki tersebut untuk mencapai tujuan umum perusahaan. Menurut Munawir (2002 : 183) Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba dan besar kecilnya laba yang dapat dicapai akan merupakan ukuran kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan. Keberhasilan manajemen di dalam jangka pendek dapat dilihat apakah laba yang diperoleh lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan rencana laba yang

4 semula ingin dicapai. Rencana laba dapat berupa laba yang dianggarkan (dibudgetkan), atau standar laba, atau paling tidak laba pada periode akuntansi sebelumnya. Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan. Pencapaian laba kotor merupakan hal terpenting bagi perusahaan, karena dengan tercapainya laba kotor maka perusahaan dapat menutupi biaya beban operasional yang terdiri dari beban administrasi dan umum serta beban penjualan. Jika laba kotor tidak dapat menutupi beban operasi maka perusahaan akan mengalami kerugian. Melihat fenomena yang terjadi berdasarkan Laporan Anggaran Laba Rugi dan Laporan Laba Rugi PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor dapat dilihat perkembangan pencapaian laba kotor dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yang disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1.1 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Laba Kotor PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2008 s.d 2012 Tahun 2008 2009 2010 Triwulan Anggaran Laba Kotor (Rp) Realisasi Laba Kotor (Rp) Keterangan 1 936.650.701 722.995.151 Dibawah anggaran 2 1.583.025.199 1.470.445.366 Dibawah anggaran 3 1.634.234.196 1.684.411.635 Diatas anggaran 4 1.513.084.143 1.771.544.389 Diatas anggaran 1 1.867.032.147 1.925.836.958 Diatas anggaran 2 2.386.193.052 2.103.591.477 Dibawah anggaran 3 2.387.552.772 2.181.242.580 Dibawah anggaran 4 2.317.323.790 2.440.236.280 Diatas anggaran 1 2.993.703.300 3.164.621.138 Diatas anggaran 2 3.370.211.844 3.338.121.431 Dibawah anggaran 3 3.434.794.148 3.420.608.435 Dibawah anggaran 4 3.452.155.860 3.596.619.807 Diatas anggaran

5 Tahun Triwulan Anggaran Laba Realisasi Laba Kotor (Rp) Kotor (Rp) Keterangan 1 3.376.755.408 3.151.344.088 Dibawah anggaran 2011 2 3.392.648.899 2.977.354.733 Dibawah anggaran 3 3.391.084.171 3.102.715.393 Dibawah anggaran 4 3.431.245.526 2.979.986.121 Dibawah anggaran 1 3.534.994.073 3.560.198.780 Diatas anggaran 2012 2 3.610.019.178 3.755.386.610 Diatas anggaran 3 3.628.250.221 3.848.184.489 Diatas anggaran 4 3.981.134.052 4.046.197.283 Diatas anggaran JUMLAH 56.222.092.680 55.241.642.144 Dibawah anggaran Sumber : Dokumen Laporan Anggaran Laba Rugi dan Laporan Laba Rugi PT. PINDAD (Persero) tahun 2008 s.d 2012 (diolah kembali) Perkembangan laba kotor PT. PINDAD (Persero) tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut : Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Anggaran dan Realisasi Laba Kotor PT. PINDAD (Persero) Tahun 2008 s.d tahun 2012 4.500.000.000 4.000.000.000 3.500.000.000 3.000.000.000 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 0 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Tabel 1 data diolah kembali Anggaran Laba Kotor (Rp) Realisasi Laba Kotor (Rp) Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah realisasi laba kotor dari periode 2008-2012 sebesar Rp. 55.241.642.144,00 lebih kecil daripada anggaran laba kotor yang ditetapkan manajemen, yaitu sebesar Rp. 56.222.092.680,00.

6 Artinya laba kotor yang didapat tidak sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Perolehan laba kotor perusahaan berfluktuasi, namun kecenderungan laba kotor yang didapat di bawah anggaran yang telah direncanakan. Penyebab realisasi laba kotor berada di bawah anggaran disebabkan oleh penurunan penjualan dan kenaikan harga pokok penjualan. Jika laba kotor yang diperoleh kecil, maka perusahaan tidak dapat menutupi biaya operasional dan akan mengalami kerugian. Secara teoritis laba kotor yang didapat oleh perusahaan dipengaruhi oleh penjualan produk dan harga pokok penjualan. Berikut ini adalah elemen-elemen yang menentukan besarnya laba kotor : Elemen-elemen laba kotor dapat dibagi menurut elemen-elemen yang menentukan besarnya laba kotor sebagai berikut : 1. Elemen penghasilan penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya : a. Harga jual satuan b. Kuantitas atau volume penjualan 2. Elemen harga pokok penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya : a. Harga pokok penjualan setiap satuan produk b. Kuantitas atau volume penjualan (Supriyono, 2000:180) Harga pokok penjualan merupakan elemen laba kotor yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Penentuan harga pokok penjualan ini didapat dari biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode, jika produk tersebut laku dijual biaya produksiya merupakan dasar penentuan harga pokok penjualan. Seperti yang dijelaskan oleh Supriyono (2000 : 290) : Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik tetap maupun variabel. Semua biaya produksi diperlakuakn sebagai harga pokok produk dan baru dipertemukan dengan penghasilan penjualan pada periode di mana produk tersebut laku dijual dengan cara menentukan besarnya harga pokok penjualan.

7 Pada dasarnya perubahan laba kotor itu disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor penjualan dan faktor harga pokok penjualan. Perubahan laba kotor yang disebabkan faktor harga jual tidak dapat digunakan sebagai pengukur bagian penjualan, karena perubahan harga jual ditentukan oleh keadaan pasar yang sulit dikendalikan oleh perusahaan. Lain halnya dengan perubahan laba kotor yang disebabkan oleh harga pokok penjualan, perusahaan masih dapat mengendalikannya dengan melakukan efisiensi pada bagian produksi. Berdasarkan elemen-elemen laba kotor yang telah dijelaskan di atas beberapa studi yang telah dilakukan untuk mengkaji tentang laba kotor diantaranya : Irman Syahrel Rahman (2009) hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi anggaran penjualan berpengaruh terhadap pencapaian laba PT. Kereta Api Daop 2 Bandung. Evi Octavia dan Eva Mariyani (2013) efisiensi biaya produksi mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian laba perusahaan pada PT. PINDAD (Persero) pada periode 2006 hingga 2010. Dian Widianingsih (2007) hasil penelitian menunjukkan efisiensi biaya bahan baku berpengaruh positif terhadap pencapaian laba kotor. Tanti Budyarti Akbari (2009) hasil penelitian menunjukkan efisiensi biaya produksi berpengaruh positif terhadap pencapaian laba kotor. Semakin tinggi efisiensi biaya produksi semakin tinggi pula laba kotor yang dicapai oleh perusahaan.

8 Fhadly Kusdiawan (2009) hasil penelitian menunjukkan efisiensi biaya tenaga kerja langsung menunjukan arah yang positif terhadap laba kotor. Setiap kenaikan efisiensi diikuti dengan kenaikan laba kotor. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan dalam menurunnya laba kotor yang didapat karena biaya produksi yang melambung tinggi, akibatnya biaya produksi menjadi meningkat tetapi tidak diimbangi dengan hasil penjualan yang meningkat pesat. Para manajer harus dapat melakukan kebijakan-kebijakan guna mendapatkan laba kotor yang maksimal salah satunya dengan melakukan efisiensi biaya produksi dan melakukan pengendalian biaya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Munawir (2002 : 217) sebagai berikut : Penurunan laba kotor yang disebabkan oleh naiknya harga pokok penjualan... kenaikan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor eksteren, misalnya adanya kenaikan harga bahan, tingkat upah atau kenaikan hargaharga secara umum, yang tidak dapat dikendalikan perusahaan, atau mungkin disebabkan oleh faktor interen yaitu adanya inefisiensi atau pemborosan-pemborosan. Demi tercapainya tujuan perusahaan maka pihak manajemen perlu melakukan perbaikan-perbaikan seperti efisiensi biaya produksi dengan membandingkan antara biaya yang sudah ditetapkan (direncanakan) dengan yang sesungguhnya (realisasi). Efisiensi biaya produksi dilakukan dengan cara meminimalkan penyimpangan biaya produksi yang terjadi, baik selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerja, maupun selisih biaya overhead pabrik. Efisiensi biaya juga menyangkut pada kesesuaian kuantitas produk yang dihasilkan dengan anggaran, ketepatan waktu produksi, dan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan target kualitas. (Supriyono, 2000 : 362) Untuk mengidentifikasi efisiensi biaya produksi ini biasanya dilakukan dengan cara meminimalkan penyimpangan biaya produksi yang terjadi, yaitu

9 meminimalkan penyimpangan antara anggaran dan realisasi. Penyelidikan terhadap penyimpangan ini paling sering diterapkan pada biaya. Efisiensi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan anggaran biaya, yang berarti biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan harus mencapai anggaran biaya yang dibuat atau dengan kata lain membandingkan antara realisasi biaya produksi atau biaya aktual dengan anggaran biaya produksi. Beberapa penelitain sebelumnya menyatakan bahwa efisiensi biaya produksi berpengaruh postif terhadap pencapaian laba kotor. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian kembali mengenai pengaruh efisiensi biaya produksi terhdap laba kotor pada periode terkini. Biaya ini merupakan sasaran dan digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan berusaha mengendalikan biayabiaya yang terjadi dalam perusahaan, terutama biaya yang berkenaan langsung dengan produksi karena dengan mengendalikan biaya produksi seefisien mungkin maka akan menghasilkan biaya produksi yang rendah. Jika biaya produksi ini efisien akan dihasilkan pula harga pokok produksi yang lebih rendah, dengan harga pokok produksi yang lebih rendah itu perusahaan akan mampu memperoleh laba yang optimal. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap laba kotor pada PT. PINDAD (Persero), maka Judul yang diambil adalah Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi terhadap Laba Kotor pada PT.PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor.

10 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran efisiensi biaya produksi pada PT.PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor. 2. Bagaimana gambaran laba kotor pada PT.PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor. 3. Bagaimana pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap laba kotor pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap laba kotor pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor yang kemudian akan diolah dan dianalisis. 2) Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengkaji dan menganalisis mengenai efisiensi biaya produksi pada PT.PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor.

11 2. Untuk mengkaji dan menganalisis mengenai laba kotor pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor. 3. Untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap laba kotor pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan berguna bagi semua pihak. Adapun kegunaan dari penelitian dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: 1) Kegunaan Akademis a. Merupakan sarana belajar untuk mengidentifikasikan, menganalisis dan merencanakan masalah yang nyata sehingga lebih memperluas pengetahuam dan dapat mengaplikasin teori-teori laba kotor yang telah didapat saat mengikuti perkuliahan dikelas. b. Mempunyai gambaran yang jelas bagi para pembaca mengenai bagaimana peranan efisiensi biaya produksi terhadap laba kotor. 2) Kegunaan Praktis a. Memberikan masukan efisiensi biaya produksi yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak PT. PINDAD (Persero) dan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan anggaran yang mampu memaksimalkan laba perusahaan dan membantu dalam membuat keputusan di masa mendatang. b. Data empiris mengenai efisiensi biaya produksi dapat dijadikan sebagai input PT. PINDAD (Persero) dalam rangka meningkatkan laba kotor yang akan dicapai.

12 c. Memberikan gambaran yang jelas mengenai tingkat laba kotor perusahaan sehingga pihak internal PT. PINDAD (Persero) dapat melihat prospek untuk meningkatkan bahkan mengembangkan perusahaannya di masa mendatang.