BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara membutuhkan dana yang cukup besar dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari official assessment system menjadi self assessment system.

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dilakukan karena tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. non migas serta pajak. Namun pemerintah lebih mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin besar untuk masa yang akan datang karena tujuan utama dari penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Negara Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaaan yang tidak sedikit dan salah satunya bersumber dari pajak.

BAB IV ANALISA DATA EVALUASI DATA.47. Belawan 47. Paksa Surat Paksa.57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..59. B. Saran...

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi maupun sumber daya alam, namun sebagai Negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi perkembangan negara dalam satu dekade terakhir ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapinya pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. melaksanakan kewajiban perpjakannya.setelah adanya tax reform,

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini status Indonesia masih menjadi negara berkembang, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Self Assessment

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pembangunan tersebut untuk mensejahterakan rakyat indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk membiayai kegiatan pembangunan dan kegiatan rutin

BAB I PENDAHULUAN. S.H. dalam bukunya Mardiasmo (2011):

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut tersedianya segala sesuatu yang serba cepat dan mudah serta proses pembangunan yang pesat. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, diperlukan suatu proses pembangunan secara menyeluruh dan merata, baik fisik maupun non-fisik, di kota maupun di desa guna menunjang aktivitas keseharian masyarakat. Pada dasarnya pembangunan bertujuan untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Pembangunan fasilitas umum untuk kepentingan masyarakat di suatu daerah merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah tersebut dibantu oleh masyarakatnya. Dalam keadaan otonomi daerah seperti sekarang, tangung jawab pembangunan oleh pemerintah daerah (pemda) menjadi lebih besar sehingga pemda harus memaksimalkan pendapatannya guna membiayai pembangunan di daerahnya. Pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan pendapatan lainnya. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Salah satu komponen Dana Bagi Hasil adalah pajak. Jadi, pajak merupakan salah satu sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pembangunan. Menurut Soemitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi)

secara langsung dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2006:1). Seiring dengan meningkatnya tuntutan pendanaan yang berasal dari sumber penerimaan dalam negeri guna kelangsungan pembangunan nasional, peranan dan fungsi pajak menjadi sangat strategis. Untuk lebih jelasnya, rincian penerimaan dalam negeri dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Penerimaan Dalam Negeri 1999/2000-2008 (dalam miliar rupiah) Tahun Anggaran 1990/2000 Perpajakan Bukan Pajak Jumlah Nilai (%) Nilai (%) Nilai (%) 125.951,0 61,6 78.481,6 38,4 204.432,6 2000 115.912,5 56,5 89.422,0 43,5 205.334,5 2001 185.540,9 61,7 115.058,6 38,3 300.599,5 2002 210.037,5 70,4 88.440,0 29,6 298.527,5 2003 242.048,1 71,0 98.880,2 29,0 340.928,3 2004 280.558,8 69,6 122.545,8 30,4 403.104,6 2005 347.031,1 70,3 146.888,3 29,7 493.919,4 2006 (LKPP) 409.203,0 64,3 226.950,1 35,7 636.153,1 2007 (APBN UU.18/2006) 509.462,0 70,7 210.927,0 29,3 720.389,0 2007 (RAPBN-P) 489.891,8 71,9 191.868,2 28,1 681.760,1 2007 (APBN-P) 492.010,9 71,28 198.253,7 28,7 690.264,6 2008 (RAPBN) 583.675,6 76,9 175.649,1 23,1 759.324,7 2008 (APBN) 591.978,4 Sumber: APBD Online, 2009 76,0 187.236,1 24,0 779.214,5 Berdasarkan Tabel 1.1, terlihat bahwa pada tahun 2008, sumber penerimaan negara terdiri dari penerimaan perpajakan Rp.591,98 triliun dan penerimaan

bukan pajak Rp. 187,24 triliun. Angka tersebut berarti sekitar 76 persen dari total penerimaan negara bersumber dari penerimaan pajak, dan sekitar 24 persen bersumber dari penerimaan bukan pajak. Mengingat begitu pentingnya peranan pajak, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak. Di antara upaya-upaya tersebut, utamanya dilakukan melalui reformasi peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan reformasi birokrasi. Reformasi peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan salah satunya dilaksanakan melalui penerbitan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP). Maksud dan tujuan utama penerbitan UU KUP tersebut, di samping untuk lebih memberikan keadilan dan kepastian hukum, juga untuk meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak (WP). Adapun reformasi birokrasi, yang dalam berbagai aspek menuntut adanya perubahan atau penyempurnaan struktur, tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Pajak membawa konsekuensi logis adanya keharusan pemberdayaan Sumber Daya Manusia kearah yang lebih profesional. Berbagai kemudahan juga diberikan kepada Wajib Pajak (WP) untuk merangsang kesadaran membayar pajak. Salah satu kemudahan ini adalah dengan diubahnya sistem pembayaran pajak menjadi sistem self assessment. Dalam sistem ini, Wajib Pajak diperkenankan untuk menghitung dan melaporkan pajaknya sendiri. Dengan berbagai kemudahan dan upaya tersebut, ternyata dalam prakteknya, pembayaran pajak masih saja mengalami beberapa kendala, diantaranya adalah

dalam hal tunggakan pajak (utang pajak dan penagihannya). Menurut UU Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 19 Tahun 2000, utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak (SKP) atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sedangkan penagihan pajak adalah serangkaian tindakan apabila utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran belum dilunasi, agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Denpasar, yang merupakan salah satu KPP di Bali yang menangani 0 Wajib Pajak badan pembayar pajak terbesar di Provinsi Bali (dalam perkembangannya bertambah menjadi 1041 WP badan) ternyata juga tidak lepas dari masalah tunggakan pajak ini. Adapun jumlah tunggakan pajak di KPP Madya Denpasar sejak berdirinya hingga tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut. Tabel 1.2 Jumlah Tunggakan Pajak pada KPP Madya Denpasar Tahun 2006 2007 2008 2009 Sumber: Seksi Penagihan KPP Madya Denpasar, 2009 Jumlah Tunggakan Pajak (Rp.) 13.574.516.490 14.691.385.279 50.645.386.719 41.832.264.638

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas, maka terlihat bahwa tunggakan pajak tetap ada dari tahun ke tahun walaupun sebenarnya telah dilaksanakan upaya penagihan utang pajak sesuai dasar hukum pelaksanaan penagihan pajak yaitu yang diatur dalam UU Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 19 Tahun 2000 dan peraturan lainnya yang berisikan prosedur rinci pelaksanaan penagihan utang pajak. Selain itu, masalah timbulnya utang pajak ini juga diperkirakan akibat adanya faktorfaktor eksternal seperti: tingkat intelektual dan moral masyarakat (Wajib Pajak), sistem perpajakan yang sulit dilaksanakan, sistem kontrol/pengawasan yang dilakukan oleh fiskus di suatu daerah dan lain-lain. Berdasarkan uraian diatas, maka adapun rumusan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah tindakan penagihan aktif dan faktor eksternal secara simultan berpengaruh terhadap realisasi penerimaan tunggakan pajak pada KPP Madya Denpasar tahun 2007-2008? 2) Apakah tindakan penagihan aktif dan faktor eksternal secara parsial berpengaruh terhadap realisasi penerimaan tunggakan pajak pada KPP Madya Denpasar tahun 2007-2008? 3) Diantara kedua variabel bebas yang ada, variabel mana yang berpengaruh paling dominan terhadap realisasi penerimaan tunggakan pajak pada KPP Madya Denpasar tahun 2007-2008?

1.2 Tujuan Penelitian Sesuai dengan uraian pada latar belakang dan rumusan permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini, adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh tindakan penagihan aktif dan faktor eksternal secara simultan terhadap realisasi pencairan tunggakan pajak pada KPP Madya Denpasar tahun 2007-2008. 2) Untuk mengetahui pengaruh tindakan penagihan aktif dan faktor eksternal secara parsial terhadap realisasi pencairan tunggakan pajak pada KPP Madya Denpasar tahun 2007-2008. 3) Untuk mengetahui diantara kedua variabel bebas yang ada, variabel mana yang berpengaruh paling dominan terhadap realisasi pencairan tunggakan pajak pada KPP Madya Denpasar tahun 2007-2008. 1.3 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis merupakan kegunaan suatu penelitian yang diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas aplikasi teori. Penelitian ini diharapkan berguna untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah terutama teori perpajakan serta membandingkannya dengan kenyataan yang ada di lapangan. Disamping itu, juga digunakan sebagai penambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan dalam bidang perpajakan.

2) Kegunaan Praktis Kegunaan praktis merupakan kegunaan suatu penelitian yang dapat memberikan informasi dan referensi bagi pihak-pihak terkait. Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan oleh pihak perpajakan (fiskus) khususnya KPP Madya Denpasar. 1.4 Sistematika Penyajian BAB I Pendahuluan Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II Landasan Teori Dalam bab ini diuraikan berbagai teori-teori yang melandasi penelitian ini. Adapun teori-teori yang dimaksud dalam bab ini adalah definisi dan unsur pajak, fungsi pajak, pengelompokkan pajak, sistem pemungutan pajak, timbul dan hapusnya utang pajak, Surat Ketetapan Pajak, pengertian penagihan pajak, pengertian prosedur, prosedur penagihan pajak, aturan lainnya dalam penagihan pajak, pengertian tunggakan pajak, faktor-faktor eksternal penghambat penagihan pajak, konstruksi penelitian, pembahasan penelitian sebelumnya dan hipotesis penelitian.

BAB III Metodelogi Penelitian Dalam hal ini diuraikan tentang lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. BAB IV Pembahasan Dalam bab ini disajikan data disertai pembahasan berupa gambaran umum KPP Madya Denpasar dan pembahasan hasil dari model yang digunakan, yang merupakan jabaran dari permasalahan yang ada. BAB V Simpulan dan Saran Merupakan bab akhir yang menyimpulkan dari seluruh pembahasan dan hasil analisis dari bab-bab sebelumnya serta diakhiri dengan saran-saran sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan langkahlangkah yang sebaiknya dilakukan pada masa yang akan datang.