ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Terlebih bila, sudah dihadapkan oleh beberapa orang ahli.

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilakukan oleh manusia (Chaer, 2007:239). pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189).

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses cerita, proses narasi, narasi atau cerita berplot. Prosa

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Karya sastra sengaja dibuat untuk menggambarkan keadaan sosial

Transkripsi:

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah IKA SUGIYARTI A 310 040 061 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra ada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra diterima sebagai realitas sosial, budaya dan keindahan. Dalam karya sastra selalu ada perkembangan yang terjadi baik pada isi atau bentuk karya tersebut. Karena itu, pembaca akan tahu realitas sosial budaya dan keindahan sastra sebenarnya ditentukan oleh masyarakat penghasil karya sastra tersebut. Sastra merupakan karya imajinatif yang menggambarkan kehidupan bermasyarakat yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat. Hasil dari imajinatif yang dilakukan oleh pengarang tersebut akan dituangkan ke dalam bentuk karya sastra. Bentuk karya sastra tersebut misalnya drama, cerpen, puisi, dan novel. Dalam penciptaan karya sastra tersebut tidak hanya melalui imajinatif yang dilakukan oleh pengarang tetapi, dapat juga dari hasil pengalaman batin pengarang. Pengalaman batin pengarang tersebut berupa peristiwa atau problem dunia yang menarik sehingga muncul gagasan dan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Biasanya, masalah yang diketengahkan adalah masalah-masalah yang sedang terjadi. Rahmat Djoko Pradopo (1994: 26) memandang karya sastra sebagai penggambaran dunia dan kehidupan manusia, kriteria utama yang dikenakan 1

2 pada karya sastra adalah kebenaran penggambaran, atau apa yang ingin digambarkan pengarang ke dalam karyanya. Melalui penggambaran tersebut pembaca dapat menangkap penggambaran seorang pengarang mengenai dunia sekitarnya, apakah itu sudah sesuai dengan hati nuraninya atau belum. Satu hal yang tidak mungkin terlepas dari penciptaan karya sastra adalah latar belakang pengarang itu. Beberapa hal yang dapat melatar belakangi pada saat karya sastra itu diproses misalnya, kondisi kejiwaan si pengarang sendiri, faktor religi, latar belakang sosial budaya atau masalah politik. Perkembangan novel di Indonesia sekarang ini cukup pesat, terbukti dengan banyaknya novel-novel baru telah diterbitkan. Novel tersebut mempunyai bermacam-macam tema dan isi yang lebih banyak mengetengahkan kisah-kisah romantisme anak muda. Tema dalam karya sastra sejak dahulu hingga sekarang banyak mengetengahkan tentang masalahmasalah sosial yang terjadi pada umumnya. Novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner yang dibangun melalui berbagai unsurnya. Semua unsur tersebut sengaja didegradasikan oleh pengarang, dibuat mirip, diimitasikan dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwaperistiwa dan latarnya. Sebuah novel akan memiliki ruh bila diwarnai dengan fakta yang melingkupi masyarakat saat diciptakan novel tersebut. Eksperimen yang mendalam, baik mengenai kondisi sosial, perilaku seorang tokoh, atau bentuk

3 lainnya akan membantu dalam menghidupkan cerita. Namun, perlu ditegaskan bahwa sastra bukan sepenuhnya sejarah, sebab di sana otoritas pengarang sebagai pencipta masih berlaku, artinya pengarang bebas dan berhak memasukkan imajinasi serta pandangan dunianya ke dalam cerita, dan inilah yang membedakan karya sastra dengan karya yang lainnya. Goldmann (dalam Faruk, 1994:18) mendefinisikan novel sebagai cerita mengenai pencarian yang terdegradasi akan nilai-nilai yang otentik itu hanya dapat dilihat dari kecenderungan dunia-dunia problematikanya yang hero. Nilai-nilai tersebut hanya ada dalam kesadaran pengarang dengan bentuk yang konseptual dan abstrak. Melalui karyanya, seorang pengarang menawarkan hal-hal tertentu yang berkaitan dengan kehidupan, yang mengajak pembaca untuk melihat, merasakan, dan menghayati hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan tersebut dengan cara memandang permasalahan itu sebagaimana ia memandangnya. Setelah membaca novel, mungkin sekali pembaca akan merasakan sesuatu yang belum dirasakan sebelumnya, mungkin berupa keharuan ikut merasakan penderitaan atau kebahagiaan seperti yang dialami tokoh atau berbagai sifat emotif lain yang dapat menyebabkan pembaca mengalami perubahan dalam menyikapi hidup dan kehidupan ini (Nurgiyantoro, 1995: 71). Karya sastra yang tercipta pada kurun waktu tertentu dapat menjadi penggerak keadaan dan situasi yang terjadi pada penciptaan karya sastra itu, baik sosial budaya, agama, politik ekonomi, dan pendidikan. Selain itu, karya

4 sastra dapat digunakan sebagai dokumen sosial budaya yang menangkap realitas dari masa tertentu. Lewat novelnya yang berjudul Sintren, Dianing Widya Yudhistira mengangakat masalah sosial yang berkenaan dengan masalah-masalah sosial yang timbul akibat adanya kehidupan yang dilingkupi kemiskinan, pergolakan hidup tentang cinta, kepercayaan, dendam, persaingan, dan kedudukan wanita dalam masyarakat yang terdapat didalamnya. Saraswati adalah gadis desa yang berusia 12 tahun. Ia gadis yang lugu namun pintar dalam sekolahnya dan memiliki tekad yang kuat untuk melanjutkan sekolahnya hingga SMP. Walaupun keluarga Saraswati termasuk keluarga yang serba kekuarangan, tetapi keluarga Saraswati termasuk keluarga yang bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Dari keadaan tersebut memberikan semangat untuk Saraswati untuk bekerja menjadi seorang penari sintren yang ditawarkan oleh Larasati yaitu teman ibunya. Banyak hal yang terjadi sebelum dan sesudah Saraswati menjadi sintren. Sebelum menjadi sintren, Saraswati akan dinikahkan dengan Kirman pemuda tampan sekaligus anak dari juragan ibunya bekerja. Sebenarnya Saraswati menolak namun dengan desakan ibunya terpaksa Saraswati menerimanya. Perjodohan antara Saraswati dengan Kirman dibatalkan karena keluarga Kirman mendapat ancaman dari Wastini. Sesudah menjadi sintren kehidupan keluarga Saraswati berubah menjadi lebih mapan. Banyak pengaruh positif yang mempengaruhi hidup Saraswati setelah menjadi sintren.

5 Selain pengaruh positif juga terdapat pengaruh negatif yang mempengaruhi kehidupan Saraswati. Novel Sintren karya Dianing Widya Yudhistira merupakan sebuah karya sastra yang tidak hanya cukup dinikmati saja. Melainkan perlu mendapat tanggapan ilmiah. Peneliti merasa tertarik untuk mengkajinya, khususnya dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik. Penelitian ini diangkat dengan judul Analisis Novel Sintren Karya Dianing Widya Yudhistira Tinjauan: Strukturalisme Genetik. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah struktur yang membangun dasar novel Sintren Karya Dianing Widya Yudhistira? 2. Bagaimanakah pandangan dunia pengarang dan latar belakang sosial budaya dalam novel Sintren Karya Dianing Widya Yudhistira? 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam pembahasan khususnya yang menyangkut disiplin ilmu. Tanpa pembatasan masalah pembahasan dapat keluar dari jalurnya. Di dalam penelitian ini permasalahan dibatasi dengan mengungkapkan pandangan dunia pengarang dan latar sosial budaya yang melingkupi novel Sintren karya Dianing Widya Yudhistira.

6 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Mengungkapkan struktur yang membangun dalam novel Sintren Karya Dianing Widya Yudhistira. 2. Mengungkapkan tentang pandangan dunia pengarang dan latar belakang sosial budaya dalam novel Sintren Karya Dianing Widya Yudistira. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam bidang kesusastraan bagi pembaca karya sastra. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman bagi peneliti khususnya dan pembaca lain pada umumnya, mengenai latar belakang pengarang dalam menciptakan novel Sintren yang dituangkan ke dalam cerita yang berjudul Sintren. 2. Menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya tentang penelitian karya sastra Indonesia. 3. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru Bahasa Indonesia mengenai novel Sintren serta dapat menjadi alternatif materi pengajaran bahasa, khususnya bidang sastra.

7 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I Merupakan pendahuluan, pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teori dalam penelitian ini ditekankan pada teori dari Luciene Goldman. Bab III Berisi metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, obyek penelitian, sumber data, dan teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Merupakan hasil dan pembahasan, pada bab ini berisi uraian mengenai struktur yang membangun dalam novel Sintren Karya Dianing Widya Yudhistira, analisis pandangan dunia pengarang dan latar belakang sosial budaya yang terdapat dalam novel Sintren. Bab V Berisi simpulan dan saran Daftar Pustaka dan Lampiran