digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh pembaca. Karya sastra merupakan tanggapan penciptanya (pengarang) terhadap dunia (realita sosial) yang dihadapinya. Sastra berisi pengalaman-pengalaman subjektif penciptanya, pengalaman kelompok masyarakat (fakta sosial). Menurut pendapat Sangidu (2004: 41), sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial, sastra yang ditulis oleh pengarang pada suatu kurun waktu tertentu. Sastra berkaitan langsung dengan norma-norma dan adat-istiadat zaman itu. Sastra yang baik tidak hanya merekam dan melukiskan kenyataan yang ada dalam masyarakat, tetapi merekam dan melukiskan kenyataan secara keseluruhan. Pada dasarnya, karya sastra merupakan karya fiksi atau rekaan. Namun, segala yang tersurat dan tersirat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil pengalaman atau reaksi pengarang terhadap realitas sosial yang menarik sehingga muncul gagasan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 2), sebagai hasil imajinatif, karya sastra berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, dan berguna menambah pengalaman batin bagi pembacanya. Karya sastra juga dapat menjadi media yang efektif bagi pengarang untuk menyampaikan pesan dan amanat, serta untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan bagi para pembaca. Salah satu jenis karya sastra yang berkembang pesat saat ini adalah novel. Novel diciptakan dengan membawa idealisme dan gambaran fenomena kehidupan manusia. Dengan kata lain, novel merupakan cerminan kehidupan manusia. Sebagai sebuah karya fiksi, novel menggambarkan realitas kehidupan manusia dari sudut pandang sastra. Meskipun merupakan cerita fiksi, novel memuat faktafakta sosial sehari-hari yang pernah dilihat, dirasakan, dan dialami pengarang atau orang lain di sekitarnya. Oleh karena commit itu, to idealisme user dan cita-cita pengarang dapat 1
digilib.uns.ac.id 2 terlihat jelas dalam karyanya. Lebih jelasnya, novel merupakan perpaduan antara fakta sosial dan hasil imajinasi pengarang. Namun, pengarang sering kali menggunakan idealismenya untuk menuangkan gagasannya. Hal tersebut tampak pada novel-novel karya Abidah El Khalieqy. Abidah El Khalieqy dikenal sebagai penulis yang gencar mengusung tema-tema tentang feminisme dalam novelnya. Salah satu tujuan mengangkat tema feminisme adalah untuk menyamakan kedudukan perempuan dan laki-laki. Selama ini, kehidupan patriarki masih berlaku, sehingga kedudukan perempuan selalu dipandang lebih rendah dari laki-laki. Dalam budaya patriarki, perempuan dianggap sebagai sosok yang lemah dan butuh perlindungan. Kedudukan laki-laki berada di puncak, sedangkan kedudukan perempuan berada di bawah dan ditentukan oleh laki-laki. Adanya hubungan yang seperti ini menimbulkan kerugian bagi kaum perempuan. Oleh karena itu, tema feminisme memang selayaknya diangkat agar perempuan sadar bahwa mereka memiliki kebebasan untuk memperjuangkan harkat, derajat, dan martabatnya. Selain itu, agar laki-laki juga lebih memahami batasan-batasan untuk memperlakukan perempuan dan juga memahami peran perempuan sebagai mitra. Adanya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang muncul di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik menjadi bukti bahwa kesadaran tentang kesetaraan gender masih sangatlah rendah. Novel Geni Jora dan Mataraisa merupakan novel yang berlatar belakang kebudayaan Jawa dalam masyarakat modern yang menyajikan sebuah gagasan baru tentang rekonstruksi budaya dan sosial yang melahirkan pandangan, sikap, dan gagasan baru mengenai persoalan kemanusiaan. Wanita tidak lagi digambarkan sebagai kaum kelas dua, melainkan sebagai sosok yang independen dan sejajar kedudukannya dengan pria. Dalam novel Geni Jora dan Mataraisa, Abidah El Khalieqy ingin menunjukkan eksistensi dan kemandirian seorang perempuan melalui tokoh Kejora dan Raisa. Pengarang menampilkan tokoh-tokoh utama tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem patriarki. Novel Geni Jora sarat dengan gugatan seorang perempuan muslim terhadap persoalan gender yang meliputi pendidikan yang amat diskriminatif commit bagi to user perempuan, poligami, lesbianisme,
digilib.uns.ac.id 3 dominasi laki-laki, kekerasan dalam rumah tangga, serta seksualitas perempuan. Bentuk perlawanan itu tampil dalam sosok seorang feminis muslim bernama Kejora, sedangkan novel Mataraisa berkisah tentang gejolak sosok Raisa, seorang perempuan cerdas yang sensitif dan kritis dalam merespon segala bentuk ketidakadilan di sekelilingnya, termasuk dalam lingkungan keluarganya sendiri. Dalam novel tersebut, Raisa berperan sebagai penulis novel yang menyuarakan dan memperjuangkan keadilan bagi perempuan dengan menyebarkan gagasan kebenaran dan keadilannya itu melalui novelnya. Melalui perlawanan tokoh-tokoh wanita dalam novel tersebut, dapat dilihat bahwa persoalan dominasi laki-laki atas perempuan bersumber dari persoalan gender, bukan seks. Seks dipahami sebagai pelabelan yang tidak bisa dipertukarkan karena bersifat kodrati, sedangkan gender merupakan konstruksi sosial yang membentuk karakteristik laki-laki dan perempuan di masyarakat. Tokoh Kejora dan Raisa dalam novel Geni Jora dan Mataraisa ini tidak mempersoalkan laki-laki dan perempuan dalam hal seks, melainkan dalam sistem, ideologi, dan struktur yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Pemilihan novel Geni Jora dan Mataraisa sebagai objek penelitian didasarkan pada beberapa hal, di antaranya Mataraisa merupakan novel terbaru Abidah El Khalieqy yang sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dikaji dengan pendekatan kesetaraan gender. Selain itu, kedua novel tersebut mengangkat persoalan perempuan yang masih aktual dan memiliki relevansi dengan kehidupan masa kini yang akan bermanfaat untuk menata masa depan yang lebih baik, khususnya bagi perempuan. Di samping itu, novel Geni Jora dan Mataraisa ini mengandung nilai pendidikan yang baik untuk dikaji dan dipahami oleh pembaca. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Geni Jora dan Mataraisa tidak hanya tertuju pada masalah-masalah agama, sosial dan moral, tetapi juga mendidik pembaca tentang masalah-masalah kewanitaan. Untuk menelaah sebuah karya sastra diperlukan berbagai metode dan pendekatan. Hal ini disebabkan karya sastra merupakan karya seni yang unik yang pemahamannya memerlukan berbagai cara pandang dan metode. Nurgiyantoro (2005: 37) menyatakan bahwa commit dalam menganalisis to user karya sastra (fiksi) dapat
digilib.uns.ac.id 4 dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur yang bersangkutan, misalnya keadaan peristiwa, tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Dengan kata lain, pendekatan struktural memfokuskan studi analisisnya pada aspek-aspek struktural karya sastra. Orientasi kajian struktural sering dianggap kurang lengkap karena karya sastra sebenarnya merupakan bahan komunikasi antara pengarang dan pembaca (Endraswara, 2003: 1). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kesetaraan gender. Dalam kajian sastra, kritik sastra feminis, yaitu salah satu kajian karya sastra yang mendasarkan pada pandangan feminisme yang menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan, baik sebagai penulis maupun dalam karya sastranya (Djajanegara, 2000: 15). Selain itu, peneliti juga menggunakan pendekatan struktural untuk menganalisis kualitas novel Geni Jora dan Mataraisa, khususnya untuk menganalisis penokohan. Dengan pendekatan ini, tokoh utama akan dianalisis berkaitan dengan perjuangan wanita dalam kesetaraan gender. Telaah tentang tokoh wanita ini merupakan langkah perjuangan ke arah feminisme, yaitu usaha untuk menyetarakan kedudukan antara laki-laki dan perempuan. Seperti yang sudah diketahui, perjuangan tersebut tidak mudah karena pada kenyataannya dominasi laki-laki di masyarakat masih sangat kuat. Melihat novel Geni Jora dan Mataraisa berdasarkan sudut pandang feminisme, maka penelitian ini akan mengangkat perjuangan tokoh wanita, bentuk ketidakadilan, keadaan sosial masyarakat, dan nilai pendidikan yang terdapat dalam novel tersebut. Sehubungan dengan keinginan tokoh wanita untuk memperjuangkan kesetaraan gender, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perempuan di tengah sistem budaya patriarki yang ada dalam novel berdasarkan perspektif feminis. Gambaran tersebut adalah perjuangan tokoh wanita dalam menghadapi ketidakadilan gender yang terdapat dalam novel Geni Jora dan Mataraisa. commit to user
digilib.uns.ac.id 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kualitas novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy? 2. Bagaimanakah perwujudan perjuangan tokoh wanita dalam kesetaraan gender pada novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy? 3. Bagaimana pokok-pokok pikiran feminisme dalam novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy? 4. Bagaimana keadaan sosial masyarakat yang tergambar dalam novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy? 5. Apa sajakah nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy? 6. Bagaimanakah strukturalisme genetik novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kualitas novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy. 2. Mendeskripsikan perwujudan perjuangan tokoh wanita dalam kesetaraan gender pada novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy. 3. Mendeskripsikan pokok-pokok pikiran feminisme dalam novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy. 4. Mendeskripsikan keadaan sosial masyarakat yang tergambar dalam novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy. 5. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy. 6. Mendeskripsikan strukturalisme genetik novel Geni Jora dan Mataraisa karya Abidah El Khalieqy. commit to user
digilib.uns.ac.id 6 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Memberi sumbangan bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam pengkajian sastra. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu contoh penerapan pendekatan kesetaraan gender dalam penelitian di bidang sastra. c. Memberikan manfaat untuk meningkatkan apresiasi sastra dan memberikan masukan yang berharga terhadap keperluan kritik sastra. d. Memberikan gambaran tentang nilai pendidikan yang ada dalam karya sastra. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wahana pembelajaran apresiasi sastra, khususnya dalam menganalisis karya sastra dengan pendekatan kesetaraan gender. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran teori dan apresiasi sastra dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pada kompetensi dasar mengenai novel. c. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembanding atau referen bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sastra dengan permasalahan serupa, yaitu mengenai kajian kesetaraan gender. commit to user