BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam mengkaji mengenai pandangan yang diperlihatkan oleh surat kabar

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi historis (historical studies) meneliti peristiwa peristiwa-peristiwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sesuai dengan data-data empirik serta fakta-fakta yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. program indoktrinasi wajib mengenai ideologi negara Pancasila bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. pemecahan yang ilmiah yang dapat dilihat dari prespektif atau pandangan historis

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak deklarasi Integrasi di Balibo pada 30 November 1975, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surachmad, Metode adalah cara utama yang digunakan untuk

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sutisna, 2015 TENGKULAK DAN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan uraian mengenai metode dan teknik penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Farhan Akbar Muttaqi, 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya korban pembunuhan melalui cara penembakan yang dikenal dengan nama penembakan misterius. Istilah tersebut digunakan karena penembakan yang terjadi dilakukan secara tersembunyi, tanpa diketahui siapa pelakunya. Mayat korban pembunuhan ini kemudian dibuang ke sungai, selokan, bahkan disimpan di tengah dan pinggir jalan. Menurut majalah Tempo, sasaran yang dijadikan korban penembak misterius ini adalah para preman, recidivist dan para Gali (Gabungan Anak Liar) yang badannya banyak berhiaskan tato (Tempo, 28 Mei 1983). Penembakan misterius terhadap para pelaku kejahatan tersebut terjadi dari tahun 1983-1985. Dalam kurun waktu tersebut, surat kabar nasional dan daerah tidak henti-hentinya menulis berita tentang peristiwa dan korban-korbannya. Banyak dugaan yang menyebutkan bahwa peristiwa penembakan ini bermula dari kejadian pada awal April tahun 1983 di Yogyakarta. Pada saat itu, Letnan Kolonel Mohamad Hasbi, Komandan Kodim setempat sedang melancarkan gebrakan keamanan yang diberi nama sandi Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK) (Tempo, 31 Desember 1983). Operasi tersebut dilaksanakan akibat semakin merajalelanya pemerasan yang dilakukan oleh para Gali sehingga meresahkan masyarakat Yogyakarta. Model pemberantasan kejahatan yang dilakukan di

2 Yogyakarta oleh Pangkowilhan II Letnan Jenderal Widjojo Soedjono dinyatakan akan diberlakukan juga untuk seluruh wilayah Indonesia (Pour, 1993:511). Pemberitaan tentang korban penembakan misterius tidak pernah berhenti dalam tahun-tahun tersebut, bahkan dari hari ke hari jumlahnya semakin bertambah banyak. Menurut Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) jumlah korban mencapai angka lebih dari 5000 jiwa (Nordholt, 2003: 88). Pada saat itu, sebagian besar masyarakat menyetujui penembakan misterius karena didasari oleh keinginan untuk lepas dari kekerasan, pemerasan, dan keresahan (Pikiran Rakyat, 21 Juli 1983: 1). Penembakan misterius telah menjadi peristiwa yang menyita perhatian berbagai pihak, salah satunya adalah media massa. Pemberitaan mengenai peristiwa tersebut semakin menarik untuk diangkat manakala dihubungkan dengan latar belakang dan pihak-pihak yang diasumsikan terlibat dalam peristiwa ini. Pendapat dan analisis mengenai latar belakang dan pelaku tindak kekerasan ini banyak diutarakan oleh para ahli, dan pada saat itu surat kabar pun berusaha untuk melakukan hal yang sama. Pers sejak kelahirannya tidak bisa dipisahkan dari dinamika masyarakat Indonesia. Dengan begitu maka pers sesungguhnya bukan saja sebagai saksi sejarah yang aktual pada zamannya, tetapi juga turut melibatkan diri dan memberi arah dan pandangan pada masyarakat agar sesuai dengan jiwa zaman yang dicita-citakan (Suwirta, 2000: 1). Adapun fungsi surat kabar adalah untuk menyajikan berita tentang kejadian atau peritiwa pada zamannya kepada masyarakat, sehingga fakta-fakta sejarah yang berkaitan dengan persoalan elementer seperti apa yang terjadi,

3 kapan, di mana, dan siapa, dapat ditemukan jawabannya dalam surat kabar (Suwirta, 2000: 1). Surat kabar itu biasanya tercermin dalam kolom tajuk rencana, catatan pojok, artikel, kolom opini dan karikatur. Variabel-variabel tersebut merupakan jati diri sebuah surat kabar yang membedakannya dengan surat kabar lainnya. Dalam hal ini, sajian tajuk rencana, catatan pojok dan karikatur merupakan refleksi dari sikap, pandangan, dan keyakinan para redaktur pers, sebagai pengelola surat kabar yang bersangkutan (Suwirta, 2000: 6). Selain itu ada pula artikel yang merupakan tulisan lepas berisi opini seseorang untuk mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif) (Sumadiria, 2005:9). Apabila diamati secara seksama literatur yang ada, maka akan terlihat bahwa ternyata media masa banyak memberikan kontribusi di dalam kehidupan politik di suatu negara. Demikian pula, apabila dilihat dalam kehidupan politik sehari-hari, nyata sekali banyak literatur yang secara implisit mencerminkan adanya dua pandangan yang berbeda secara normatif. Pandangan ini sesungguhnya mempersoalkan tentang peranan media massa di dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan tentang peranan media massa di dalam kehidupan sehari-hari adalah, pertama, media massa diharapkan mampu mengutarakan masalah yang dianggap oleh masyarakat. Kedua, media mempunyai kecenderungan besar untuk lebih bersikap sebagai balancer penyeimbang antara kepentingan media di satu pihak dan kepentingan publik di pihak lain. Di satu pihak perkembangan media mengikuti arus sistem politik yang ada. Sedangkan pada pihak yang lain, media

4 massa mencoba untuk menempatkan dirinya pada pada posisi di luar sistem yang ada. Di negara yang sistem persnya mengikuti sistem politik yang ada, maka pers atau media massa cenderung bersikap dan bertindak sebagai balancer antar kekuatan yang ada. (Swardi, 1993:25-26). Skripsi ini meneliti tentang penembakan misterius pada masa pemerintahan Soeharto tahun 1983-1985 dalam perspektif surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat. Adapun alasan pemilihan pada surat kabar Kompas adalah, pertama Kompas adalah salah satu surat kabar bertaraf nasional di Indonesia. Padahal pada awal perkembangannya tahun 1960-1970-an, Kompas merupakan harian minoritas Katolik yang tumbuh di tengah-tengah lautan umat Islam dan surat kabar lain yang memiliki oplah lebih besar. (Adam, 2002:142-143). Kedua, Kompas termasuk surat kabar yang terbuka, independen dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun. Ketiga, Kompas adalah salah satu surat kabar yang seringkali selamat dari pembrendelan Orde Baru. Hal itu menandakan Kompas memiliki kiat tersendiri dalam menyampaikan kritik terhadap pemerintah. Adapun pemilihan surat kabar Pikiran Rakyat adalah, pertama, Pikiran Rakyat merupakan salah satu surat kabar lokal namun turut menyoroti masalahmasalah nasional. Kedua, misi dan visi surat kabar Pikiran Rakyat yang ingin memperkokoh citranya sebagai surat kabar yang mempunyai tujuan untuk membina rakyat agar mempunyai sikap kritis terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya. Dengan visi dan misinya tersebut, Pikiran Rakyat pernah dilarang terbit oleh pemerintah tahun 1965 (Iskantini, 2001:7). Ketiga, Pikiran Rakyat

5 merupakan salah satu koran yang independen dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun. Alasan lain pemilihan surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat dilatarbelakangi oleh pengaruh dari kedua koran tersebut terhadap masyarakat di kotanya masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari pertimbangan jumlah oplah keduanya yang sama-sama tinggi yaitu mencapai di atas 100.000 eksemplar untuk Kompas di Jakarta dan 50.000 sampai 100.000 eksemplar untuk Pikiran Rakyat di Bandung. Data ini diperoleh dari hasil data inventarisasi tahun 1982 (Oetama, 1989:38-39). 1.2. Perumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji adalah Bagaimana Pandangan Surat Kabar Kompas dan Pikiran Rakyat dalam memandang peristiwa Penembakan Misterius pada Masa Pemerintahan Soeharto tahun 1983-1985?. 1. Bagaimana latar belakang terjadinya penembakan misterius pada masa pemerintahan Soeharto tahun 1983-1985? 2. Bagaimana sejarah surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat? 3. Bagaimana surat kabar Kompas memberikan pandangan terhadap penembakan misterius? 4. Bagaimana surat kabar Pikiran Rakyat memberikan pandangan terhadap penembakan misterius?

6 5. Adakah perbedaan pandangan pemberitaan tentang penembakan misterius antara surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat? 6. Bagaimana tanggapan pemerintah dan masyarakat tentang penembakan misterius seperti diberitakan oleh surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun hasil dan tujuan yang ingin diperoleh oleh penulis adalah: 1. Memaparkan tentang latar belakang terjadinya penembakan misterius tahun 1983-1985 yang dihubungkan dengan kehidupan sosial masyarakat Indonesia, politik, serta pertahanan dan keamanan pada masa Orde Baru. 2. Menjelaskan tentang sejarah Kompas dan Pikiran Rakyat yang meliputi tahun berdiri, tokoh-tokoh, perkembangan, serta misi dan visi dari kedua surat kabar tersebut. 3. Memaparkan pandangan surat kabar Kompas tentang peristiwa penembakan misterius pada masa pemerintahan Soeharto tahun 1983-1985 yang meliputi latar belakang terjadinya penembakan misterius, beberapa contoh kasus, dan tanggapan masyarakat. 4. Memaparkan pandangan surat kabar Pikiran Rakyat tentang peristiwa penembakan misterius tahun 1983-1985 yang meliputi latar belakang terjadinya penembakan misterius, beberapa contoh kasus, dan tanggapan masyarakat.

7 5. Menjelaskan perbedaan pemberitaan tentang penembakan misterius antara surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat yang meliputi sebab-sebab serta dihubungkan dengan visi-misi kedua surat kabar tersebut. 6. Menjelaskan tanggapan pemerintah dan masyarakat tentang penembakan misterius seperti yang diberitakan oleh surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat. 1.4. Metode dan Teknik Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Metode historis atau metode sejarah. Dalam suatu penelitian sejarah, metode ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi secara kritis rekaman dan peninggalan sejarah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gottschalk (1986:32) yang menyatakan bahwa metode sejarah adalah untuk mengaju dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Adapun langkah-langkah dalam penelitian sejarah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, adalah: Heuristik adalah menemukan jejak-jejak sejarah yang kemudian dirangkai menjadi satu kisah. Dalam penulisan skripsi ini, sumber utama yang digunakan adalah berupa koran. Selain itu, penulis menggunakan buku-buku, dokumen, dan majalah yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas, yaitu mengenai Penembakan Misterius (Petrus) Pada Masa Pemerintahan Orde Baru Tahun 1983-1985 (Dalam Perspektif Surat Kabar Kompas dan Pikiran Rakyat). Kritik adalah tahapan melakukan penilaian dan pengujian terhadap sumber-sumber yang digunakan baik secara eksternal maupun internal. Penulis

8 melakukan kegiatan penelitian terhadap sumber-sumber sejarah yang diperoleh dari kegiatan heuristik. Helius Sjamsudin (1996:118) menjelaskan fungsi kritik sumber bagi sejarawan dalam mencari kebenaran maka sejarawan dihadapkan untuk membedakan apa yang benar, tidak benar, apa yang mungkin dan apa yang meragukan. Interpretasi dilakukan untuk menafsirkan sebuah keterangan dari sumbersumber sejarah yang digunakan berupa fakta-fakta. Penulis memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber yang memuat fakta-fakta kemudian dihubungkan satu sama lain, sehingga diperoleh sebuah analisis yang didukung oleh konsep-konsep atau generalisasi tertentu yang relevan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Historiografi adalah tahapan penulisan sejarah, di mana sumber-sumber sejarah yang telah melalui tahapan kritik baik eksternal dan internal yang kemudian ditafsirkan dan ditulis dalam sebuah bentuk tulisan sejarah. Menulis merupakan kegiatan intelektuil karena sejarawan harus mengerahkan segala kemampuan intelektualnya dalam membuat deskripsi, narasi, analisis kritis, serta sintesis dari fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi, teori, hipotesis sehingga menghasilkan suatu bentuk penulisan sejarah yang utuh yang disebut Historiografi (Helius Sjamsudin, 1996:177). Adapun teknik penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah teknik studi literatur, baik yang berupa koran-koran, majalah, dan buku-buku yang mempunyai korelasi dan relevansi terhadap permasalahan yang dikaji dalam penulisan skripsi ini.

9 1.5. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini disusun menurut sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi pandahuluan yang didalamnya mengemukakan latar belakang masalah yang akan dibahas, perumusan atau identifikasi masalah yang akan dibahas, tujuan, serta sistematika penulisan dari penulisan karya ilmiah ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tinjauan kepustakaan yang didalamnya dijabarkan berbagai literatur yang digunakan terhadap permasalahan yang dikaji dalam penulisan skripsi ini. Selain itu juga terdapat telaah terhadap segala aspek mengenai penembakan misterius yang terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru tahun 1983-1985. BAB III METEDOLOGI PENELITIAN Berisi metodologi penelitian yang menerangkan tentang bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ataupun dalam teknik penulisan dari pencarian sumber, kritik sumber, analisa/interpretasi fakta atau eksplanasi serta sebagai langkah terakhir tentang bagaimana teknik penyajian ke dalam sebuah tulisan. Dalam hal ini penulis mencari sumber-sumber ke perpustakaanperpustakaan dan lembaga yang terkait dalam permasalahan ini. BAB IV SEJARAH DAN PROFIL REDAKTUR SURAT KABAR KOMPAS DAN PIKIRAN RAKYAT

10 Berisi pembahasan yang menguraikan tentang sejarah singkat surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat. Selain itu, memaparkan tentang profil beberapa tokoh penting yang ada dibalik surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat. BAB V PANDANGAN SURAT KABAR KOMPAS DAN PIKIRAN RAKYAT TERHADAP PENEMBAKAN MISTERIUS TAHUN 1983-1985 Berisi pembahasan tentang latar belakang penembakan misterius serta bagaimana pandangan surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat terhadap peristiwa tersebut. Selain itu, penulis pun mengkaji tentang respon pemerintah dan masyarakat terhadap pemberitaan tentang penembakan misterius. BAB VI KESIMPULAN Berisi kesimpulan yang memaparkan apa yang menjadi sebuah kesimpulan dari penulis terhadap pembahasan masalah. Diantaranya akan dikemukakan hasil temuan dan pandangan penulis, serta jawaban secara umum dari permasalahan yang dikaji yaitu tentang pandangan surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat terhadap penembakan misterius (Petrus) pada masa pemerintahan Soeharto tahun 1983-1985.