Kipas Angin Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Bab III. Operational Amplifier

Elektronika. Pertemuan 8

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TEMPERATURE TRANSMITTER MENGGUNAKAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) IC LM741.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

Penguat Inverting dan Non Inverting

BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

BAB II LANDASAN TEORI

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh :

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

ADC-DAC 28 IN-3 IN IN-4 IN IN-5 IN IN-6 ADD-A 5 24 IN-7 ADD-B 6 22 EOC ALE msb ENABLE CLOCK

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED )

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III METODOLOGI PENULISAN

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

RANCANG BANGUN SISTEM EXHAUST FAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR)

USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

TRAINER VOLTMETER DIGITAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL SEKUENSIAL PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK N 2 YOGYAKARTA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Gambar 1.1 Rangkaian Dasar Komparator

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PENGUAT OPERASIONAL. ❶ Karakteristik dan Pemodelan. ❷ Operasi pada Daerah Linear. ❸ Operasi pada Daerah NonLinear

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV : RANGKAIAN LOGIKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

Transkripsi:

Kipas Angin Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu 41 Shendy Irene Langi (1) Janny O. Wuwung (2) Arie S. M. Lumenta (3) (1)Mahasiswa, (2)Pembimbing 1, (3)Pembimbing 2 Email: shendylangi2@gmail.com Jurusan Teknik Elektro-FT UNSRAT, Manado-95115 Abstrak - Dalam ruangan maupun di luar ruangan, tubuh manusia mengeluarkan energi panas. Jika tidak ada angin, panas ini membentuk sebuah lapisan hangat tipis diatas kulit. Hal inilah yang membuat gerah, dengan adanya aliran udara yang bergerak dari kipas angin disekitar tubuh sehingga lapisan panas itu terangkat dan menggantinya dengan lapisan udara yang dingin. Jadi secara teknis, kipas angin tidak mendinginkan ruangan. Kipas angin dapat menjadi solusi untuk "mendinginkan" di ruangan yang sirkulasi udaranya bagus. Kipas angin tidak mendinginkan tetapi memberi sensasi dingin. Pada proyek akhir ini kipas angin dalam pengaktifannya akan dibuat secara otomatis yaitu dilengkapi dengan sensor suhu (LM35) dan rangkaian komparator sebagai pembanding tegangan input IC Analog (LM324), yang kemudian di XOR kan dengan IC Digital (74LS86). Kipas dapat bekerja secara otomatis sehingga dapat mempermudah manusia yang sebelumnya proses pengaktifan kipas dilakukan oleh manusia. Dan juga dapat lebih efisiensi dalam pemakaian energi karena kipas bekerja pada saat yang diperlukan saja. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan perencanaan. Disini peranan dari sensor sangat penting yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan secara keseluruhan. Kata kunci : IC Digital (74LS86), Kipas angin, LM35, LM324 Abstract - Indoors and outdoors, the human body expends energy heat. If there is no wind, heat warm it up a thin layer on the skin. This makes the grip, with the air flow from the fan moves around the body so that the hot layer was lifted and replaced it with a layer of cold air. So technically, the fan does not cool the room. The fan can be a solution for the " cool " in the room were good air circulation. The fan does not cool but it gives the sensation of cold. At the end of the project is the fan in the power on will be made automatically is equipped with a temperature sensor (LM35) and comparator circuit as a voltage comparator IC Analog input (LM324), which is then XOR with Digital IC (74LS86). The fan can work automatically so as to facilitate human before fan activation process is done by humans. And can also be more efficient in energy consumption due to the fan works only when needed. From the test results showed that the system can work well in accordance with the planning. Here the role of the sensor is very important that can affect the overall success rate. Keywords : Digital IC (74LS86), Fan, LM35, LM324 I. PENDAHULUAN Pada saat ini, kondisi bumi kita semakin memprihatinkan akibat efek dari pemanasan global. Iklim menjadi tidak menentu dan permukan laut pun semakin naik akibat pemanasan global. Peristiwa ini terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca seperti karbondioksida, akibat aktivitas manusia,sehingga radiasi matahari yang seharusnya dipantulkan kembali dari bumi setelah masuk kebumi, menjadi terperangkap. Ada banyak cara untuk menghambat efek dari pemanasan global tersebut, salah satunya dengan cara menghemat pemakaian energy listrik. Banyak di temukan saat ini pendingin ruangan seperti AC, kipas angin di rumah, sekolah, atau pun perkantoran yang di biarkan selalu menyala tanpa memperdulikan efek pemborosan energy listrik. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat sehingga banyak cara untuk menerapkan gaya hidup yang hemat energi. Kemudian muncul gagasan untuk membuat sebuah alat yang dapat meminimalisir penggunaan energi listrik dengan menggunakan mikroprosessor. Adapun alat tersebut merupakan kipas angin yang dapat menyala secara otomatis dan dapat berputar sesuai dengan kondisi suhu pada ruangan. Oleh Karena itu, keinginan yang kuat sangat diperlukan dalam kegiatan penghematan energi listrik. Salah satunya dengan menggunakan pendingin ruangan dengan efisien.untuk itu, dibutuhkanlah sebuah kipas angin yang dapat menyala dan dapat mengatur kecepatan putarnya secara otomatis. Alat pengendali kecepatan putar motor kipas angin ini berfungsi untuk mengendalikan kecepatan putar kipas angin secara otomatis terhadap pengaruh suhu. Pemakai tidak perlu lagi menekan tombol kecepatannya karena alat ini sudah dirancang sedemikian rupa agar kecepatan putar motor kipas angin dapat berubah tergantung suhu yang terbaca oleh sensor. Pada suhu < 27 C kipas angin tidak berputar atau diam, dan pada range suhu 27 C - 29 C kecepatan putar motor kipas angin rendah, range suhu antara 29 C - 31 C kecepatan putar kipas angin sedang, dan pada suhu 32 C kecepatan putar motor kipas angin cepat. II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Sensor Dan Transduser Tranduser dan sensor akan mengkonversi dari suatu isyarat input berupa isyarat fisis dan isyarat kimia yang akan diubah ke suatu isyarat ouput berupa tegangan, arus, dan hambatan. Tranduser adalah suatu peralatan/ alat yang dapat mengubah suatu besaran ke besaran lain. Sebagai contoh, definisi transduser yang luas ini mencangkup alat-alat yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik, tranduser dapat dikelompokkan berdasarkan pemakaiannya, metode pengubahan energy, sifat dasar dari sinyal keluaran dan lain-lain. Pada gambar 1 merupakan klasifikasi Tranduser dan sensor yang dibedakan sesuai dengan aktifitas yang didasarkan atas konversi sinyal dari besaran sinyal bukan listrik (non electric signal value) ke besaran sinyal listrik (electric signal value) yaitu: sensor aktif (active sensor) dan sensor pasif (passive sensor).

42 Gambar 2 Rangkaian penguat inverting Gambar 1 Skema karakteristik Sensor dan Tranduser B. Rangkaian Penguat ( Operational Amplifier) Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, dimana rangkaian feedback (umpan balik) negatif memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur. Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 10 4 ~ 10 5. Penguatan yang sebesar ini membuat opamp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpan balik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Inverting amplifier Rangkaian penguat inverting adalah merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Untuk rangkaian dibawah adalah jenis rangkaian penguat inverting. Untuk lebih mudah memahami prinsip kerja rangkaian amplifier ini sengaja saya contohkan rangkaian yang cukup sederhana. Karena dengan bisa memahami prinsip kerja dari rangkaian ini anda akan bisa dengan mudah memahami rangkaian pengembangan dari rangakaian Op-Amp ini seperti rangkaian ADC (Analog to Digital Converter), DAC (Digital to Analog Converter), Summing (penjumlahan) dan yang lainnya. Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya Gambar 3 Rangkaian penguat non-inverting mempunyai tegangan yang sangat kecil hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi masukan rendah. Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaian penguat pembalik dengan impedansi masukan sangat rendah. Rangkaian penguat inverting akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil dan akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar. Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 2, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Rangkaian ini adalah pengubah dari arus menjadi tegangan dan digerakkan oleh sumber tegangan dan bukan sumber arus. Tahanan sumber R1, bagian umpan baliknya berubah dan beberapa sifat umpan balik juga berubah. Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v + = 0. Karena v + dan v - nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v - pada rangkaian ini dinamakan virtual ground. Non-Inverting amplifier Banyak rangkaian elektronika yang memerlukan penguatan tegangan atau arus yang tinggi tanpa terjadi pembalikan (inversion) isyarat. Peguat op-amp pada gambar 3 tak-membalik (noninverting op-amp) didesain untuk keperluan ini. Rangkain ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan masukan. Impedansi masukan dari rangkaian ini berharga sangat tinggi dengan nilai sekitar 100 MW. Dengan isyarat masukan dikenakan pada terminal masukan noninverting, besarnya penguatan tegangan tergantung pada harga in R dan F R yang dipasang. Isyarat keluaran penguat ini diambil dari resistor L R (biasanya berharga sekitar 35-50 W).

43 C. Rangkaian Pembanding (compare circuit) Komparator merupakan rangkaian elektronik yang akan membandingkan suatu input dengan referensi tertentu untuk menghasilkan output berupa dua nilai (high dan low). Suatu komparator mempunyai dua masukan yang terdiri dari tegangan acuan (V reference ) dan tegangan masukan (V input ) serta satu tegangan ouput (V output ).Dalam operasinya opamp akan mempunyai sebuah keluaran konstan yang bernilai"low" saat V in lebih besar dari V refferensi dan "high" saat V in lebih kecil dari V refferensi atau sebaliknya. Nilai low dan high tersebut akan ditentukan oleh desain dari komparator itu sendiri. Keadaan output ini disebut sebagai karakteristik output komparator, dengan kata lain Sebuah pembanding adalah rangkaian dengan dua tegangan masuk dan satu tegangan keluaran. Bila tegangan positif lebih besar dari tegangan negatif, pembanding menghasilkan tegangan keluaran yang tinggi. Bila masukan tegangan positif lebih kecil dari masukan tegangan negatif maka tegangan keluarannya rendah. Kerja dari komparator hanya membandingkan V in dengan V ref -nya maka dengan mengatur Vref, kita sudah mengatur kepekaan sensor terhadap perubahan tingkat intensitas cahaya yang terjadi. Dimana semakin rendah Vref semakin sensitif komparator terhadap perubahan tegangan V in yang diakibatkan oleh perubahan intensitas cahaya IC LM324 merupakan komponen elektronik yang berfungsi sebagai penguat tegangan atau penguat signal atau sebagai amplifier. IC LM324 umumnya dikenal dengan Op Amp (Operational Amplifier).Op Amp mempunyai dua kaki input yaitu inverting input (simbol negative) dan non inverting input (simbol positive). Sinyal dari kedua kaki input Op Amp ini bisa diolah menjadi data output yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi Op Amp yang dijalankan. Salah satu fungsi Op Amp adalah sebagai komparator. Komparator difungsikan untuk membandingkan tegangan yang masuk pada kedua kaki input Op Amp. Untuk membandingkan kedua kaki input pada Op Amp salah satu kaki input bisa diberi tegangan referensi dan kaki lainnya diberi tegangan pembanding. Jika tegangan pada kaki non inverting input (+) lebih besar atau sama dengan tegangan pada kaki inverting input (-) maka output akan berharga high (1). Jika tegangan pada kaki non inverting input (+) lebih kecil daripada tegangan pada kaki inverting input (-) maka kaki output akan berharga low (0). Salah satu keunggulan LM324 adalah dapat beroperasi pada voltase 3.0 V sampai 32.0 V. D. Gerbang Logika Dasar Gerbang-gerbang dasar logika merupakan elemen rangkaian digital dan rangkaian digital merupakan kesatuan dari gerbang-gerbang logika dasar yang membentuk fungsi pemrosesan sinyal digital. Gerbang dasar logika terdiri dari 3 gerbang utama, yaitu AND Gate, OR Gate, dan NOT Gate. Gerbang lainnya seperti NAND Gate, NOR Gate, EX- OR Gate dan EX-NOR Gate merupakan kombinasi dari 3 gerbang logika utama tersebut. E. Rangkaian Dimmer Rangkaian dimmer merupakan rangkaian yang sudah umum digunakan antara lain untuk mengatur terang-redup lampu bolam. Pada kesempatan kali ini akan dijabarkan mengenai carakerja rangkaian dimmer. Rangkaian dimmer ini mampu mengatur beban pada tegangan 220VAC dengan daya sampai 900W tiap kanal dengan beban yang mulai dari lampu bolam sampai kebeban induktif seperti motor AC TRIAC Triac merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas diode empat lapis berstruktur p-n-p-n dengan tiga p-n junction. Triac memiliki tiga buah elektrode, yaitu : gate, MT1, MT2. Triac biasanya digunakan sebagai pengendali dua arah (bi-directional). Apabila kita akan menggunakan triac dalam pembuatan perangkat atau sistem kontrol elektronik, Rangkaian Clipper Rangkaian clipper pada gambar 4 biasa disebut rangkaian pemotong memiliki fungsi untuk melakukan pemotongan atau menghambat serta menghilangkan beberapa sinyal yang masuk dimaan besarannya melebihi batas yang telah ditentukan. Salah satu contoh dari rangkaian clipper dengan pola sederhana adalah rangkaian penyearah setengah gelombang. Pada rangkaian ini akan bekerja dengan melakukan pemotongan atau menghambat serta menghilangkan sebagian sinyal input jika diatas dan juga di bawah angka nol. F. Rangkaian Power Supply Catu daya atau power supply pada gambar 5 merupakan suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua peralatan elektronik membutuhkan catu daya agar dapat berfungsi. BR1 1 VI VO 3 G N D 2 220 VAC U1 7812 12 VDC C1 2200uf 25v C2 1000uf 16v 2W02G TR1 TRSAT2P2S Gambar 4 Rangkaian Clipper Gambar 5 Rangkaian Power Supply

44 Catu daya atau power supply adalah rangkaian yang berfungsi untuk menyediakan daya pada peralatan elektronik. Power supply berfungsi untuk memberikan daya serta tegangan kepada alat elektronik yang anda gunakan. Ada banyak rangkaian catu daya yang bisa anda temui di pasaran. Dan ada 2 jenis catu daya yang bisa anda temukan. Yang pertama adalah catu daya tetap. Rangkaian catu daya tegangan tetap memiliki nilai tegangan yang tidak bisa diatur. Dan nilainya sudah ditetapkan oleh rangkaian tersebut. Sementara rangkaian catu daya yang kedua adalah rangkaian catu daya variabel. Berbanding terbalik dengan catu daya tetap, rangkaian catu daya variabel ini nilai tegangannya bisa diubah-ubah. Rangkaian catu daya yang baik tentu saja memiliki regulator pada rangkaian tersebut. Dan pemasangan regulator tersebut difungsikan untuk memberikan kestabilan pada tegangan yang keluar jika terjadi perubahan nilai tegangan yang diterima oleh rangkaian catu daya tersebut. LM 7805 merupakan salah satu jenis atau tipe dari regulator untuk tegangan tetap. Regulator LM 7805 ini memiliki 3 terminal yaitu Vin, GND dan juga Vout. G. Komponen - Komponen Pendukung Kapasitor Kapasitor (Condensator) pada gambar 6 adalah komponen elektronika yang menyimpan muatan listrik. Kapasitor terdiri atas dua plat logam yang dipisahkan oleh isolator yang disebut dielektrik (dielektricum). Apabila kedua ujung plat diberi tegangan listrik, maka muatanmuatan listrik akan mengumpul pada salah satu kaki plat logam, dan pada ujung lain terkumpul muatan-muatan negatif. Namun demikian, muatan-muatan tersebut tidak dapat segera mengalir karena adanya isolator pemisah, sehingga muatan-muatan ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujungnya. Tebal atau tipis serta jenis bahan dielektrik ini akan mempengaruhi kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan listrik. Kemampuan menyimpan muatan listrik disebut dengan kapasitas kapasitor (capasitance). Kapasitas kapasitor dinyatakan dalam satuan farad (f), seperti mf, nf, dan pf. Resistor Fungsi yang paling utama dari resistor pada gambar 7 adalah menghambat aliran arus listrik. Dua karakteristik utama dari resistor adalah resistansi atau hambatan (R) dengan satuan Ohm dan rating daya (P) dengan satuan Watt. Dalam rangkaian elektronika, resistor dengan nilai hambatan yang lebih tinggi memiliki rating Watt yang lebih rendah karena arusnya lebih kecil. Regulator Sirkuit terpadu tipe 78xx (kadang-kadang dikenal sebagai LM78xx) adalah sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator tegangan linier monolitik bernilai tetap. Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi banyak sirkuit elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi karena mudah digunakan dan harganya relatif murah. Untuk spesifikasi IC individual, xx digantikan dengan angka dua digit yang mengindikasikan tegangan keluaran yang didesain, contohnya 7805 mempunyai keluaran 5 volt dan 7812 memberikan 12 volt. Keluarga 78xx adalah regulator tegangan positif, yaitu regulator yang didesain untuk memberikan tegangan keluaran yang relatif positif terhadap ground bersama. Keluarga 79xx adalah peranti komplementer yang didesain untuk catu negatif. IC 78xx dan 79xx dapat digunakan bersamaan untuk memberikan regulasi tegangan terhadap pencatu daya split. Transformator Transformator (trafo) pada gambar 8 adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Pada gambar 9 berikut adalah bagian-bagian dari transformator. Gambar 8 Bentuk fisik dan simbol Transformator Gambar 6 Bentuk Fisik Kapasitor Gambar 7 Bentuk Fisik dan Simbol Resistor Gambar 9 Bagian-Bagian dari Transformator

45 Gambar 11 Diagram Blok Sistem Gambar 10 Bentuk Fisik dan Simbol Relay Relay Relay merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar mekanik. Fungsi relay yaitu memisahkan rangkaian listrik tegangan tinggi dengan rangkain listrik tegangan rendah. Relay pada gambar 10 mempunyai lima buah kaki. Dua kaki digunakan untuk mengaktifkan koil. Kedua kaki ini tidak bertanda, artinya boleh terbalik dalam pemasangannya. Tiga kaki lainnya berfungsi sebagai saklar yang terdiri dari kaki Common (COMM), kaki Normally Open (NO), dan kaki Normally Closed (NC). Dalam keadaan koil tidak dialiri arus listrik, kaki COMM akan terhubung ke kaki NC. Dalam keadaan koil dialiri arus listrik, kaki COMM akan terhubung dengan kaki NO. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Dalam melakukan penelitian ini hal-hal yang perlu dilakukan yaitu melakukan studi pustaka, dengan mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan perancangan sistem melalui buku-buku, di internet dan tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian ini, membuat dan merancang rangkaian sensor suhu, driver sensor, dan rangkaian pembanding, mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat catu daya dan rangkaian relay pada kipas angin, melakukan pengujian sistem, serta melakukan laporan penelitian dalam bentuk skripsi. Studi Pustaka Dilakukan pengumpulan buku-buku referensi, di internet dan tulisan yang lain yang berhubungan dengan Sensor Suhu LM35. Serta belajar Rangkaian yang berhubungan dengan perancangan kipas angin otomatis. Merancang Rangkaian Pada diagram alir (gambar 12) sistem ini menggunakan komponen-komponen dasar dan system minimum berupa 1 buah Sensor suhu LM35,IC Digital LM324, IC Analog 74LS86 (gerbang XOR), 4 buah relay, serta LED sebagai fasilitas penampil atau output. Besarnya ruangan,banyaknya manusia dalam ruangan, dn juga cuaca, menjadi hal yang penting untuk sensor mendeteksi suhu yang menjadi input dalam rangkaian keseluruhan. Gambar 11 merupakan blok diagram sistem. Gambar 12 Flowchart Sistem B. Perancangan Rangkaian Sensor Suhu dan Penguat Tegangan Sensor Rangkaian Sensor LM35 (gambar 13) bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100 C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1 C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control yang sangat mudah. Proses menguatkan sinyal output sensor suhu LM35 ini diperlukan pada aplikasi pemroses sinyal analog. Driver sensor suhu LM35 merupakan penguat sederhana yang berfungsi untuk memperkuat sinyal/tegangan output analog sensosr suhu LM35. Rangkaian driver sensor suhu LM35 ini dikonfigurasikan sebagai sebuah penguat non inverting dengan faktor penguatan 1x. Rangkaian driver sensor suhu LM35 ini sangat diperlukan apabila hasil pengukuran sensor suhu oleh sensor suhu LM35 di baca oleh suatu pernagkat dengan impedansi yang rendah dan mengakibatkan terjadi drop tegangan pada output sensor suhu LM35 tersebut.

46 Gambar 13 Rangkaian Sensor LM35 Gambar 15 Rangkaian Pembanding Gambar 14 Rangkaian Driver Sensor LM35 Faktor penguatan dari driver sensor suhu LM35 di pada gambar 14 dapat diatur dengan mengubah nilai tahanan potensiometer 10 K yang berfungsi sebagai feedback pada penguat non inverting tersebut. Agar tidak mengubah nilai konversi suhu ke tegangan dari sensor suhu LM35 sebaiknya penguat pada driver sensor suhu ini diset dengan faktor penguatan 1x saja. Rangkaian driver sensor suhu LM35 diatas bekerja dengan tegangan 5Vdc sama dengan tegangan sumber untuk sensor suhu LM35. Output rangkaian driver sensor suhu LM35 pada gambar diatas dapat diberikan untuk proses sinyal anolog yang membutuhkan level sinyal yang kuat. C. Perancangan Rangkaian Pembanding (Compare Circuit) Rangkaian komparator pada gambar 15 ini menggunakan tegangan referensi 5 volt dan dibagi dengan resistor 1k. Jadi nilai tegangan yang masuk pada tiap pin negatif op-amp berbeda sesuai prinsip dari pembagi tegangan. Kemudian output dari op-amp dihubungkan pada gerbang ex-or agar nyala outputnya bergantian. Output ini adalah rangkaian akhir dari rangkaian detektor suhu. Komparator merupakan rangkaian elektronik yang akan membandingkan suatu input dengan referensi tertentu untuk menghasilkan output berupa dua nilai (high dan low). Suatu komparator mempunyai dua masukan yang terdiri dari tegangan acuan (V reference ) dan tegangan masukan (V input ) serta satu tegangan ouput (V output ). Dalam operasinya opamp akan mempunyai sebuah keluaran konstan yang bernilai"low" saat V in lebih besar dari V refferensi lebih besar dari V refferensi dan "high" saat V in lebih kecil dari V refferensi atau sebaliknya. Nilai low dan high tersebut akan ditentukan oleh desain dari komparator itu sendiri. Keadaan output ini disebut sebagai karakteristik output komparator. Kerja dari komparator hanya membandingkan V in dengan V ref -nya maka dengan mengatur Vref, kita sudah mengatur kepekaan sensor terhadap perubahan tingkat intensitas cahaya yang terjadi. Dimana semakin rendah Vref semakin sensitif komparator terhadap perubahan tegangan V in yang diakibatkan oleh perubahan intensitas cahaya. D. Rangkaian Logika (IC Digital 74LS86 Gerbang XOR) Gerbang XOR merupakan kata lain dari exclusive OR. XOR akan memberikan output logika "1", jika inputnya memberikan keadaan yang berbeda. Dan jika inputnya memberikan keadaan yang sama, maka outputnya akan memberikan logika "0". Jadi fungsi dari IC digital (gerbang XOR) ini adalah untuk penyelarasan dari angka decimal ke angka biner. Hasil dari rangkaian ini adalah input tegangan untuk relay. Didalam rangkaian ini juga terdapat rangkaian Clipper yang berfungsi sebagai pemotong tegangan yang berlebihan, atau melebihi batas yang ditentukan, yang dihasilkankan oleh rangkaian sebelumnya. Pada rangkaian ini akan bekerja dengan melakukan pemotongan atau menghambat serta menghilangkan sebagian sinyal input jika diatas dan juga di bawah angka nol. E. Perancangan Rangkaian Power Supply Sebuah catu daya diatur adalah salah satu yang mengontrol tegangan output atau saat ini untuk nilai tertentu, nilai dikendalikan mengadakan hampir konstan, meskipun variasi baik dalam beban arus atau tegangan yang diberikan oleh sumber energi catu daya.. Kemudian digunakan regulator untuk menstabilkan tegangan yang keluar.

47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Sensor Suhu LM35 dan Penguat Tegangan Pada pengujian Sensor suhu LM35 dan penguat tegangan ini (tabel 1 yaitu pengujian rangkaian sensor suhu dengan menggunakan sensor LM35. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sensor LM35 dalam pembacaan suhu ruangan, pengujian sensor suhu LM35 hasilnya akan melewati penguatan tegangan. Vout dari LM35 adalah hasil dari pengukuran dengan menggunakan avometer. C. Rangkaian Keseluruhan Setelah semua komponen dirangkai dan diuji dapat disimpulkan bahwa alat ini berjalan dengan baik sesuai harapan. Gambar rangkaian keseluruhan dan bentuk fisik alat dapat dilihat pada gambar 17 dan gambar 18. B. Pengujian Rangkaian Pembanding dan Logika XOR Rangkaian Pembanding pada gambar 16 ini berfungsi untuk membandingkan tegangan dari Vout dari penguat tegangan dari sensor suhu LM35 dan Vout dari pengujian rangkaian pembanding ini (LM324) yg hasil akhirnya merupakan tegangan reffrensi untuk pengujian ini, dan selanjutnya akan di XOR kan untuk penyelarasan tegangan dengan menggunakan Logika 0 dan 1. Untuk pengujian rangkaian pembanding dapat dilihat pada tabel 2. Gambar 17 Rangkain Keseluruhan Gambar 16 Rangkaian Pembanding dan rangkaian Logika XOR Gambar 18 Bentuk Fisik Alat TABEL I PENGUJIAN SENSOR SUHU LM35 DAN PENGUAT TEGANGAN TABEL II PENGUJIAN RANGKAIAN PEMBANDING

48 V. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan dalam perancangan sistem pengendalian peralatan elektronik pengujian yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan pelaksanaan dan hasil penelitian yakni Proses menguatkan sinyal output sensor suhu LM35 ini diperlukan pada aplikasi pemroses sinyal analog. Driver sensor suhu LM35 merupakan penguat sederhana yang berfungsi untuk memperkuat sinyal/tegangan output analog sensos suhu LM35. Rangkaian komparator ini menggunakan tegangan referensi 5 volt dan dibagi dengan resistor 10k. Jadi nilai tegangan yang masuk pada tiap pin negatif op-amp berbeda sesuai prinsip dari pembagi tegangan. kemudian output dari opamp dihubungkan pada gerbang ex-or agar nyala outputnya bergantian. Kondisi ruangan, posisi, dan juga besar ruangan juga sangat berpengaruh dalam proses sensor suhu mendeteksi suhu ruangan. DAFTAR PUSTAKA [1] Malvino. Prinsip Prinsip Elektronika. Jakarta : Salemba Teknika. 2000. [2] E. Laksono, Teknik Kontrol AutomAtik. Jakarta : Erlangga. 2000. [3] Pengetahuan Teknik Elektronika. Malang :Bumi Aksara. Tanggal akses: 05-11-2013 http://www.elektroarea.blogspot.comwww.wikipedia.org/ [4] Shatomedia. Sensor Suhu LM35. Tanggal akses: 05-11-2013 http://shatomedia.com /2008/12/sensor-suhu-lm35/ [5] Teknik Elektro Links. Rangkaian Sensor Suhu LM3. Tanggal akses: 05-11-2013 http://telinks.wordpress.com/2010/04/09/rangkaian-sensor-suhulm35/ [6] Tutorial Elektronika. Apa dan Bagaimana Karakteristik Sensor. Tanggal akses: 05-11-2013 http://tutorialelektronika.blogspot.com/2009/02/apa-dan-bagaimanakarakteristik-sensor.html