PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh: Drs. Kuntjojo

dokumen-dokumen yang mirip
MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

CIRI-CIRI SUATU PROFESI ADA STANDAR UNJUK KERJA YANG BAKU DAN JELAS. ADA LEMBAGA PENDIDIKAN KHUSUS YANG MENGHASILKAN PELAKUNYA DENGAN PROGRAM DAN JENJ

IMPLEMENTASI STANDARISASI KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PROFESI KONSELOR

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR

2015 KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

STANDARISASI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA SUNARYO KARTADINATA

PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU BK/ KONSELOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI KONSELOR DI INDONESIA

MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING BERBASIS DATA ALAT UNGKAP MASALAH KEPADA PARA GURU BK DI KECAMATAN SUKAWATI GIANYAR

KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh: DR.DADANG JUANDI, S.Pd.,M.Si. PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UPI

Etika, etika profesi Dan kode etik perekam medis

Sigit Sanyata

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

ALUR PIKIR PENATAAN PENDIDIKAN PROFESIONAL KONSELOR DAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Seorang pelaku profesi harus mempunyai sifat : 1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya 2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan 3.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia yang bermutu. Layanan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

STANDAR KOMPETENSI KONSELOR

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

REVITALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCAPAI TUJUAN UTUH PENDIDIKAN NASIONAL

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Marliani, 2013

APA KOMPETENSI DOSEN SEBAGAI PENDIDIK? Sunaryo Kartadinata

KOMPETENSI KONSELOR SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BK. Wiwik Kusdaryani Siti Fitriana

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

Sandang, pangan, papan Mengurangi tingkat pengangguran dan kriminalitas.

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

PROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001)

KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang

PREDIKSI SOAL UJI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

ARAH PEMIKIRAN PENGEMBANGAN PROFESI KONSELOR

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Sigit Sanyata

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

PROFESI. A. Pengertian Profesi

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK)

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Identitas Program Studi

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

Transisi epidemiologis

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2013

HASIL KONSINYERING DENGAN PANJA KOMISI X DPR RI H. Century, Juni 2013

MEWUJUDKAN VISI LEADING AND OUTSTANDING DALAM PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SUNARYO KARTADINATA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. industri. Istilah kinerja berasal dari kata Job performance (prestasi kerja). Kinerja

Profesi dan Profesionalisasi Keguruan. Written by Mudjia Rahardjo Wednesday, 14 April :55 - Last Updated Thursday, 15 April :07

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

Transkripsi:

PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh: Drs. Kuntjojo A. Standarisasi Profesi Konselor 1. Konsep-konsep Dasar Profesi a. Pengertian Profesi Ada beberapa definisi tentang profesi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Profesi merupakan suatu pekerjaan atau atau jabatan yang menuntut keahlian dari para petugasnya (Prayitno, 2004: 38). 2) Profesi merupakan pekerjaan atau karir yang bersifat pelayanan bantuan keahlian dengan tingkat ketepatan yang tinggi untuk kebahagiaan pengguna berdasarkan norma-norma yang berlaku (Dirjen Dikti Depdiknas, 2004: 5). 3) Kekuatan dan eksistensi profesi muncul sebagai akibat interaksi timbal balik antara kinerja tenaga professional dengan kepercayaan publik (public trust). b. Ciri-ciri Profesi Profesi merupakan suatu pekerjaan tetapi tidak setiap pekerjaan merupakan profesi. Adapun pekerjaan yang tergolong profesi memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1) Profesi adalah pekerjaan yang menuntut keahlian bagi para pelaku, baik keahlian teoritis maupun keahlian dalam praktik. 2) Keahlian tersebut dipersiapkan secara khusus melalui pendidikan yang khusus sesuai dengan profesi tersebut. 3) Profesi merupakan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat. 4) Tenaga professional dalam melakukan tugasnya terikat oleh kode etik profesi. 5) Para tenaga professional tergabung dalam suatu organisasi profesi. c. Pengertian Profesional Istilah professional memiliki dua pengertian. Pertama, profesional menunjuk pada orang yang pekerjaannya merupakan suatu profesi. Kedua, professional artinya kinerja seseorang sesuai dengan profesinya. d. Pengertian Profesionalisasi Profesionalisasi adalah proses penyiapan dan peningkatan kemampuan tenaga-tenaga professional. 1

e. Pengertian Profesionalisme Profesionalisme adalah komitmen para professional terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga professional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan profesiona, dst. 2. Konselor Merupakan Suatu Profesi Konselor merupakan suatu profesi karena bidang pekerjaan yang dilakukan oleh para konselor hanya dapat dilakukan oleh mereka yang telah dipersiapkan secara khusus, melalui profesionalisasi, untuk melakukan pekerjaan tersebut. 3. Dasar Pemikiran Standarisasi Profesi Konselor Standarisasi diperlukan oleh setiap profesi. Standarisasi profesi konselor dilakukan atas dasar pertimbangan sebagai berikut. a. Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, dst (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). b. Konselor memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang tidak sama persis dengan guru. c. Pelayanan ahli bimbingan dan konseling yang diampu oleh konselor berada adalam konteks tugas kawasan pelayanan yang bertujuan menmandirikan individu dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan tentang pendidikan termasuk yang terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karir untuk mewujudkan khidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui pendidikan. d. Ekspektasi kinerja konselor yang mengampu pelayanan bimbingan dan konseling selalu digerakkan oleh motif altruistik dalam arti selalu menggunakan penyikapan yang empatik, menghormati keragaman, serta mengedepankan kemaslahata pengguna pelayanannya, dilakukan dengan selalu mencermati kemungkinan dampak jangka panjang dari tindak pelayanannya itu terhadap pengguna pelayanan, sehingga pengampu pelayanan professional itu juga dinamakan the reflective practitioner. 2

B. Sosok Utuh Kompetensi Konselor Sebagaimana lazimnya dalam suatu profesi, sosok utuh kompetensi konselor terdiri atas 2 komponen yang berbeda namun terintegrasi dalam praksis sehingga tidak bias dipisahkan yaitu kompetensi akademik dan kompetensi professional. 1. Kompetensi Akademik Konselor Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah (scientific basic) dari kita (arts) bagi pelaksanaan bimbingan dan konseling. Kompetensi akademik konselor diperoleh melalui Program S-1 Pendidikan Konselor Trintegrasi, yang terdiri atas kemampuan: a. Mengenal secara mendalam dengan penyikapan yang empatik serta menghormati keragaman yang mengedepankan kemaslahatan konseli yang dilayani. b. Menguasai khasanah teoritik tentang konteks, pendekatan, asas, dan prosedur serta sarana yang digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan ahli bimbingan dan konseling. c. Menyelanggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan. d. Mengembangkan profesionalitas sebagai konselor secara berkelanjutan. Pembentukan kompetensi akademik calon konselor ini merupakan proses pendidikan formal jenjangs-1 Bimbingan dan Konseling, yang bermuara pada penganugerahan ijazah akademik Sarjana Pendidikan dengan kekhususan bidang Bimbingan dan Konseling. 2. Kompetensi Profesional Konselor Kompetensi profesional konselor mencerminkan penguasaan kiat penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan, yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan secara sistematis dan sungguh-sungguh dalam menerapkan perangkat kompetensi yang diperoleh melalui pendidian akademik yang telah diperoleh itu. C. Kredensialisasi Profesi Konselor Dalam dunia profesi, kemampuan seorang tenaga professional atau lembaga yang bersangkut paut dengan profesi diuji dan kepadanya diberikan tanda bukti bahwa yang bersangkutan benar-benar diyakini dan dapat diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas dalam bidang profesi yang dimaksudkan. 1. Jenis-jenis Kredensialisasi 3

Pengujian dan pemberian tanda bukti yang dimaksudkan itu dilakukan berdasarkan aturan kredensial yang dikeluarkan oleh pihak-pihak yang berwenang. Aturan kredensial itu meliputi pemberian sertifikasi, akreditasi, dan lisensi. a. Sertifikasi memberikan pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan konseling pada jenjang dan jenis setting tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tenaga profesi konseling yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. b. Akreditasi memberikan derajat penilaian terhadap kondisi yang telah dimiliki oleh satuan pengembang dan/atau pelaksana konseling, seperti Program Studi Bimbingan dan Konseling di LPTK, yang menyatakan kelayakan program satuan pendidikan atau lembaga yang dimaksud. c. Lisensi memberikan ijin kepada tenaga profesi bimbingan dan konseling untuk melaksanakan praktik pelayanan bimbingan dan konseling pada jenjang dan setting tertentu, khususnya untuk praktik mandiri (privat). 2. Arah dan Sasaran Kredensialisasi Sertifikasi, akreditasi, dan lisendi diberikan kepada perorangan, kelompok, atau lembaga pengembang dan/atau pelaksana konseling, yaitu: a. Sertifikasi kepada Sarjana (S-1) Konseling untuk bekerja pada setting pendidikan. b. Lisensi kepada Konselor (umum dan spesialis) untuk membuka praktik mandiri (privat). c. Sertifikasi kepada Magister (S-2) dan Doktor (S-3) Konseling untuk menyelenggarakan kegiatan akademik (seperti mengajar, melatih, dan meneliti) dalam bidang konseling. d. Sertifikasi kepada alumni pelatihan konseling tertentu untuk kegiatan-kegiatan khusus dalam bidang konseling. e. Akreditasi kepada lembaga pendidikan konseling untuk menyelenggarakan pendidikan tenaga profesi konseling, baik yang bersifat prajabatan maupun dalam-jabatan. f. Akreditasi kepada lembaga pelayanan konseling di masyarakat, untuk melakukan praktik pelayanan kepada warga masyarakat luas, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak lain. 4

D. Organisasi Profesi dan Kode Etik Profesi Konselor 1. Organisasi Profesi Konselor a. Bentuk organisasi profesi konselor Organisasi profesi merupakan organisasi kemasyarakatan yang mewadahi seluruh spesifikasi yang ada dalam profesi yang dimaksud. Perekat utama organisasi profesi sebutan profesi itu sendiri. Profesi bimbingan dan konseling di Indonesia mewadahi diri dalam organisasi profesi yang diberi nama Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), yang sebelumnya bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). b. Fungsi ABKIN Fungsi organisasi, dalam hal ini ABKIN diarahkan kepada usahausaha sebagai berikut: 1) Memantapkan landasan keilmuan dan teknologi dalam wilayah pelayanan konseling. 2) Menetapkan standard profesi konseling. 3) Mengadakan kolaborasi dengan lembaga pendidikan konselor dalam menyiapkan tenaga profesi konseling. 4) Menyiapkan / melaksanakan upaya kredensialisasi bagi tenaga profesi konseling dan lembaga pengembangnya. 5) Mensupervisi pelayanan konseling yang dilakukan oleh perorangan maupun lembaga. 6) Melakukan advokasi, baik terhadap anggota profesi maupun penerima layanan profesi konseling. 2. Kode Etik Profesi a. Pengertian Kode Etik Profesi Kode etik profesi merupakan norma-norma yang harus ditaati oleh setiap tenaga professional dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya dan dalam kehidupannya di masyarakat. Norma-norma ini berisi tentang apa yang tidak boleh dan yang harus dilakukan, serta apa yang diharapkan dari tenaga professional. Pelanggaran terhadap normanorma (kode etik profesi) mengakibatkan tenaga professional mendapatkan sanksi. b. Tujuan diterapkannya Kode Etik Profesi Ada tujuan tertentu kenapa kode etik profesi diterapkan. Tujuan dimaksud adalah: 5

1) Menjunjung tinggi martabat profesi. 2) Melindungi pihak yang menjadi layanan profesi dari perbuatan malpraktik. 3) Meningkatkan kualitas profesi. 4) Menjaga status profesi. 5) Menegakkan ikatan antara tenaga professional dengan profesi yang disandangnya. c. Ruang Lingkup dan Materi Kode Etik Profesi Konseling Kode etik profesi konseling meliputi hal-hal yang bersangkut paut dengan kompetensi yang dimiliki, kewenangan, dan kewajiban tenaga profesi konseling, serta cara-cara pelaksanaannya dalam kegiatan profesi. 6