PANDANGAN ISLAM TENTANG HAK KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI. Oleh: Duski Samad. Ketua MUI Kota Padang

dokumen-dokumen yang mirip
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

Lingkungan Mahasiswa

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

Indonesia sebagai salah satu peserta ICPD, melaksanakan program KRR. Faktanya,

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

KESEHATAN REPRODUKSI DAN PERENCANAAN KELUARGA MENURUT FIQH

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:


BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala

Apakah Kawin Kontrak Itu?

MEMAHAMI KETENTUAN POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM Oleh: Marzuki

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. makhluk Allah SWT. Perkawinan adalah cara yang dipilih oleh. sebagaimana tercantum didalam Al-Qur an surat An-nur ayat 32 :

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus


Hak-hak Anak dalam Islam

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

PENGGUNAAN BULU, RAMBUT DAN TANDUK DARI HEWAN HALAL YANG TIDAK DISEMBELIH SECARA SYAR I UNTUK BAHAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA

KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERKUALITAS MENURUT AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Makna dari mahar pernikahan yang kadang kala disebut dengan belis oleh

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERILAKU SADISME DAN MASOKISME DALAM HUBUNGAN SUAMI ISTRI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Hakikat Manusia Menurut Islam

SATUAN KEGIATAN LAYANAN DASAR UMUM BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam adalah Agama yang ditetapkan Allah SWT untuk manusia, segala

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

Muhammadiyah dan Implementasi Tujuan Syari at Islam

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

PEDULI DEMOGRAFI OLEH: DUSKI SAMAD. Ketua Forum Tokoh Lintas Agama Peduli Keluarga Sejahtera. dan Kependudukan (FAPSEDU) Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa


BAB IV ANALISIS DATA. A. Pemahaman Masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Mengenai Mahar

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

dari Ibnu Mas ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

{mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

Pendidikan Agama Islam

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

ISLAM DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

lalui, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan bekas apa pun pada diri kita.

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

Renungan Pergantian Tahun

Transkripsi:

PANDANGAN ISLAM TENTANG HAK KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI Oleh: Duski Samad Ketua MUI Kota Padang PERMAMPU telah melakukan penelitian pada delapan wilayah anggota tentang kasus Kehamilan Tak Diinginkan (KTD) pada tahun 2013-2014. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa persoalan utama pada perempuan pedesaan, perempuan miskin kota dan perempuan muda adalah keterbatasan pengetahuan tentang isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), hak-hak perempuan, keluarga berencana/ kontrasepsi dan pengetahuan isu HKSR lainnya. Selain itu, PERMAMPU juga menemukan bahwa keluarga, masyarakat, lembaga adat, lembaga agama, dan pemerintah sejauh ini cenderung lebih pada bentuk pengontrolan tubuh perempuan daripada memperhatikan juga pentingnya pemenuhan kesehatan dan perlindungan hak-hak mereka. (PERMAMPU, 2014). Kesehatan reproduksi sebagaimana yang didefinisikan oleh International Conference on Population and Development (ICPD) adalah keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi maupun proses reproduksi itu sendiri. Faktanya, pengetahuan dan persepsi masyarakat terutama kaum perempuan masih banyak yang tidak mengetahui dan menyadari serta memperoleh hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi. Disisi lain, Negara sebagai lembaga formal yang seharusnya melindungi Hak Azasi Perempuan, mempromosikan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi yang belum optimal terlaksana, baik karena pola pikir patriarkis, maupun karena pengabaian akan adanya hak-hak azasi perempuan. [1] 1 / 5

SEKSUALITAS DALAM ISLAM. Islam sangat mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam hal seksualitas. Pengaturan itu bertujuan untuk kebaikan bersama secara fisik dan mental serta menghasilkan keturunan sebagai penerus diinul Islam, bukan semata untuk kepuasan secara biologis saja. Seksualitas dalam pandangan Islam dapat menjadi hal yang terpuji sekaligus tercela. Seksualitas menjadi hal yang terpuji jika dilakukan dalam lingkup hubungan yang sesuai syari at, yaitu hubungan pasangan laki-laki dan perempuan bukan antara pasangan sejenis (homoseksual) atau dengan binatang (zoofilia) yang telah menikah secara sah. Sebaliknya seksualitas dalam Islam dapat menjadi hal yang tercela jika hubungan dilakukan di luar pernikahan, antara pasangan sejenis, atau dengan binatang. Hubungan seksual pranikah dan perselingkuhan dilarang dan dapat dihukum sesuai syariat. Islam mengaturnya dalam Qur an surat Al Israa: 32 yaitu, tentang larangan mendekati zina. Bukan hanya melakukan, mendekatinya saja dilarang, seperti hubungan laki-laki dan perempuan bukan muhrim yang terlampau bebas. Islam melarang hubungan seksual melalui dubur & mulut (anal & oral sex), homo seksualitas, sodomi, lesbianisme, dan perilaku seksual lain yang tidak wajar. Pelarangan Islam tentang hal ini sangat beralasan mengingat perilaku di atas banyak ditemukan di masyarakat di seluruh dunia yang berakibat pada timbulnya penyakit-penyakit menular seksual dan desakralisasi hubungan pernikahan dimana hanya mementingkan syahwat semata. Hubungan seksual juga dilarang dilakukan saat menstruasi (lihat QS. Al Baqarah: 222), pasca melahirkan, penyakit berat, dan siang hari di bulan Ramadhan. Penelitian-penelitian di abad modern menunjukkan korelasi positif antara larangan tersebut dengan efek merugikan yang ditimbulkannya bila dilakukan. MAQASIDUS SYARIAH Syariat Islam adalah peraturan hidup yang datang dari Allah ta ala, ia adalah pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Sebagai pedoman hidup ia memiliki tujuan utama, yakni untuk kebaikan seluruh umat manusia. Dalam ruang lingkup ushul fiqh tujuan ini disebut dengan maq ashid as-syari ah yaitu maksud dan tujuan diturunkannya syariat Islam. Tujuan hukum Islam adalah 2 / 5

kemaslahatan hidup manusia, baik rohani maupun jasmani, individual dan sosial. Kemaslahatan itu tidak hanya untuk kehidupan dunia ini saja tetapi juga untuk kehidupan yang kekal di akhirat kelak. Abu Ishaq al-shatibi merumuskan lima tujuan hukum Islam, yakni: (1). Hifdz Ad-Din (Memelihara Agama).(2) Hifdz An-Nafs (Memelihara Jiwa).(3) Hifdz Al Aql (Memelihara Akal). (4) Hifdz An-Nasb (Memelihara Keturunan) dan (5) Hifdz Al-Maal (Memelihara Harta) Satu diantara tujuan syariat adalah hak reproduksi. Perlindungan Islam terhadap keturunan adalah dengan mensyariatkannya pernikahan dan mengharamkan zina, menetapkan siapa-siapa yang tidak boleh dikawini, bagaimana cara-cara perkawinan itu dilakukan dan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi, sehingga perkawinan itu dianggap sah dan pencampuran antara dua manusia yang belainan jenis itu tidak dianggap sah dan menjadi keturunan sah dari ayahnya. Malahan tidak melarang itu saja, tetapi juga melarang hal-hal yang dapat membawa kepada zina. Sebagaimana firman Allah ta ala: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. Q.S An-Nisa: 3-4. Pada ayat lain ditegaskan pula; artinya.. Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. KESEHATAN REPRODUKSI Kesehatan adalah sesuatu yang sangat vital sekali bagi kehidupan manusia, disamping kebutuhan sandang, pangan dan papan, karena kesehatan merupakan sarana dalam mencapai kehidupan yang bahagia. Kebutuhan hidup yang tersedia tidak akan berguna dan menjadi hambar apabila tidak diiringi dengan kesehatan badan. Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. 3 / 5

bersabda, sebagaimana hadis yang diriwayatkan an-nasai dari Amr bin Maimun dalam kitab As-Sunan al-kubrâ: Perhatikanlah lima perkara ini sebelum datangnya lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu; kesehatanmu sebelum datang sakitmu; kekayaanmu sebelum datang kefakiranmu; kesempatanmu sebelum datang kesibukanmu; hidupmu sebelum datang kematianmu. Disamping itu setiap muslim yang sakit di perintahkan pula untuk berobat kepada ahlinya dan perbuatan tersebut juga bernilai ibadah sebagaimana yang pernah di sabdakan oleh Nabi s.a.w., Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit, kecuali telah diturunkan pula obatnya, selain kematian dan penyakit tua (pikun). (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban dan al-hakim dari Usamah bin Syarik) Islam mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan, kebersihan dan kesucian lahir dan batin. Antara kesehatan jasmani dengan kesehatan rohani merupakan kesatuan sistem yang terpadu, sebab kesehatan jasmani dan rohani menjadi syarat bagi tercapainya suatu kehidupan yang sejahtera di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Islam sebagai pedoman hidup tentunya memiliki kaitan erat dengan kesehatan reproduksi mengingat Islam memiliki aturan-aturan dalam kehidupan manusia yang bertujuan untuk mencapai kondisi yang sesuai dengan persyaratan kesehatan reproduksi. Sejak berabad-abad yang lalu, sebenarnya aturan-aturan dalam Islam di Al Qur an telah mengajarkan berbagai hal mengenai kesehatan reproduksi antara lain mengenai seksualitas, kontrasepsi, kehamilan, menyusui dan juga mengenai aborsi. Jika aturan-aturan tersebut dipatuhi oleh umat muslim, maka kesejahteraan umat manusia dapat tercapai dengan baik. Islam memberi banyak ruang dan dukungan atas akses kesehatan reproduksi terutama pada kaum perempuan. Sebagai agama yang melindungi kaumnya, posisi perempuan, terutama para ibu, dalam Islam sangat dimuliakan. Oleh karena itu, posisi perempuan harus dijaga lewat norma-norma sosial. Pemahaman yang benar mengenai kesehatan reproduksi merupakan salah satu bentuk dukungan Islam agar kaum perempuan dapat menjadi ibu yang sehat dan bertanggung jawab. Umat Islam, baik laki-laki maupun wanita, sebaiknya mau belajar lebih banyak mengenai kesehatan reproduksi agar norma-norma sosial dalam Islam bisa ditegakkan dan dijalankan secara harmonis dengan ajaran-ajaran Islam lainnya. Pentingnya kesehatan reproduksi adalah amanah kehidupan. Allah SWT menciptakan manusia melalui kehamilan, yang dalam proses menjadi manusia utuh harus dijaga sedemikian rupa. Artinya Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang 4 / 5

belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (QS. Al Mu minun: 14) Akhirnya dapat dikatakan bahwa berkenaan dengan kesehatan seksual dan reproduksi Islam memberikan pemuliaan yang tinggi. Islam menegaskan untuk menjaga kehormatan keturunan dengan perkawinan dan hubungan seksual yang sehat. Islam melarang orang menciderai martabat kemanusiaannya, berupa merusak kesehatan seksual. Satu di antara maqasidus syariah adalah hifzul nasb (menjaga kesucian keturunan), ini tentu dengan memuliakan hubungan lawan jenis sesuai syariat. Begitu juga halnya dengan kesehatan reproduksi sejak kehamilan, perawatan bayi, menyusui dengan pemberian ASI, larangan aborsi dengan alasan yang tidak syar i, dan hal-hal lain yang terkait dengannya adalah bahagian penting yang diperhatikan Islam. Islam mencegah mendekati perbuatan zina, meninggalkan cara berhubungan yang tidak sehat, dan melarang melakukan hubungan sesama jenis adalah wujud untuk menjaga kesehatan reproduksi. Kebebasan hubungan seksual, gonta ganti pasangan, pelacuran dan segala bentuk penyimpangan seksual adalah perbuatan yang dikatakan keji dan kotor dalam Islam, nauzubillahiminzalik. Tks.ds.18052015. [1] ToR, Lokakarya Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) bagi Tokoh Adat dan Tokoh Agama di Kota Padang. LP2M, 20-21 Mei 2015. 5 / 5