PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

No. 8/30/DPBPR Jakarta, 12 Desember Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.8/ 7 /DPBPR tanggal 23 Februari 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Laporan Gabungan Rincian Laba Rugi

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PD. BPR BKK LASEM Tanggal : 30 Juni 2015

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017

3. Tahun pendirian Diisi dengan tahun pendirian sebagaimana tercantum dalam akta pendirian badan hukum PPI pelapor.

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

No.11/21/DKBU Jakarta, 10 Agustus 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ALTO MAKMUR Tanggal : 31 Maret 2016

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

No. 15/29/DKBU Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Desember 2015

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 30 September 2016

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PD. BPR BKK LASEM Tanggal : 31 Desember 2014

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

FORMULIR 1 PENJELASAN DAN CAKUPAN INFORMASI LAPORAN DANA PIHAK KETIGA RUPIAH DAN VALUTA ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 NOVEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 NOVEMBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 NOVEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 NOVEMBER 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 SEPTEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 SEPTEMBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 SEPTEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 SEPTEMBER 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ARTHARINDO Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT. Bank Sulut PER 30 JUNI 2015

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 31 Desember 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 JUNI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 JUNI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 28 FEBRUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 28 FEBRUARI 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MARET 2018

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 DESEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 DESEMBER 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JULI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JULI 2017

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 AGUSTUS (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 AGUSTUS 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ARTHARINDO Tanggal : 30 Juni 2015

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Periode Tanggal 30 November 2016

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ARTHARINDO Tanggal : 30 Juni 2017

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

Posisi Desember Pos-Pos

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ARTHARINDO Tanggal : 30 September 2016

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ARTHARINDO Tanggal : 30 Juni 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ARTHARINDO Tanggal : 30 September 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 OKTOBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 OKTOBER 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 NOVEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 NOVEMBER 2015

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ARTHARINDO Tanggal : 31 Desember 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 (Unaudited)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Januari 2016 (Unaudited)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 SEPTEMBER (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 SEPTEMBER 2015

Per 31 Oktober 2016 (dalam jutaan Rupiah)

No. 13/ 17 /DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 30 September 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 29 Mei 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 29 Februari 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Januari 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 30 Juni 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Mei 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 30 April 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Oktober 2017

Transkripsi:

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/20/ DKBU Tanggal 22 Mei 2013 Perihal : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT Departemen Kredit, BPR, dan UMKM Bank Indonesia 2013 2086

BAB I PENJELASAN UMUM 2087

BAB II I PENJELASAN UMUM A. Tujuan Pelaporan Laporan Bulanan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang disusun menurut sistematika dalam buku pedoman ini dimaksudkan untuk keperluan: 1. Pengawasan BPR secara individual 2. Penyusunan statistik perbankan untuk kepentingan penyusunan kebijakan pengembangan BPR Untuk memenuhi keperluan tersebut di atas maka Laporan Bulanan ini harus diisi secara benar dan lengkap serta disampaikan tepat waktu. Sehubungan dengan itu diperlukan laporan yang didasarkan atas definisi yang seragam dan dilaporkan dengan menggunakan sandi-sandi serta angka-angka. B. BPR Pelapor BPR Pelapor adalah Kantor Pusat dan Kantor Cabang BPR yang menyampaikan Laporan Bulanan untuk masing-masing kantor. C. Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi yang mencakup pencatatan dan penilaian atas transaksi kegiatan usaha BPR wajib mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan bagi BPR yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan Pedoman Akuntansi yang berlaku bagi BPR. D. Asas Pelaporan Dalam sistem pelaporan ini dianut asas pemisahan antara neraca dan rekening administratif yaitu semua pos yang merupakan aset, kewajiban dan modal BPR dilaporkan dalam neraca bulanan beserta daftar rinciannya. Pos-pos yang masih merupakan komitmen dan kontinjensi serta catatan-catatan lainnya dilaporkan dalam rekening administratif. E. Metode Penyajian Laporan Penyajian laporan didasarkan pada pengelompokkan berdasarkan transaksi yang mendasari bukan lagi berdasarkan prinsip counterparty (pihak lawan). Sebagai contoh kredit yang diberikan kepada bank atau BPR lain dilaporkan sebagai kredit yang diberikan bukan sebagai penempatan antar bank. F. Jenis Laporan LBBPR yang wajib disampaikan oleh BPR per kantor mencakup 17 formulir (form) dengan rincian sebagai berikut: 1. Form 00 - Data Pokok BPR Pelapor 2. Form 01 - Neraca Bulanan BPR beserta Rekening Administratif 3. Form 02 - Daftar Rincian Laba/Rugi 4. Form 03 - Daftar Rincian Kas Dalam Valuta Asing 5. Form 04 - Daftar Rincian Surat Berharga 6. Form 05 - Daftar Rincian Penempatan Pada Bank Lain 7. Form 06 - Daftar Rincian Kredit Yang Diberikan 8. Form 07 - Daftar Rincian Agunan Yang Diambil Alih 9. Form 08 - Daftar Rincian Aset Tetap, Inventaris dan Aset Tidak Berwujud 10. Form 09 - Daftar Rincian Aset Lain-Lain 11. Form 10 - Daftar Rincian Kewajiban Segera Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR I - 1 2088

12. Form 11 - Daftar Rincian Utang Bunga 13. Form 12 - Daftar Rincian Tabungan 14. Form 13 - Daftar Rincian Deposito 15. Form 14 - Daftar Rincian Simpanan Dari Bank Lain 16. Form 15 - Daftar Rincian Pinjaman Yang Diterima dan Pinjaman Subordinasi 17. Form 16 - Daftar Rincian Kewajiban Lain-Lain G. Cara Pengisian Formulir BPR Pelapor melakukan entry data dalam bentuk angka dan sandi pada form entry data yang tersedia dalam sistem aplikasi Laporan Bulanan BPR. Formulir data pokok BPR Pelapor diisi dengan isian sandi, angka, huruf maupun jumlah dalam ribuan rupiah. Formulir neraca, rekening administratif dan laba rugi diisi dengan jumlah dalam ribuan rupiah. Formulir-formulir lainnya harus diisi dengan sandi-sandi rincian dan/atau jumlah dalam ribuan rupiah dari rekening-rekening yang bersangkutan. Dalam hal jumlah rupiah pos-pos yang tidak dapat digabungkan dan atau pos-pos setelah dilakukan penggabungan diperoleh angka kurang dari Rp500,00 maka dilakukan pembulatan ke bawah menjadi 0 (nol), sedangkan untuk angka Rp500,00 ke atas dibulatkan menjadi 1 (satu). Pada setiap formulir, telah disediakan oleh sistem nama BPR, alamat dan bulan laporan. Di samping itu, di sebelah kanan atas dari setiap formulir terdapat ruangan/kolom sebagai berikut: Kolom pertama memuat nomor formulir, sedangkan kolom kedua dan ketiga diisi dengan sandi kantor BPR Pelapor. Sandi masing-masing kantor BPR Pelapor terdiri dari sembilan angka, yaitu enam angka pertama merupakan sandi BPR Pelapor yang diisikan pada kolom kedua dan tiga angka berikutnya merupakan sandi kantor BPR Pelapor tersebut yang diisikan pada kolom ketiga. H. Tempat Penyampaian Laporan 1. Laporan Bulanan wajib disampaikan kepada Bank Indonesia secara online melalui fasilitas jaringan ekstranet Bank Indonesia. Untuk BPR Pelapor yang berkedudukan di wilayah yang belum memiliki fasilitas jaringan ekstranet atau mengalami keadaan memaksa (force majeure), laporan disampaikan secara offline dalam bentuk Compact Disc (CD) atau media perekam data elektronik lainnya disertai hasil validasi yang telah ditandatangani oleh penanggung jawab dan disampaikan kepada Kantor Pusat/Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat BPR Pelapor. 2. Dalam hal terjadi masalah/gangguan pada ekstranet, BPR Pelapor menyampaikan laporan secara offline dalam bentuk CD atau media perekam data elektronik lainnya disertai hasil validasi yang telah ditandatangani oleh penanggung jawab kepada: a. Departemen yang menangani mengenai pengelolaan dan kepatuhan laporan Bank bagi BPR Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta Raya, Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR I - 2 2089

b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat BPR Pelapor, bagi BPR Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana disebut pada butir a. di atas. I. Penyampaian Pertanyaan 1. Pertanyaan yang berkaitan dengan aplikasi Laporan Bulanan disampaikan kepada Help Desk Bank Indonesia dengan alamat Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350, telp. 021-381 8000 (hunting), fax 021-386 6071 atau email address: helpdesk@bi.go.id. 2. Pertanyaan yang berkaitan dengan ketentuan dan produk BPR disampaikan kepada Departemen yang menangani mengenai pengelolaan dan kepatuhan laporan Bank atau kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR I - 3 2090

BAB II PENJELASAN UMUM DAFTAR KOLOM RINCIAN 2091

BAB II PENJELASAN UMUM DAFTAR KOLOM RINCIAN Dalam bab ini dijelaskan pengertian dan istilah umum kolom-kolom yang terdapat pada hampir seluruh daftar rincian. Untuk pengertian yang lebih khusus, diuraikan pada penjelasan masing-masing daftar rincian. A. Jumlah Rekening B. Bank Adalah banyaknya rekening/akad/warkat dari setiap jenis transaksi. Pada prinsipnya setiap transaksi harus dilaporkan 1 (satu) rekening, namun untuk menyederhanakan pelaporan BPR Pelapor diperkenankan menggabungkan rekening dengan cara penggabungan yang dapat dilihat pada penjelasan di masing-masing daftar rincian. Adalah Bank Umum dan BPR, baik Konvensional maupun berdasarkan prinsip Syariah yang melakukan transaksi dengan BPR Pelapor. Jenis Bank meliputi sebagai berikut : 1. BPR Konvensional (Sandi 600) Bank Perkreditan Rakyat, yang selanjutnya disebut BPR, adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional. 2. BPR Syariah (Sandi 601) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), yang selanjutnya disebut BPRS, adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 3. Bank Umum Konvensional/Syariah (Sandi 700) Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional. Bank Umum Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 4. Unit Usaha Syariah/KC Syariah dari Bank Umum Konvensional (Sandi 901) C. Sandi Bank Unit Usaha Syariah adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Adalah sandi BPR Konvensional, BPR Syariah, Bank Umum Konvensional/Syariah atau Unit Usaha Syariah/KC Syariah dari Bank Umum Konvensional di Indonesia yang melakukan transaksi dengan BPR Pelapor. Jika Bank adalah BPR Konvensional/Syariah dengan sandi 600 atau 601 maka Sandi Bank wajib diisi secara manual dengan sandi kantor BPR Konvensional/Syariah yang melakukan transaksi dengan BPR Pelapor sebanyak 9 digit. Jika Bank adalah Bank Umum (Konvensional/Syariah)/Unit Usaha Syariah (KC Syariah Bank Umum Konvensional) dengan sandi 700 atau 901 maka Sandi Bank wajib diisi dengan melihat Lampiran 03 - Daftar Sandi Bank Umum. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II - 1 2092

D. Pihak Ketiga Bukan Bank Adalah pihak ketiga bukan bank yang melakukan transaksi dengan BPR Pelapor, dirinci atas : 1. Sektor Pemerintah a. Pemerintah Pusat Adalah seluruh instansi pemerintah baik departemen maupun lembaga di atas/setingkat departemen yang anggaran keuangannya merupakan bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) termasuk kantor wilayah/ perwakilan/jawatan dan dinas-dinas vertikalnya di daerah-daerah. b. Pemerintah Daerah Adalah seluruh instansi/lembaga pemerintah yang anggaran keuangannya diatur dalam Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) termasuk kantor wilayah/perwakilan/jawatan dan dinas-dinas vertikalnya di daerah-daerah. c. Perusahaan Adalah perusahaan yang seluruh modalnya berasal dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah. 2. Sektor Pemerintah Campuran Adalah badan lembaga, dan perusahaan yang sebagian modalnya milik pemerintah pusat/daerah/perusahaan pemerintah yang tergolong pada sektor pemerintah sebagaimana angka 1 di atas dan sebagian dimiliki oleh swasta nasional/asing. 3. Sektor Swasta a. Perusahaan Adalah perusahaan/lembaga badan hukum yang dibentuk dan tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia selain koperasi. b. Koperasi Adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perkoperasian yang berlaku. c. Kelompok Adalah sekumpulan orang yang melakukan kegiatan usaha sejenis dengan pola pengikatan tanggung renteng. d. Perorangan Adalah orang atau usaha perseorangan yang tidak memiliki badan hukum. 1) Pegawai/Pensiunan Adalah pegawai/pensiunan dari pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI/POLRI, pegawai lembaga negara atau pegawai Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD) yang dijamin dengan asuransi jiwa dari perusahaan asuransi jiwa sesuai dengan ketentuan KPMM BPR. 2) Lainnya Adalah kredit kepada perorangan termasuk pegawai/pensiunan yang tidak memenuhi kriteria di atas. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II - 2 2093

e. Swasta Lainnya E. Golongan Pemilik Adalah pihak ketiga bukan bank sektor swasta yang tidak termasuk dalam angka 3.a s.d 3.d di atas. Termasuk dalam kategori ini adalah yayasan/badan sosial/organisasi kemasyarakatan/lembaga yang didirikan untuk melakukan kegiatan sosial dan tidak mencari keuntungan. Adalah pihak ketiga bukan bank yang memiliki tabungan dan/atau deposito pada BPR Pelapor. Lihat Pihak Ketiga Bukan Bank pada huruf D di atas. F. Golongan Debitur Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang menerima kredit dari BPR Pelapor. Lihat Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank pada huruf B dan D di atas. G. Golongan Penjamin Adalah pihak penjamin yang mengeluarkan garansi atau jaminan atas kredit yang diberikan oleh BPR Pelapor sesuai dengan ketentuan tentang pemberian jaminan. Tidak termasuk dalam kategori ini adalah asuransi atas agunan kredit. H. Golongan Kreditur Adalah Bank Indonesia/bank/pihak ketiga bukan bank yang memberikan pinjaman atau fasilitas pembiayaan kepada BPR Pelapor. Lihat Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank pada huruf B dan D di atas. I. Lokasi Adalah lokasi bank/usaha debitur/penabung/deposan/kreditur berupa Kota/Kabupaten dari BPR Konvensional/Syariah, Bank Umum Konvensional/Syariah atau Unit Usaha Syariah/KC Syariah dari Bank Umum Konvensional atau pihak ketiga bukan bank di Indonesia yang melakukan transaksi dengan BPR Pelapor. J. Kelompok Simpanan Adalah pengelompokkan tabungan/deposito yang didasarkan pada besarnya saldo individual tabungan/deposito. Kelompok tabungan/deposito ini dirinci atas: 1. Sampai dengan Rp7.500 ribu 2. Di atas Rp7.500 ribu s.d. Rp100.000 ribu 3. Di atas Rp100.000 ribu s.d. Rp500.000 ribu 4. Di atas Rp500.000 ribu s.d. Rp1.000.000 ribu 5. Di atas Rp1.000.000 ribu s.d. Rp2.000.000 ribu 6. Di atas Rp2.000.000 ribu K. Keterkaitan Adalah hubungan keterkaitan BPR Pelapor dengan pihak lain yang melakukan transaksi dengan BPR Pelapor sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) sebagai berikut : 1. Terkait Adalah pihak terkait yang melakukan transaksi dengan BPR Pelapor. 2. Tidak Terkait Adalah pihak yang melakukan transaksi dengan BPR Pelapor dan tidak termasuk sebagai pihak terkait dengan BPR Pelapor. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II - 3 2094

L. Kualitas Adalah kualitas aset produktif sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (KAP dan Pembentukan PPAP) BPR, dengan penggolongan kualitas sebagai berikut: 1. Lancar 2. Kurang Lancar 3. Diragukan 4. Macet Khusus untuk penempatan pada bank lain, penggolongan kualitas sebagai berikut : 1. Lancar 2. Kurang Lancar 3. Macet M. Jangka Waktu Adalah jangka waktu dari aset/kewajiban keuangan yang dimiliki BPR Pelapor sebagaimana tercantum dalam perjanjian atau kontrak. 1. Mulai Adalah tanggal, bulan dan tahun aset/kewajiban dimiliki oleh BPR Pelapor atau tanggal, bulan dan tahun penerbitan awal aset/kewajiban keuangan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak. 2. Jatuh Tempo Adalah tanggal, bulan dan tahun berakhirnya perjanjian/kontrak atas aset/kewajiban keuangan. Untuk aset/kewajiban keuangan yang tidak memiliki jatuh tempo, maka tanggal dan bulan jatuh tempo tidak diisi. Untuk aset/kewajiban keuangan yang diperpanjang, maka mulai dan jatuh tempo dilaporkan sesuai dengan perpanjangan terakhir. N. Suku Bunga Adalah persentase suku bunga setahun atau yang disetahunkan yang diterima (pendapatan bunga) untuk aset atau biaya bunga setahun yang dibayarkan (biaya bunga) untuk kewajiban. Untuk suku bunga yang berbeda-beda bagi satu rekening pada bulan pelaporan maka yang dilaporkan adalah suku bunga tertinggi. O. Provisi Adalah pendapatan yang diterima dari debitur atas kredit yang disetujui dan biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu dari plafon kredit. P. Biaya Transaksi Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh BPR Pelapor yang dapat di atribusikan secara langsung untuk memperoleh aset keuangan ataupun kewajiban keuangan, misalnya marketing fee. Dalam hal biaya transaksi dibebankan kepada nasabah maka biaya tersebut tidak termasuk dalam biaya perolehan pemberian kredit. Q. Pengukuran Adalah saldo dari aset/kewajiban keuangan yang disajikan di neraca pada tanggal laporan. Jumlah aset/kewajiban keuangan dapat berupa : Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II - 4 2095

1. Biaya Perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan (diterima) atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan (diterima) untuk memperoleh suatu aset (menerbitkan suatu kewajiban) pada saat perolehan. 2. Biaya Perolehan Diamortisasi adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya. 3. Nilai Wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar (arm s length transaction). 4. Nilai Tercatat adalah nilai yang disajikan dengan neraca setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan/atau cadangan kerugian penurunan nilai. 5. Net Realizable Value adalah nilai pasar agunan dikurangi estimasi biaya yang dibutuhkan untuk menjual. R. PPAP Yang Telah Dibentuk Adalah PPAP yang telah dibentuk BPR Pelapor dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai KAP dan Pembentukan PPAP BPR. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR II - 5 2096

BAB III PENJELASAN FORM LBBPR 2097

FORM 00-1 DATA POKOK BPR PELAPOR Laporan Akhir Bulan : Form - 00 Tanggal Cetak : 00 1. Sandi Bank : 2. Nama Bank : PT / PD / Kop...... 3. Alamat Kantor : 4. Nama Kecamatan : 5. Sandi Kota/Kabupaten : 6. Kode Pos : 7. Status Kepemilikan Gedung : Sewa / Milik Sendiri / Lainnya 8. Kantor Pelapor : KP / KC........ 9. Sandi Wilayah BI : 10. Kepemilikan : P / BH / Pemda......... % : P / BH / Pemda.......... % : dst s.d. baris ke-10..... % : Lainnya..... % 11. Jumlah Pemegang Saham/ :... orang Anggota :... Badan Hukum :... Pemda 12. Nama Direktur :........ :........ : dst s.d. baris ke-10 13. Jenjang Pendidikan Direktur S3 :.. orang S2 :.. orang S1 :.. orang D3 :.. orang SLTA :. orang Lainnya :.. orang 14. Jumlah Direktur :... orang Memiliki Sertifikasi yg Berlaku [ ] 15. Nama Komisaris :........ :........ : dst s.d. baris ke-10 16. Jenjang Pendidikan Komisaris S3 :.. orang S2 :... orang S1 :.. orang D3 :... orang SLTA :.. orang 17. Jumlah Komisaris :... orang 18. Nama Pimpinan : Memiliki Sertifikasi yg Berlaku [ ] Ultimate PSP Shareholder [ ] Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan NPWP Masa Jbtn Mulai Akhir Masa Jbtn Mulai Akhir Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 1 2098

19. Jumlah Karyawan :... orang a. Jenjang Pendidikan S3 :... orang S2 :... orang S1 :.. orang D3 :... orang SLTA :... orang Lainnya :... orang b. Bidang Tugas Pemasaran :.. orang Pelayanan :.. orang Lainnya :.. orang c. Status Kepegawaian Tetap :. orang Tidak Tetap :. orang 20. No. Telepon : (... ).. 21. No. Faksimili : (... ).. 22. Alamat Email : 23. Nama Penanggung Jawab : Bagian/Divisi Penanggung Jawab : No. Telepon Penanggung Jawab : (... )....... No. Faksimili Penanggung Jawab : Pedagang Valuta Asing (PVA) : Ya / Tidak a Tanggal Izin PVA :. b. Jumlah PVA : Jumlah Kantor Cabang : Jumlah Kantor Kas : Jumlah Kas Mobil/Kas Terapung : Jumlah Payment Point :... Unit a Electronic Data Capture (EDC) :... Unit Milik sendiri :... Unit Milik Bank Umum :... Unit Milik BPR lain :... Unit b Lainnya :... Unit 32. Jumlah ATM :... Unit a Diselenggarakan sendiri :... Unit b Diselenggarakan bekerjasama dengan pihak :... Unit lain 33. Dividen yang Dibayar a. Nominal b. Tahun RUPS / RAT : Rp...... 34. Bonus Tahunan dan Tantiem : Rp..... 35. Diaudit KAP Nama KAP Pemeriksaan ke - : Ya / Tidak : :... Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 2 2099

FORM 00-2 PENJELASAN DATA POKOK BPR PELAPOR Informasi yang mencakup beberapa data penting mengenai BPR Pelapor harus diisi pada saat menyusun Laporan Bulanan BPR. Untuk setiap penyusunan Laporan Bulanan wajib diisi dengan data terkini sampai dengan tanggal pelaporan. Data Pokok BPR Pelapor meliputi: 1. Sandi Bank Diisi dengan 9 angka sandi kantor BPR Pelapor. 2. Nama Bank Diisi dengan pemilihan badan hukum BPR (PT atau PD atau Kop) dan pengisian nama BPR sesuai yang terdaftar di Bank Indonesia. 3. Alamat Kantor Diisi dengan alamat kantor BPR Pelapor. 4. Nama Kecamatan Diisi dengan nama Kecamatan dimana BPR Pelapor berkedudukan. 5. Sandi Kota/Kabupaten Diisi dengan sandi lokasi Kota/Kabupaten dimana BPR Pelapor berkedudukan, sesuai Lampiran 01 - Daftar Sandi Lokasi Dati II. 6. Kode Pos Diisi dengan kode pos lokasi BPR Pelapor. 7. Status Kepemilikan Gedung Diisi dengan pemilihan Sewa atau Milik Sendiri atau Lainnya. 8. Kantor Pelapor Diisi dengan pemilihan Kantor Pusat atau Kantor Cabang. Apabila kantor pelapor adalah Kantor Cabang maka diisi nama cabang. 9. Sandi Wilayah BI Diisi dengan sandi Wilayah Kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia dimana Kantor Pusat BPR Pelapor berkedudukan sesuai Lampiran 02 - Daftar Sandi Kantor Perwakilan Bank Indonesia. 10. Kepemilikan a. Diisi dengan Nama Pemegang Saham sesuai dengan akta perusahaan terakhir : (i). P (Perorangan) apabila Pemegang Saham adalah perorangan, (ii). BH (Badan Hukum) apabila Pemegang Saham berbentuk badan usaha dan (iii). Pemda (Pemerintah Daerah) apabila Pemegang Saham adalah Pemerintah Daerah, tidak termasuk Perusahaan Daerah. b. Persentase kepemilikan diisi sesuai dengan persentase kepemilikan Pemegang Saham sesuai dengan akta perusahaan terakhir. c. Pilih tanda check ( ) apabila Pemegang Saham tersebut merupakan Pemegang Saham Pengendali sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang BMPK. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 3 2100

d. Apabila jumlah Pemegang Saham lebih dari 10, maka sepuluh Pemegang Saham terbesar dilaporkan pada sepuluh baris pertama dan baris kesebelas diisi lainnya dengan total persentase Pemegang Saham diluar sepuluh Pemegang Saham terbesar. e. Kolom Ultimate Shareholder diisi dengan nama pemegang saham terakhir dari pemegang saham BPR. f. Kolom NPWP diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak pemegang saham. 11. Jumlah Pemegang Saham/Anggota Diisi dengan jumlah pemegang saham yang dibagi menjadi Perorangan, Badan Hukum dan Pemda. 12. Nama Direktur Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (dengan sandi kantor 001). a. Diisi dengan nama-nama Direktur yang menjabat di BPR dan telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia. b. Jenjang pendidikan diisi dengan pilihan : (i). S3, (ii). S2, (iii). S1, (iv). D3,(v). SLTA, (vi). Lainnya. c. Pilih tanda check ( ) apabila Direktur memiliki sertifikasi yang masih berlaku masa sertifikasinya. Sertifikasi yang dimaksud adalah sertifikasi profesi BPR sebagaimana dimaksud pada Peraturan Bank Indonesia tentang Kelembagaan BPR. d. Kolom masa jabatan diisi dengan tanggal mulai dan berakhirnya masa jabatan direktur BPR. 13. Jumlah Direktur Diisi dengan jumlah Direktur yang dimiliki BPR Pelapor secara otomatis berdasarkan isian pada angka 12 di atas. 14. Jenjang Pendidikan Direktur Diisi dengan jumlah Direktur sesuai jenjang pendidikannya secara otomatis berdasarkan isian pada angka 12 di atas. 15. Nama Komisaris Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (dengan sandi kantor 001). a. Diisi dengan nama-nama Komisaris BPR yang telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. b. Jenjang pendidikan diisi dengan pilihan : (i). S3, (ii). S2, (iii). S1, (iv). D3, (v). SLTA, (vi). Lainnya. c. Pilih tanda check ( ) apabila Komisaris memiliki sertifikasi yang masih berlaku masa sertifikasinya. Sertifikasi yang dimaksud adalah sertifikasi profesi BPR sebagaimana dimaksud pada Peraturan Bank Indonesia tentang Kelembagaan BPR. d. Kolom masa jabatan diisi dengan tanggal mulai dan berakhirnya masa jabatan komisaris BPR. 16. Jumlah Komisaris Diisi dengan jumlah Komisaris BPR secara otomatis berdasarkan isian pada angka 15 di atas. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 4 2101

17. Jenjang Pendidikan Komisaris Diisi dengan jumlah Komisaris sesuai jenjang pendidikannya secara otomatis berdasarkan isian pada angka 15 di atas. 18. Nama Pimpinan Diisi dengan nama Pimpinan yang bertanggungjawab atas operasional BPR Pelapor. Bagi BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat diisi dengan nama Direktur yang membawahi divisi pelaporan. Apabila tidak ada Direktur maka diisi dengan nama pejabat yang ditunjuk. Bagi BPR Pelapor yang berstatus Kantor Cabang, Nama Pimpinan diisi dengan nama Pemimpin/Kepala Cabang yang bersangkutan. 19. Jumlah Karyawan Diisi dengan jumlah seluruh karyawan BPR Pelapor. a. Jenjang Pendidikan Diisi dengan jumlah karyawan sesuai jenjang pendidikannya yang dibagi menjadi S3, S2, S1, D3, SLTA dan Lainnya. b. Bidang Tugas Diisi dengan jumlah karyawan sesuai bidang tugas utamanya yang dibagi menjadi Pemasaran, Pelayanan dan Lainnya. 1) Bidang tugas pemasaran merupakan fungsi yang dilakukan oleh BPR Pelapor dalam rangka mendapatkan nasabah baru atau memelihara nasabah yang telah ada. 2) Bidang tugas pelayanan merupakan fungsi yang dilakukan oleh BPR Pelapor dalam rangka operasional BPR sehari-hari. 3) Bidang tugas lainnya merupakan fungsi selain yang termasuk dalam pemasaran dan pelayanan di atas. c. Status Kepegawaian Diisi dengan jumlah karyawan sesuai status kepegawaiannya yang dibagi menjadi tetap dan tidak tetap. 20. No. Telepon Diisi dengan kode area dan nomor telepon kantor BPR Pelapor. 21. No. Faksimili Diisi dengan kode area dan nomor faksimili kantor BPR Pelapor. 22. Alamat Email Diisi dengan alamat email Pimpinan kantor BPR Pelapor. 23. Nama Penanggung Jawab Diisi dengan nama yang bertanggung jawab atas penyusunan Laporan Bulanan. 24. Bagian/Divisi Penanggung Jawab Diisi dengan nama bagian/divisi dimana Penanggung Jawab penyusun Laporan Bulanan bertugas. 25. No. Telepon Penanggung Jawab Diisi dengan nomor telepon Penanggung Jawab penyusun Laporan Bulanan. 26. No. Faksimili Penanggung Jawab Diisi dengan nomor faksimili Penanggung Jawab penyusun Laporan Bulanan. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 5 2102

27. Pedagang Valuta Asing (PVA) Diisi ya jika BPR melakukan kegiatan usaha sebagai Pedagang Valuta Asing (money changer), diisi tidak jika BPR tidak melakukan kegiatan usaha sebagai Pedagang Valuta Asing (money changer). a. Tanggal Izin PVA Diisi dengan tanggal persetujuan BPR dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA. b. Jumlah PVA Diisi dengan jumlah kantor BPR yang melakukan kegiatan usaha sebagai PVA. Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (dengan sandi kantor 001). 28. Jumlah Kantor Cabang Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (dengan sandi kantor 001). Diisi dengan jumlah Kantor Cabang yang dimiliki BPR. 29. Jumlah Kantor Kas Diisi dengan jumlah Kantor Kas yang dimiliki/di bawah wilayah BPR Pelapor. 30. Jumlah Kas Mobil/Kas Terapung Diisi dengan jumlah Kas Mobil/Kas Terapung yang dimiliki/di bawah wilayah BPR Pelapor. 31. Jumlah Payment Point Diisi dengan jumlah Payment Point yang dimiliki/di bawah wilayah BPR Pelapor. a. Electronic Data Capture (EDC) Diisi dengan jumlah EDC yang dimiliki sendiri, Bank Umum maupun BPR lain. b. Lainnya Diisi dengan jumlah payment point lainnya selain EDC. 32. Jumlah ATM Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (sandi kantor 001). Diisi dengan jumlah unit ATM yang diselenggarakan sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain. 33. Dividen yang Dibayar Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (dengan sandi kantor 001). a. Nominal Diisi dengan jumlah dividen atau sisa hasil usaha untuk BPR yang berbadan hukum koperasi yang dibagikan kepada Pemegang Saham atau anggota berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota Tahunan terakhir. Diisi dalam ribuan rupiah. b. Tahun RUPS/RAT Diisi dengan tahun pelaksanaan RUPS/RAT yang membahas pembagian dividen atau sisa hasil usaha sebagaimana angka 33.a di atas. 34. Bonus Tahunan dan Tantiem Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (dengan sandi kantor 001). Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 6 2103

Diisi dengan jumlah dalam ribuan rupiah atas bonus tahunan, tantiem dan sejenisnya yang dibayarkan oleh BPR pada tahun yang bersangkutan sampai dengan bulan pelaporan (akumulasi dalam satu tahun). Diisi dalam ribuan rupiah. 35. Diaudit KAP a. Diisi ya dan nama KAP yang mengaudit jika BPR diaudit oleh KAP, diisi tidak jika BPR tidak diaudit oleh KAP. b. Diisi informasi tahun pemeriksaan berjalan. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 7 2104

FORM 01 1 NERACA Nama Bank : Form 01 Alamat : 01 Kota/Kabupaten : Laporan Akhir Bulan : Tanggal Cetak : No. Aset Sandi Jumlah 1 Kas 100 2 Kas dalam valuta asing 3) 102 3 Surat berharga 4) 110 4 Pendapatan bunga yang akan diterima 120 5 Penempatan pada bank lain 5) 130 -/- Penyisihan penghapusan aset produktif 131 6 Kredit yang diberikan 6) 140 -/- Penyisihan penghapusan aset produktif 141 7 Agunan yang diambil alih 7) 200 8 Aset tetap dan inventaris 8) 210 -/- Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai 211 9 Aset tidak berwujud 8) 220 -/- Akumulasi amortisasi dan penurunan nilai 221 10 Aset antarkantor 230 11 Aset lain-lain 9) 270 TOTAL ASET 290 Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 8 2105

FORM 01 1 NERACA Nama Bank : Form 01 Alamat : 01 Kota/Kabupaten : Laporan Akhir Bulan : Tanggal Cetak : No Kewajiban dan Ekuitas Sandi Jumlah KEWAJIBAN 1 Kewajiban segera 10) 300 2 Utang bunga 11) 310 3 Utang pajak 320 4 Simpanan a. Tabungan 12) 330 b. Deposito 13) 340 5 Simpanan dari bank lain 14) 360 6 Pinjaman diterima 15) 370 7 Dana setoran modal kewajiban 400 8 Kewajiban imbalan kerja 410 9 Pinjaman subordinasi 420 10 Modal pinjaman 430 11 Kewajiban antarkantor 440 12 Kewajiban lain-lain 16) 470 Jumlah Kewajiban 480 EKUITAS 1 Modal a. Modal dasar 501 b. Modal yang belum disetor -/- 502 c. Agio 503 d. Disagio -/- 504 e. Modal sumbangan 505 2 Dana setoran modal ekuitas 510 3 Laba/Rugi yang belum direalisasi 520 4 Surplus revaluasi aset tetap 530 5 Saldo laba a. Cadangan umum 541 b. Cadangan tujuan 542 c. Laba/Rugi 1) Tahun-tahun yang lalu i. Laba 543 ii. Rugi -/- 544 2) Tahun berjalan i. Laba 545 ii. Rugi -/- 546 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 590 Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 9 2106

FORM 01 2 PENJELASAN NERACA Neraca adalah aset dan kewajiban yang dimiliki BPR Pelapor pada posisi tanggal pelaporan. A. ASET Adalah sumber daya yang dikuasai BPR sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan menjadi sumber perolehan manfaat ekonomi di masa depan. 1. Kas (Sandi 100) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah uang kartal yang ada dalam kas berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia. Termasuk dalam pos ini adalah kas besar, kas dalam mesin Anjungan Tunai Mandiri dan kas dalam perjalanan. 2. Kas dalam Valuta Asing (Sandi 102) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah mata uang kertas asing, uang logam asing dan travelers cheque yang masih berlaku yang dimiliki BPR Pelapor dalam kegiatan penukaran sebagai Pedagang Valuta Asing. Pos ini harus dirinci dalam Form 03 Daftar Rincian Kas Dalam Valuta Asing. 3. Surat Berharga (Sandi 110) Yang dilaporkan dalam pos ini antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek yang dimiliki oleh BPR Pelapor. Kategori SBI terbagi dua yaitu : a. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo dilaporkan sebesar biaya perolehan dikurangi diskonto yang belum diamortisasi dan ditambah biaya transaksi yang belum diamortisasi, b. Tersedia Untuk Dijual dilaporkan sebesar nilai wajar. Pos ini harus dirinci dalam Form 04 Daftar Rincian Surat Berharga. 4. Pendapatan Bunga yang akan Diterima (Sandi 120) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain dan kredit yang diberikan dengan kualitas lancar (performing) yang telah diakui namun belum diterima pembayarannya hingga tanggal pelaporan. Dalam hal kualitas dari aset produktif telah diklasifikasikan sebagai non performing (kurang lancar, diragukan dan macet) maka pendapatan bunga yang telah diakui dan belum diterima pembayarannya harus dibatalkan dengan melakukan jurnal balik dan selanjutnya tagihan bunga dilaporkan dalam Rekening Administratif Pos Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian (Sandi 619). Pos ini harus dirinci pada Form 05 Daftar Rincian Penempatan Pada Bank Lain dan Form 06 Daftar Rincian Kredit Yang Diberikan. 5. Penempatan Pada Bank Lain dan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif a. Penempatan Pada Bank Lain (Sandi 130) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah jumlah dana setiap penempatan BPR Pelapor pada bank lain dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 10 2107

sertifikat deposito. Saldo penempatan pada bank lain tidak dapat disalinghapuskan dengan saldo simpanan atau dana yang diterima dari bank. Pos ini harus dirinci pada Form 05 Daftar Rincian Penempatan Pada Bank Lain. b. Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (Sandi 131) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah PPAP yang telah dibentuk BPR Pelapor atas penempatan pada bank lain sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (KAP dan Pembentukan PPAP) BPR. Pos ini harus dirinci pada Form 05 Daftar Rincian Penempatan Pada Bank Lain. 6. Kredit Yang Diberikan dan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif a. Kredit Yang Diberikan (Sandi 140) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah kredit yang diberikan oleh BPR Pelapor baik kepada bank ataupun pihak ketiga bukan bank sebesar baki debet neto yaitu baki debet dikurangi dengan provisi yang belum diamortisasi dan ditambah dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi. Khusus untuk kredit yang direstrukturisasi, dalam hal terdapat pendapatan ditangguhkan dan kerugian restrukturisasi maka nilai yang dilaporkan setelah memperhitungkan pendapatan ditangguhkan dalam rangka restrukturisasi dan cadangan kerugian restrukturisasi. Kredit yang diberikan dalam rangka pembiayaan bersama/konsorsium/sindikasi, baik BPR Pelapor bertindak sebagai bank induk (arranger) maupun sebagai bank peserta (participant), dilaporkan pada pos ini sebesar porsi tagihan BPR Pelapor kepada debitur yang bersangkutan. Kredit dalam rangka channeling dimana BPR Pelapor tidak memiliki risiko kredit tak tertagih tidak dilaporkan pada pos ini melainkan pada Rekening Administratif. Pos ini harus dirinci pada Form 06 Daftar Rincian Kredit Yang Diberikan. b. Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (Sandi 141) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah PPAP yang telah dibentuk BPR Pelapor atas kredit yang diberikan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (KAP dan Pembentukan PPAP) BPR. Pos ini harus dirinci pada Form 06 Daftar Rincian Kredit Yang Diberikan. 7. Agunan yang Diambil Alih (Sandi 200) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah agunan milik debitur yang diambil alih oleh BPR Pelapor dalam rangka penyelesaian kredit dan bersifat sementara untuk segera diselesaikan melalui pelelangan, atau diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan, atau berdasarkan surat kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada BPR Pelapor. Nilai pada saat perolehan awal adalah nilai wajar setelah dikurangi biaya-biaya penjualan maksimum sebesar baki debet kredit debitur kepada BPR. Untuk periode selanjutnya, nilai yang dilaporkan adalah sebesar nilai wajar setelah Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 11 2108

dikurangi biaya-biaya penjualan atas AYDA atau nilai tercatat, mana yang lebih rendah. Dalam hal nilai wajar setelah dikurangi biaya-biaya penjualan lebih rendah dari nilai tercatat, maka penurunan nilai disajikan pada Form 02 Laba Rugi dan AYDA disajikan sebesar nilai setelah penurunan. Kerugian atas penurunan nilai dapat dipulihkan kembali maksimal sebesar akumulasi kerugian penurunan nilai yang telah diakui. AYDA yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu 1 tahun akan diperhitungkan sebagai pengurang komponen modal dalam perhitungan KPMM, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang KAP dan Pembentukan PPAP BPR. Pos ini harus dirinci pada Form 07 Daftar Rincian Agunan Yang Diambil Alih. 8. Aset Tetap dan Inventaris serta Akumulasi Penyusutan dan Penurunan Nilai Aset tetap dan inventaris disajikan di neraca sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. a. Aset tetap dan Inventaris (Sandi 210) Aset tetap dan inventaris adalah aset berwujud fisik yang dimiliki BPR Pelapor dan digunakan untuk kegiatan operasional, antara lain : 1) Tanah dan bangunan Dilaporkan sebesar biaya perolehan atas aset tetap seperti tanah, gedung, rumah atau bangunan lain milik BPR Pelapor sampai dengan kondisi aset tetap siap digunakan untuk operasional. Aset tetap dapat dilaporkan sebesar nilai revaluasi yaitu nilai hasil penilaian kembali aset tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah yang telah mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang. 2) Peralatan, Perlengkapan dan Kendaraan Dilaporkan sebesar biaya perolehan atas inventaris seperti perabot dan kendaraan milik BPR Pelapor sampai dengan kondisi inventaris siap digunakan untuk operasional. Inventaris dapat dilaporkan sebesar nilai revaluasi yaitu nilai hasil penilaian kembali aset tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah yang telah mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang. Aset dalam bentuk komputer, server dan peralatan sejenis dilaporkan sebesar nilai hardware sedangkan nilai software dilaporkan dalam pos aset tidak berwujud. Pos ini harus dirinci pada Form 08 Daftar Aset Tetap, Inventaris dan Aset Tidak Berwujud. b. Akumulasi Penyusutan dan Penurunan Nilai (Sandi 211) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah jumlah akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aset tetap dan inventaris yang dimiliki BPR Pelapor antara lain : 1) Tanah dan bangunan Dilaporkan sebesar : Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 12 2109

1) Jumlah akumulasi beban penyusutan atas biaya perolehan atau nilai revaluasi aset tetap milik BPR Pelapor yang telah dicatat sampai dengan tanggal laporan. 2) Jumlah akumulasi penurunan nilai atas biaya perolehan atau nilai revaluasi gedung, rumah atau bangunan lain milik BPR Pelapor berdasarkan bukti objektif. Kerugian penurunan nilai dapat dipulihkan kembali maksimal sampai dengan biaya perolehan atau nilai revaluasi awal bersih dari penyusutan. 2) Peralatan, Perlengkapan dan Kendaraan Dilaporkan sebesar : 1) Jumlah akumulasi beban penyusutan atas biaya perolehan atau nilai revaluasi inventaris milik BPR Pelapor yang telah dicatat sampai dengan tanggal laporan. 2) Jumlah akumulasi penurunan nilai atas biaya perolehan atau nilai revaluasi inventaris milik BPR Pelapor berdasarkan bukti objektif. Kerugian penurunan nilai dapat dipulihkan kembali maksimal sampai dengan biaya perolehan atau nilai revaluasi awal bersih dari penyusutan. Pos ini harus dirinci pada Form 08 Daftar Aset Tetap, Inventaris dan Aset Tidak Berwujud. Aset yang tidak digunakan dalam operasional BPR atau aset dalam masa pembangunan tidak dilaporkan dalam pos ini melainkan dalam Form 09 Daftar Rincian Aset Lain-Lain. 9. Aset Tidak Berwujud serta Akumulasi Amortisasi dan Penurunan Nilai Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter/tidak mempunyai wujud fisik namun dapat diidentifikasi dan digunakan untuk operasional antara lain program aplikasi bisnis (software) yang diperoleh secara eksternal. Aset tidak berwujud disajikan di neraca sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. a. Aset Tidak Berwujud (Sandi 220) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah biaya perolehan atas aset tidak berwujud milik BPR Pelapor sampai dengan kondisi aset tidak berwujud siap digunakan untuk operasional. Pos ini harus dirinci pada Form 08 Daftar Aset Tetap, Inventaris dan Aset Tidak Berwujud. b. Akumulasi Amortisasi dan Penurunan Nilai (Sandi 221) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah jumlah akumulasi beban amortisasi atas biaya perolehan yang telah dicatat sampai dengan tanggal laporan melalui alokasi sistematis selama masa manfaat aset. Termasuk dalam pos ini adalah jumlah akumulasi penurunan nilai atas biaya perolehan aset tak berwujud milik BPR Pelapor berdasarkan bukti objektif. Kerugian penurunan nilai dapat dipulihkan kembali maksimal sampai dengan biaya perolehan atau nilai revaluasi awal bersih dari amortisasi. Pos ini harus dirinci pada Form 08 Daftar Aset Tetap, Inventaris dan Aset Tidak Berwujud. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 13 2110

10. Aset Antarkantor (Sandi 230) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah seluruh tagihan atau penanaman BPR Pelapor terhadap kantor-kantornya yang lain, yaitu kantor pusat dan/atau kantor cabang. Saldo aset antarkantor disajikan secara gross (tidak disalinghapuskan dengan kewajiban antarkantor). 11. Aset Lain-Lain (Sandi 270) B. KEWAJIBAN Yang dilaporkan dalam pos ini adalah nilai perolehan aset lainnya yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam salah satu dari pos aset di atas dan tidak secara material untuk disajikan tersendiri. Termasuk dalam pos ini antara lain pajak/biaya dibayar dimuka, piutang kepada perusahaan asuransi, commemorative coins/notes yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, saldo mata uang rupiah dan asing yang telah ditarik dari peredaran namun masih dalam masa tenggang penukaran, dan lainnya. Pos ini harus dirinci pada Form 09 Daftar Rincian Aset Lain-Lain. Kewajiban adalah utang masa kini BPR yang timbul dari peristiwa masa lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya milik BPR yang mengandung manfaat ekonomi. 1. Kewajiban Segera (Sandi 300) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah kewajiban BPR Pelapor yang telah jatuh tempo dan atau yang segera dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar baik dengan perintah pemberi amanat maupun tidak. Pos ini harus dirinci pada Form 10 Daftar Rincian Kewajiban Segera. 2. Utang Bunga (Sandi 310) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah akrual bunga untuk produk simpanan (tabungan/ deposito), pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi, baik dari bank lain atau pihak ketiga bukan bank. Termasuk dalam pos ini adalah bunga deposito/ simpanan yang telah jatuh tempo namun belum ditarik oleh nasabah. Pos ini harus dirinci pada Form 11 Daftar Rincian Utang Bunga. 3. Utang Pajak (Sandi 320) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah pajak badan terhutang yang belum dibayarkan oleh BPR Pelapor, meliputi: a. Utang pajak atas PPh Pasal 29 (PPh Badan) yang dihitung setelah berakhirnya masa pajak tahunan yaitu selisih kurang atas kewajiban pajak penghasilan BPR Pelapor setelah memperhitungkan PPh Pasal 25 (angsuran pajak/pajak dibayar dimuka). b. Utang pajak yang telah ditetapkan oleh kantor pajak antara lain melalui hasil pemeriksaan. 4. Tabungan (Sandi 330) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah simpanan milik pihak ketiga bukan bank pada BPR Pelapor yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 14 2111

dan/atau alat yang dipersamakan dengan itu. Nilai yang dilaporkan sebesar saldo tabungan nasabah setelah dikurangi dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi. Pos ini harus dirinci pada Form 12 Daftar Rincian Tabungan. 5. Deposito (Sandi 340) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah simpanan milik pihak ketiga bukan bank pada BPR Pelapor yang penarikannya dapat dilakukan menurut suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. Nilai yang dilaporkan adalah sebesar nilai deposito nasabah setelah dikurangi dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi. Pos ini harus dirinci pada Form 13 Daftar Rincian Deposito. 6. Simpanan dari Bank Lain (Sandi 360) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah semua kewajiban BPR Pelapor berupa tabungan dan deposito kepada bank lain di Indonesia. Nilai yang dilaporkan adalah sebesar saldo/nilai simpanan kepada bank lain setelah dikurangi dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi. Saldo/nilai simpanan pada bank lain tidak dapat disalinghapuskan dengan saldo pos penempatan pada bank lain. Pos ini harus dirinci pada Form 14 Daftar Simpanan dari Bank Lain. 7. Pinjaman yang Diterima (Sandi 370) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah semua bentuk pinjaman yang diterima oleh BPR Pelapor baik dari bank lain ataupun pihak ketiga bukan bank. Nilai yang dilaporkan adalah sebesar baki debet kepada bank lain dan pihak ketiga bukan bank setelah dikurangi dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi. Pos ini dirinci pada Form 15 Daftar Rincian Pinjaman Yang Diterima. 8. Dana Setoran Modal Kewajiban (Sandi 400) Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (Sandi kantor 001). Yang dilaporkan dalam pos ini adalah dana yang telah disetor penuh oleh pemegang saham atau calon pemegang saham dan diblokir dalam rangka penambahan modal, namun belum/tidak dinyatakan memenuhi ketentuan modal yang berlaku oleh Bank Indonesia untuk dapat digolongkan sebagai modal disetor. 9. Kewajiban Imbalan Kerja (Sandi 410) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah kewajiban BPR Pelapor untuk memberikan imbalan atas jasa yang diberikan kepada pekerjanya berupa imbalan kerja jangka pendek, imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka panjang lainnya dan pesangon pemutusan kerja. Nilai yang dilaporkan adalah jumlah yang didiskontokan. Kewajiban imbalan kerja yang telah jatuh tempo dilaporkan pada Form 10 Daftar Rincian Kewajiban Segera; Sub Pos Imbalan Kerja (Sandi 80). 10. Pinjaman Subordinasi (Sandi 420) Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (Sandi kantor 001). Yang dilaporkan dalam pos ini adalah pinjaman diterima yang dinyatakan memenuhi kriteria subordinasi oleh Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 15 2112

ketentuan mengenai KPMM. Pinjaman Subordinasi bersifat junior/memiliki kedudukan yang lebih rendah dibandingkan dengan kreditur-kreditur lainnya. Nilai yang dilaporkan adalah sebesar nilai pokok pinjaman setelah dikurangi dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi. 11. Modal Pinjaman (Sandi 430) Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (Sandi kantor 001). Yang dilaporkan dalam pos ini adalah pinjaman yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan Bank Indonesia mengenai KPMM. Untuk BPR yang berbadan hukum koperasi, pengertian modal pinjaman sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian. 12. Kewajiban Antar kantor (Sandi 440) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah semua kewajiban BPR Pelapor terhadap kantor-kantornya yang lain, yaitu kantor pusat dan/atau kantor cabang. Saldo kewajiban antarkantor dilaporkan secara gross (tidak disalinghapuskan dengan aset antarkantor). 13. Kewajiban Lain-lain (Sandi 470) C. EKUITAS Yang dilaporkan dalam pos ini adalah seluruh kewajiban yang tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu dari pos kewajiban tersebut di atas dan tidak cukup material untuk disajikan dalam pos tersendiri. Pos ini harus dirinci pada Form 16 Daftar Rincian Kewajiban Lain-Lain. Ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi semua kewajiban. 1. Modal Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (Sandi kantor 001). Pos ini dirinci atas: a. Modal Dasar (Sandi 501) Yang dilaporkan dalam sub pos ini adalah jumlah modal atau simpanan pokok dan simpanan wajib (bagi BPR yang berbadan hukum koperasi) yang tercantum dalam anggaran dasar Kantor Pusat BPR Pelapor. b. Modal yang Belum Disetor (Sandi 502) Yang dilaporkan dalam sub pos ini adalah jumlah modal atau simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum disetor. c. Agio (Sandi 503) Yang dilaporkan dalam sub pos ini adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh BPR Pelapor sebagai akibat harga saham yang lebih tinggi dari nilai nominalnya. d. Disagio (Sandi 504) Yang dilaporkan dalam sub pos ini adalah selisih kurang setoran modal yang diterima oleh BPR Pelapor sebagai akibat harga saham yang lebih rendah dari nilai nominalnya. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 16 2113

e. Modal Sumbangan (Sandi 505) Yang dilaporkan dalam sub pos ini adalah modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham atau aset lainnya dari pemilik. Modal yang berasal dari donasi anggota koperasi yang diterima oleh BPR Pelapor yang berbentuk hukum koperasi juga termasuk dalam pengertian modal sumbangan. 2. Dana Setoran Modal Ekuitas (Sandi 510) Hanya diisi oleh BPR Pelapor yang berstatus Kantor Pusat (Sandi kantor 001). Yang dilaporkan dalam pos ini adalah dana yang telah disetor penuh oleh pemegang saham/calon pemegang saham dan diblokir untuk tujuan penambahan modal serta telah dinyatakan memenuhi ketentuan permodalan yang berlaku oleh Bank Indonesia, namun belum didukung dengan kelengkapan persyaratan untuk dapat digolongkan sebagai modal disetor antara lain Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota maupun pengesahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang. Hal ini diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai KPMM BPR. 3. Laba/Rugi yang Belum Direalisasi (Sandi 520) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah seluruh potensi keuntungan atau kerugian yang berasal dari perubahan nilai wajar surat berharga kategori tersedia untuk dijual dan transaksi lainnya yang berdasarkan standar akuntansi harus diakui sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah. 4. Surplus Revaluasi Aset Tetap (Sandi 530) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah nilai yang dibentuk sebagai akibat adanya selisih antara nilai revaluasi atau penilaian kembali dengan nilai tercatat dari aset tetap dan inventaris milik BPR Pelapor setelah memperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang. 5. Saldo Laba (540) Yang dilaporkan dalam pos ini adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen, koreksi laba rugi periode lalu dan reklasifikasi surplus revaluasi aset tetap. Pos ini dirinci atas : a. Cadangan Tujuan (Sandi 541) Yang dilaporkan dalam sub pos ini adalah bagian laba bersih setelah dikurangi pajak, yang disisihkan untuk tujuan tertentu. b. Cadangan Umum (Sandi 542) Yang dilaporkan dalam sub pos ini adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, yang dimaksudkan untuk memperkuat modal. c. Laba/Rugi Yang dilaporkan dalam pos ini adalah laba atau rugi baik tahun-tahun yang lalu maupun tahun berjalan yang belum dibagikan. Pos ini dirinci atas: 1) Tahun-Tahun yang Lalu Yang dilaporkan ke dalam sub pos ini adalah laba BPR Pelapor pada periode tahun-tahun yang lalu (setelah dikurangi pajak) yang oleh Rapat Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 17 2114

Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota belum diputuskan penggunaannya, atau rugi pada periode tahun-tahun yang lalu. i. Laba (Sandi 543) ii. Rugi (Sandi 544) 2) Tahun berjalan Yang dilaporkan ke dalam sub pos ini adalah laba atau rugi BPR Pelapor pada periode tahun buku berjalan. i. Laba (Sandi 545) ii. Rugi (Sandi 546) Sub pos ini harus dirinci pada Form 2 Laba Rugi. Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR III - 18 2115