SBY Boediono: Paduan Kehatian-Hatian dan Kecermatan yang Menonjol Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy

dokumen-dokumen yang mirip
SBY: Berjuang Menjadi Pahlawan. Oleh: Bagus Takwin, Niniek L. Karim, Nurlyta Hafiyah, dan Dicky C. Pelupessy

Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif

Jusuf Kalla dan Wiranto: Perpaduan progresitas dan loyalitas. Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy

Boediono: Resi Yang Terpanggil Menertibkan Dunia

Adang Daradjatun: Penjaga Harmoni Masyarakat. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah

PRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah

Dani Anwar: Pekerja Keras dengan Ekspresi Selektif. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

Materi Minggu 3. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Wiranto: Pengawal Setia Yang Ingin Terus Mengabdi

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

Team Building & Manajeman Konflik

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

MANAGEMENT. (Chapter 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

B A B PENDAHULUAN. Setiap manusia yang lahir ke dunia menginginkan sebuah kehidupan yang

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

Kuesioner Penilaian kinerja karyawan Oleh Atasan

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang. pada pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Pembentukan Karakter dan Kaitannya dengan Pendidikan

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB I PENDAHULUAN. menuntut individu untuk memiliki kecakapan berpikir yang baik untuk

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

By Tanadi Santoso, MBA

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. kawasan Asia terutama yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

Most Expanding. Personal Dewasa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone

Ciri dan Watak Wirausaha

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

SKALA I. 1 Saya suka menawarkan barang baru dalam usaha saya. 3 Saya malas mencari ide ide baru untuk usaha saya

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sutjipto Ridwan: Galeri dengan lukisan yang memikat hati

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Abidin (2016:

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, yang akan dibahas dalam tinjauan pustaka adalah motivasi

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang karena konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA (WAJIB)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

INDIVIDU. Chapter 13

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

13. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SOSIOLOGI SMA/MA

Transkripsi:

SBY Boediono: Paduan Kehatian-Hatian dan Kecermatan yang Menonjol Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono adalah orang yang sama-sama mengontrol tingkah lakunya dengan ketat. Sebagai orang yang introvert, Boediono tampil kalem, introspektif, tidak larut dalam situasi emosional, dan selalu memiliki alasan jelas dalam bertingkah laku. Sebagai anak tunggal yang charming, SBY selalu menunjukkan tindak-tanduk yang terjaga, sopan, tenang, bahkan bila dihampiri oleh masalah yang bertubi ia mampu menahan emosi. SBY yang terkesan serba formulatif dan tidak spontan dalam bereaksi itu menjadi lebih hangat ketika dipasangkan dengan Boediono yang kalem, yang dapat menunjukkan ekspresi yang lebih apa adanya. Dengan pembawaan yang santun, keduanya membentuk wibawa dan kharisma yang membuat publik merasa tenang dan nyaman. Baik SBY dan Boediono memiliki sifat hati-hati yang menonjol. Boediono adalah orang yang konservatif ketika mendekati masalah, berhitung dan bertindak cermat, dan mempertimbangkan semua aspek. Ia berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang terbukti dapat diandalkan. SBY berusaha menguasai masalah secara menyeluruh, hati-hati dalam mengambil keputusan, dan mempertimbangkan banyak hal serta melibatkan banyak orang. Oleh karena itu SBY sering terkesan pasif, terlalu hati-hati, dan tidak tegas. Terlepas dari kemungkinan ia menampilkan hal sebaliknya di ruang yang tidak tertangkap publik, masyarakat mendapat kesan bahwa SBY lama dalam mengambil keputusan, terlalu hati-hati, bimbang dan ragu-ragu.

Dalam hal ini ia membutuhkan pasangan yang dapat mendorongnya untuk lebih cepat dan lebih tegas melakukan tindakan. Boediono dengan pembawaannya yang santun, namun menekankan prinsip yang pasti dapat mengambil peran dalam hal ini. Terutama bila menyangkut keputusan yang berkaitan dengan nasib dan hak hidup masyarat luas, dengan lebih fokus pada penyelesaian masalah. SBY pada hakikatnya adalah orang yang sangat hati-hati, sedangkan Boediono adalah orang yang sangat cermat. Dengan struktur kognitif yang kompleks, mereka mampu memahami masalah secara komprehensif, memahami beragam sudut pandang, dan mengintregrasikannya. Pada SBY, ia mampu mengenali berbagai sudut pandang dan dimensi permasalahan, yang jika ia mau sebenarnya ia bisa menggunakannya untuk mencari solusi yang tepat. Namun, kecenderungannya menghindari konflik dan terlalu hatihati membuatnya kurang berani mengambil resiko. Boediono juga tergolong konservatif dalam mendekati masalah dengan berpegang pada patokan yang pasti dan andal. Ia lebih memilih menghindari kemungkinan mengambil solusi yang salah daripada menerima kemungkinan solusi baru yang benar. Boediono menghindari spekulasi dan tindakan yang mengandung risiko ekstrem. Ia dapat mengambil keputusan dengan cepat dalam situasi yang diperlukan, tapi lebih terbiasa mempertimbangkan solusi dengan matang. Ciri yang relatif sama ini dapat saling mengisi sehingga bisa menghasilkan kinerja yang solid dan utuh. Namun, dapat juga menjadi sandungan manakala mereka dihadapkan pada pilihan-pilihan yang mengandung resiko besar. Dalam situasi demikian, Boediono perlu mendukung SBY agar dapat mengambil keputusan yang matang dengan cepat.

Manakala keterbukaan pikiran SBY bertemu dengan keteguhan prinsip Boediono apakah yang mungkin terjadi? Keterbukaan pikiran dalam menyerap dan memahami hal-hal yang berbeda membuat SBY cenderung mempertimbangkan banyak hal. SBY pada dasarnya tak ingin mengecewakan orang lain dan terbiasa menunggu banyak masukan dari pihak lain sebelum membuat keputusan. SBY mengutamakan nilai-nilai, sehingga apabila bertentangan dengan logika, nilai akan didahulukan. SBY lebih idealistik, berharap kehidupan di luar dirinya kongruen dengan nilainilainya. Sedangkan Boediono tampak lebih realistik. Ia berorientasi kepada penyelesaian masalah, dengan berusaha menerapkan teori dalam praktek agar efektif dan efisien. Dengan kerangka pikirnya yang kokoh berdasarkan prinsip-prinsip yang pasti, ia menalar secara cermat perbandingan untung rugi, dan mendasarkan keputusan pada hal-hal yang tinggi tingkat kepastiannya. Boediono menekankan prinsip-prinsip logika, menilai tinggi efisiensi, dan pengamat yang baik dalam mengambil keputusan. Masalah mungkin akan muncul dalam hubungan mereka manakala kecenderungan SBY yang lebih mengutamakan nilai daripada logika bertabrakan dengan prinsip logika yang dipegang teguh oleh Boediono. Untuk mengatasi hal ini, keduanya perlu lebih dinamis dalam berdiskusi. Keduanya memiliki kemauan dan kemampuan untuk mencapai pemahaman bersama dalam menentukan tindakan-tindakan yang diambil. Namun, Boediono sebaiknya tidak hanya memberikan saran-saran yang menekankan keajegan prinsip, tapi juga mengkaitkannya dengan nilai yang ingin dicapai lewat keputusan yang hendak diambil. SBY yang pada hakikatnya terbuka terhadap saran akan lebih dapat menerima masukan yang memperhatikan kongruensi dengan nilai dalam dirinya.

Keduanya juga sama-sama menonjol dalam hal motif berprestasi. Keduanya cenderung membidik tujuan realistik dan moderat. Sebagai orang yang sama-sama berpikiran moderat, SBY dan Boediono dapat bekerja sama untuk melakukan perbaikan dan menghasilkan kemajuan. Namun, keduanya cenderung menghindari perubahan radikal dan lebih menitikberatkan pada upaya-upaya realistik untuk merespons masalah yang ada di depan mata. Mereka kurang tertarik berandai-andai tentang masa depan untuk melakukan terobosan yang tranformatif. Fokus keduanya adalah menyelesaikan masalah yang ada, menjaga apa yang ada, dan memperbaiki dalam jangka pendek. Stabilitas ekonomi dan politik, tertib birokrasi, dan pemerintahan yang bersih adalah target pencapaian yang akan dipegang teguh oleh keduanya. Pencapaian target tersebut adalah hal yang positif dan keharusan. Namun, tidak bisa dipinggirkan adanya banyak masalah yang bersifat genting dan prinsipil yang harus segera diatasi. Sebut saja, masalah TKI yang menyangkut keselamatannya, hak asasi mereka, dan harga diri bangsa di mata negara lain; lumpur Lapindo yang menyangkut hak hidup dan masa depan masyarakat Sidoarjo; masalah nelayan dan perikanan Indonesia; peningkatan kualitas hidup petani di samping swasembada pangan; dan sederet masalah lain yang menuntut penyelesaian berjangka panjang dengan solusi yang visioner dan transformatif. Oleh karena itu, jika terpilih menjadi presiden (kembali) dan wakil presiden, mereka perlu memberikan perhatian serius pada hal-hal tersebut dengan menelurkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada masyarakat banyak, serta melakukan tindakan pengawasan yang efektif. Bagi Boediono, hal ini merupakan sebuah tantangan besar. Kemampuannya di bidang keuangan diakui oleh banyak pihak dan dunia luar. Namun, dengan hanya

akan mengkhususkan diri untuk membantu presiden dalam menjaga kestabilan ekonomi negara bisa mengkecilkan arti peran seorang wakil presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Menghadapi krisis dan mengelola ekonomi negara adalah hal-hal yang pernah bahkan mungkin biasa ia tangani, sedangkan membantu presiden menyelesaikan beragam masalah negara dalam berbagai bidang dari kesejahteraan, sosial politik, pendidikan, sampai bencana dan sederet masalah nasional lainnya adalah hal yang relatif baru baginya. Kemampuannya belajar dengan cepat dan sifat realistik yang dimilikinya akan mengarahkannya secara terfokus, memahami dan mengolah hal-hal baru untuk melakukan perbaikan ataupun menemukan solusi yang feasible dan efektif. Sementara bagi SBY, jika ia terpilih kembali menjadi presiden, maka tentunya ia telah belajar dari pengalaman sebelumnya. Dengan kompleksitas pikiran yang tinggi dan sistematik, diharapkan ia tahu kekurangan dan kelemahannya yang dipersepsi oleh masyarakat di periode terdahulu yang harus diperbaikinya bila terpilih lagi. Misalnya, kecenderungan pemimpi yang cepat tergugah oleh ide dan program inovatif, bahkan ketika itu tampak tak masuk akal, seperti blue energy dan padi supertoy. Mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi SBY di masa depan untuk menantang dirinya dengan kebijakan pengembangan teknologi yang dapat dikembangkan oleh para ilmuwan terkemuka. Ada banyak masalah nasional yang masih jadi tuntutan masyarakat terhadap SBY. Hampir seluruh partisipan FGD dalam penelitian kami mengharapkan ia sebagai kepala negara melakukan pemihakan kepada rakyat banyak. SBY tidak lagi dituntut untuk sekadar tampil baik, tapi melakukan kebijakan dan tindakan pengawasan yang riil dan konkret.

Walau kedua kandidat ini adalah orang yang tak perlu diragukan kecerdasannya, namun bila mereka terpilih, tetap disarankan untuk selalu melibatkan orang-orang visioner yang dapat membantu baik dalam pencarian alternatif solusi maupun dalam aplikasi eksekusinya, sekaligus membantu menemukan bayangan masa depan Indonesia yang lebih baik. Dengan sifat yang terbuka terhadap masukan, mau berubah dengan alasan yang memadai, realistik dan memandang manusia setara, pasangan SBY- Boediono diramalkan akan bersedia menerima usul-usul kreatif dan produktif demi pemerintahan mereka. Mereka memerlukan orang yang berani, progresif, cepat bergerak, dan dinamis dengan komitmen tinggi untuk menjadi konseptor penasehat ataupun agen pelaku perbaikan dan perubahan riil di segenap lapisan masyarakat. Matang dalam berpikir dan cermat dalam bertindak akan menjadi kekuatan pemerintahan SBY-Boediono. Hati-hati, disiplin, kemauan keras, dan ambisi untuk mendapatkan hasil terbaik meski dengan pencapaian sedikit demi sedikit, serta berpegang pada patokan yang pasti dan kukuh dalam prinsip menjadi modal mereka untuk siap menjalani tugas besar ini. Ditambah kemampuan mengontrol diri, tampilan yang tenang, tidak larut dalam situasi emosional, mereka dapat menjadi pasangan yang diandalkan untuk mengatasi masalah yang bertubi dan krisis kelak. Wibawa dan kharisma yang dimiliki oleh pasangan ini menenangkan dan membuat nyaman masyarakat luas, walau untuk menjadi pasangan presiden dan wakil presiden R.I. di masa kini, itu saja tidak cukup. Dengan banyaknya kualitas positif yang dimiliki pasangan dan kesesuaian di antara mereka, terciptanya masyarakat adil-makmur, begitupun kesejahteraan dan kemajuan rakyat Indonesia, semestinya menjadi niscaya. []

Susilo Bambang Yudhoyono Boediono Kecocokan Sifat moderat, mau berubah dengan alasan yang memadai, realistik dan menilai tinggi moralitas dan memandang manusia setara Sifat moderat, penuh pertimbangan, cermat, stabil, tidak mudah dipengaruhi, sederhana, dan mampu mengendalikan diri Bisa sejalan, bisa bertentangan Mampu menerima kritik setelah adu argumentasi, mau melakukan perbaikan yang realistik, dan menempatkan setiap orang setara Mampu berargumentasi, mau melakukan perbaikan yang realistik, dan berpegang teguh pada prinsip Sejalan Mementingkan intelektualitas, Kemampuan abstraksi dan konseptual tinggi, banyak pertimbangan Keterbukaan pikiran, mampu menyerap dan memahami perbedaan, menggunakan berbagai sudut pandang untuk selesaikan masalah, menunggu banyak masukan dari pihak lain Cenderung menghindari konflik dan terlalu hati-hati sehingga kurang berani mengambil resiko Kemampuan abstraksi dan konseptual tinggi, rasional, mengandalkan pikiran dan prinsip-prinsip yang telah terbukti Orientasi pada penyelesaian masalah dengan terapan teori dalam praktek, efektif dan efisien. Memahami beragam sudut pandang untuk meyakinkan pikirnya Lebih memilih menghindari kemungkinan mengambil solusi yang salah daripada menerima kemungkinan solusi baru yang benar Sejalan Bisa saling isi, bisa bertentangan Sejalan Pola penalaran sistematik Pola penalaran sistematik Sejalan Kebutuhan prestasi dan afiliasi Kebutuhan prestasi yang Bisa sejalan, bisa bertentangan yang relatif setara lebih tinggi dari kebutuhan Mau mendengar, empati dan senang berdialog Pekerja keras, selalu berusaha mendapatkan yang diinginkan dengan hasil terbaik untuk buktikan kemampuan Kurang cepat mengambil keputusan Senang bekerja sama untuk mendapat dukungan dan afiliasi Kurang menganggap penting perasaan, dan emosi tidak lepas Pekerja keras, selalu berusaha mendapatkan yang diinginkan dan selalu ingin hasil yang terbaik Walau terbiasa hati-hati, dapat mengambil keputusan dengan cepat dalam situasi yang diperlukan. Dapat bekerja sama, namun lebih nyaman bekerja secara Saling isi Sejalan Saling isi Saling isi

kenyamanan dalam mengambil keputusan Penampilan yang selalu terjaga, berwibawa dan dapat diandalkan otonom Cenderung tampil apa adanya Saling isi