122 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
VII. ANALISIS FINANSIAL

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur)

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA MANDIRI, MAKLOON, DAN KEMITRAAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

VII. ANALISIS PENDAPATAN

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MANDAU DURI-RIAU

I Peternakan Ayam Broiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang)

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

Kata Kunci : Usaha Ternak, Pola Mandiri dan Makloon, Ayam Ras Pedagin

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

EFEK PERBEDAAN JANGKA WAKTU AWAL PEMBERIAN RANSUM TERHADAP ANALISIS USAHA BROILER ROI IWAN G. MANURUNG

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI DESA UJUNG BARU KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DENGAN POLA KEMITRAAN (STUDI KASUS DI PETERNAKAN BU LILIS RANCAMIDIN, CIBODAS)

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang)

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

A. Kerangka Pemikiran

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA IKAN KOI DI KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Budidaya Ayam Ras Petelur Maya Rolet

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

Oleh :KetutSiswaMitra Program StudiManajemenSumberDayaPerairan JurusanPerikanan Dan IlmuKelautan FakultasPertanian UniversitasWarmadewa Denpasar

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN AYAM KAMPUNG (LOKAL) DI TINGKAT PETANI STUDI KASUS KELOMPOK PETERNAK AYAM KAMPUNG "BAROKAH" DI CIAMIS

II. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KARAMBA JARING TANCAP DI KELURAHAN PETOAHA KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

RECORDING (PENCATATAN)

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PT SIERAD PRODUCE TBK

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

ANALISIS FINANSIAL USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN SAPI DAGING (SUATU STUDI KASUS) RINGKASAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Analisis Investasi Usahatani Pembibitan Sapi Peranakan Limousine di Kabupaten Sleman

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

Analisis Sensitivitas Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

BAB VI ASPEK KEUANGAN

TINGKAT PENDAPATAN DAN KEMAMPUAN MENGEMBALIKAN KREDIT DAN INVESTASI PETERNAK AYAM RAS PEDAGING SECARA MANDIRI DI KABUPATEN PANDEGLANG

ABSTRACT. Keywords: profit, R/C ratio, Brean Even Point.

Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM BROILER PADA PETERNAKAN SATYA DI DESA SURANADI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

ANALISIS FINANSIAL AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pembesaran Ayam Ras Pedaging di Kecamatana Bekasi Barat) Is Zunaini Nursinah, Ridwan Lutfiadi, Mustaiem

6,25 6,25 6,00 5,75 6,13 5,75 6,88 5,25 6,50 6,75 Rata-rata Suku Bunga 6,20. Lampiran 2. Tingkat inflasi berdasarkan perhitungan inflasi tahun 2011.

Transkripsi:

122 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman 122128 ISSN 14121468 Proyeksi Arus Kas dan Proyeksi Rugi/Laba Usaha Dua Model Usaha Budidaya Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Kabupaten Banjar (Cash Flow Projection and Projection Business Profit / Loss Model Two Broiler Farming The Plasma Model of Cooperation and the Independent Model in Banjar Regency) Danang Biyatmoko Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru 70714 KalSel ABSTRACT The purpose of this study is to conduct the study cash flow projection and projection business profit / loss two model broiler farming the plasma model of cooperation and the independent model in Banjar Regency. This research using survey method and questioner. Research using 30 respondens by purposive sampling technic (Gay,1991). This data will analized by descriptive method depend on the aspecs. Result of this research showed income received in the independent model with a selling price of Rp. 14.000/kg achieved production projections from the sale of Rp. 74.690.000/cycle and Rp. 448.140.000/year and income (profit) Rp. 69,66 million, /year, while the plasma model of cooperation with a selling price of Rp. 12.990/kg achieved the projected production and sales of Rp.51.031.215/cycle Rp./year and income (profit) of Rp. 19.387,79 million,/year. In the Independent model, in first year obtained a negative profit, but in second year started to come up positive earnings until fifh year chicken farming, with a cumulative net profit reached Rp. 255.275.780, with an ROI of 17,16%. On the other hand the plasma model of cooperation of the year of unity until the fifth up to have positive earnings from farming carried out broiler, breeder produces cumulative net profit reached Rp. 68,906,110, with an ROI of 6,79%. The results of this ROI is smaller than the ROI of Independent model abaout 17,16%, that is showing the ability of capital invested in total assets at the independent model greater than in the Partnership in business profits Keywords : independent model, the plasma model of cooperation, broiler, district of Banjar region PENDAHULUAN Kabupaten Banjar merupakan salah satu kabupaten yang mendapatkan prioritas pertama yang dicanangkan Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan selatan sebagai sentra pengembangan ayam ras pedaging, Hal ini didukung dengan luas areal dan topografi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha peternakan. Usaha ayam ras pedaging merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak terlepas dari keberpihakan pemerintah seperti PP No.16 (1977) dan Kepres No. 22 (1990) mengenai pengaturan pengebangan budidaya ayam ras pedaging, selain masa pemeliharaan relatif pendek berkisar 3235 hari, produktivitasnya tinggi, harga yang relatif murah, dan permintaan yang semakin meningkat. Kondisi ini juga ditunjang oleh perbibibitan ayam (breeding farm) dan perusahaan pakan (feed industry) di wilayah Kalimantan Selatan. Berdasarkan data produksi peternakan Kal Sel (2011) dan Dinas Peternakan Kab. Bajar (2011) populasi ayam ras pedaging di Kab. Banjar tahun 2010 mencapai 3.949.998 ekor atau 18,34 % dari total ayam ras

123 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman 122128 ISSN 14121468 pedaging Kalimantan Selatan. Jumlah populasi ayam yang besar ini menggambarkan Kabupaten Banjar merupakan pemasok ayam ras pedaging potensial untuk Kalimantan Selatan. Usaha budidaya ayam ras pedaging (broiler) ini saat ini dikembangkan melalui POLA KEMITRAAN antara perusahaan dan peternak plasma dengan system IntiMitra dan POLA MANDIRI oelh peternak Untuk mengetahui gambaran UMKM ini perlu kita ketahui kelayakan finansial usaha, sejauh mana usaha ini dapat dipertahankan, diperbaiki atau bahkan ditingkatkan agar Kabupaten Banjar tetap sebagai pensuplai daging utama di Kalimantan Selatan sebagai sentra peternakan ayam pedaging (Broiler). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian. kelayakan finansial usaha dari sisi ekonomi meliputi proyeksi arus kas dan proyeksi rugi/laba usaha yang dijalankan peternak pada dua pola usaha baik POLA KEMITRAAN dan POLA MANDIRI. Tabel 1. Asumsi dan parameter produksi METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian berlangsung selama 3 bulan,dimulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian (survei dan penjaringan data responden), sampai laporan akhir penelitian. Penelitian dilaksanakan pada peternakan ayam broiler Pola Kemitraan dan Peternak Mandiri pada usaha broiler, yang berada pada sejumlah kecamatan di Kabupaten Banjar provinsi Kalimantan Selatan. Metode Penelitian Penelitian menggunakan metode survei dan kuesioner pada sampel 30 responden acak secara purposive sampling (Gay, 1991), baik peternak ayam broiler pola mandiri maupun pola kemitraan. Sampling dilakukan berdasarkan tingkat kepadatan populasi ayam broiler di kecamatan yang ada di Kabupaten Banjar. Asumsi dan parameter produksi yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial tersaji pada Tabel 1. Model Uraian No Pola Mandiri Pola Kemitraan 1 Jumlah ayam yang diternakan 2.500 ekor 2.500 ekor 2 Mortalitas 3 % 3 % 3 Umur ratarata panen ayam 42 49 Hari 3135 hari 4 Konsumsi pakan ratarata per ekor 3.46 kg 2.58 Kg 5 Konversi ransum (FCR) 1.57 1.58 6 Ratarata bobot panen per ekor 2,2 Kg 1,62 Kg 7 Jumlah ayam yang dipanen per siklus 2.425 ekor 2.425 ekor 8 Bobot panen ayam per siklus 5.335 Kg 3.928,5 Kg 9 Frekuensi panen ayam per tahun (masa 6 x panen 6 x panen istirahat kandang 2 minggu) 10 Total bobot panen per tahun 32.010 Kg 23.571 Kg 11 produksi ayam per kg sampai panen *) Rp. 11.823 Rp. 12.163 12 Harga jual ayam per kg hidup *) Rp. 14.000 Rp. 12.990 Keterangan : *) = produksi dan harga yang berlaku saat penelitian

124 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman 122128 ISSN 14121468 Analisis Data Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan aspek pembahasan sesuai peubah penelitian yang dilaksanakan, yaitu proyeksi arus kas dan proyeksi rugi/laba usaha yang didasarkan pada asumsi dan parameter produksi serta investasi dan biaya operasional usaha ayam ras pedaging per siklus pada dua model pola mandiri dan pola kemitraan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis finansial proyeksi arus kas dan proyeksi rugi/laba peternakan Pola Kemitraan dan Pola Mandiri didasarkan selain dari asumsi dan parameter produksi, juga berdasarkan perhitungan biaya investasi dan biaya operasional usaha ayam pedaging (broiler) per siklus pada ke dua model baik Pola Mandiri dan Pola Kemitraan, seperti tersaji pada Tabel 2. Tabel 2. investasi dan biaya operasional usaha ayam ras pedaging per siklus pada dua model pola mandiri dan pola kemitraan No Uraian Pola Mandiri Model Pola Kemitraan Investasi 1 Investasi Kandang (± 250 m 2 ) 25.000.000 25.000.000 2 Investasi Alat (Tempat pakan & minum) 2.500.000 2.500.000 3 Tanah seluas 300 m 2 @ 50 000/m 2 15.000.000 15.000.000 4 Rumah jaga 15m 2 @ Rp 1,0 juta 15.000.000 15.000.000 Sub Total 57.500.000 57.500.000 Modal Usaha (Operasional) 1 Bibit ayam (doc) 11.250.000 12.250.000 2 Pakan 45.845.000 33.187.500 3 Obat dan vaksin 3.500.000 1.435.750 4 Tenaga Kerja per periode panen 900.000 825.000 5 Listrik 85.000 85.000 6 angkut penjualan 1.500.000 Sub Total 63.080.000 47.783.250 Total Investasi dan Modal Kerja 120.580.000 105.283.250 Proyeksi Arus Kas Pola Mandiri Pada model Pola Mandiri, proyeksi arus kas disajikan pada Tabel 4. Arus kas usaha budidaya ayam ras pedaging pada tahun ke1 masih menunjukkan kas akhir yang negatif sebesar Rp. (30.823.910). Mulai tahun ke3 hingga tahun ke5 proyek menunjukkan arus kas yang positif dimulai tahun ke3 sebesar Rp. 51.339.020 hingga tahun ke5 mencapai Rp. 69.560.000. Arus kas yang negatif di awal tahun sampai tahun ke2 disebabkan oleh kewajiban kredit yang harus dibayar masih besar mencapai Rp. 72.883.910 dan Jumlah kas keluar yang besar selain dibebani biaya produksi (operasional), pajak, juga dibebani biaya investasi berupa kandang dan peralatan hingga mencapai Rp. 406.080.000, sementara pendapatan adalah tetap sebesar Rp. 448.140.000. Arus kas pada tahun ke5 proyek mencapai Rp.156.311.20, dan peternak sudah mampu membiayai usaha budidaya ayamnya melalui saldo kas yang layak.

125 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman 122128 ISSN 14121468 Tabel 3. Total Produksi per tahun Model No Uraian Pola Mandiri Pola Kemitraan 1 Jumlah ternak yang dipelihara 2.500 ekor 2.500 ekor 2 Total berat penjualan per siklus 5.335 Kg 3.928,5 Kg 3 Jumlah siklus produksi per tahun 6 Kali 6 Kali 4 Total produksi per tahun 32.010 Kg 23.571 Kg 5 Harga Jual per Kg *) 14.000 12.990 6 Hasil produksi per siklus 74.690.000 51.031.215 7 Hasil produksi per tahun 448.140.000 306.187.290 Keterangan : *) = produksi dan harga yang berlaku saat penelitian Proyeksi Arus Kas Pola Kemitraan Pada model Pola Kemitraan, proyeksi arus kas disajikan pada Tabel 5. Arus kas usaha budidaya ayam ras pedaging pada tahun ke1 sampai tahun ke3 masih menunjukkan kas akhir yang negatif sebesar Rp. (1.289.325). Mulai tahun ke4 arus kas akhir mulai positif sebesar Rp. 5.603.047 dan tahun ke5 arus sebesar Rp. 19.387.790. Dengan demikian pada tahun ke5 usaha budidaya ayam pedagingnya, peternak sudah mampu membiayai usaha budidaya ayamnya dan mulai dapat merasakan hasil yang lebih layak. operasional yang lebih besar persatuan unit dibanding pola mandiri, masa panen bobot ayam yang lebih kecil dan harga jual yang lebih rendah, menjadi penyebab rendahnya marjin yang diterima peternak Pola Kemitraan, sehingga saldo kas akhir yang diterima peternak Pola Kemitraan pada tahun akhir tahun ke5 hanya berkisar Rp. 21.122.862 jauh lebih rendah dibanding pada Pola Mandiri sebesar Rp. 194.697.735. Proyeksi Rugi/Laba Proyeksi Rugi/Laba pada dua model kepengusahaan meliputi Pola Mandiri dan Pola Kemitraan, untuk melihat perbandingan rugi/laba antara ke dua model di atas. Proyeksi ini dipakai untuk melihat kelayakan usaha yang dijalankan. Proyeksi Rugi/Laba Pola Mandiri Pada model Pola Mandiri, terlihat pada Tabel 4 terlihat pada tahun ke1 diperoleh laba negatif, tetapi pada tahun ke2 mulai didapat laba positif sampai pada tahun ke5 usaha budidaya ayam ras pedaging ini, peternak menghasilkan laba bersih kumulatif mencapai Rp. 255.275.780, dengan ROI sebesar 17,16 % yang menunjukkan kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva dalam menghasilkan keuntungan.

126 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman 122128 ISSN 14121468 Tabel 4. Proyeksi laba/rugi usaha ayam ras pedaging skala usaha 2.500 ekor Pola Mandiri di Kab. Banjar (Rp 000) Tahun Penjualan Variabel Tetap Laba Kotor Bunga Kredit Laba Sblm pajak Pajak Laba Bersih 1 448,140.00 378,480.00 57,500.0 12,160.00 14,492.80 2,332.80 100 2,432.80 2 448,140.00 378,480.00 0 69,660.00 14,492.80 55,167.20 100 55,067.20 3 448,140.00 378,480.00 0 69,660.00 6,038.67 63,621.33 100 63,521.33 4 448,140.00 378,480.00 0 69,660.00 0 69,660.00 100 69,560.00 5 448,140.00 378,480.00 0 69,660.00 0 69,660.00 100 69,560.00 255,275.73 Keterangan : Modal awal usaha 120.580.000, terdiri biaya variabel (biaya operasional) sebesar 63.080.000 dan biaya teta (investasi kandang dan perlatan) sebesar 57.500.000. ROI (%) 17.16 Proyeksi Rugi/Laba Pola Kemitraan Pada model Pola Kemitraan, peternak plasma wajib memiliki kandang dan peralatan sendiri saat mendaftar sebagai plasma. Sementara Inti hanya membiayai biaya operasional (bibit, pakan, obat dan vaksin). Dengan demikian dalam analisis kelayakan usaha yang dilakukan (Proyeksi Rugi/Laba, Proyeksi Arus Kas, dan ROI) sementara Analisis kelayakan investasi : NPV, B/C ratio, IRR, Pay back Period disajikan pada penelitian berikutnya. investasi kandang dan peralatan milik plasma sebesar Rp. 57.500.000 tidak diperhitungkan tetapi hanya biaya operasional (biaya variabel) yang diperhitungkan dalam analisis usaha. Pada Tabel 5 terlihat mulai tahun ke1 hingga tahun ke5 laba sudah positif dari usaha budidaya ayam ras pedaging yang dijalankan, peternak menghasilkan laba bersih kumulatif mencapai Rp. 68.906.110, dengan ROI sebesar 6,79%. Hasil ROI ini lebih kecil dibandingkan ROI Pola Mandiri sebesar 17,16 % yang menunjukkan kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva pada Pola Mandiri lebih besar dibandingkan pada Pola Kemitraan dalam menghasilkan keuntungan usaha. Tabel 5. Proyeksi laba/rugi usaha ayam ras pedaging skala usaha 2.500 ekor Pola Kemitraan di Kab. Banjar (Rp 000) Tahun 1 2 3 4 5 Penjualan Variabel Tetap Laba Kotor Bunga Kredit 7 645 32 7 645 32 7 645 32 5 096 88 Laba Sblm pajak 11.842,470 11.842,470 11.842,470 14,390,910 Pajak ROI Laba Bersih (%) 11..742,470 11..742,470 11..742,470 14.290,910 19.387,790 6,79 68.906,11 Keterangan : Modal awal usaha Rp. 47.783,25, terdiri biaya variabel (biaya operasional) sebesar 47.783.250, sedangkan biaya tetap (investasi kandang dan peralatan) sebesar Rp 0,. karena merupakan milik sendiri saat mendaftar menjadi plasma.

127 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman 122128 ISSN 14121468 KESIMPULAN 1. Pendapatan yang diterima pada Pola Mandiri, dengan asumsi mortalitas ayam 3%, umur panen 4249 hari,konsumsi 3,46 kg/ekor/panen, konversi 1,57, bobot panen 2,2 kg/ekor, dan frekuensi panen 6 kali/tahun, dicapai total bobot panen 32.010 kg/tahun. Dengan harga jual Rp.14.000/kg dicapai proyeksi produksi dari hasil penjualan sebesar Rp. 74.690.000/siklus dan Rp.448.140.000/tahun dan pendapatan (laba) Rp.69.660.000,/tahun. 2. Pada Pola Kemitraan, dengan asumsi mortalitas ayam 3%, umur panen 3135 hari, konsumsi 2,58 Kg/ekor/panen, konversi 1,58, bobot panen 1,62 Kg/ekor, dan frekuensi panen 6 kali/tahun, dicapai total bobot panen 23.571 Kg/tahun. Dengan harga jual Rp. 12.990/Kg dicapai proyeksi produksi hasil penjualan sebesar Rp.51.031.215/siklus dan Rp.306.187.290/tahun dan pendapatan (laba) sebesar Rp. 19.387.790,/tahun. 3. Pada model Pola Mandiri, pada tahun ke1 diperoleh laba negatif, tetapi pada tahun ke 2 mulai didapat laba positif sampai pada tahun ke5 usaha budidaya ayam ras pedagingnya, dengan laba bersih kumulatif mencapai Rp. 255.275.780, dengan ROI sebesar 17,16 %. 4. Pada model Pola Kemitraan, mulai tahun ke1 hingga ke5 laba sudah positif dari usaha budidaya ayam ras pedaging yang dijalankan, peternak menghasilkan laba bersih kumulatif mencapai Rp. 68.906.110, dengan ROI sebesar 6,79%. Hasil ROI ini lebih kecil dibandingkan ROI Pola Mandiri sebesar 17,16 % yang menunjukkan kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva pada Pola Mandiri lebih besar dibandingkan pada Pola Kemitraan dalam menghasilkan keuntungan usaha. DAFTAR PUSTAKA Gay,L.R. 1991. Educational Research. A Bell and Howell Company. Ohio. Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1990. Pengaturan Pengembangan Budidaya Ayam ras Pedaging. Laporan Produksi Dinas Peternakan Kabupaten Banjar. 2011. Distanhut, Bidang Peternakan Kabupaten Banjar Produksi Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan. 2011. Laporan Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. A Peraturan Pemerintah No 16 tahun 1977. Tentang Usaha Peternakan. Jakarta. Undangundang No 9. Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.

ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman 122128 ISSN 14121468 128 Lampiran 1. Proyeksi Arus Kas Usaha Ayam Ras Pedaging Pola Mandiri di Kab. Banjar ( Rp 000) Kas Masuk Kas Keluar Kewajiban Kredit Thn Penjualan KI Jmh Kas Masuk Investasi Produksi Pajak Jmh Kas Keluar Bunga (16%) Ang.Pokok Jml Kewajiban Kas Akhir 0 0 120,580.00 0.00 120,580.00 0 0.00 120,580.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1 448,140.00 0 448,140.00 0 405,980.00 100 406,080.00 19,292.80 53,591.11 72,883.91 30,823.91 2 448,140.00 0 448,140.00 0 378,480.00 100 378,580.00 19,292.80 53,591.11 72,883.91 3,323.91 3 448,140.00 0 448,140.00 0 378,480.00 100 378,580.00 4,823.20 13,397.78 18,220.98 51,339.02 4 448,140.00 0 448,140.00 0 378,480.00 100 378,580.00 0.00 0 0.00 69,560.00 5 448,140.00 0 448,140.00 0 378,480.00 100 378,580.00 0.00 0 0.00 69,560.00 2240700 2,240,700.00 2,040,980.00 156,311.20 Lampiran 2. Proyeksi Arus Kas Usaha Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan Di Kab. Banjar ( Rp 000) Thn Penjualan Kas Masuk Kas Keluar Kewajiban Kredit KI Jmh Kas Masuk Investasi Produksi Pajak Jmh Kas Keluar Bunga (16%) Ang.Pokok Jml Kewajiban Kas Akhir 0 0 47,783.25 47,783.25 47,783.25 0 0.00 47,783.25 0.00 0.00 0.00 0.00 1 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 7,645.32 13,031.80 20,677.12 1,289.33 2 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 7,645.32 13,031.80 20,677.12 1,289.33 3 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 7,645.32 13,031.80 20,677.12 1,289.33 4 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 5,096.88 8,687.86 13,784.74 5,603.05 5 306,187.29 0 306,187.29 0 286,699.50 100 286,799.50 0.00 0 0.00 19,387.79 1530936.45 1,578,719.70 1,481,780.75 21,122.86

129 ZIRAA AH, Volume 34 Nomor 2, Juni 2012 Halaman 122128 ISSN 14121468