BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Hansen dan Mowen (2007: 429), segmen adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rumusan masalah adalah sebagai berikut: Magelang adalah sebagai berikut: Tabel 5.1

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II KERANGKA TEORI. Biaya adalah aliran sejumlah anggaran dalam mata uang yang harus

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN. tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERUSAHAAN, KINERJA DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENENTUAN BIAYA JASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya

PERTEMUAN KE-3 KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN II. 1. Segmentasi unit usaha Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau perusahaan (Hansen & Mowen, 2003) Laporan segmen menyediakan informasi yang berharga dalam pengendalian biaya oleh manajer segmen atau unit usaha. Laporan segmen merupakan kontribusi laba dari aktivitas-aktivitas atau unit-unit usaha dalam organisasi atau perusahaan. Manajer perlu mengetahui kemampuan laba dari berbagai segmen dalam perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi dan pengambilan keputusan untuk kemajuan masing-masing segmen di masa yang akan datang. Laporan segmen berdasarkan variable costing memberikan informasi yang lebih baik sebagai dasar evaluasi dan pengambilan keputusan dibandingkan dengan laporan segmen berdasarkan full costing atau absorption costing. Laporan laba rugi segmen berdasarkan variable costing dibandingkan dengan laporan laba rugi berdasarkan full costing mempunyai mempunyai perbedaan tampilan, yaitu biaya tetap dibagi menjadi dua kategori yakni biaya tetap langsung (direct fixed expenses) dan biaya tetap bersama. Biaya tetap langsung adalah biaya tetap yang menjadi beban langsung di masingmasing segmen atau unit usaha. Beban kadangkala disebut sebagai beban tetap yang dapat dihindari karena beban ini akan hilang apabila segmen ditutup atau 9

10 dihapus. Biaya bersama adalah biaya tetap yang manfaatnya dinikmati secara bersama oleh semua segmen atau unit usaha. (Hansen dan Mowen 2003) Contoh laporan laba rugi segmen berdasarkan variable costing Laporan laba rugi segmen berdasarkan variable costing Keterangan stereo Video recorder Total Penjualan xxxx xxxx xxxx Biaya Variable (xxxx) (xxxx) (xxxx) Margin kontribusi xxxx xxxx xxxx Biaya tetap (xxxx) (xxxx) (xxxx) langsung Segmen margin xxxx xxxx xxxx Biaya tetap bersama Laba/rugi xxxx xxxx Segmentasi bisnis (Business segmentation) yakni pembagian kerja kedalam unitunit khusus, memampukan perusahaan untuk mencapai laba lebih banyak (Simamora, 2002:147), departemen, divisi, teritori penjualan, pabrik dan cabang perusahaan merupakan segmen bisnis khusus di dalam sebuah perusahaan. Pendekatan segmentasi yang dipilih tergantung pada kondisi operasi dan lingkunhan perusahaan. Perhatian utama haruslah pada bagaimana perusahaan dapat menjalankan koordinasi dan komunikasi diantara segmen segmen yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.

11 Laba usaha adalah salah satu ukuran penting yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja segmen maupun keseluruhan organisasi, Apabila digunakan metode penentuan biaya pokok variabel, perusahaan dapat menyusun laporan laba rugi yang mengklarifikasikan semua beban dari segi perilakunya sebagi biaya tetap atau variabel. Komponen biaya variabel terpisah dari biaya tetap, maka dapat disusun laporan laba rugi dengan format margin kontribusi. Dengan adanya informasi margin kontribusi, pembaca laporan keuangan dapat membuat estimasi wajar terhadap seberapa banyak laba akan berubah disebabkan adanya perubahan penjualan. Segmen margin adalah menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterprestasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. II. 2. Pengertian laba rugi Laporan laba rugi (income statement) merupakan rangkuman kejadian ekonomi selama periode waktu tertentu, menyajikan pendapatan yang dihasilkan oleh aktivitas operasi, beban terkait dengan pendapatan tadi dan kerugian maupun laba usaha selama periode waktu tertentu (Simamora 2002:20) Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang disusun secara sistematis yang memuat tentang penghasilan (revenue) yang diperoleh dan biaya (expense) yang menjadi beban tanggungan perusahaan dalam usahanya selama satu periode. Laporan laba rugi akan menunjukkan sumber-sumber dari mana penghasilan

12 diperoleh serta jenis-jenis biaya yang merupakan beban perusahaan selama satu periode (biasanya satu tahun). Tujuan utama penyusunan laporan laba rugi adalah untuk menunjukkan keberhasilan yang telah diperoleh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Laporan laba rugi terdiri dari dua elemen, yaitu pendapatan dan biaya. Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk (kenaikan) aktiva suatu perusahaan atau penurunan utangnya (atau kombinasi keduanya) dalam suatu periode tertentu dari penyerahan barang dagangan, hasil produksi, penyerahan jasa atau aktivitas lain yang menrupakan usaha pokok atau central operations perusahaan tersebut (Munawir 2002:41). Menurut Hansen dan Mowen, biaya adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan member manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau periode yang akan datang. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang (moneter), yang telah terjadi atau mungkin terjadi untuk maksud tertentu. Dalam arti sempit biaya merupakan pengorbanan ekonomis untuk memperoleh aktiva. (Mulyadi 1992:8) II. 3. Perilaku biaya Perilaku biaya (cost behavior) berarti bagamana suatu biaya akan bereaksi atau memeberikan respons terhadap perubahan tingakt aktivitas usaha (simamora 2002:146). Berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

13 perusahaan, biaya dapat digolongkan atas biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. 1. Biaya tetap Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlah nya tidak berubah (konstan), terlepas dari perubahan tingkat aktivitas dalam kisaran relevan (relevant range) tertentu (simamora 2002:147). Salah satu karakteristik biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap (konstan) tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Dengan kata lain biaya tetap adalah biaya yang didalam jarak kapasitas tertentu totalnya tetap, meskipun volume kegiatan perusahaan berubahubah. Jarak kapasitas adalah serangkaian tingkat volume kegiatan perusahaan yang dapat dicapai tanpa menambah kapasitas. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa periodeik, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya gaji manajer. 2. Biaya Variabel Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah keseluruhannya berubah sebanding dengan perubahan tingkat aktivitas bisnis (Simamora, 2005:152). Karakteristik biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan, maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel, demikian pula sebaliknya. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

14 3. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel (mixed cost) adalah biaya yang mengandung unsureunsur biaya variabel dan biaya tetap. Dengan kata lain biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Berubahnya biaya ini tidak dalam tingkat perubahan yang konstan. Biaya semi variabel disebut juga biaya campuran. Karakteristik biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin besar volume kegiatan, maka semakin besar jmlah total biayanya, demikian pula sebaliknya, semakin kecil volume kegiatan semakin kecil pula jumlah total biaya. Contoh biaya semi variabel: biaya telpon, pemeliharaan mesin, biaya listrik. II. 4. Laporan laba rugi segmen dengan metode full costing dan variable costing 1. Metode Full costing / Metode Harga Pokok Penuh Konsep penentuan harga pokok penuh membebankan semua elemen biaya operasional, baik biaya tetap maupun biaya variabel ke dalam elemen harga produk atau jasa. Penentuan biaya pokok penuh (full costing) memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya produk, tidak peduli apakah biaya tersebut bersifat variabel ataukah tetap (Henry Simamora, 2002). Dalam metode harga pokok penuh (full costing) penyajian laporan

15 laba rugi didasarkan pada pendekatan fungsi, yaitu pembebanan biaya didasarkan pada fungsi perusahaan. Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi biasanya seperti fabrikasi, penualan dan administrasi. 2. Metode Variable Costing Metode variable costing atau direct costing adalah suatu metode penentuan harga pokok (dan pengaruhnya pada penyajian laporan laba rugi) dimana hanya biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok produksi (Mas ud Machfoedz, 1989:230) Perbedaan antara metode variable costing dengan metode full costing: Menurut metode full costing biaya overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan berdasarkan metode variable costing biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik. Menurut metode full costing biaya periodik diartikan sebagai semua biaya yang tidak berkaitan dengan kegiatan produksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi umum). Sedangkan menurut metode variable costing, biaya periodik adalah biaya yang bersifat tetap, yaitu biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi umum tetap. Dalam penyajian laporan laba rugi menurut metode full costing biaya dikelompokkan berdasarkan fungsi pokok yang ada dalam perusahaan yaitu, fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Sedangkan pada laporan laba rugi menurut

16 metode variable costing, biaya digolongkan berdasarkan perilakunya terhadap perubahan volume kegiatan perusahaan. II. 5 Margin Kontribusi (Contribution Margin) Margin kontribusi merupakan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya tetap dan mencetak laba usaha (Henry Simamora, 2002). Margin kontribusi adaah sisa hasil penjualan setelah dikurangi dengan biaya variabel. Titik impas yang dicari dengan metode margin kontribusi akan menetapkan seberapa besar margin kontribusi cukup untuk menutup biaya tetap. Atau dengan kata lain titik impas dicapai ketika jumlah margin kontribusi sama besarnya dengan jumlah biaya tetap. Persamaan untuk margin kontribusi total: Margin kontribusi total = pendapatan total biaya variabel total CM total = TR TVC II. 6. Manfaat Pelaporan yang tersegmentasi Manfaat dari pelaporan yang tersegmentasi adalah untuk mengetahui kinerja masing-masing unit usaha pada perusahaan secara keseluruan serta untuk memudahkan manajemen dalam pengambilan keputusan terhadap unit usahanya. Manfaat perhitungan biaya variabel untuk evaluasi kinerja telah meluas melebihi dari sekedar untuk mengevaluasi manajer. Manajer harus mampu mengevaluasi berbagai aktivitas yang menjadi tanggung jawab mereka. Misalnya: manajer harus secara terus menerus mengevaluasi kontribusi laba dari pabrik, lini produk, dan

17 wilayah penjualan. Pemisahan biaya tetap dan variabel pada perhitungan biaya variabel adalah penting untuk melakukan evaluasi yang akurat. Makna implisit dari suatu evaluasi adalah keputusan yang terkait apakah meneruskan atau menghentikan operasional suatu pabrik, atau apakah meneruskan atau menghentikan suatu lini produk. Tanpa adanya pembedaan antara biaya tetap dan variabel, evaluasi terhadap berbagai aktivitas beroriantasi laba mungkin dan keputusan yang dihasilkan mungkin akan menyesatkan. Pelaporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unti-unit lainnya dalam suatu organisasi disebut pelaporan segmen (segmented reporting). Pelaporan segmen yang disusun berdasarkan perhitungan biaya variabel menghasilkan evaluasi-evaluasi dan keputusan yang lebih baik daripada yang disusun berdasarkan perhitungan biaya absorpsi. Segmentasi yang lebih baik, diperlukan oleh para manajer untuk menjalankan tanggung jawab mereka dengan benar. Divisi terdiri dari pabrik-pabrik yang berbeda. Pabrik menghasilkan produk, dan informasi mengenai profitabilitas produk adalah penting. Beberapa produk barangkali menguntungkan, sementara beberapa lainnya tidak. Demikian juga, informasi laba pada berbagai wilayah penjualan, proyek khusus, tenaga penjual individual, dan seterusnya adalah penting. Para manajer perlu mengetahui profitabilitas berbagai segmen dalam suatu perusahaan agar mampu membuat berbagai evaluasi dan keputusan yang berhubungan dengan eksistensi berkelanjutan dari setiap segmen, tingkat pendanaan, dan seterusnya. Sebuah segmen adalah setiap entitas yang berorientasi laba di dalam organisasi. Laporan segmen mampu menyediakan informasi yang

18 berharga mengenai berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang tingkatannya dapat dipengaruhi oleh manajer.