PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

ANALISIS PERHITUNGAN BERAT KONTAINER SUMBER Ir-192 AKTIVITAS 10 Ci UNTUK BRAKITERAPI HDR

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM

DESAIN DASAR PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN COBALT-60

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

PEREKAYASAAN PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN COBALT-60

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

ANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK

PRIMA Volume 8, Nomor 1, Juni 2011 ISSN : DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA

ANALISIS DOSIS RADIASI PADA KOLAM AIR IRADIATOR GAMMA 2 MCi MENGGUNAKAN MCNP

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN. Prasyarat : 1. Deteksi Dan Pengukuran Radiasi 2. Fisika Atom Dan Inti

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

KARAKTERISASI KACA TIMBAL UNTUK PELINDUNG PENANGKAP CITRA SINAR-X

PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP

Paparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun berdasarkan kriteria dan lama kerja

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TEORI DASAR RADIOTERAPI

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

PELURUHAN RADIOAKTIF

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PEREKAYASAAN PERISAI RADIASI TIROID MENGGUNAKAN KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA DENGAN TEKNOLOGI ULTRA SONIK DAN SUHU SUPER KRITIS

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

KAJIAN KESELAMA TAN RADIASI DALAM PERANCANGAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

Bab 2. Nilai Batas Dosis

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU K3 DAN DOSIS RADIASI PEKERJA DI PUSAT TEKNOLOGI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PTRR) BATAN SERPONG

PENELITIAN DAN NUKLIR ABSTRAK PEKERJA BKTPB 1,27. msv. BEM. merupakan. tahun. ABSTRACTT. for radiation. carried out. on radiation.

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG

EVALUASI METODE PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI PADA RUANG DIGITAL RADIOGRAFI

ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

BAB III BESARAN DOSIS RADIASI

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI

KONTAINER SUMBER RADIASI 137CS 70 mci UNTUK PEMINDAI GAMMA

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

IMPLEMENTASI COMPLIANCE TEST PESAWAT DENTAL INTRAORAL PADA SALAH SATU KLINIK GIGI DI KOTA PADANG

Transkripsi:

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN Kristiyanti, Budi Santoso, Leli Yuniarsari, Wiranto B.S. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Gedung 71, Tangerang-15310 E-mail : kristiyantiwst@yahoo.com ABSTRAK PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN. Telah dilakukan perhitungan tebal perisai radiasi pada kepala gantri perangkat radioterapi eksternal Co-60 untuk posisi penyinaran. Posisi penyinaran adalah ketika sumber Co-60 dikeluarkan untuk melakukan terapi ke pasien. Perisai radiasi dimaksudkan untuk melindungi bagian tubuh pasien yang tidak diterapi sehingga bagian tersebut terlindungi dari paparan radiasi sesuai dengan ketentuan keselamatan radiasi. Perhitungan ini bertujuan untuk menentukan tebal perisai radiasi sertajenis bahan yang digunakan. Perhitungan berdasarkan prinsip pelemahan berkas radiasi gamma (γ) dan ketentuan keselamatan radiasi yang diatur BAPETEN. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa pada saat penyinaran dilakukan, perisai radiasi untuk bagian atas dan samping menggunakan bahan timbal (Lead/Plumbum-Pb) dengan tebal 21 cm, sedangkan untuk bagian bawah menggunakan bahan tungsten (Wolfram W) dengan tebal 13 cm, dan kolimator dari Pb dengan tebal 21 cm. Dengan perhitungan perisai radiasi ini, paparan yang diterima bagian tubuh pasien yang tidak diterapi adalah kurang dari setengah dari nilai batas dosis (0,5 msv). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan perisai radiasi pada posisi penyinaran ini memenuhi ketentuan keselamatan yang dipersyaratkan. Kata kunci : Radioterapi eksternal, perisai radiasi, tebal, timbal, Tungsten ABSTRACT THE DETERMINATION OF SHIELDING THICKNESS Co-60 EXTERNAL RADIOTHERAPY GANTRY HEAD FOR BEAM-ON POSITION. The calculation of Co-60 external radiotherapy gantry head shielding for beam-on position has been done. Beam-on position is the position when Co-60 source is exposed in order to therapy a patient. The shielding is intended to protect parts of patient body which are not therapied so that they are protected from radiation exposure in conjuntion with radiation safety regulations. The design is intended to determine thickness and material types of radiation shieldings which will be utilized. The design calculation is based on gamma (γ) radiation attenuation principles and has to comply with radiation safety requirements regulated by BAPETEN. From the result of calculation, Co-60 external radioteherapy gantry head shielding for beam on position consist of Lead (Plumbum-Pb) with 21cm thickness for upper and sides parts, Tungsten (Wolfram W) with 13 cm thickness for bottom parts, and Lead with 21cm thickness for collimator. Result of radiation shielding design shows that parts of patient body which are not therapied will receive less than half of dose limit value (0,5 msv) radiation exposure so that it meets the required safety regulations. Keywords: external radiotherapy, radiation shielding, thickness, lead, tungsten. PENDAHULUAN Perangkat radioterapi eksternal menggunakan Co-60 berfungsi untuk terapi pasien kanker dengan cara memberikan radiasi gamma ( ) dari radioisotop Co-60. Di Indonesia hanya terdapat 20 rumah sakit yang memiliki fasilitas radioterapi. Sedikitnya fasilitas radioterapi di Indonesia antara lain disebabkan oleh harga perangkat radioterapi yang mahal. Karena itu diperlukan pengembangan kemampuan lokal untuk menghasilkan perangkat radioterapi. Dengan demikian pelayanan terapi kanker untuk masyarakat Indonesia dapat ditingkatkan. Perhitungan dilakukan dengan mengambil acuan perangkat radioterapi menggunakan Co-60 yang ada di rumah sakit 200

Hasan Sadikin (RSHS) Bandung [1]. Perangkat Radioterapi disajikan seperti pada Gambar.1. Gambar 1. Perangkat Radioterapi Eksternal Perhitungan rancangan berdasarkan pelemahan berkas radiasi γ dari radioisotop Co-60. Bagian dari perangkat tersebut antara lain terdiri dari kepala sumber, yaitu tempat dimana radioisotop berada. Radioisotop pada saat penyimpanan atau pada saat tidak melakukan penyinaran akan berada pada posisi beam off, sedangkan pada saat melakukan penyinaran berada pada posisi beam on, dimana sumber berada pada posisi diatas kolimator. Perangkat Radioterapi pada bagian kepala sumber seperti pada Gambar 2. COLLIMATOR PRIMER COLLIMATOR POSISI BEAM ON Gambar 2. Susunan Perisai Radiasi pada Kepala Sumber Pada saat penyimpanan, sumber radioisotop Co-60 sudah terlindungi oleh perisai radiasi yang terdiri dari bahan timbal (Pb), tungsten (W) dan juga depleted uranium (DU). Dalam makalah ini akan dibahas perhitungan ketebalan perisai radiasi pada saat penyinaran dimana posisi sumber isotop terarah pada pasien, sehingga bagian tubuh pasien yang tidak perlu diterapi terlindungi dengan perisai radiasi dan terhindar dari paparan radiasi. Bahan perisai radiasi yang akan digunakan terdiri dari W dan Pb. Bahan dari W digunakan karena akan memberikan bentuk yang lebih kecil dan lebih ringan sedangkan bahan Pb digunakan untuk kolimator yang berfungsi untuk menyearahkan penyinaran. Dengan menggunakan perisai radiasi maka diharapkan perangkat Radioterapi bisa memenuhi ketentuan keselamatan yang telah ditetapkan. METODE Optimasi proteksi dan keselamatan radiasi harus diupayakan agar paparan radiasi terhadap pasien minimum sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai tujuan radioterapi. Paparan radiasi terhadap jaringan normal selama radioterapi dipertahankan serendah mungkin yang dapat dicapai sesuai dengan pemberian dosis yang diperlukan pada volume target. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 3 Tahun 2013 disebutkan bahwa Nilai Batas Dosis (NBD) untuk anggota masyarakat tidak boleh melampaui dosis efektif sebesar 1 msv dalam satu tahun. Bagian tubuh pasien yang yang terlindungi sesuai dengan penerapan optimasi proteksi dan keselamatan radiasi hanya boleh menerima paparan radiasi ½ (satu per dua) dari NBD [2] NBD adalah dosis terbesar yang diizinkan oleh BAPETEN yang dapat diterima oleh pekerja radiasi atau anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa memberikan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir. Perangkat Radioterapi akan memberikan dosis serap dengan satuan Gray pada setiap pasien. Untuk menghitung dosis efektif yang diterima pasien digunakan persamaan ekuivalensi dosis : Sv = Rad x WR x WT (1) Sv = satuan dosis efektif Rad = satuan dosis serap W R = faktor bobot radiasi W T = faktor bobot jaringan Sedangkan 1 Gy = 100 Rad Faktor bobot radiasi (W R) ditentukan berdasarkan jenis dan energi radiasi, sedangkan faktor bobot jaringan (W T) digunakan untuk dosis serap didalam setiap organ. Perhitungan perisai radiasi untuk radioisotop Co-60 pemancar sinar ( ) berdasarkan prinsip pelemahan berkas radiasi digunakan Persamaan [3] : I = Io. e µt (2) 201

Io dinyatakan sebagai paparan radiasi sebelum melewati perisai radiasi I dinyatakan sebagai paparan radiasi sesudah melewati perisai radiasi besarnya sesuai dengan NBD yang telah ditentukan. µ koefisien atenuasi linier bahan dimana nilainya bisa didapatkan dari koefisien atenuasi massa (µ/ρ). t tebal dari perisai. Dari hasil perhitungan tebal perisai masih harus ditambah dengan faktor bentuk yaitu Build Up factor (B), digunakan Persamaan [4] : I Io = B. e μt (3) Faktor bentuk B adalah faktor pertumbuhan yang mempunyai nilai >1. Faktor B bergantung pada energi radiasi, nomor atom bahan dan juga pada tebal perisai. Harga B bisa dilihat pada Gambar 3. yaitu kurva faktor pertumbuhan dosis untuk berbagai B Lead energi radiasi dalam bahan timbal (lead) [5]. Dengan memasukkan harga µt dan energi isotop yang digunakan maka bisa diketahui harga B. Number of mean free paths (µt) Gambar 3. Kurva faktor pertumbuhan dosis untuk berbagai energi radiasi dalam bahan timbal Dari hasil kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa harga t yang dihitung dengan Pers. (3) akan terlalu tipis [4], karena itu perlu ditambah tebalnya. Tebal perlu ditambah lapisan setebal n Half Value Layer (HVL) menjadi t 1 sesuai dengan Persamaan : t 1 = t + n. HVL (4) HVL adalah tebal lapisan perisai yang diperlukan untuk menjadikan besaran semula menjadi setengahnya. Nilai HVL dapat diketahui dari hubungan HVL = 0, 693 μ (5) Perhitungan diulang dengan cara menambah harga t dan memasukkan harga B pada Pers. (3), sampai diperolah harga I sesuai dengan dosis yang diinginkan. Untuk menghitung daya serap radiasi (I/I 0) digunakan substitusi dari Pers. (2) didapatkan Persamaan : Daya serap = I0 - I = (1- e -µt ) (6) Jika diinginkan bahan perisai yang berbeda, maka dengan menggunakan prinsip ekuivalensi daya serap yang sama, tebal bahan bisa dicari dengan cara substitusi dari Pers. (6) sehingga dihasilkan Persamaan : µ1. t1= µ2. t2 (7) t i = tebal bahan ( i= 1, 2, ) µ i = koefisien atenuasi linier bahan ( i= 1, 2, ) PERHITUNGAN Susunan perisai pada posisi penyinaran terdiri dari : - Perisai bagian atas dan samping - Perisai bagian bawah. Untuk menghitung tebal Pb dan W dibutuhkan data µ yang bisa diperoleh dari nilai koefisien linier massa pada energi sesuai sumber radiasi yang digunakan yaitu Co-60 yang mempunyai energi 1,17 MeV dan 1,33 MeV. Dalam perhitungan ini diambil energi sumber radiasi rata-rata 1,25 MeV [6]. Harga koefisien linier µ pada energi 1,25 MeV disajikan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Harga koefisien linier bahan (µ) pada energi 1,25 MeV [7] Unsur μ/ρ (cm 2 /gr) ρ (gr/cm 3 ) µ (cm -1 ) Pb 0,05945 11,34 0,674 W 0,0563 19,3 1,0866 A. PERISAI BAGIAN ATAS DAN SAMPING Penyinaran direncanakan selama terapi sebanyak 10 kali dan dilakukan pada tahun yang 202

sama. Bagian tubuh lain yang tidak terkena langsung penyinaran dengan asumsi batas dosis ½ kali NBD (1 msv) sesuai ketentuan, maka dosis yang diperbolehkan sebesar ½ msv per tahun. Jika dosis serap yang diberikan ke pasien 2 Gy [8] untuk sekali terapi, maka dengan menggunakan Pers. (1) dosis efektif untuk kulit yang diterima pasien : Faktor bobot radiasi Wr =1 dan faktor bobot jaringan kulit Wt = 0,01 dosis serap = 2 Gy = 200 rad Dosis efektif = 200 x 1 x 0,01 = 2 Sv = 2.000 msv Jika dalam terapi dilakukan 30 kali penyinaran maka dosis efektip yang diterima pasien = 2.000 msv x 30 = 60.000 msv Harga koefisien linier bahan Pb untuk energi dari Co-60 sesuai Tabel 1, µ = 0,674 cm -1, Perhitungan tebal perisai dari Pb dihitung dengan menggunakan Pers. (2). 0, 5 = 60. 000. e (0,674)t dari hasil perhitungan didapat tebal perisai radiasi Pb (t) = 17,35 cm. Ketebalan tersebut jika dimasukkan dalam Pers. (3), didapatkan harga I = 2,30 msv tetapi harga tersebut belum memenuhi nilai batas dosis, sehingga tebal masih harus ditambah 0,5 HVL. Nilai HVL dihitung dari Pers. (5). Didapatkan harga HVL = 1,028 Tebal menjadi t 1 = 17,35 + 0,5 HVL = 17,864 cm µt 1 = 12,04 dari Gambar 3 didapat harga B = 4,6 Dengan menggunakan Pers. (3) didapat harga I yaitu intensitas atau dosis setelah melalui perisai radiasi = 1,63 msv. Perhitungan diulang dengan menambah tebal seperti cara diatas. Begitu seterusnya sampai didapatkan harga I < 0,5 msv, sehingga didapatkan tebal Pb = 19,92 cm. B. PERISAI BAGIAN BAWAH Untuk mengurangi berat kepala sumber maka bagian bawah Beam on dipasang perisai dari bahan Tungsten (W). Jika dikehendaki bahan W mempunyai daya serap yang sama bahan Pb, maka tebal bahan perisai W bisa dicari dengan menggunakan Pers. (7). (0,674). (19,92) = (1,0866). (t w) (t w) = 12,356 cm HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan tebal perisai radiasi dengan intensitas setelah melewati Pb seperti disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil perhitungan tebal perisai radiasi dengan intensitas setelah melewati Pb Tebal (cm) µt (gr/cm 2 ) B I ( msv) 17,35 17,86 18,38 18,89 19,40 19,92 11,69 12,04 12,38 12,73 13,08 13,43 4,6 4,6 4,7 4,7 4,8 4,9 2,30 1,63 1,18 0,85 0.60 0,43 Dari Tabel 2 didapatkan untuk tebal 19,92 cm, maka harga I sudah < 0.5 msv, sehingga ketebalan perisai sudah mencukupi. Dari perhitungan menggunakan RadPro Calculation didapatkan tebal perisai radiasi Pb = 20,3 cm, sedangkan tebal W = 12,6 cm [9]. Dalam perancangan ini digunakan tebal Pb = 21 cm dan tebal menggunakan W =13 cm. Jadi pada saat penyinaran dibutuhkan perisai radiasi untuk bagian atas, samping dan bagian bawah jika menggunakan bahan dari Pb dibutuhkan tebal 21 cm. Perisai radiasi bagian bawah menggunakan bahan dari W untuk perisai yang tetap, tebal 13 cm. Untuk penyearah paparan atau kolimator digunakan bahan dari Pb yang terdiri dari segmen sirip, dimana tiap segmen sirip mempunyai ketebalan 3 cm, sehingga dibutuhkan 7 segmen sirip, total tebal kolimator menjadi 21 cm.. Bentuk segmen sirip ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya lubang penyinaran. Besar kecilnya lubang penyinaran tergantung dari kebutuhan pasien, jika dibutuhkan lubang penyinaran sempit, maka kolimator akan merapat sehingga bagian tubuh lain hanya terlindungi dari 203

perisai W yang tidak dibutuhkan masih aman dari paparan yang Perisai bagian atas dan samping bersifat stabil dibutuhkan tebal Pb 21 cm. Hasil rancangan susunan perisai radiasi pada kepala sumber disajikan pada Gambar 4. W : 13 cm Pb : 21cm Sumber 5. Anonim, 1966, Data on Shielding from Ionizing Radiation, British Standards Institution Part I, Shielding from Gamma Radiation, London. 6. Anonim, 2006, Radiation Protection in the Design of Radioteraphy Fasilities, IAEA, Sefety Report Series No 47, Vienna. 7. Jaeger R.G., 1968, Engineering Compendium on Radiation Shielding, International Atomic Energy Agency Vienna, NewYork. 8. Anonim, 1999, Operation Instruction, Fcc 8000 F Co-60 Therapy Unit, Shandong Xinhua Medical Instrument Co. 9. Anonim, Rad Pro Calculation, www.radprocalculator.com/gamma.aspx. Kolimator Pb : 21cm Gambar 4. Hasil rancangan susunan perisai radiasi pada kepala sumber pada posisi penyinaran KESIMPULAN Perangkat radioterapi pada bagian kepala sumber yaitu tempat sumber isotop berada pada posisi penyinaran, dilengkapi dengan perisai radiasi. Berdasarkan hasil perhitungan perisai radiasi agar perangkat mampu melindungi bagian tubuh yang tidak diterapi sehingga memenuhi ketentuan keselamatan yang dipersyaratkan, maka desain tebal perisai radiasi perangkat : Bagian atas dan samping perisai radiasi terbuat dari bahan Pb dengan ketebalan 21 cm. Bagian bawah, terpasang perisai radiasi W tebal 13 cm dengan dilengkapi kolimator dari bahan Pb yang berfungsi untuk menyearahkan paparan yang terdiri 7 sirip dengan tebal 3 cm sehingga ketebalan total 21 cm. DAFTAR PUSTAKA 1. Wiranto Budi Santoso, 2012, Disain Dasar Perangkat Radioterapi Eksternal Menggunakan Co-60, Proposal Program Insentif Peningkatan Kemampuan Penelitian dan Perekayasaan (PI PKPP), PRPN BATAN. 2. Anonim, 2013, Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Radioterapi, Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No : 3 Tahun. 3. Herman Chamber, 1983, Introduction to Health Physics, Pergamon Press, Nortwestern University. 4. Suwarno Wiryosimin, 1995, Mengenal Asas Proteksi Radiasi, ITB Bandung. 204