MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Oleh: Udin S. Sa ud, Ph.D. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

Pendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas tinggi merupakan suatu bangsa yang akan mampu bersaing dan

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

PENDAHULUAN. Setelah membaca bab ini Anda diharapkan dapat : 1. Mengetahui karakteristik program pembelajaran anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

KTSP TK Dra. Masitoh, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

Persepsi Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini di PAUD Ceria Desa Sesela Kabupaten Lombok Barat

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari proses belajar mengajar di sekolah, sebab sekolah. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial sama seperti dengan orang dewasa. Anak

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

KURIKULUM ANAK USIA DINI /PRA SEKOLAH/TK. Oleh : Dra. Masitoh, M.Pd.

Transkripsi:

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Oleh: Udin S. Sa ud, Ph.D A. Pendahuluan Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini pada umumnya diarahkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilainilai kehidupannya. Melalui pendidikan, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya agama, intelektual, sosial, emosi, dan fisik, memiliki dasar-dasar agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan prilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan, serta memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif. Kepedulian terhadap pendidikan anak usia dini menunjukkan akan esensi pendidikan itu sendiri dalam merespon tantangan dan persaingan dewasa ini. Sejak lama banyak ahli (Montessori, Peabody, Froebel, Ki Hajar Dewantara, Cuisenaire) yang memandang anak usia 1

dini sebagai fase yang sangat fundamental bagi perkembangan kepribadian dasar individu. Meskipun ada pola-pola perkembangan umum yang lajim dilalui oleh anak, variasi individual antar anak yang satu dengan anak yang lainnya tetap ada. Masing-masing anak merupakan pribadi yang unik dan menarik. Dengan demikian perilaku orang dewasa yang lain yang dapat membantu perkembangan anak adalah dengan memberikan umpan balik yang positif, bersikap terbuka, melakukan negosiasi, mau mendengar, adanya kedekatan emosional sehingga anak merasa dihargai, diterima dan diakui. Selain itu dengan memberikan berbagai perangsangan tersebut anak diharapkan dapat mengatur perasaan dan emosinya sendiri yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungan sosial mereka kelak. B. Model-Model Pembelajaran Pada Anak Usia Dini Pembelajaran anak usia dini dapat dikelompokkan menjadi tiga pendekatan, yaitu: pembelajaran bebas, pembelajaran terpimpin, dan pembelajaran kondusif. 1. Pembelajaran Bebas a. Pengertian Pembelajaran bebas merupakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna kepada anak. Strategi ini sangat menguntungkan anak yang memiliki kekuatan 2

untuk mandiri. Anak yang mandiri menunjukkan kepemimpinannya, tidak terlalu tergantung guru. Bila perlu anak datang kepada guru. Kreativitasnya dapat berkembang. Iapun tidak canggung, kebutuhan bermain anak dicukupi, kegiatan bermain dihargai dan dianggap sebagai cerminan kehidupan yang sebenarnya. Sebaliknya bagi anak yang kurang mandiri, model pembelajaran ini dapat menimbulkan frustasi, tidak tahu apa yang harus dilakukan, putus asa, cemas, bosan, bingung, dan tidak terkendalikan. b. Ciri-ciri Pembelajaran bebas memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut: o Kegiatan pembelajaran berpusat pada anak o Memberikan pengalaman langsung pada anak o Strategi pembelajaran kurang terstruktur, bersifat fleksibel o Kebebasan bermain tidak dibatasi o Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak c. Prosedur o Pelajari kompetensi dasar pada kelompok dan semester yang sama dari setiap kemampuan yang akan dikembangkan. o Dalam pelaksanaan pembelajaran bebas perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di 3

lingkungan o Persiapkan alat-alat bermain yang bervariasi untuk menunjang kegiatan yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan 2. Pembelajaran Terpimpin a. Pengertian Berbeda dengan pembelajaran bebas, pembelajaran terpimpin merupakan strategi yang sepenuhnya dikendalikan guru. Guru lebih banyak berbicara dan anak mendengarkan, mengikuti contoh dan perintah guru, melakukan drill dan latihan sesuai rencana guru. Anak yang tidak dapat menangkap contoh, dipisahkan dan dibetulkan guru. Anak merasa berhasil kalau ia dapat menjalankan apa kehendak guru. Suasana pembelajaran diwarnai oleh banyaknya perilaku yang tidak dibenarkan guru sehingga banyak anak membutuhkan peringatan guru terusmenerus untuk menyelesaikan tugasnya. b. Ciri-ciri Beberapa karakteristik pembelajaran terpimpin yaitu: o Berpusat pada perilaku mengajar guru o Kreativitas anak kurang berkembang o Menyajikan konsep dan berbagai materi dalam suatu proses pembelajaran untuk dikuasai anak o Menekankan disiplin, keteraturan prosedur, dan menghargai 4

senioritas o Hasil belajar ditentukan oleh kegiatan-kegiatan guru dalam mengajar c. Prosedur o Guru menyusun silabi berdasarkan kompetensi dasar yang akan dikembangkan o Guru menyiapkan alat-alat peraga/bermain sesuai dengan kompetensi yang telah direncanakan o Dalam proses pelaksanaannya, anak dikondisikan untuk mentaati instruksi, perintah, dan larangan dari guru o Penilaian hasil belajar berdasarkan pada penguasaan anak sesuai dengan apa yang diperintah guru 3. Pembelajaran Kondusif (Supportive climate) a. Pengertian Pembelajaran kondusif ini merupakan kombinasi antara suasana pembelajaran bebas dengan suasana pembelajaran terpimpin. Guru dan anak berbagi proses pembelajaran dan pengalaman. Guru berusaha menyeimbangkan secara efektif antara kebebasan aktif bereksplorasi dan membatasi agar merasa aman ketika belajar. Guru mencipta lingkungan pembelajaran dengan penuh pilihan minat. Keteraturan dalam rutinitas. Anak diberi penguatan untuk mengekspresikan diri dan menjalankan keinginannya. Meskipun tugas telah direncanakan oleh guru, 5

anak tetap berkesempatan untuk mengambil keputusan pilihan materi dan bahan. Sepanjang hari guru bertindak sebagai partner yang menaruh minat pada apa yang dilakukan anak. Guru mengamati, mendengarkan, berinteraksi, membesarkan hati anak, membantu memecahkan masalah. Guru memberi model perilaku yang benar dan mengkaitkannya dengan pengalaman anak. Keterlibatan anak untuk bertanggung jawab atas solusi atau hasil pemecahan masalahnya sendiri. Mencipta suasana yang supportive mendukung kebutuhan anak. Anak belajar aktif, mereka fokus pada minat, dan inisatifnya, mencoba ide, bicara tentang apa yang dilakukan, memecahkan masalah sendiri. b. Ciri-ciri Karakteristik utama pembelajaran kondusif antara lain: o Pengalaman dan kegiatan belajar re1evan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak. o Menyenangkan karena bertolak dan minat dan kebutuhan anak. o Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna. o Mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi. o Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. 6

c. Prosedur o Pembelajaran kondusif dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan utuh. o Dalam pelaksanaan pembelajaran kondusif perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan. o Pilihlah tema yang terdekat dengan anak. o Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema. Pendekatan apapun yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, diharapkan selalu mendudukkan anak sebagai pusat perhatian dan perlakuan. Peranan guru dalam pembentukan pola pembelajaran bukan ditentukan oleh didaktik metodik apa yang akan dipelajari, melainkan pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi secara aktif lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan, serta berkonsultasi dengan nara sumber lain. Pendekatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak Kegiatan pembelajaran pada anak dini harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak Usia Dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai 7

optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis (intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional). Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak. 2. Belajar Sambil Bermain Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Upaya-upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. Menggunakan strategi, metode, materi/bahasan media yang menarik, serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak untuk yang dekatnya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. 3. Kreatif dan Inovatif Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir, dan menemukan hal-hal baru. 4. Lingkungan Kondusif Lingkungan harus diciptakan sedemikian menarik, sehingga anak akan betah. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak bermain. Penataan ruang harus senantiasa 8

disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain dan tidak menghalangi interaksi dengan pendidik atau dengan temannya. 5. Tema Jika pembelajaran yang dilakukan memanfaatkan tema, maka pemilihan tema dalam kegiatan hendaknya dikembangkan dari halhal yang paling dekat dengan anak, sederhana serta menarik minat anak. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. 6. Mengembangkan Keterampilan Hidup Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan keterampilan hidup. Pengembangan konsep keterampilan hidup didasarkan pada 2 tujuan yaitu: a. Memiliki kemampuan untuk menolong diri sendiri (self help), disiplin dan sosialisasi. b. Memiliki bekal keterampilan dasar dan beranjak dari tema jenjang selanjutnya. 7. Menggunakan Pembelajaran Terpadu Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang dengan menggunakan model pembelajaran terpadu dan beranjak dari tema yang menarik minat anak (center of interest). Kegiatan pembelajaran disajikan secara terintegrasi dalam suatu aktivitas yang dialkukan oleh anak. 9

8. Pembelajaran Berorientasi pada Prinsip-prinsip Perkembangan Anak yaitu: Anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan tentram secara psikologis Siklus belajar anak selalu berulang Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya Minat anak dan keingintahuannya memotivasi belajarnya Perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individual. C. Bermain sebagai Aplikasi Pembelajaran yang Efektif di PAUD Bagi anak, bermain merupakan suatu kegiatan yang sifatnya melekat langsung pada kodrat dan kebutuhan perkembangan anak. Anak usia dini lebih banyak belajar dari pengalaman berinteraksi dengan obyek-obyek konkrit dan orang sekitarnya-teman, guru, orang tua, daripada melalui simbol-simbol tertulis. 1. Arti Bermain Bermain diartikan sebagai suatu kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara instrinsik, menyenangkan, aktif, dan fleksibel. Semakin suatu aktivitas memiliki ciri-ciri tersebut, berarti aktivitas itu semakin merupakan bermain (Solehudin, 1996). Dalam bermain anak bisa melakukan aktivitas yang mempraktekkan kemampuan dan keterampilannya dalam kegiatan mencoba, meneliti dan menemukan hal-hal baru. Aktivitas- 10

aktivitas yang dilakukan anak di saat bermain bisa membuat anak aktif dan interaktif, baik secara fisik maupun secara mental sehingga dapat mendukung pemberdayaan berbagai aspek perkembangan anak berdasarkan kenginan dan kemauannya sendiri. 2. Manfaat Dengan bermain dapat membantu anak dalam mengembangkan banyak aspek fundamental dari perkembangan anak, baik fisik, intelektual, sosial, dan emosional. a. Bermain dapat mengembangkan otot-otot disaat anak melakukan kegiatan fisiknya. b. Bermain dapat mengembangkan keterampilan intelektual di saat anak terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang menuntut pikirannya. c. Bermain dapat mengembangkan keterampilan sosial di saat sejumlah anak terlibat aktif dalam suatu interaksi dengan orang lain. d. Bermain dapat mengembangkan aspek emosi disaat anak belajar mengendalikan emosinya 3. Mekanisme Bermain sebagai Belajar Dalam mengimplementasikan penggunaan bermain sebagai media pembelajaran anak, peran pendidik sangatlah berpengaruh sebagai fasilitator yang penuh perhatian terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan anak. Untuk memfasilitasi aktivitas bermain anak, para pendidik perlu melakukan aktivitas berikut: a. Menyediakan dan mendesain lingkungan dan perlengkapan 11

bermain yang kaya dan aman. b. Menyediakan waktu atau mengatur jadual untuk aktivitas bermain yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan. c. Mengamati aktivitas anak di saat bermain. d. Memberikan petunjuk yang diperlukan, khususnya untuk melakukan suatu permainan e. Menciptakan suasana yang kondusif untuk bermain. D. Kesimpulan Pemahaman tentang pembelajaran anak usia dini dengan bermain, saat ini diharapkan sudah lebih dipahami para pengelola, pendidik atau pemerhati. Cukup banyak pendekatan pembelajaran anak usia dini, meskipun demikian dapat dikelompokkan menjadi tiga pendekatan, yaitu: pembelajaran bebas, pembelajaran terpimpin, dan pembelajaran kondusif. Pembelajaran bebas menekankan aktivitas-aktivitas belajar yang kurang terstruktur dan kebebasan bermain yang tidak dibatasi. Pembelajaran terpimpin diwarnai oleh banyaknya perilaku guru dalam mengendalikan aktivitas belajar anak. Sedangkan pembelajaran kondusif berusaha menyeimbangkan secara efektif antara kebebasan aktif bereksplorasi dan membatasi anak agar merasa aman ketika belajar. Dalam melaksanakan model pembelajaran yang tepat, pendidik perlu menguasai pendekatan-pendekatan lain. Misalnya pengetahuan tentang pendekatan holistik, teknik melibatkan anak dalam menentukan 12

pembelajaran, memposisikan pendidikan sebagai fasilitator, mengutamakan hasil karya otentik anak, dan tidak adanya keharusan urutan tertentu atau cara berpikir linier. Untuk kegiatan ini dapat beranjak dari media permainan kemudian dikembangkan menjadi berbagai pengayaan. Setiap media permainan dapat berfungsi untuk mengembangkan faktor fisik, emosi, sosial dan kecerdasan anak. DAFTAR PUSTAKA Bodrova, Elena dan J. Leong, Deborah (1996). Tools of the Mind, Columbus, Ohio: Prentice Hall Hofmann, Mary, dan Weikart, David P. (1995). Educating Young Children. Ypsilanti: High Scope Education Research Schiller, Pam. (1999). Start Smart Building Brain Power. Maryland: Gryphon House. Solehudin, M. Bermain merupakan Sarana Yang Unik dan Alami bagi Perkembangan dan Belajar Anak. Jurnal Pendidikan 9. p.26-30, 1996 Sudono, Anggani. Gaya Pembelajaran Anak Usia Dini. Buletin PADU, Vol. 2 No.01, April 2003 Vialle, Wilma, et al. (2000). Handbook on Child Development. Australia: Social Science Press. 13