I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

I. PENDAHULUAN. komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian. manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Guna mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik fisik maupun moril, sehingga pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya menjadikan manusia yang lebih bermanfaat dan berkualitas. Pendidikan juga dapat memajukan bangsa dan berguna untuk mengubah bangsa agar mampu bersaing diranah internasional. Melalui pendidikan maka suatu bangsa dapat berdiri kokoh di tengah-tengah globalisasi dunia. Dalam pasal 2 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 TH. 2003) dijelaskan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berangkat dari hal tersebut di atas, secara formal upaya menyiapkan kondisi, sarana/prasarana, kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang mengarah kepada pembentukan watak dan budi pekerti generasi muda bangsa memiliki landasan yuridis yang kuat. Namun, hal tersebut baru disadari ketika terjadi krisis akhlak yang menerpa semua lapisan masyarakat. Termasuk juga pada anak-anak usia sekolah. Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya tersebut mulai dirintis melalui pendidikan karakter bangsa. Dalam pemberian

2 pendidikan karakter bangsa di sekolah, para pakar berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang. Pertama, bahwa pendidikan karakter bangsa diberikan berdiri sendiri sebagai suatu mata pelajaran. Pendapat kedua, pendidikan karakter bangsa diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKn, pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga, pendidikan karakter bangsa terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran. Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, adil dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju, modern, makmur, dan sejahtera adalah bangsa yang memiliki sistem dan praktek pendidikan yang bermutu. Dengan demikian pendidikan memiliki peran yang sangat penting, bukan hanya menghasilkan warga belajar dengan prestasi tinggi tetapi mampu melahirkan generasi baru yang memiliki karakter yang baik dan bermanfaat bagi masa depan bangsa. Peranaman pendidikan karakter sudah tidak bisa ditawar untuk diabaikan, terutama pada pembelajaran di sekolah disamping lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan dianggap belum berkarakter dan belum mampu melahirkan warga negara yang berkualitas, baik prestasi belajar maupun berperilaku baik. Bahkan penekanan pembelajaran masih sangat dominan atau fokus pada penguasaan materi. Bahkan siswa yang akan menempuh ujian nasional diberi tambahan jam pelajaran, dengan harapan nilai UN tinggi, banyak yang lulus yang belum menyentuh pendidikan karakter sebagai

3 penunjang prestasi siswa. Padahal apabila pembelajaran dilakukan dengan penerapan pendidikan karakter, maka akan dihasilkan insan yang cendekia dan bernurani. Dengan istilah lain bahwa melalui pendidikan karakter yang positif diharapkan menghasilkan siswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beriman, berprestasi, disiplin, tanggung jawab, sopan, berakhlak mulia, kreatif, mandiri. Sehingga pendidikan karakter mempunyai andil yang sangat besar dan sudah sangat penting untuk dicanangkan sebagai bagian pembentukan akhlak bagi pelajar Indonesia. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Suyanto (2010) pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Pendidikan karakter dalam menjalankan fungsinya adalah sebagai salah satu sarana untuk mempersiapkan generasi yang akan datang, yang sedang mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaan. Dengan demikian,

4 pendidikan karakter ini merupakan sesuatu yang sangat urgen dan perlu diperhatikan serta dikembangkan sebaik mungkin. Salah satu peran pendidikan karakter yang sangat penting adalah menentukan seseorang dalam perilaku religiusnya. Oleh karena itu menjadi tantangan dunia pendidikan untuk mengintegrasikan pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran terpadu, agar mampu menyiapkan SDM yang berperilaku religius. Pengajaran agama bagi peserta didik, khususnya di sekolah-sekolah umum seperti SD, SMP, SMA dan SMK, bila mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KSTP), dirasakan adanya kekurangan jam pelajaran. Masalah inilah yang kemudian dianggap sebagai penyebab utama kekurangan peserta didik memahami, mengahayati dan mengamalkan ajaran agama. Dari kekurangan inlah pada akhirnya peserta didik tidak mampu membentengi dirinya dari berbagai pengaruh negatif. Hal ini terlihat jelas, karena masih banyak peserta didik di sekolah yang berperilaku kurang baik. Implementasi pendidikan karakter sudah lama diterapkan pada dunia pendidikan, namun pelaksanaannya masih dirasakan kurang atau lemah dalam pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai religius peserta didik. Kelemahan itu bisa dilihat dari kenakalan remaja, seperti pergaulan bebas, siswa mengkonsumsi narkoba, tawuran antar pelajar, mencontek, bolos sekolah dan berbagai hal negatif lainnya yang terjadi di dunia pendidikan. Hal tersebut merupakan contoh cerminan lunturnya karakter bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, penanaman nilai karakter anak selain dilakukan dalam lingkungan keluarga juga harus dilakukan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Jika

5 seorang anak tidak mengenal dan memahami nilai karakter bangsa maka akan berakibat pada kemerosotan nilai bangsa itu sendiri. Berikut data pelanggaran peserta didik yang tidak sesuai dengan perilaku religus. Tabel 1. Data Pelanggaran Peserta Didik Kelas VII SMP N 12 Bandar Lampung (Semester Genap) Tahun Pelajaran 2012/2013 No Keterangan Kelas JUMLAH VII A VII B VII C VII D VII E VII F VIIG VII H 1 Tidak 9 4 6 4 7 9 3 5 47 mengikuti kegiatan keagamaan 2 Berperilaku 4 2 5 3 5 5 0 3 27 tidak sopan dan melawan guru 3 Berkelahi 4 0 6 4 4 2 2 0 22 dengan teman 4 Membawa gambar porno 2 0 0 1 2 0 0 0 5 Jumlah 101 Sumber : Guru BK SMP N 12 Bandar Lampung Berdasarkan data di atas, pelanggaran yang banyak dilakukan siswa adalah tidak mengikuti kegiatan keagamaan. Menurut pengamatan penulis dari penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, ternyata alasan siswa melakukan pelanggaran tersebut dikarenakan malas, kurangnya informasi, dan menganggap bahwa kegiatan keagamaan yang sering diadakan oleh sekolah terkesan membosankan sehingga hal tersebut memicu siswa untuk tidak mengikuti kegiatan keagamaan. Selain itu, tidak adanya sanksi tegas yang

6 diberikan sekolah kepada siswa yang melanggar sehingga pelanggaran semacam itu sering dilakukan berulang-ulang. Mengingat pendidikan karakter dan perilaku religius merupakan hal yang mendasari dalam rangka membentengi arus globalisasi, maka penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul pengaruh Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku Religius Peserta Didik Kelas VII DI SMP Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Efektifitas pendidikan karakter yang dinilai tidak efektif. 2. Pemahaman guru dan siswa terhadap pendidikan karakter dinilai masih rendah. 3. Tingkat kesadaran siswa yang masih rendah dalam menerapkan perilaku religius. 4. Program sekolah belum memenuhi standar yang baik dalam melaksanakan kegiatan bernuansa religi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti, yaitu : pengaruh Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku

7 Religius Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimanakah pengaruh Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku Religius Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mengetahui adanya pengaruh Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku Religius Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoretis kegunaan penelitian tentang pengaruh Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku Religius Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 12 adalah untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu pendidikan yang termasuk kedalam ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang upaya pembentukan perilaku religius pada diri peserta didik.

8 b. Kegunaan Praktis Kegunaan penelitian secara praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi dinas pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi Sekolah/Lembagapendidikan agar berperan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten. 3. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi guru untuk memberikan contoh yang baik aar dapat dijadikan teladan oleh peserta didik. 4. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi siswa dalam membentuk kepribadian sesuai dengan akhlak yang baik. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu ini adalah ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan yang berhubungan dengan pengaruh Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku Religius Peserta Didik. 2. Ruang Lingkup Subyek Ruang lingkup subyek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas VII Di SMP Negeri 12 Bandar lampung.

9 3. Ruang Lingkup Obyek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah pengaruh Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku Religius Peserta Didik Kelas VII DI SMP Negeri 12. 4. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 12 Bandar Lampung. 5. Ruang Lingkup Waktu Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan tanggal 6 februari 2013 oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesainya penelitian ini tanggal 28 mei 2013.