Bagaimana Pemimpin Mengambil Keputusan

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan pada Manajemen. Ima Yudha Perwira, SPi, MP

PERENCANAAN. By Eti Rimawati,SKM 12

06/11/12. Satu bulan kemudian

Management By Objectives (MBO) = Manajemen Berdasarkan Sasaran

METHOD AND TIME STUDY

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, ditambah

BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi

Materi Minggu 3. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM

UPAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG TEPAT

Pasal KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI. Bahan Pembinaan Kader Pemimpin. Workbook: Bagaimana Pemimpin Mengambil Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

MENULIS ITU BERCERITA!

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan ekonomi negara menjadi isu hangat yang sering diperbincangkan. Perkembangan ekonomi

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kewirausahaan. Tantangan dan Masalah Dalam Berwirausaha. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN NORMATIF: HARUSKAH PEMIMPIN YANG MEMUTUSKAN SEMUANYA?

BAB I PENDAHULUAN. syndrome, hyperactive, cacat fisik dan lain-lain. Anak dengan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu hal atau peristiwa yang baru saja atau sedang terjadi. Orang tersebut

MASALAH RISET A. Identifikasi, Penentuan, dan Perumusan masalah 1. Identifikasi Masalah

BAB II MANAJEMEN SERVIS

KIAT-KIAT PENULISAN ILMIAH POPULER PADA MEDIA MASSA

Pengantar: Kebijakan Berbasis Bukti

2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu elemen dalam perusahaan yang sangat penting adalah Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007

MEMBANGUN BUDAYA BELAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVESTIGASI INSIDEN. Session Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

DAN TUJUAN PENELITIAN TOPIK-4 MPS 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masalah. dipecahkan (to be solved) hanya untuk dibicarakan atau dibahas (to be discussed).

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

Perencanaan (Planning)

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma

MENYUSUN SOAL TES OBJEKTIF: BENTUK PILIHAN GANDA (CONSTRUCTING OBJECTIVE TEST ITEMS: MULTIPLE-CHOICE FORM)

Advokasi : What and How?

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : )

RCA / Root Cause Analysis / Analisa Akar Masalah 1. Klasifikasi Insiden

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LETTER OF CONSENT. Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini

BAB 2 FASE DEFINISI Memahami Masalah User

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DINAMIKA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

Metodologi penelitian

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB V PEMBAHASAN. Setelah melakukan analisis data hasil penelitian, selanjutnya peneliti dapat

BAB X ANALISIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) SEMI TERSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

Perencanaan yang baik harus dapat menjawab 6 pertanyaan yang disebut unsur-unsur perencanaan : Tindakan apa yang harus dikerjakan (what) Apa sebab

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

Kewirausahaan II. Risiko dalam Wirausaha. HARTRI PUTRANTO,SE.MM HP : : Modul ke: Fakultas FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

2 Namun pembelajaran matematika di sekolah memiliki banyak sekali permasalahan. Majid (2007:226) menyatakan bahwa masalah belajar adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat

BAB III DECISION SUPPORT SYSTEM

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

PERILAKU KEORGANISASIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting yang memberikan kemungkinan hidup, perkembangan dan memperlancar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Buat Lima Prosedur Ini Bekerja bagi Anda

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT

Pertemuan-3 PROPOSAL PENELITIAN 4-2

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha

HUBUNGAN ANTARA KOMPETISI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh disebabkan adanya saling

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk


BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.

9. PROSES ORGANISASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online

Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok - edit

Pasal. Bagaimana Pemimpin Membuat Perencanaan

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Pasal 9 SERI KEPEMIMPINAN Bagaimana Pemimpin Mengambil Keputusan

2

Daftar Isi PASAL 9 Bagaimana Pemimpin Mengambil Keputusan 1 Pendahuluan 6 Konsep: Masalah, Pilihan, Pengambilan Keputusan, dan Tujuan 8 Penutup 31 3

BAGAIMANA PEMIMPIN MENGAMBIL KEPUTUSAN Pendahuluan Salah satu tantangan berat yang dihadapi oleh berbagai pemimpin kini adalah arus masalah yang datang terus menerus. Dunia memang memiliki banyak pasokan masalah yang dapat memasuki pelayanan Anda sebagai pemimpin. Entah Anda melayani di dunia politik, bisnis atau non profit, masalah selalu ada. Entah Anda melakukan pelayanan sebagai pemimpin team kecil, pemimpin organisasi atau pemimpin di masyarakat, masalah tetap tidak absen dari hidup Anda. 4

Jadi, kita tidak dapat menghindar daripadanya. Bahkan waktu munculnya maslaah tidak dapat dikendalikan dengan mudah. Dalam bekerja, setiap saat masalah dapat menantang kita untuk mengambil keputusan. Keputusan yang tepat membuat masalah tadi terpecahkan dan kita mencapai apa yang diidam-idamkan. Sebaliknya keputusan yang keliru akan memperparah masalah tadi, bahkan menimbulkan tambahan masalah, sehingga kerja mungkin tidak lagi terasa indah. Apakah definisi masalah itu? Banyak definisi telah diajukan tentang hal ini. Umumnya definisidefinisi tersebut memiliki kesamaan tentang kandungan isi dan faktor-faktor suatu masalah. Suatu masalah hadir karena 1. Adanya gap atau kesenjangan antara kenyataan, titik berangkat, dengan tujuan yang ingin diraih atau standar yang ingin dicapai. 5

2. Adanya halangan dan kesulitan untuk menjembatani kesenjangan itu. 3. Adanya kemungkinan penyelesaian masalah bila perumusannya benar. Sebenarnya, proses pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif pemecahan masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Bila dilakukan secara nalar, memang proses ini lebih panjang dan makan waktu, namun kemungkinan kesalahannya dapat diperkecil. Konsep: masalah, pilihan, pengambilan keputusan, dan tujuan Bayangkan ada sebuah perjalanan yang harus dilakukan oleh sekitar 3.000.000 orang yang baru dibebaskan dari perbudakan di Mesir menuju ke Kanaan. Anda harus memimpin mereka, melalui beberapa seri pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah di tahun 1500 SM. Anda dapat mengorganisir mereka, atau dapat pula mencari koalisi dengan bangsa lain yang lebih 6

besar. Anda dapat mempercepat langkah mereka, atau mengajak mereka beristirahat. Sementara itu, Anda perlu menentukan bagaimana memenuhi kebutuhan makanan, keamanan, dan kesehataan orang banyak tadi. Sejarah mencatat fakta seperti ini: KARENA KEPUTUSAN YANG KELIRU (KARENA KEGAGALAN MEMILIH ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH YANG BAIK) MAKA PERJALANAN YANG MESTINYA DAPAT TERSELESAIKAN DALAM 2 TAHUN, BARU RAMPUNG DALAM 40 TAHUN LEBIH. Apa yang terjadi? Seringkali, dalam menghadapi berbagai masalah tersebut, seorang pemimpin atau orang-orang di sekitarnya terlalu cepat menyimpulkan dan mengambil pilihan tindakan. Berulang-ulang sejarah mencatat kesalahan serupa ini dan akibatnya yang fatal. Menyerahnya angkatan laut Itali kepada kekuatan sekutu yang 7

jauh lebih kecil dari mereka adalah suatu contoh kesalahan fatal tersebut. Contoh lain ialah bagaimana pabrik-pabrik sepeda motor di Eropa memutuskan untuk mengabaikan produk sepeda motor Jepang di tahun 1970an, akibatnya perusahaan Jepang leluasa menguasai dunia. Untuk dapat menghindarkan diri dari pengambilan keputusan yang terburu-buru dan subjektif beberapa hal perlu disadari sebagai landasan dasar pendekatan. Pertama ialah Anda harus mampu membedakan dengan tajam, antara fakta dan tafsiran atau pendapat mengenai fakta tadi. 1. Fakta Sebagai Titik Berangkat Perumusan masalah dimulai dengan mengkaji fakta-fakta yang ada. Seringkali hal yang kedengarannya sederhana ini menjadi sumber kegagalan pengambilan keputusan yang benar. Masalah yang sering muncul dalam pengkajian fakta adalah pemimpin dan orang yang ada di sekitarnya sering membaurkan fakta dengan 8

tafsiran tentang fakta tersebut. Kesulitan untuk mendapatkan fakta yang benar-benar terjadi untuk membedakannya dengan tafsiran disebabkan oleh: Karena corak budaya tertentu dimiliki oleh para pengambil keputusan sehingga menimbulkan prasangka bersama. Jadi hanya ada satu sudut pandang yang sang pengambil keputusan yakini benar, atau suatu nilai yang dianggap sahih untuk semua situasi. Misalnya, seorang yang datang dari suku bangsa yang menekankan individualisme akan mengambil keputusan yang diwarnai nilai ini Sudut pandang terhadap fakta terjadi karena posisi atau peran yang dimainkan oleh orang tersebut. Posisi dalam organisasi, atau kedudukan di masyarakat maupun posisi geografis akan sangat menentukan sudut pandang seseorang. Seorang yang mengambil keputusan sebagai kepala sekolah akan menggunakan 9

pertimbangan yang berbeda dibandingkan bila ia mengambil keputusan sebagai pengurus sekolah tadi. Tingkat kemampuan/skill pengamatan yang dimiliki. Kualitas skill ini yang dimiliki seorang pemimpin akan tergantung pada sikap, kejelian, serta hasil latihan yang ia miliki. Seorang penjahit yang berjalan bersama seorang arsitek di Jakarta akan memperhatikan hal-hal yang terkait hanya dengan pekerjaan mereka. 2. Pertanyaan sebagai alat: Alat yang menjadi prasyarat proses pengambilan keputusan adalah kemampuan dan keberanian untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat. "Kemampuan mengajukan pertanyaan yang tepat merupakan titik berangkat dan 50 persen keberhasilan penyelesaian tugas manajerial yang benar, "kata Peter Drucker. Kekuatan manajemen Jepang adalah pada hal ini." Kenapa? Pertanyaan yang 10

benar dan berbeda-beda dapat menolong orang untuk tiba pada kejelasan masalah. Meningkatkan kemampuan ini dapat dilakukan dengan cara di bawah ini: Biasakan mengajukan serentetan pertanyaan: What When Where Who Why How?????? Hal ketiga yang perlu dicatat ialah bahwa kemampuan menstrukturkan fakta dengan efisien yang dimiliki seorang pemimpin berkaitan dengan "muatan" pada memorinya. Karena itu, kemampuan ini akan terkait dengan kualitas pembelajaran dirinya. Sejumlah fakta yang tidak terstruktur dan tidak saling terkait dapat membuat seorang pemimpin tenggelam dalam upaya analisis dan penentuan masalahnya. 11

3. Parameter masalah perlu dipahami. Seorang pemimpin juga kerap tidak bisa membedakan fakta yang terkait langsung dengan urusan kita dengan fakta yang tidak terkait dengannya. Fakta yang terkait dan tidak terkait tentunya ditentukan oleh pembatasan kita tentang lingkup urusan tadi. Seorang yang mudah menganggap masalahnya sangat terbatas akan jatuh ke dalam myopia atau pandangan pendek dan terbatas, sehingga mengabaikan faktor-faktor yang tidak langsung berperan bagi organisasi atau komunitas yang ia layani. Contoh yang jelas adalah bagaimana para produsen botol hancur dalam waktu pendek ketika kemasan botol plastik muncul dipasaran dan mereka mengabaikannya. Sebaliknya bila ia menganggap semua masalahnya sangat kompleks dan luas, akan jatuh kedalam percakapan dan analisis yang berkepanjangan tanpa tindakan yang tepat. Kegagalan negara Indonesia menghadapi krisis dollar di tahun 1998 ketika Thailand sudah 12

hancur terlebih dahulu merupakan contoh hal tadi. Langkah-langkah Jadi bagaimana? Secara umum ada tujuh langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam menghadapi masalah: 1. Tanyakan pada diri sendiri, apakah masalah ini berada dalam wewenang Anda untuk menyelesaikannya. Bila benar, maka mulailah memasuki proses pengambilan keputusan lebih jauh. Sebaliknya bila masalah tadi tidak berada di bawah wewenang Anda, sampaikanlah adanya masalah pada yang berwenang. Dalam tahap ini tentukan juga siapa saja yang seharsunya perlu dikonsultasikan? 13

2. Kumpulkan fakta dan pisahkan dari interpretasi atau pendapat. Sejumlah pertanyaan perlu diajukan. 3. Identifikasikan masalah utama atau masalah sebenarnya dari masalahmasalah ikutan atau turunan. Ajukan pertanyaan seperti ini berkali-kali Mengapa begitu? 4. Analisis dan bila perlu cari tambahan fakta. Misalnya tentukan jenis apakah masalah ini. (kompleks atau sederhana, rutin atau tidak terencana) a. Urgent bisa ditunda penanganannya karena merupakan masalah kronis. b Masalah berstruktur tunggal Penyelesaian tunggal Masalah berstruktur ganda Masalah potensial Penyelesaian ganda Masalah tidak kentara strukturnya Penyelesaian? 14

5. Tentukan berbagai pilihan-pilihan untuk melakukan penggarapan masalah ini. Ingatkan diri bahwa cara yang selalu digunakan sejauh ini tidak selalu merupakan cara terbaik di dalam menangani masalah pada hari ini. 6. Tentukan pilihan-pilihan penyelesaiannya. Ingatkan diri dan pengambil keputusan yang lain mengenai sistem nilai dan rambu-rambu kebijakan di dalam organisasi atau komunitas dimana Anda berada. Jadikan rambu-rambu tadi sebagai acuan pilihan yang diambil 7. Tentukan rencana pelaksanaan, team pelaksananya, batasan waktu, kebijakan dasar, dana, dan batas wewenang dalam pelaksanaan. 15

Rincian secara jelas tentang beberapa dari langkah di atas akan dipapaprkan selanjutnya Fokus pada Perumusan Masalah Dalam banyak kasus, suatu masalah dirumuskan secara salah, karena tekanan-tekanan waktu, budaya organisasi tertentu. Perumusan masalah juga terkait dengan sudut pandang. Karenanya beberapa proses harus dipastikan hadir. Mulai Fakta Terkumpul? Tidak Terpisah dari Interpretasi? Periksa Taxonomy/jenis Tidak Rumusan Masalah COCOK DENGAN SEMUA FAKTA 16 Yes LANJUTKAN PROSES

Apakah ciri suatu perumusan masalah yang baik? Sebuah perumusan yang baik mengidentifikasikan semua elemen-elemen yang relevan, elemen apa yang absen, dan elemen apa yang perlu ditambahkan. Alternatif Penanganan/Pengambilan Keputusan Sebelum memasuki babak ini marilah kita tengok soal taxonomy dari masalah. Suatu tindakan yang penting dalam penanganan masalah ialah mendapatkan kejelasan dari struktur masalahnya. Menurut Neimark, seorang ahli dalam pola pikir, dalam menghadapi masalah lebih baik terlebih dulu kita meneliti dan menangkap struktur masalahnya daripada isi masalah. Struktur ini dapat dikenali dengan kita mengenali di dalam kelas mana masalah ini termasuk. Sayang sekali taxonomy dari masalah diusulkan berbeda-beda oleh berbagai ahli. Menurut Neimark, problem yang paling sederhana ialah problem yang elemen-elemennya kentara. Umumnya persoalan-persoalan seperti ini memiliki 17

solusi/penyelesaian tunggal, walaupun ada solusi lain yang mungkin diajukan. Penyelesaian dimulai dengan restrukturisasi elemen ini sehingga semakin kentara kaitannya. Untuk jenis problem yang lain mungkin informasi yang tersedia mengenai elemen-elemen problem ini tidak cukup lengkap, sehingga informasi tambahan dibutuhkan untuk merumuskan masalah ini lebih jelas. Problem-problem ini disebut sebagai problem diagnostik. Biasanya problem serupa ini memiliki berbagai kemungkinan solusi. kata kunci untuk menyelesaikannya ialah strategi optimalisasi informasi, yaitu melengkapi informasi secara efektif dan efisien. Jenis ketiga ialah masalah yang tidak terstruktur dengan kemungkinan adanya berbagai tujuan dan solusi. Kata kunci pada penyelesaiannya ialah pengenalan akan berbagai alternatif perumusan masalah, tujuan dan penyelesaiannya. Perencanaan Solusi Dalam proses perencanaan solusi beberapa faktor perlu dipertanyakan: 18

Alternatif solusi yang bisa dikenali. Suatu solusi dapat hadir sebagai solusi tunggal, namun bisa juga muncul dalam rangkaian bersama solusi yang lain (multiple solution). Karena itu pengenalan pada alternatif-alternatif solusi merupakan hal yang penting. Pengenalan ini dapat dilakukan dengan teknik brainstorming group, atau Delphi method. Pada awal proses ini hendaklah dijaga agar tidak ada suara/pendapat yang diredam atau dikuburkan. Kriteria yang akan dipergunakan untuk memakai alternatifalternatif tersebut. Alternatif-alternatif yang dikenali dapat disaring lebih lanjut berdasarkan kriteria yang disepakati bersama. Untuk memiliki kesepakatan ini, tentunya diperlukan suatu proses tersendiri. Contoh suatu kriteria ialah, kami akan meneliti alternatif mana yang memberikan hasil yang terbanyak dengan cara yang murah serta jujur. Juga kenali aspirasi atau keinginan dari mereka yang: memutuskan mempengaruhi keputusan menjadi inisiator untuk memproses masalah tersebut mereka yang mempergunakan hasil keputusan tadi 19

Selain pengenalan pada kriteria, alternatif-alternatif yang ada perlu dikaji dengan mempertanyakan, "Apakah orang-orang bersedia menerimanya?" Pertanyaan ini penting karena suatu keputusan yang baik pun akan terbuang percuma apabila tidak ada orang yang bersedia menerima serta mematuhinya. Kenali juga dua jenis resiko yang mungkin dihadapi: resiko yang perlu diambil dan tak perlu diambil resiko yang dapat diperhitungkan dan sulit diperhitungkan Semua keputusan mengambil resiko tertentu ada resiko yang sangat tinggi, namun ada pula resiko yang bisa diperhitungkan. RESIKO Tinggi Medium Rendah BESARNYA HASIL Tinggi 1 2 3 Menengah 4 5 6 Rendah 7 8 9 20

Bagaimana melihat suatu resiko akan berkaitan dengan sasaran dan hasil yang hendak dicapai. Dalam hal ini terdapat 9 macam kemungkinan kombinasi antara hasil dan resiko, seperti: 1. penyelam mutiara 2. body guard profesional 3. pelatih profesional 4. petinju 5. dosen 6. guru 7. supir ojek 8. supir mikrolet 9. memancing Pelaksanaan Pengambilan Keputusan Pelaksanaan pengambilan keputusan sering menjadi masalah karena keputusan yang mesti ditanggapi oleh banyak orang malah ditangani oleh sedikit orang. Hal sebaliknya juga sering terjadi. Keputusan yang seharusnya dapat ditangani oleh 2-3 orang diserahkan kepada sebuah tim yang terdiri dari 40 orang atau lebih. Akibatnya timbul perdebatan yang tak henti-hentinya. Jadi tentukan dulu cara pengambilan keputusan yang paling cocok dengan situasi dan masalah yang ada: 21

solo tim musyawarah voting, dan lain-lain Penilaian Ulang Setelah keputusan dan pelaksanaan dilakukan, maka penilaian ulang perlu diadakan. Faktor-faktor penentu yang akan dinilai harus diputuskan sejak awal dan tidak setelah pelaksanaan berjalan. Dengan cara ini memang akan mudah terjadi debat yang hangat, namun akurasi akan lebih terjamin. Penutup Apa yang dipelajari sejauh ini merupakan suatu proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara sistimatis dan linear. Ada banyak cara lain yang bisa diterapkan. Program komputer yang canggih untuk membantu proses pengambilan keputusan juga sudah diciptakan seperti Expert System, dan lainlain. Namun dalam prakteknya di dalam pelayanan di dunia ke-3 ada tiga faktor penting dalam proses pengambilan keputusan. Intuisi, pengalaman, pengetahuan, dan fakta. 22