PENYUSUNAN RANSUM UNTUK ITIK PETELUR

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manajemen Pakan pada Itik

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

SUHARTO. Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Bogor RINGKASAN

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan tempat asal dari itik ini. Itik Tegal memiliki kelebihan dibanding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI AYAM KUB. A. Zat-zat gizi dalam bahan pakan dan ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

TINJAUAN PUSTAKA. Nangka memiliki nama latin artocarpus heteropyllus sedangkan dalam

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

[PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG TELUR]

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN LELE, MAS DAN NILA

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

MATERI DAN METODE. Materi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

Pada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat:

MATERI DAN METODE. Materi

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

7 Manfaat Daun Singkong

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

Temu Tekrus Fungsional non Peneliti 2000 Tujuan penulisan makalah ini memberikan informasi bagaimana cara menentukan kualitas dari beberapa bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

RANSUM & PAKAN ITIK. Oleh m Huda romdon BP3K Udanawu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

MANAJEMEN PENGOLAHAN PAKAN RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

Transkripsi:

PENYUSUNAN RANSUM UNTUK ITIK PETELUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 2000

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga selesainya pembuatan brosur ini. Brosur ini merupakan salah satu informasi hash pengkajian IP2TP Jakarta tentang pemberian pakan efisien untuk pemeliharaan itik petelur secara intensif. Penyediaan pakan merupakan salah sate hal yang sangat penting terutama pada pemeliharaan ternak yang dilakukan secara intensif, dimana ternak berada di dalam kandang secara terus menerus dan pakan harus disediakan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Oleh sebab itu biaya pakan yang dikeluarkan dapat mencapai 80% dari seluruh biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan ternak. Salah satu usaha untuk menekan Maya pakan tersebut adalah dengan memakai bahan pakan yang murah harganya, mudah didapat dan tidak bersaing dengan makanan manusia, tanpa mengurangi kualitas atau berpengaruh negatif terhadap ternak. Semoga brosur ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam Penyusunan Ransum Itik Petelur. dan bermanfaat bagi semua pihak. Jakarta, Nopember 2000 Kepala Instalasi, Dr, Ir. Mei Rochjat D., Med. Nip: 080 040 302

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN II. PERSYARATAN 1. Air 2. Protein Dan Energi 3. Vitamin Dan Mineral III. BAHAN PAKAN ALTERNATIF UNTUK TERNAK ITIK 1. Dedak Padi 2. Singkong 3. Bekicot 4. Keong Mas 5. Cangkang 6. lkan Rucah IV PEMBERIAN PAKAN 1. Macam Bahan yang Digunakan 2. Cara Penyusunan Ransum 3. Cara Pemberian Pakan V. ANALISIS USAHA VI. KESIMPULAN DAFTAR BACAAN

I. PENDAHULUAN Di Indonesia, ternak itik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial disamping ayam. Kelebihan dari ternak ini adalah lebih tahan penyakit dibandingkan dengan ayam ras sehingga pemeliharaannya mudah dan tidak banyak mengandung resiko. Umumnya, itik masih dipelihara secara tradisional dengan penggembalaan secara berpindah-pindah dari sawah sate ke sawah yang lain. Dengan semakin sempitnya areal penggembalaan dan banyaknya kasus kematian ternak akibat keracunan pestisida, maka pemeliharaan cara ini makin terancam kelestariannya. Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini adalah dengan mengalihkan sistem pemeliharaannya dari sistem tradisional ke sistem intensif dengan cara dikandangkan. Itik tidak lagi digembalakan di sawah untuk mencari makan sendiri, tetapi pakan dan minum disediakan dalam kandang (Gambar 1). Air untuk berenang-renang tidak disediakan sehingga itik hanya memanfaatkan energinya untuk produksi telur. Keuntungan pemeliharaan itik secara intensif adalah produktivitas telur lebih tinggi, kesehatan dan keselamatan itik lebih terjamin serta biaya pemeliharaan lebih efisien. Produksi telur itik yang dipelihara dengan cara digembalakan rata-rata 124 butir/ekor/tahun, sedangkan dengan sistem pemeliharaan intensif telurnya dapat mencapai lebih dari 200 butir/ekor/tahun. Dengan kata lain, itik yang dikandangkan mampu menghasilkan telur yang lebih banyak dengan produksi yang lebih stabil dan lebih baik mutunya daripada yang digembalakan. Pertimbangan ekonomis lainnya untuk memelihara ink secara intensif

adalah dapat menghemat tenaga. Seorang peternak dalam sistem penggembalaan hanya mampu merawat paling banyak 100 ekor itik, sedangkan dengan cara dikandangkan mampu merawat 600-1.000 ekor itik sekaligus, dengan demikian biaya tenaga kerja lebih sedikit dan usaha ini cocok dijadikan usaha keluarga. Semakin meningkatnya pemeliharaan ink secara intensif (dikandangkan), maka pengetahuan dan keterampilan tentang penyusunan ransum dan pemberian pakan sangat diperlukan. Dalam upaya untuk membantu peternak itik dalam penyusunan ransum yang tepat guna, efisien dan hemat telah dilakukan beberapa kegiatan pengkajian di wilayah DKI Jakarta. Hasil yang diperoleh dalam pengkajian tersebut ditampilkan dalam brosur ini.

II. PERSYARATAN KECUKUPAN GIZI Penyediaan pakan untuk itik yang dipelihara secara intensif wring menjadi kendala dalam peralihan cara pemeliharaan dari tradisional ke intensif, karma itik yang dipelihara secara intensif biasanya diberi pakan produksi pabrik atau pakan komersial yang menghabiskan 60-70% biaya produksi. Hal ini merupakan beban yang cukup berat apabila itik yang dipelihara hanya berproduksi rata-rata kurang dari 60%. Keadaaan ini memacu peternak untuk menyusun ransum itik sendiri. Penggunaan pakan komersial hanya terbatas untuk itik periode awal (umur 0-28 hari), hal ini berkaitan dengan alasan yang sifatnya ekonomis, disamping karma bahan baku pakan itik tidak mudah diperoleh. Pada pemeliharaan itik intensif semua kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhan atau bertelur harus diberikan oleh peternak sehingga biaya yang dibutuhkan untuk pembelian pakan cukup tinggi. Oleh karma itu pemberian pakan yang murah dan memenuhi kebutuhan zat gizi sangat perlu untuk menunjang keberhasilan usaha peternakan itik. Zat gizi yang dibutuhkan oleh itik untuk dapat hidup, bertumbuh dan bertelur adalah: air, protein, sumber energi (lemak dan karbohidrat), vitamin dan mineral. Adapun uraiannya sebagai berikut : 1. Air. Air merupakan zat gizi yang penting terutama untuk proses metabolisme (pemecahan atau pembentukan zat gizi dalam tubuh), pengangkutan zat gizi dan zat khusus didalam darah serta untuk pengeluaran panas tubuh. Penyediaan air secara terus menerus sangat diperlukan karma ternak itik tidak dapat minum air dalam jumlah banyak pada suatu saat. Kekurangan air akan menyebabkan ternak kerdil bahkan mati. Berbeda dengan ayam, selain sebagai zat gizi (diminum), air juga dibutuhkan itik untuk membasahi kepalanya. Oleh karma itu ke dalaman air pada tempat minum harus dapat membasahi kepala itik. 2. Protein dan Energi Protein adalah zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, menggantikan jaringan tubuh yang sudah tua dan untuk pembentukan antibodi yang berguna untuk melawan penyakit di dalam tubuh. Penentuan kebutuhan protein selalu dihubungkan dengan tingkat energi dalam pakan karma protein dapat dijadikan sebagai sumber energi dan dibutuhkan dalam pembentukan protein. Untuk itik periode bertelur, pemberian pakan dengan kadar protein tinggi (18%) dapat memproduksi telur lebih balk dibandingkan pakan dengan kadar protein lebih rendah (16%), sedangkan energi metabolisme untuk itik yang sedang bertelur adalah 2.700 Kkal/kg. Pemberian kadar protein yang lebih rendah menyebabkan telur yang dihasilkan lebih kecil, sedangkan bila kadar energi pakan yang lebih rendah akan menyebabkan penurunan produksi telur, tetapi tidak mempengaruhi berat telur.

3. Vitamin dan Mineral Vitamin adalah zat gizi yang dibutuhkan sebagai pernbantu (katalis) dalam proses pembentukan atau pemecahan zat gizi lain di dalam tubuh, jadi hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral dibutuhkan untuk membentuk kerangka (tulang) tubuh, membantu pencernaan dan metabolisme dalam sel serta untuk pembentukan kerabang (kulit) telur. Zat kapur atau (Calcium = Ca) dan fosfor (P) adalah zat mineral yang paling banyak dibutuhkan. Kedua zat ini mempunyai hubungan yang saling terkait. Untuk itik yang sedang bertelur dibutuhkan zat kapur dan fosfor yang cukup tinggi dalam pakannya berkisar 3,0% Ca dan 0,60% P. Penurunan zat kapur hingga 1,25% dalam pakan menyebabkan penurunan produksi telur dan kerabang telur yang lebih tipis. Kekurangan zat fosfor akan menurunkan nafsu makan dan menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, serta penurunan produksi dan berat telur. Penambahan garam dapur 0,2% hingga 0,5% sudah dapat menunjang pertumbuhan dan produksi telur yang balk. Kebutuhan akan mineral lain (Mg, K, Zn, Fe, I, Mn, Mo, Se, Co, Cl) dan vitamin adalah dalam jumlah yang sangat sedikit. Dalam praktek sehari-hari digunakan campuran mineral dan vitamin (premix) yang telah banyak diperdagangkan dengan komposisi yang telah disesuaikan, sehingga hanya perlu diberikan sebanyak 0,25-0,5 Kg premix untuk tiap 100 Kg pakan. Secara ringkas kebutuhan zat gizi utama untuk itik yang disarankan disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan Beberapa Zat Gizi Untuk Itik Petelur. ANAK (0-8) MINGGU DARA (9-20) MINGGU PETELUR (>20) MINGGU Energi metabolis (KkaI/Kg) 3100 2700 2700 Protein kasar (%) 17-20 15-18 17-19 Ca (%) 0,6-1,0 0,6-1,0 2,9-3,25 P (% 0.6 0,6 0,6

III. BAHAN PAKAN ALTERNATIF UNTUK TERNAK ITIK Banyak bahan pakan alternatif (bahan pakan pilihan) yang bisa digunakan, namun dalam mencari bahan yang akan dipakai hendaknya berpegang pada kadar protein dan energi yang diperlukan itik. Bahan pakan sumber energi untuk itik antara lain adalah dedak padi, jagung, menu, tepung singkong, polar, nasi keying, roti afkir dan mie afkir, namun dalam pemberiannya sebaiknya tidak dalam bentuk keying, tetapi agak basah atau jika terlalu keras perlu direndam sebelum diberikan pada itik. Sebagai contoh perendaman diperlukan jika itik diberi nasi keying, sehingga nasi tersebut menjadi agak lunak/lembek dan dapat ditelan dengan mudah oleh itik. Bahan pakan sumber protein yang sangat disukai oleh itik dalam bentuk segar adalah ikan rucah, cangkang udang dan keong, namun pemberiannya haruslah dalam ukuran yang cukup kecil untuk memudahkan itik menelannya. Selain itu berbagai jenis bahan pakan sumber protein yang berbentuk tepung yang dapat diberikan kepada itik antara lain bungkil kelapa, tepung ikan, bekicot dan sebagainya. Kandungan zat gizi beberapa bahan Tabel 2. Kandungan Nutrisi Beberapa Bahan Pakan. Energi metabolis Protein Jenis Bahan metabolis (kkai-kg) kasar (%) Fosfor tersedia (%) Calsium tersedia (%) Metionin (%) Lisin (%) Dedak padi 2.400 12,0 1.0 0,20 0,25 0,45 Menir 2.660 10,3 0,12 0,09 0,17 0,30 Jagung 3.300 8,5 0,30 0,02 0,18 0,20 Bungkil kelapa 1.410 18,6 0,60 0,10 0,30 0,55 Tepung cangkang udang 2.000 30,0 1.15 7,86 0,57 1,50 Udang segar 2.900 54,20 1,40 4,20 0,57 1,50 Ikan rucah segar 3.122 64,33 3,37 4,15 1,79 5,07 Tepung ikan 2.960 55,11 2,85 5,30 1,79 5,07 Tepung bekicot 2.700 44.0 0,43 0,69 0,89 7,72 Polar 1.300 15,50 1,17 0,14 0,20 0,30 Limbah Roti - 10,50 0,13 0,17 - - Tepung Keong Mas - 46,20 0,35 2,98 0,30 1,37 Tepung Singkong 3.200 2,00 0,40 0,33 0,01 0,07

1. Dedak Padi Dedak path (bekatul) merupakan hash dari prows penggilingan path yang digiling, jumlahnya sekitar 10% dari total berat path. Pemanfaatan dedak sebagai bahan pakan ternak mempunyai kandungan karbohidrat atau sumber energi yang cukup tinggi. Penggunaan dedak path hingga 75% dalam ransum itik petelur tidak mengganggu produksi telur, asalkan kandungan nutrisi yang lainnya cukup. 2. Singkong Singkong merupakan tanaman yang mudah dijumpai dart banyak dihasilkan di Indonesia. Bagian singkong yang dapat digunakan sebagai bahan pakan itik adalah umbi gaplek. Tepung singkong/gaplek mempunyai kandungan karbohidat atau sumber energi yang tinggi, hampir menyamai jagung, tetapi miskin akan protein (sekitar 2%). Pada umbi singkong, sebagian besar sianida terdapat pada kulitnya. Pengupasan kulit umbi, perendaman dan pengeringan dapat menurunkan kadar sianida tersebut. Tepung singkong dapat digunakan dalam pakan ink hingga 30%. Pemberian dalam jumlah yang lebih tinggi akan menyebabkan ternak mencret (diare). 3. Bekicot Bekicot yang umumnya terdapat di pedesaan dapat digunakan sebagai sumber protein untuk itik. Bekicot segar mengandung protein kasar sekitar 15%, kadar protein ini dapat ditingkatkan dengan membuat tepung bekicot (dipisahkan dari kulit, dikeringkan lalu digiling). Tepung bekicot yang dibuat dari bekicot mentah mengandung 52% protein, sedangkan yang dibuat dari bekicot rebus mengandung 32,7% protein. Tepung bekicot mentah dapat dicampurkan dalam pakan itik hingga 15%, sedangkan tepung bekicot rebus hingga 20%.

4. Keong Emas Keong emas balk digunakan untuk campuran pakan itik karma hewan air ini mengandung banyak protein dan kalsium. Pemberian dalam bentuk segar dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap ternak, yaitu dapat menyebabkan penurunan produksi ternak karma di dalam lendir keong tersebut terdapat suatu zat anti nutrisi yang dapat menghambat pertumbuhan ternak, oleh sebab itu dianjurkan menggunakan keong Emas yang telah direbus, karma zat anti nutrisi yang ada akan berkurang atau bahkan hilang setelah proses perebusan selama 15-20 menu. 5. Cangkang Udang Cangkang udang (terdiri dari kepala dan kulit) merupakan limbah yang banyak ditemui di daerah pantai terutama di daerah yang mempunyai pabrik kerupuk udang dan penampungan (pengolahan) udang untuk ekspor. Cangkang udang basah mempunyai kadar air 60-65% dan apabila dikeringkan mengandung 50% protein kasar, 11% calcium dan 1,95% fosfor. Pemberian cangkang udang kering hingga 30,% dapat meningkatkan produksi telur itik cukup tinggi. 6. Ikan Rucah Ikan rucah yang banyak dihasilkan di berbagai daerah dapat digunakan sebagai sumber protein bagi itik. Pemberian ikan rucah akan Baling melengkapi kebutuhan protein jika diberikan bersamaan dengan cangkang udang.

IV. PEMBERIAN PAKAN Berdasarkan hash survei yang dilakukan terhadap peternak itik di Jakarta Timur diketahui bahwa jumlah pakan yang digunakan oleh peternak terbukti sangat berlebihan, yaitu rata-rata sebanyak 380 gr/ekor/hari, jauh melebihi jumlah yang dianjurkan yaitu hanya sebanyak 150 gr/ekor/hari. Kelebihan dalam jumlah pemberian pakan tersebut mengakibatkan terjadinya kelebihan dalam jumlah energi metabolis dan protein kasar. Jumlah energi metabolic dan protein kasar yang diberikan masing-masing 4.800 Kkal/kg dan 40,95%, jauh melebihi kebutuhan itik petelur yang hanya 2.500 Kkal/kg dan 18,28%. Melalui penghematan jumlah pakan yang diberikan akan dapat dilakukan penghematan dalam biaya pakan yang dikeluarkan. 1. Macam bahan pakan yang digunakan Bagi peternak skala kecil dengan jumlah itik puluhan ekor sampai ratusan ekor, dianjurkan untuk mengusahakan pakan alternatif Pakan ini dapat dibuat sendiri dengan alternatif bahan paling murah dan mudah didapat di sekitar lokasi usaha. Berbagai bahan pakan yang dapat digunakan antara lain adalah: dedak, menir, cangkang udang, ikan rucah, seng (ZnSo4), kapur dan Top Mix. Untuk dapat digunakan sebagai bahan pakan terlebih dahulu perlu dilakukan analisis terhadap bahan pakan tersebut, apalagi wring dilaporkan bahwa kandungan gizi suatu bahan pakan dapat berubah tergantung kepada asal bahan tersebut, ada atau tidak adanya pemalsuan, lama/baru kondisi penyimpanan dan prows produksinya. 2. Cara penyusunan Ransum Setelah diketahui kebutuhan gizi serta kandungan gizi bahan pakan yang tersedia, selanjutnya dapat disusun pakan yang tepat agar campuran pakan tersebut dapat memenuhi kebutuhan itik untuk berproduksi dengan baik. Contoh susunan pakan itik petelur adalah sebagai berikut: 1. Dedak = 54,64 % 2. Menir = 13,66 % 3. Cangkang Udang Segar = 19,58 % 4. Ikan Rucah Segar = 9,11 % 5. Seng (ZnSo4) = 0.05 % 6. Kapur = 2,73 % 7. Top Mix = 0,23 % 3. Cara Pemberian Pakan Semua bahan selain cangkang udang dan ikan rucah segar ditimbang untuk keperluan satu minggu. Kemudian dicampur secara merata lalu dibagi menjadi 7 bagian dan masing-masing bagian dimasukkan kedalam kantong plastik yang berbeda. Masing-masing kantong plastik berisi 10,70 kg campuran perhari untuk 100 ekor. Ikan rucah segar (1,37 kg) dan setengah bagian dari pakan campuran dalam kantong plastik

(5,40 kg) diberikan dalam bentuk agak basah pada jam 07.00 (pagi), kemudian cangkang udang segar (2,94 kg) dan setengah bagian dari pakan campuran tadi (5,40 kg) diberikan jam 15.00 (sore hari) dalam bentuk agak basah yaitu dengan jalan menambahkan sedikit air supaya tidak mudah ditiup angin dan memudahkan itik untuk mengkonsumsinya.

V. ANALISIS USAHA Jika dibandingkan dengan penggunaan pakan tradisional, pakan hasil ramuan dapat meningkatkan produksi telur rata-rata sebesar 42,86%, dengan berat telur 68,57 gram, dan kekentalan putih telur (Naught-Unit) 82,54. Selain itu pakan tersebut dapat meningkatkan warm kuning telur sebesar 12,17% yang menimbulkan warm kuning telur cukup baik yaitu warm kuning kemerahan sebagai akibat adanya pigmen astaxanthin didalam cangkang udang. Biaya pakan harian yang diperlukan untuk pemeliharaan 100 ekor itik dengan pemberian pakan tersebut adalah sebesar Rp. 11.048,- jauh lebih murah dibandingkan biaya pakan yang biasa dilakukan petani yaitu Rp. 21.138,-. Sedangkan pendapatan harian yang diperoleh dari hasil penjualan telur itik, jika diumpamakan harga jual telur itik Rp. 600/butir adalah sebesar Rp. 25.716,- Dengan demikian pemeliharaan itik dengan pemberian pakan tersebut mempunyai nilai ekonomis sebesar 2,33% jauh lebih tinggi dibandingkan dengan cara petani (1,08%). Selain itu pendapatan harian yang diperoleh dari pemeliharaan 100 ekor itik dengan menggunakan pakan tersebut sebesar Rp. 14.668, sedangkan dengan cara petani hanya sebesar Rp. 1.614,- jadi akan diperoleh tambahan pendapatan kotor sebesar Rp. 13.054/ 100 ekor/hari untuk penggunaan pakan perbaikan.

VI. KESIMPULAN Penggunaan pakan perbaikan selain terbukti lebih hemat, juga dapat meningkatkan produksi telur itik sebanyak 4,94 butir/ 100 ekor/hari dan mempunyai nilai efisien ekonomi lebih tinggi dari pada pakan tradisional. Tambahan pendapatan kotor yang diperoleh dengan menggunakan pakan perbaikan apabila dibandingkan dengan pakan tradisional adalah sebesar Rp. 13.054/100 ekor/hari. DAFTAR BACAAN Andayani, D. Muflihani, Y. Y.C.Rahardjo, B.Wibowo dan B.Bakrie, 1999. LaporanAkhirPenelitian AdaptifTeknologi Pakan dari Cangkang Udang Ikan Rucah untuk Itik Petelur. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta. BPT, 1990 Potensi Pengembangan Ink dengan Pemeliharaan Terkurung. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Rahardjo, 1985. Nilai Gizi Cangkang Udang dan Pemanfaatannya untuk Ink. Prosidings Seminar Peternakan dan Forum Peternakan Unggas dan Aneka Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor Rasyaf, M.1984. Beternak Itik Petelur. Yayasan Kanisius, Yogyakarta. Sandhy, S.W.2000. Beternak Itik Tanpa Air. Penebar Swadaya Jakarta. Sinurat, A. P.2000. Penyusunan Ransum Ayam Buras dan Itik. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Whendrato, I dan Madyana, LM, 1986. Beternak Itik Tegal Secara Populer. Eka Offset, Semarang. Nomor Oplag Sumber dana Produksi : O1/Bros/IPPTP JKT/2000 : 1000 eksemplar : Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif (PAATP) DKI Jakarta : Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta TIDAK DIPERDAGANGKAN